Anda di halaman 1dari 4

MEKANISASI PENYIMPANAN HASIL PANEN

YANG DISUSUN OLEH


1.Atika Fibrisyafani
2.Putri Febi
3.Tedi Tri Juanda
4.Wellfind Nainggolan
5.Wiwik Wulandari
MEKANISASI PASCA PANEN perontokan,pengeringan dapat ditekan serendah mungkin.
Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan masa Untuk tanaman pangan (padi. jagung dan kedele) teknologi
kegiatan usahatani yang paling kritis. bukan hanya curahan mekanisasi yang ada di pasar sebenarnya sudah tersedia cukup;
tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah namun demikian masalah manajeman sistem mekanisasi
susut. Kehilangan hasil dalam pertanian masih besar dan menjadi faktor kendala yang perlu diperhatikan terutama bagi
penanganan pasca panen juga masih kurang, sehingga produk peneliti/parekayasa mekanisasi, penyuluh dan praktisi yang
yang dihasilkan mutunya kurang baik. Data Litbang bergerak di bidang mekanisasi. Manajemen Sistem Mekanisasi
Departemen Pertanian RI menunjukkan bahwa angka susut maliputi seleksi mesin-mesin yang didasarkan pada aspek
pasca panen juga masih besar yakni berkisar antara 12.5-23%. engineering, agronomi, ekonomi, lingkungan fisik, sosio kultural
Demikian pula untuk komoditas perkebunan, mekanisasi telah dan kelembagaan.Pada komoditi perkebunan rantai terlemah
digunakan terutama untuk pengolahannya; namun demikian dari peningkatan nilai tambah adalah pada prosesing hasil
lebih dari 65% komoditas perkebunan belum dapat diolah perkebunan. Dari statistik perkebunan (1981-1991) dapat
sehingga peluang pengembangan mekanisasi untuk komoditas dilihat bahwa hampir 84% ekspor hasil perkebunan adalah
ini masih terbuka luas. Menurut Tjahyo Hutomo dkk. dalam bentuk bahan mentah dan hanya 16% yang berbentuk
menunjukkan bahwa rendemen penggilingan padi hanya olahan. Angka ini diperkirakan masih tetap tidak berubah
mencapai rata rata 59%, sedangkan angka rendemen pada banyak sampai sekarang karena orientasi pada diversifikasi
proyeksi pengadaan pangan adalah 63%. Suatu hal yang masih lemah,meskipun sudah mengarah kepada
memiliki resiko tinggi pada ketahananan pangan, dan hal ini perbaikan.Mengingat hal tersebut dan mempertimbangkan
bisa merupakan indikasi kelemahan pada sistem kelembagaan peluang pertumbuhan dan kompetisi global,maka perlu
perberasan nasional. Indikasi penurunan susut pasca panen ini perhatian pada pentingnya riset engineering alat dan mesin di
memberikan gambaran beratnya usaha-usaha penekanan susut bidang pasca produksi baik pada tahap primer sampai
yang sama beratnya dengan usaha paningkatan produksi padi. penanganan hasil pengolahan termasuk pada aspek kemasan
Jika potensi penyerapan teknologi pasca panen dapat meningkat
dengan cukup cepat, maka susut karena rusak panen,
produk.Pada tanaman hortikultura, teknologi pasca panen pangan. Susut mutu merupakan masalah yang sering terjadi
mampu memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu dalam penyimpanan beras. Menurut Direktorat Penanganan
pada penanganan segar, meningkatkan nilai tambah pada Pasca Panen pada tahun 2007, susut bobot selama
dengan proses pengolahan yang benar dan tepat, tanpa penyimpanan gabah/beras sebesar 1,68% (Haryadi, 2010). Jika
mempengaruhi rasa dan aroma. Demikian pula teknik sensing, dikonversikan pada produksi padi Kalteng yang sebesar
teknik kemasan aktif, dan berbagai penerapan teknologi 578.761 ton, berarti kehilangan selama penyimpanan sebesar
elektronik dapat membantu dalam grading, sortasi tanpa 9723,18 ton. Belum lagi susut mutu yang dapat menyebabkan
merusak (NonDestructive Test). Prinsip-prinsip keteknikan penurunan harga.Kendala penyimpanan beras, terutama di
(engineering) ini sekarang sudah diterapkan oleh negara daerah tropis adalah tingginya suhu dan kelembaban sehingga
negara maju, dan bahkan negeri tetangga Malaysia dan beras rentan terhadap kerusakan, baik yang disebabkan oleh
Thailand untuk meningkatkan produk-produk pertaniannya respirasi biji, adanya infestasi hama maupun cendawan. Salah
supaya dapat lebih bersaing di pasar global. satu upaya untuk meminimalisir pengaruh lingkungan adalah
Pada tanaman padi, proses pasca panen adalah dengan cara pengemasan yang baik.Adanya kemasan dapat
serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan. membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi
Prosesproses tersebut dapat berupa perontokan, pembersihan, bahan yang ada di dalamnya. Kemasan plastik memiliki fungsi
pengeringan serta penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa pasif melindungi produk yang dikemas terhadap kerusakan
kegiatan penanganan pasca panen, yaitu : Kalimantan Tengah yang disebabkan faktor eksternal terkait dengan penanganan,
dengan 2,18 juta penduduk, mengkonsumsi beras sebagai bantingan dan serangan mikro dan makroorganisme (seperti
bahan makanan pokok. Peningkatan produksi beras senantiasa serangga). Film plastik juga melindungi produk dari perubahan
diupayakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada tahun komposisi yang disebabkan reaksi enzimatik patogen maupun
2009 produksi padi di Kalimantan Tengah mencapai 578.761 non patogen seperti oksidasi atau hidrolilsis lipid, browning,
ton meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 522.732 degradasi vitamin dll dan terhadap perubahan kelembaban,
ton. (BPS Kalteng, 2010)Penyimpanan merupakan suatu hal suhu dan intensitas cahaya (Riudavets et al, 2007).
yang tak dapat dihindari terkait dengan ketersediaan stok
Penggunaan plastik hermetik pada beras pecah kulit
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kondisi oksigen
penyimpanan selama 8 bulan dari 21% turun ke taraf 8-10 %
yang berarti dapat menekan populasi serangga hidup,
dibandingkan dengan kemasan lainnya (Rahmad, 2009).

Anda mungkin juga menyukai