Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Dasar-Dasar Teknologi dan Mekanisasi Pertanian

TEKNOLOGI DAN MEKANISME PERTANIAN

DISUSUN OLEH:

SITTI NURANNISA

G021221028

DDTM-E

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanisasi pertanian secara luas bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian membantu
mengatasi masalah berkurangnya tenaga kerja di pedesaan terutama saat
panen raya, pengolahan dan penanaman serempak, memungkinkan kerja
yang cepat dan tepat waktu, meningkatkan efisiensi serta efektivitas dan
meningkatkan produktivitas kerja. Perubahan dalam sektor ketenagakerjaan
pertanian mencakup penurunan minat generasi muda untuk bekerja di bidang
pertanian dan munculnya fenomena ‘aging’ dalam stuktur tenaga kerja
pertanian. Sehingga mendorong penggunaan alat dan mesin pertanian
(alsiltan) dalam berbagai tahapan pertanian seperti pada tahap pemanenan.

Pemanfaatan alat mesin pertanian (alsiltan) dalam pengembangan


mekanisasi pertanian memiliki beberapa peran, antara lain menyediakan
tenaga kerja mekanis tambahan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja
manusia, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, mengurangi kerugian dan
menjaga kualitas hasil pertanian, meningkatkan nilai tambah dari hasil
pertanian dan limbahnya, mendukung penyediaan peralatan dan input
pertanian, mengurangi kelelahan dalam kegiatan produksi pertanian dan
membantu tranformasi pertanian tradisional ke model yang lebih moder,
efisien, dan efektif, yang berdampak pada perubahan budaya bisnis.

1.2 Tujuan Penulisan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Pasca Panen

Penanganan pasca panen memiliki tujuan agar hasil tanaman tetap


dalam kondisi baik dan sesuai untuk segera di konsumsi atau untuk dijadikan
sebagai bahan baku pengolahan. Terdapat beberapa perlakuan untuk
penanganan pasca panen yang berbeda pada berbagai bidang kajian,
diantaranya yaitu:

 Pengelolaan pasca panen pada tanaman perkebunan yang ditanam


dalam skala besar seperti kopi, teh, tembakau, dan lain-lain, sering
disebut sebagai tahap pengolahan primer. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk industri pengolahan. Dalam prosesnya melibatkan sejumlah
tindakan penanganan seperti pelayuan, penjemuran, pengupasan,
pencucian, fermentasi dan lain sebagainya.
 Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang
berupa biji-bijian, ubi-ubian, dan kacang-kacangan bertujuan untuk
menjaga agar komoditas yang telah dipanen tetap dalam kondisi baik,
layak dan enak dikonsumsi saat disimpan dalam jangka waktu
tertentu. Proses ini melibatkan perontokan, pengupasan, pembersihan,
pengeringan, pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan
hama, dan pengelolaan penyakit serta langkah-langkah lainnya.
 Pengelolaan pasca panen pada hasil hortikultura yang umumnya
dikonsumsi segar dan rentan terhadap kerusakan bertujuan untuk
menjaga kesegaran dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak
diinginkan selama masa penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas,
pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong keras, ubi
yang berubah warna menjadi hijau, terlalu matang, dan sebagainya.
Langkah-langkah yang diterapkan mencakup pembersihan,
pengikatan, proses curing, sortasi, grading, pengemasan,
penyimpanan dalam suhu dingin, pelilinan, dan berbagai metode
lainnya.
Pembersihan hasil panen adalah kegiatan menghilangkan kotoran fisik,
kimiawi, dan biologis. Pembersi

2.2 Mesin Panen dan Perontok

Organisasi-organisasi internasional telah lama mengembangkan


teknologi mekanisasi pertanian, terutama dinegara-negara maju. Beberapa
program pengembangan mekanisasi pertanian telah berhasil meskipun
beberaoa juga mengalamani kegagalan. Keberhasilan pengembangan
mekanisasi pertanian dipengaruhi oleh fakto-faktor seperti kondisi iklim,
sistem sosial, budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Praktik
budidaya pertanian dapat di bedakan menjadi dua jenis, yang dilakukan
dalam lahan (on farm) seperti proses tanam hingga panen, dan yang
dilakukan di luar lahan (off farm) seperti penggilingan dan kegiatan lainnya.

Panen adalah serangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya yang


dilakukan berdasarkan umur, waktu dan metode yang sesuai dengan
karakteristik produk. Meskipun panen merupakan tahap terakhir dalam
proses bercocok tanam, namun ia menandai awal dari rangkaian pekerjaan
pasca panen, termasuk persiapan untuk pemyimpanan dan pemasaran.
Produk pertanian yang dipanen akan melewati beberapa tahap sebelum
sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu perencanaan yang matang
diperlukan untuk memastikan bahwa proses pasca panen dilakukan dengan
baik dan sesuai.
Mesin panen dan perontok adalah teknologi pertanian yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas hasil pertanian. Mesin panen
dirancang untuk mengumpulkan hasil pertanian seperti padi, jagung, ubi-
ubian, buah-buahan dan lain sebagainya secara otomatis, menggantikan
pekerjaan manual yang membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak. Mesin
perontok adalah mesin yang digunakan untuk memisahkan buah dari
tangkainya setelah panen di lakukan.

Dalam konteks pemanenan padi di Indonesia, terdapat tiga metode


umum yang digunakan yaitu metode tradisional dengan ani-ani, metode
manual dengan menggunakan sabit, dan metode mekanis dengan bantuan
mesin pemanen. Mesin-mesin pemanen padi mekanis mencakup beberapa
tipe, seperti reaper (windrower) yang melakukan pemotongan dan
penyebaran hasil potongan dalam alur, atau reaper tipe pengumpul yang
memotong dan mengumpulkannya. Selain itu terdapat mesin binder yang
memotong dan mengikat hasil panen serta Combine Harvester yang
memotong dan merontokkan padi.

Mesin pemanen padi telah mengalami perkembangan menjadi mesin


pemanen padi kombinasi (rice combine harvester). Mesin kombinasi ini
memiliki beberapa fungsi, termasuk memetik, merontokkan, memisahkan
hasil perontokan dari biomassa dan menampung sementara hasil
perontokan. Dengan demikian, mesin ini dapat melakukan beberapa tugas
sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pemanenan padi.

Pemanenan jagung masih sering dilakukan secara manual,


menghasilkan kapasitas yang rendah, membutuhkan banyak tenaga kerja
dan tidak memberikan jagung pipilan secara langsung. Namun, untuk
meningkatkan efesiensi, telah banyak dikembangkan mesin kombinasi
pemanen dan perontok jagung berkapasitas besar. Mesin ini telah diterapkan
dan digunakan di beberapa negara maju dan diluar negeri. Beberapa contoh
mesin pemetik jagung yang telah dikembangkan meliputi Corn ear cutter
machine, Auger stripper assembly for a combine corn head, dan Corn head
snapping rolss.

Mesin pemanen jagung merupakan perangkat yang kompleks, dengan


banyak bagian yang harus di uji untuk memastikan keberhasilan mekanisme
kerjanya. Sebuah konsepsi mesin panen jagung yang kompak dan memiliki
kemampuan bergerak sendiri (self propelled). Setidaknya terdiri dari
beberapa komponen utama, termasuk pemotong batang, pemisah batang
dan buah, pengarah buah hasil pemisahan ke bagian perontok, perontok dan
pemisah hasil biji dan limbah.

2.3 Pengeringan Tradisional

2.4 Pengeringan Mekanis


BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai