Mekanisasi pertanian secara luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian membantu mengatasi masalah berkurangnya tenaga kerja di pedesaan terutama saat panen raya, pengolahan dan penanaman serempak, memungkinkan kerja yang cepat dan tepat waktu, meningkatkan efisiensi serta efektivitas dan meningkatkan produktivitas kerja. Perubahan dalam sektor ketenagakerjaan pertanian mencakup penurunan minat generasi muda untuk bekerja di bidang pertanian dan munculnya fenomena ‘aging’ dalam stuktur tenaga kerja pertanian. Sehingga mendorong penggunaan alat dan mesin pertanian (alsiltan) dalam berbagai tahapan pertanian seperti pada tahap pemanenan.
Pemanfaatan alat mesin pertanian (alsiltan) dalam pengembangan
mekanisasi pertanian memiliki beberapa peran, antara lain menyediakan tenaga kerja mekanis tambahan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja manusia, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, mengurangi kerugian dan menjaga kualitas hasil pertanian, meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian dan limbahnya, mendukung penyediaan peralatan dan input pertanian, mengurangi kelelahan dalam kegiatan produksi pertanian dan membantu tranformasi pertanian tradisional ke model yang lebih moder, efisien, dan efektif, yang berdampak pada perubahan budaya bisnis.
1.2 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknologi Pasca Panen
Penanganan pasca panen memiliki tujuan agar hasil tanaman tetap
dalam kondisi baik dan sesuai untuk segera di konsumsi atau untuk dijadikan sebagai bahan baku pengolahan. Terdapat beberapa perlakuan untuk penanganan pasca panen yang berbeda pada berbagai bidang kajian, diantaranya yaitu:
Pengelolaan pasca panen pada tanaman perkebunan yang ditanam
dalam skala besar seperti kopi, teh, tembakau, dan lain-lain, sering disebut sebagai tahap pengolahan primer. Tujuan dari tahap ini adalah untuk industri pengolahan. Dalam prosesnya melibatkan sejumlah tindakan penanganan seperti pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dan lain sebagainya. Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian, ubi-ubian, dan kacang-kacangan bertujuan untuk menjaga agar komoditas yang telah dipanen tetap dalam kondisi baik, layak dan enak dikonsumsi saat disimpan dalam jangka waktu tertentu. Proses ini melibatkan perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama, dan pengelolaan penyakit serta langkah-langkah lainnya. Pengelolaan pasca panen pada hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan rentan terhadap kerusakan bertujuan untuk menjaga kesegaran dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak diinginkan selama masa penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong keras, ubi yang berubah warna menjadi hijau, terlalu matang, dan sebagainya. Langkah-langkah yang diterapkan mencakup pembersihan, pengikatan, proses curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dalam suhu dingin, pelilinan, dan berbagai metode lainnya. Pembersihan hasil panen adalah kegiatan menghilangkan kotoran fisik, kimiawi, dan biologis. Pembersi
2.2 Mesin Panen dan Perontok
Organisasi-organisasi internasional telah lama mengembangkan
teknologi mekanisasi pertanian, terutama dinegara-negara maju. Beberapa program pengembangan mekanisasi pertanian telah berhasil meskipun beberaoa juga mengalamani kegagalan. Keberhasilan pengembangan mekanisasi pertanian dipengaruhi oleh fakto-faktor seperti kondisi iklim, sistem sosial, budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Praktik budidaya pertanian dapat di bedakan menjadi dua jenis, yang dilakukan dalam lahan (on farm) seperti proses tanam hingga panen, dan yang dilakukan di luar lahan (off farm) seperti penggilingan dan kegiatan lainnya.
Panen adalah serangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya yang
dilakukan berdasarkan umur, waktu dan metode yang sesuai dengan karakteristik produk. Meskipun panen merupakan tahap terakhir dalam proses bercocok tanam, namun ia menandai awal dari rangkaian pekerjaan pasca panen, termasuk persiapan untuk pemyimpanan dan pemasaran. Produk pertanian yang dipanen akan melewati beberapa tahap sebelum sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu perencanaan yang matang diperlukan untuk memastikan bahwa proses pasca panen dilakukan dengan baik dan sesuai. Mesin panen dan perontok adalah teknologi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas hasil pertanian. Mesin panen dirancang untuk mengumpulkan hasil pertanian seperti padi, jagung, ubi- ubian, buah-buahan dan lain sebagainya secara otomatis, menggantikan pekerjaan manual yang membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak. Mesin perontok adalah mesin yang digunakan untuk memisahkan buah dari tangkainya setelah panen di lakukan.
Dalam konteks pemanenan padi di Indonesia, terdapat tiga metode
umum yang digunakan yaitu metode tradisional dengan ani-ani, metode manual dengan menggunakan sabit, dan metode mekanis dengan bantuan mesin pemanen. Mesin-mesin pemanen padi mekanis mencakup beberapa tipe, seperti reaper (windrower) yang melakukan pemotongan dan penyebaran hasil potongan dalam alur, atau reaper tipe pengumpul yang memotong dan mengumpulkannya. Selain itu terdapat mesin binder yang memotong dan mengikat hasil panen serta Combine Harvester yang memotong dan merontokkan padi.
Mesin pemanen padi telah mengalami perkembangan menjadi mesin
pemanen padi kombinasi (rice combine harvester). Mesin kombinasi ini memiliki beberapa fungsi, termasuk memetik, merontokkan, memisahkan hasil perontokan dari biomassa dan menampung sementara hasil perontokan. Dengan demikian, mesin ini dapat melakukan beberapa tugas sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pemanenan padi.
Pemanenan jagung masih sering dilakukan secara manual,
menghasilkan kapasitas yang rendah, membutuhkan banyak tenaga kerja dan tidak memberikan jagung pipilan secara langsung. Namun, untuk meningkatkan efesiensi, telah banyak dikembangkan mesin kombinasi pemanen dan perontok jagung berkapasitas besar. Mesin ini telah diterapkan dan digunakan di beberapa negara maju dan diluar negeri. Beberapa contoh mesin pemetik jagung yang telah dikembangkan meliputi Corn ear cutter machine, Auger stripper assembly for a combine corn head, dan Corn head snapping rolss.
Mesin pemanen jagung merupakan perangkat yang kompleks, dengan
banyak bagian yang harus di uji untuk memastikan keberhasilan mekanisme kerjanya. Sebuah konsepsi mesin panen jagung yang kompak dan memiliki kemampuan bergerak sendiri (self propelled). Setidaknya terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk pemotong batang, pemisah batang dan buah, pengarah buah hasil pemisahan ke bagian perontok, perontok dan pemisah hasil biji dan limbah.