Anda di halaman 1dari 16

Agroprimatech

Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

KEANEKARAGAMAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT


MASYARAKAT PADA PASAR 7 MARELAN KECAMATAN MEDAN MARELAN
KOTA MEDAN

SENO AJI1
1
Dosen Fakultas Agro Teknologi, Universitas Prima Indonesia
Email: senoaji@unprimdn.ac.id

ABSTRAK

Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai
luas sekitar 44,47 km2. Pada Pasar 7 di Kecamatan Medan Marelan terdapat banyak perkebunan
kelapa sawit mayarakat, dan pada perkebunan masyarakat banyak keanekaragaman jenis gulma
dan luas areal perkebunan kelapa sawit seluas 1 ha. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
Juli 2022 dengan metode survey teknik pencuplikan sampel secara Purposive sampling. Tujuan
untuk mengetahui keanekaragaman jenis gulma yang terdapat di perkebunan sawit masyarakat,
Desa Lengau Seprang, Deli Serdang dengan pengamatan jenis gulma menggunakan metode
kuadrat dengan petak contoh seluas 1 x 1 m sebanyak 5 plot. Hasil keanekaragaman
gulmaditemukan16 jenis dengan total individu 633. Hasil keanekaragaman menunjukkan jenis
gulma Panicum repens jumlah individu 178 dalam semua plot dan Mimosa pudica jumlah individu
1 dalam semua plot. Indeks Keanekaragaman jenis Shannon-Wiener (H′) adalah 2,001 dan
menunjukkan keanekaragaman sedang; Indeks Kemerataan jenis (E) adalah 0,722 menunjukkan
kemerataan tinggi, serta Indeks Kekayaan Jenis (Dmg) adalah 2,325 menunjukkan kekayaan
rendah.

Kata kunci : Gulma, Kelapa Sawit, Keanekaragaman, Perkebunan

PENDAHULUAN perkebunan kelapa sawit mayarakat, dan


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada perkebunan masyarakat banyak
Kecamatan Medan Marelan tahun 2013 keanekaragaman jenis gulma dan luas areal
berbatasan langsung dengan Kabupaten perkebunan kelapa sawit seluas 1 ha.
Deli Serdang di sebelah selatan dan sebelah Menurut Sulistyo et.al., (2010) bahwa
barat, Kecamatan Medan Belawan di tanaman kelapa sawit sangat toleran
sebelah utara, dan Kecamatan Medan terhadap kondisi lingkungan yang kurang
Labuhan di sebelah timur. Kecamatan baik. Kondisi iklim, tanah, dan bentuk
Medan Marelan merupakan salah satu wilayah merupakan faktor lingkungan utama
kecamatan di Kota Medan yang mempunyai yang mempengaruhi keberhasilan
luas sekitar 44,47 km2. Pada Pasar 7 di pengembangan tanaman kelapa sawit,
Kecamatan Medan Marelan terdapat banyak selain faktor lainnya seperti bahan tanaman

47
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

dan perlakuan kultur teknis yang diberikan. melalui kegiatan identifikasi dan penilaian
Produktivitas tanaman pada dasarnya gulma (weed assessment).
merupakan hasil interaksi langsung dari
faktor internal tanaman (genetik) dengan METODE PENELITIAN
faktor lingkungan. Dalam pengelolaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
budidaya tanaman faktor lingkungan yang Juli 2022, di Perkebunan sawit masyarakat
relatif mudah dikelola dan relatif sulit Pasar 7 Marelan, Kecamatan Medan
dikelola. Kelapa sawit mempunyai masalah Marelan, Kota Medan, Provinsi Sumatera
gulma yang sangat tinggi sebab salah satu Utara. Perkebunan sawit masyarakat yang
faktornya adalah jarak tanam ini lebih lebar, dijadikan luas areal kebun kelapa sawit
sehingga penutupan tanah oleh kanopi seluas 10 ha. Alat dan bahan yang
lambat membuat cahaya matahari leluasa diperlukan berupa alat tulis, kamera, tali
mencapai permukaan tanah yang kaya rafia, tally sheet, meteran, pacak.
sehingga potensi gulma atau sering kita Pengamatan jenis gulma
kenal dengan istilah (seed bank) (Hakim menggunakan metode kuadrat dengan petak
2007). Menurut (Rustamet.al., 2011) bahwa contoh seluas 1 x 1 m sebanyak 5 plot.
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu Teknik penentuan plot dilakukan secara
yang memiliki dampak negatif terhadap Proposive sampling. Data yang diambil
pertumbuhan dan produksi tanaman. dalam setiap plot berupa data jenis gulma
Pengaruh gulma tidak terlihat secara serta jumlah individu setiap jenis. Deskripsi
langsung, dan umumnya berjalan lambat. kerja contoh pengambilan sampel
Gulma perkebunan termasuk perkebunan dilapangan.
kelapa sawit mampu menjadi kompetitor
utama dalam memperebutkan unsur hara, Adapun prosedur kerjanya adalah :
air, ruang tumbuh dan cahaya matahari. 1. Persiapan alat dan bahan yang
Kerugian yang diakibatkan oleh gulma tidak diperlukan.
terlihat secara langsung, namun dapat 2. Pembuatan plot secara diagonal di
menyebabkan terganggunya pertumbuhan lokasi penelitian.
tanaman budidaya yang berakibat 3. Pengambilan tumbuhan pada setiap
menurunkan produksi tanaman, selain itu jenis tumbuhan yang ditemukan di
gulma juga dapat menurunkan mutu hasil dalam plot.
tanaman akibat dari kontaminasi dengan 4. Sampel yang telah di amati lalu
bagian-bagian gulma, menjadi inang bagi dicabut dengan hati-hati, lalu
hama dan penyakit tanaman, mengganggu dimasukkan kedalam kantong plastik
tata guna air, mengeluarkan senyawa yang telah di beri label sesuai
alelopati, dan meningkatkan biaya usaha plotnya.
tani (Susilo, 2004). 5. Identifikasi sampel bedasarkan
Menurut Syahputra et al., (2011) cara teknik identifikasi tumbuhan atau
pengendalian gulma di perkebunan dapat literatur dari buku pkks 2005 yang
dilakukan dengan beberapa cara di memuat informasi tentang jenis-jenis
antaranya pengendalian secara mekanis, tumbuhan.
kultur teknis, fisiologis, biologis, kimia dan HASIL DAN PEMBAHASAN
terpadu. Sehingga situasi dan kondisi Indeks Keanekaragaman
perkebunan kelapa sawit yang pada Jenis gulma yang ditemukan dari 5 plot pada
umumnya sehingga pengendalian gulma di saat pengamatan dapat dilihat pada hasil
perkebunan kelapa sawit tersebut dilakukan pengamatan tersebut berdasarkan indeks
secara mekanis dan kimia. Setelah keanekaragaman yang dihasilkan sebesar
melakukan pengendalian gulma di 2,001 artinya keanekaragaman sedang.
perkebunan kelapa sawit perlu diketahui Indeks kemerataan sebesar 0,722 artinya
keadaan pertumbuhan gulma di lapangan

48
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

kemerataan tinggi dan indeks kekayaan


sebesar 2,325 artinya kekayaan rendah.
Tabel . Hasil pengamatan Identifikasi gulma pada 5 plot
Plot
Nama Latin 1 2 3 4 5 Jumlah
45 13 9 4 13 84
Asytasia intrusa
Ageratum
- - 27 - 3 30
conyzoides
Asystasia gengetica - 10 - - - 10
Borreria alata - 38 78 13 8 137
Chromolaena
- - - 2 - 2
odorata
Conmmelina
- - 1 - - 1
benghalenssis
Crassocephalum
- - 6 - - 6
crepidioides
Cyyperus rotundus 13 13
Elephantopus mollis - - - - 103 103
Melantoma
1 - - - - 1
malabathrium
Mimosa pudica - - - 1 - 1
Ottochloa nodosa 7 - - - - 7
Panicum repens - - - 125 53 178
Paspalum
- - 22 - - 22
conjugatum
Paspalum
30 - - - - 30
scrobculatum
Phymatosorus
8 - - - - 8
scolopendria
Jumlah 104 61 144 145 180 633

a. Indeks keanekaragaman
H'= -∑ Pi ln pi.
H'= 2,001
b. Indeks kemerataan
E= H’ LN S
S=0,722
c. Indeks kekayaan
D = S-I/In
N = 2,325

49
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

4.2. Jenis Gulma


1. Cyperus rotundus

Cyperus rotundus

Gulma teki termasuk famili Cyperaceae (teki- Famili : Cyperaceae


tekian). Kemampuan gulma ini untuk Genus : Cyperus
beradaptasi di segala jenis tanah sangat Spesies : Cyperus rotundus
tinggi (Tjitrosoedirdjo et al, 1984). Teki Gulma Cyperus rotundus memiliki
mampu tumbuh kuat dan subur di lahan jumlah individu 13 yang terdapat pada nomor
pertanian tropis dan subtropis (Ameena et plot 1. Cyperus rotundus termasuk kedalam
al, 2004). Oleh karena itu daerah tipe gulma golongan teki (sedges) dan
penyebaran C. rotundus ini sangat luas di termasuk kedalam gulma kelas C gulma
seluruh daerah pada 52 pertanaman yang kelas C adalah jenis-jenis gulma atau
berbeda dan di 92 negara (Gleason,2008). tumbuhan yang merugikan tanaman
perkebunan dan memerlukan tindakan
Menurut (Moenandir 1993) klasifikasi pengendalian. Tindakan Secara kimiawi
tanaman rumput teki sebagai berikut (herbisida) dengan penyemprotan herbisida
Kingdom : Plantae sistemik seperti glyphosate, dan glufosinate
Divisi : Spermathophyta amonium. Cara manual adalah dengan
Kelas : Monocotyledoneae meggaruk atau mencangkul sampai akarnya
Ordo : Cyperales (PPKS, 2005).

2. Asystasia intrusa

Asystasia intrusa

Merupakan gulma penting di perkebunan ini banyak menghasilkan daun dan


Asystasia intrusa dapat ditemukan di daerah menghasilkan organ vegetatif. Merupakan
sampai 500 meter di atas permukaan laut. rumput liar subur dan kompetitif yang
Dapat tumbuh baik pada daerah ternaungi membutuhkan unsur hara tinggi terutama N
maupun daerah 8 terbuka. Pada daerah dan P (Haryatun, 2008).
yang ternaungi seperti daerah perkebunan
dengan tanaman yang relatif tinggi, tanaman

50
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Klasifikasi Asystasia intrusa menurut morfologi gulma golongan berdaun lebar


(Cronguist, 1981) sebagai berikut : (broad leaves) dan jenis gulma kelas D
Kingdom : Plantae gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang
Divisi : Magnoliophyta kurang merugikan tanaman perkebunan,
Kelas : Magnoliopsida namun tetap memerlukan tindakan
Ordo : Scrophulariales pengendalian. Pengedalian gulma ini dapat
Famili : Acanthaceae dilakukan secara manual dengan cara
Genus : Asystasia dongkel dan diikuti dengan pembakaran
Species : Asystasia intrusa gulma. Pengendalian secara kimiawi yang
efektif adalah dengan menggunakan
Gulma Asystasia intrusa memiliki jumlah herbisida 2,4-D Amine (3,3 ml/l) atau
individu 84 terdapat pada semua nomor plot. Trichlopyr (2,2 ml/l) (PPKS, 2005).
Asystasia intrusa termasuk kedalam

3. Ottochloa Nodosa

Ottochloa Nodosa
Gulma tahunan yang tumbuh menjalar, Spesies : Ottochloa nodosa
berjalin-jalin membentuk sheet. Setiap buku Gulma Ottochloa nodosa memiliki jumlah
membentuk akar dan tunas baru dan individu 7 terdapati pada nomor plot 1.
umumnya setiap tunas keluar bunga. Batang Ottochloa nodosa termasuk kedalam tipe
sebagian tumbuh tegak dengan tinggi 30- gulma golongan gulma kelas C gulma kelas
100 cm, berdaun banyak, bentuk bulat tidak C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan
berbulu. Bunga merupakan malai dengan yang merugikan tanaman perkebunan dan
cabang-cabang “panicle” yang mirip kawat memerlukan tindakan pengendalian, namun
duri, bewarna ungu oleh karena itu rumput ini tindakan pengendalian tersebut tergantung
sering disebut rumput kawatan. Panjang pada ketersediaan biaya atau
cabang malai 2,5-25 cm dan tumbuh ke mempertimbangkan segi estetika
segala penjuru. Biji banyak berukuran kecil. (kebersihan kebun). Pengendalian Secara
Berkembang biak dengan biji dan stolon kimiawi (herbisida) dengan penyemprotan
yang menjalar dengan sangat cepat herbisida sistemik seperti glyphosate, dan
sehingga merupakan pesaing dalam glufosinate amonium. Pengendlian secara
pemanfaatan hara dan ruang tumbuh (Purba manual dengan menggulung gulma karena
et al., 2005) tunasnya membentuk sheet yang tebal,
Klasifikasi Ottochloa nodosa menurut sedangkan dengan cara pembabatan kurang
Arenberger dan Gielis (1988) sebagai berikut efektif (PPKS, 2005)
:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Genus : Ottochloa

51
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

4. Melastoma malabathricum

Melastoma malabathricu
Melastoma malabathricum merupakan Kingdom : Plantae
tumbuhan perdu, tegak, tinggi ½-4m, banyak Divisi : Magnoliophyta
bercabang, bersisik dan berambut. Daun Kelas : Magnoliopsida
tunggal, bertangkai, letak berhadapan Ordo : Myrtales
bersilang. Helai daun bundar telur Famili : Melastomataceae
memanjang sampai lonjong, ujung lancip, Genus : Melastoma
pangkal membulat, tepi rata, permukaan Spesies : Melastoma malabathricum
berambut pendekyang jarang dan kaku Gulma Melastoma malabathricum
sehingga teraba kasar dengan 3 lubang memiliki jumlah individu 1 terdapat pada
daun melengkung, panjang 2-20 cm, lebar nomor plot 2. Melastoma malabathricum
0,75-8,5cm, warnanya hijau. Perbungaan termasuk dalam jenis gulma kelas B,
majemuk keluar diujung cabang berupa jenisgulma ini merugikan tanaman
malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4- perkebunan sehingga perlu dilakukan
18 mahkota 5, warnanya ungu kemerahan. tindakan pemberantasan atau pengendalian.
Buah masak akan merekah dan berbagi Pengendalian dengan cara aplikasi herbisida
dalam beberapa bagian, warnanya ungu tua berdaun lebar seperti 2,4-D + Sodium
kemerahan. Biji kecil-kecil, warna coklet. Chorlate dan triclopyr dapat digunakan agar
Buahnya dapat dimakan, sedang daun pengendalian lebih efektif sebelum
mudanya bias dimakan sebagai lalap atau disemprot sebaiknya dipangkas, herbisida
disayur. Perbanyakan dengan biji yang digunakan sebaiknya bersifat sistemik
(Dalimartha, 2000). pengendaliannya secara manual yang efektif
adalah dengan cara mendongkel sampai ke
Klasifikasi Harendong (Melastoma akar-akarnya dilakukan secara rutin (PPKS,
malabratichum) menurut Backer dan 2005).
Bakhuizen (1968) dalam Liana (2010)

5. Ageratum conyzoides

Ageratum conyzoides ‘
Ageratum conyzoides adalah tumbuhan tropik, tumbuh pada tanah kering atau
15 tern a semusim yang berasal dari Amerika lembab di daerah terbuka atau sedikit

52
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

ternaung. Daerah penyebarannya meliputi 0- Famili : Asteraceae


2100 m di atas muka laut, berbunga Genus : Ageratum
sepanjang tahun. Mudah tersebar melalui biji Spesies : Ageratum conyzoides
yang ringan. Gulma ini menimbulkan Gulma Ageratum conyzoides
masalah sebagai saingan tanaman karet memiliki jumlah individu 30 terdapati pada
muda di pembibitan, adakalanya di dalam nomor plot 2. Ageratum conyzoides
polybag, merupakan pengganggu tanaman termasuk dalam morfologi gulma golongan
penutup tanah kacangan. Gulma ini juga berdaun lebar (broad leaves) dan gulma
terdapat di perkebunan kelapa sawit, coklat, kelas D gulma kelas D adalah jenis-jenis
teh, tebu dan tanaman palawija (Nasution, gulma yang kurang merugikan tanaman
1986). Menurut Tjitrosoepomo (1989). perkebunan, namun tetap memerlukan
Bandotan termasuk tumbuhan terna tindakan pengendalian. Untuk menghindari
semusim, tumbuhnya tegak dan bercabang. pertumbuhan biji dapat dipergunakan
Tinggi bandotan mencapai 30-90 cm. herbisida pra-tumbuh seperti Diuron,
Ametrin dan untuk pengendalian setelah
Klasifikasi Ageratum conyzoides menurut tanaman tumbuh dapat dipergunakan
Moenandir, (1988) Fluroxypyr, 2,4-D dan sebagainya. Selain itu
Kingdom : Plantae dapat juga digunakan campuran Glyphosate
Divisi : Magnoliophyta + Picloram dengan dosis 4-5 l/ha. Cara
Kelas : Magnoliopsida manual yang dapat dilakukan adalah
Ordo : Asterales pembabatan dan pencabutan (PPKS, 2005)
6. Paspalum conjugatum

Paspalum conjugatum

Paspalum conjugatum merupakan anggota Klasifikasi Paspalum conjugatum Menurut


tumbuhan Poaceae, tumbuhan kuat, Cronquist (1981) adalah sebagai berikut:
merayap, dengan stolons panjang. batang Kingdom : Plantae
tegak 40-80 (100) cm, bercabang, padat, Divisi : Magnoliophyta
dan agak pipih. Daun berselubung biasanya Kelas : Liliopsida
30-50 mm. Perbungaan dua atau kadang- Ordo : Poales
kadang tiga tandan divergen dengan rambut Famili : Poaceae
panjang di pinggiran berwarna coklat tua. Genus : Paspalum
Persentase perkecambahan biji Paspalum Spesies : Paspalum conjugatum
conjugatum biasanya rendah. Pembungaan Gulma Paspalum conjugatum
dimulai 4-5 minggu setelah kecambah memiliki jumlah individu 22 terdapat pada
muncul dan terus berbunga sepanjang nomor plot 3. Paspalum conjugatum
tahun. Tunas baru tumbuh disetiap ruas termasuk dalam morfologi gulma golongan
(Nasution,U. 1986) berdaun sempit dan jenis gulma gulma kelas
C gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma

53
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

atau tumbuhan yang merugikan tanaman pengendalian secara kimiawai berupa


perkebunan dan memerlukan tindakan penyemprotan dengan herbisida sistemik
pengendalian, namun tindakan seperti glyphosate, glufosinate ammonium
pengendalian tersebut tergantung pada dan sebagainya dan cara manual adalah
ketersediaan biaya atau mempertimbangkan menggaruk sampai keakar-akarnya (PPKS,
segi estetika (kebersihan kebun). 2005).

7. Mimosa pudica

Mimosa pudica

Habitat tumbuhan putri malu (Mimosa Suku : Mimosaceae


pudica) membutuhkan kondisi lingkungan Familia : Mimosaceae
yang sesuai untuk dapat tumbuh dengan Genus : Mimosa
baik. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah Spesies : Mimosa pudica Linn
yang beriklim tropis seperti Indonesia Gulma Mimosa Pudica memiliki
dengan ketinggian 1-1200 m di atas jumlah individu 1 terdapat pada nomor plot 4.
permukaan laut. Putri malu (Mimosa pudica) Mimosa Pudica termasuk dalam morfologi
biasanya tumbuh merambat atau kadang gulma berdaun lebar (broad leaves) dan
berbentuk seperti semak dengan tinggi jenis Gulma yang digolongkan ke dalam
antara 0,3 - 1,5 m. Putri malu (Mimosa kelas A adalah jenis-jenis gulma yang sangat
pudica) biasa tumbuh liar di pinggir jalan berbahaya bagi tanaman perkebunan..
atau di tempat-tempat terbuka yang terkena Pengendalian tumbuhan ini bisa cara
sinar matahari (Faridah et al, 2007). penyemprotan herbisida ataupun dengan
Klasifikasi Mimosa pudica menurut (Jayani, cara manual yakni dengan cara menggali
2007) sebagai berikut : dan mencabutnya, karena ditumbuhi duri
Kingdom : Plantae untuk mencabut tumbuhan ini perlu
Divisio : Spermatophyta menggunakan cangkul dan sarung tangan
Classis : Angiospermae (PPKS, 2005).
Ordo : Rosales
8. Borreria alata

Borreria alata

54
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Borreria alata merupakan jenis herba, bunga Gulma Borreria alata memiliki jumlah
keputihan, tubular dan memiliki polimorfisme individu 137 terdapat pada nomor plot 2,3,4
dalam kaitannya dengan ukuran mereka. dan 5. Borreria alata termasuk dalam
Boreria alata termasuk ke dalam famili morfologi gulma berdaun lebar (broad
Rubiaceae dan merupakan tumbuhan leaves) dan jenis gulma kelas C gulma kelas
semusim (annual). Gulma ini berakar C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan
tunggang, batang segiempat dan berambut, yang merugikan tanaman perkebunan dan
dan memiliki daun yang letaknya saling memerlukan tindakan pengendalian, namun
berketergantungan (Gorham dan Hosking, tindakan pengendalian tersebut tergantung
2007 dalam Palasta, 2007). pada ketersediaan biaya atau
mempertimbangkan segi estetika
Klasifikasi Borreria alata sebagai berikut : (kebersihan kebun). Pengendalian secara
Kingdom : Plantae mekanik, yaitu dilakukan dengan cara
Divisi : Magnoliophyta mencabut dan membenamkan dalam tanah
Kelas : Magnoliopsida dalam-dalam.Pengendalian secara kimiawi,
Ordo : Rubiales yaitu dengan penyemprotan herbisida
Famili : Rubiaceae glyphosat, paraquat dengan interval
Genus : Borreria penyemprotan 5 minggu (PPKS, 2005).
Spesies : Borreria alata

9. Elephantopus mollis

Elephantopus mollis

Menurut Cronguist (1981) Elephantopus perkembangbiakan secara vegetatif bersifat


mollistumbuhan terna (herba) musiman alamiah yakni dengan merunduk yakni
dengan mencapai tinggi < 1 m. Deskripsi : batang yang menyentuh tanah akan menjadi
Akarnya merupakan roset akar,bunga individu baru atau dengan tumbuhnya tunas
memiliki daun pelindung berpasangan bunga anakan.
majemuk yang hanya memiliki bunga tabung
seperti kuntul kecil dengan warna putih Klasifikasi Elephantopus mollis menurut
jumlah 2-3 dan terletak pada ujung tangkai Effendi (2017) sebagai berikut :
bunga. Biji keras berwarna kehitaman Kingdom : Plantae
ramping dan memanjang dengan bulu halus Divisio : Magnoliophyta
berwarna putih. Perkembangbiakan secara Kelas : Magnoliopsida
seksual maupun aseksual atau lebih dikenal Ordo : Asterales
dengan istilah generatif dan vegetatif. Famili : Asteraceae
Generatif melalui bertemunya benang sari Genus : Elephantopus
dan kepala putik yang dibantu organisme Spesies : Elephantopus mollis
lain atau pun angin. Sedangkan

55
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Gulma Elephantopus mollis memiliki jumlah dilakukan dengan cara mencabut dan
individu 103 populasi pada nomor plot 5. membenamkan dalam tanah dalam-
Elephantopus mollis termasuk dalam dalam.Pengendalian secara kimiawi, yaitu
morfologi gulma berdaun sempit. dengan penyemprotan herbisida glyphosat,
Pengendalian secara mekanik, yaitu paraquat (PPKS, 2005)
10. Paspalum scrobiculatum

Paspalum scrobculatum

Tumbuhan tahunan, tidak menjalar sering Ordo : Paniceae


tumbuh pada areal dengan kelembaban Genus : Paspalum
tinggi (rendahan). Batang tumbuh tegak Spesies: Paspalumscrobiculatum
dengan tinggi sekitar 70 cm berbentuk Gulma Paspalum scrobiculatum
rumpun, tunas baru berwarna unggu dan memiliki jumlah individu 30 terdapat pada
berrambut, tunas tua berwara hijau muda, nomor plot 1. Elephantopus mollis termasuk
berbentuk bulat dan agak pipih (Brosnan, dalam morfologi gulma berdaun sempit.
2008). Pengendalian secara kimiawi dapat
Klasifikasi Paspalum scrobculatum dilakukan dengan penyemprotan herbisida
sebagai berikut : yang berbahan aktif glyphosate atau
Kingdom : Plantae glufosinate amonium. Pengendalian dengan
Divisi : Poales cara manual yang efektif adalah dengan
Kelas : Poaceae menggaruk dan mencabutnya (PPKS, 2005).
11. Panicum repens

Panicum repens

Panicum repens Rumput tahunan dengan sepanjang 8-22 cm. Senang tumbuh di
akar rimpang sepanjang 12-40 cm, menjalar tempat yang lembab dan tidak menyukai
di bawah permukaan tanah, tebal rimpang kekeringan. Menghasilkan daun yang
hingga 20 mm, p utih, berdaging. Daun sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma
berukuran 4-30 cm x 3-9 mm berbentuk garis yang mengganggu tanaman pertanian.
dengan kaki lebar dan ujung runcing. Bunga Tersebar di Nusantara, di Jawa, tumbuh
majemuk berupa malai agak jarang

56
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

sampai ketinggian sekitar 2.000 m dpl morfologi gulma berdaun sempit dan jenis
(Sembodo, 2010). gulma kelas C gulma kelas C adalah jenis-
jenis gulma atau tumbuhan yang merugikan
Klasifikasi Panicum repens menurut tanaman perkebunan dan memerlukan
(Sembodo, 2010) sebagai berikut : tindakan pengendalian, namun tindakan
Kingdom : Plantae pengendalian tersebut tergantung pada
Divisi : Magnoliophyta ketersediaan biaya atau mempertimbangkan
Kelas : Liliopsida segi estetika (kebersihan kebun).
Ordo : Poales pengendalian secara kimia dengan
Famili : Poaceae menggunakan herbisid kontak seperti
Genus : Panicum paraguat atau sistemik seperti glyphosate,
Spesies : Panicum repens glufosinate dan sebagainya. Pengendalian
Gulma Panicum repensmmemiliki secara manual dengan mencabut dan
jumlah individu 178 terdapat pada nomor 4 menggaruk areal secara periodik (PPKS,
dan 5. Panicum repenstermasuk dalam 2005).

12. Chromolaena odorata

Chormolaena odorata

Gulma krinyu (Chromolaena Kelas : Dicotyledonae


odorata) termasuk keluarga Asteraceae/ Ordo : Asterales
Compositae. Daunnya berbentuk oval, Famili : Asteraceae
bagian bawah lebih lebar, makin ke ujung Genus : Chromolaena
makin runcing. Panjang daun 6-10 cm dan Spesies : Chromolaena odorata
lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi, Pengendalian secara manual dengan
menghadap ke pangkal. Letak daun juga mencabut dan menggaruk area secara
berhadap-hadapan. Karangan bunga periodic (PPKS , 2005) Gulma
terletak di ujung cabang (terminal). Setiap Chromolaena odoratammemiliki jumlah
karangan bunga terdiri atas 20-35 bunga, individu 2 terdapat pada nomor 4.
warna bunga pada saat muda kebiru-biruan, Chromolaena odorata termasuk dalam
semakin tua menjadi coklat. Krinyu memiliki morfologi gulma berkayu. pengendalian
batang yang tegak, berkayu, ditumbuhi secara manual dengan pendongkolan
rambut-rambut halus, bercorak garis-garis adalah efektif. Tetapi pembabatan kurang
membujur yang paralel, tingginya mencapai efektif karena dari pangkal batang akan
100-200 cm, bercabang-cabang dan tumbuh tunas-tunas baru membentuk tajuk.
susunan daun berhadapan (Prawiradiputra, Herbisida yang efektif adalah kelompok
2007). herbisida untuk semak berkayu seperti 2,4-
Menurut Laboratorium Herbarium D, 2,4,5-T, picloran, triclopyr, dicamba, dan
Medanense (2015), sistematika tumbuhan lain-lain (PPKS, 2005).
gulma siam diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta

57
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

13. Commelina benghalensis

Conmmelina benghalensis

Commelina benghalensis tanaman Famili : Commelinaceae


mucilaginous abadi, ramping, merayap atau Genus : Commelina
ascending, bercabang, hingga 70 cm dan Spesies : Commelina benghalensis
biasanya puber. Akar batang pada node. Gulma Commelina
Daun berbentuk oval, 4 sampai 7 cm dan benghalensis mmemiliki jumlah individu 1
menunjuk pada kedua ujungnya. Para terdapati pada nomor 3.Commelina
spathes adalah 1 sampai 3 bersama-sama, benghalensis termasuk dalam morfologi
hijau, berbentuk corong, dikompresi, sekitar golongan berdaun lebar (broad leaves) dan
1,5 cm panjang dan lebar. Bunga-bunga jenis gulma kelas D gulma kelas D adalah
biru, dengan tangkai panjang di antheis, jenis-jenis gulma yang kurang merugikan
fascicled, beberapa di setiap spathe, dengan tanaman perkebunan, namun tetap
3 sampai 4 mm kelopak panjang . memerlukan tindakan pengendalian.
Pengendalian secara manual dengan
Klasifikasi Conmmelina benghalensis membabat kurang efektif pengendalian
sebagai berikut : secara manual yang efektif adalah dengan
Kingdom : Plantae mendongkel, dimana potongan-potongan
Divisi : Magnoliophyta batangnya disingkirkan dari lapangan.
Kelas : Liliopsida Herbisida yang efektif meliputi 2,4-D amine,
Ordo : Commelinales picloran, triclopyr (PPKS, 2005).

14. Asystasia gengetica

Asystasia gengetica

Asystasia gengeticamemiliki 4-6 urat daun bunga memiliki panjang hingga 3 mm dan
(vena lateralis) di setiap sisi pelepah. Bentuk kelopak bunga dengan panjang 4-10 mm.
perbungaan majemuk dan berderet Bunga biasanya berwarna putih atau putih
mengarah pada satu sisi dengan panjang dengan bintik-bintik keunguan (Grubben
deret bunga mencapai 25 cm. Tangkai G.J.H, 2004).

58
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Klasifikasi Asystasia gangetica kedalam morfologi gulma golongan berdaun


menurut (Tilloo S.K et al, 2012) sebagai lebar (broad leaves) dan jenis gulma kelas D
berikut : gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang
Kingdom : Plantae kurang merugikan tanaman perkebunan,
Division : Magnoliophyta namun tetap memerlukan tindakan
Class : Magnoliopsida pengendalian. Pengedalian gulma ini dapat
Order : Scrophulariales dilakukan secara manual dengan cara
Family : Acanthaceae dongkel dan diikuti dengan pembakaran
Genus : Asystasia Blume gulma. Pengendalian secara kimiawi yang
Species : Asystasia gangetica efektif adalah dengan menggunakan
Gulma Asystasia gangetica memiliki herbisida 2,4-D Amine (3,3 ml/l) atau
jumlah individu 1 terdapat pada semua Trichlopyr (2,2 ml/l) (PPKS, 2005).
nomor plot 3. Asystasia gangetica termasuk

15. Crassocephalum crepidiodes

Crassocephalum crepidiode

Crassocephalum crepidiodes Merupakan populasi pada semua nomor plot 3.


tanaman terna yang tingginya dapat Crassocephalum crepidioidestermasuk
mencapai 1 m. Batangnya lunak dan b eralur kedalam morfologi gulma golongan berdaun
dangkal. Daun berbentuk jorong memanjang lebar (broad leaves) dan jenis gulma kelas
atau bundar telur terbalik dengan pangkal C gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma
menyempit dan ujung runcing serta tepinya atau tumbuhan yang merugikan tanaman
rata. Bunganya merupakan bunga majemuk perkebunan dan memerlukan tindakan
berupa bongkol-bongkol yang tersusun pengendalian, namun tindakan
dalam malai (Grubben dan Denton, 2004) pengendalian tersebut tergantung pada
Klasifikasi Crassocephalum ketersediaan biaya atau mempertimbangkan
crepidioides menurut (Cronquist, 1981) segi estetika (kebersihan kebun).
sebagai berikut : Pengedalian dengan penyemprotan dengan
Divisi : Plantae herbisida pratumbuh setalah digaruk.
Kelas : Magnoliopsida Penyemprotan dengan herbisida untuk
Bangsa : Asterales gulma berdaun lebar seperti paraquat atau
Suku : Asteraceae sampuran paraquat dan Diuron dengan
Marga : Crassocephalum dosis o,4 kg bahan aktif/ha. Cara manual
Jenis : Crassocephalum adalah dengan menggaruk, medongkel, dan
crepidioides mencabut sampai ke akar-akarnya
Gulma Crassocephalum (PPKS, 2005).
crepidioidesmemiliki jumlah individu 6

59
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Phymatosorus scolopendria

Phymatosorus scolopendria Pembanding Sumber. florafaunaweb.

Tumbuhan paku ini memiliki perawakan Familia : Polypodiceae


herba. Akarnya merambat dan berwarna Genus : Phymatosorus
coklat di bagian tepi. Batang Spesies : Phymatosorus scolopendria
berbentukrimpangnya dan bersisik. Memiliki Gulma Phymatosorus scolopendria memiliki
tangkai daun yang ramping dengan panjang jumlah individu 8 terdapat pada nomor plot
16.4 cm. Daun berwarna hijau dengan 1 Phymatosorus scolopendria termasuk
panjang 26 cm, lebar 4.8 cm , ujung daun kedalam morfologi gulma golongan paku-
meruncing dan tepi daun bertoreh pakuan (pakis) dan jenis gulma kelas B
(Mackinnon et al., 2000) gulma yang digolongkan sebagai gulma
kelas B adalah jenis-jenis gulma yang
Klasifikasi Phymatosorus scolopendria merugikan tanaman perkebunan sehingga
menurut (Mackinnon et al., 2000) sebagai perlu dilakukan tindakan pemberantasan
berikut : atau pengendalian. Pengedalian dengan
Kingdom : Plantae penyemprotan dengan herbisida bersifat
Divisio : Pteridophyta kontak seperti gramoxone atau sejenisnya.
Classis : Pteriopsida Atau penyatuan kedua sifat herbisida yaitu
Ordo : Polypodiales glufosat dan kontak (PPKS, 2005).

KESIMPULAN DAN SARAN jenis-jenis gulma yang pada umumnya


Kesimpulan terdapat pada lahan perkebunan kelapa
Berdasarkan hasil penelitian yang sawit, seberapa besar dampak negatif yang
telah dilakukan dapat disimpulkan : diakibatkan serta bagaimana teknis
1. Ditemukan 16 spesies gulma dengan pengendaliannya di lapangan dan bagi
total individu sebanyak 633 peneliti lain dapat melakukan penelitian
2. - Indeks keanekaragaman lanjutan seperti pengukuran faktor biotik dan
gulma sebesar 2,001 dan termasuk abiotik.
pada kriteria keanekaragaman
sedang.
- Indeks kemerataan gulma DAFTAR PUSTAKA
sebesar 0,722 dan termasuk
pada kriteria kemerataan tinggi. Ameena, M., and S. George. 2004. Control
- Indeks kekayaan gulma sebesar of purple nutsedge (Cyperus rotundus
2,325 yang termasuk pada L.) using glyphosate and 2.4-D sodium
kriteria kekayaan rendah. salt. Journal of Tropical Agriculture 42
Saran (12): 49-51.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
seluruh praktisi yang bergerak di dalam
usaha kelapa sawit sebagai bahan informasi

60
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Beard, J.B. 1973. Turfgrass Science and Lubis, R. E., A. Widanarko. 2011. Buku
Culture. Prentice-Hall Inc. New Pintar Kelapa Sawit. Edisi I. Agomedia
Jersey.658p. Pustaka. Jakarta: 296.
BPS Kabupaten Deli Serdang 2015. Luas Liana, 2010. Aktivitas Antimikroba Fraksi
Desa dan Kepadatan Penduduk/Km 2 di dari Ekstrak Metanol Daun Senduduk
Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2015.. (Melastoma Malabathricum L)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Terhadap Staphylococcus aureus
Serdang, Lubuk Pakam. danSalmonella typhimurium Serta
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Profil Kromatograi Lapis Tipis Fraksi
Classification of Flowering Plants. New Teraktif.Di akses 31 january 2014.
York: Columbia University Press. Magurran A.E. 1988. Ecological Diversity
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat and its Measurement. New Jersey:
Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus Princeton University Press.
Agriwidya. Hal: 130-132. Moenandir, J. 1993. Ilmu Gulma dalam
Effendi Rustam dan Widararho Agus. 2011. Sistem Pertanian. Edisi I. Raja
Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Grafindo Persada. Jakarta: 176.
Pustaka. Jakarta Mackinnon, K., G. Hatta., H. Halim., A.
Faridah Nur Hasanah dan Nitya Setiari. Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan.
2007. Pembentukan akar pada stek Alih bahasa Gembong Tjitrosoepomo,
batang Prenhallindo, Jakarta: 315–152
Nilam (Pogostemon cablin Benth.) setelah Nasution, U. 1986. Gulma dan
direndam Iba (Indol Butyric Acid) pada Pengendalianya di Perkebunan Karet
konsentrasi berbeda. Buletin Anatomi Sumatera Utara dan Aceh. Pusat
dan Fisiologi 15 (2): 1-6. Penelitian dan Pengembangan
Fryer, J.D dan S. Matsunaka. 1988. Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM).
Penanggulangan Gulma Secara Medan
Terpadu. Bina Aksara. Jakarta: 297- Odum, Eugene P 1996. Dasar-dasar
299. Ekologi; Edisi Ketiga.Yogyakarta.
Grubben, G. J. H. dan O. A. Denton. 2004. Gadjah Mada University Press: 694.
Plant Resources of Tropical Africa 2. Penerjemah Samingan, Tjahjono
Backhuys Publisher. Wageningen. Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi:
Grubben, G.J.H. 2004. Plant Resources of Edisi Ke Tiga. Gajah Mada University
Tropical Africa 2 Vegetables. Belanda: Press. Yogyakarta: 694.
PROTA Foundation. Peet, R.K.1974. The Measurement of
Hakim, M. 2007. Agronomis dan Manajemen Species Diversity. Annual Review of
Kelapa Sawit Buku Pegangan Ecology and Systematics, Vol. 5 1974:
Agronomis dan Pengusaha Kelapa 285-307.
Sawit. Lembaga Pupuk Indonesia. Prawiradiputra, B.R. 2007. Bahan komposisi
Jakarta: 305. vegetasi padang rumput alam akibat
Herbarium Medanense 2015. Identifikasi pengendalian kirinyu (Chromolaena
Tumbuhan. Medan: Herbarium odorata (L) R.M. King and H.
Medanense Sumatera Utara Robinson) di Jonggol, Jawa Barat.
Holm, L.G., D.L. Plucknet, J. V. Pancho, and Thesis, Fakultas Pascasarjana Institut
J.P. Herberger. 1977. The World’s Pertanian Bogor: 79.
Worst Weed, Distribution and Biology. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
East-West Center, University Press of 2005. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat
Hawai. Honolulu: 609. Penelitian Kelapa Sawit. Medan
Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan
pengolalaannya . Graha Ilmu.
Yogyakarta: 166.

61
Agroprimatech
Vol. 6 No. 1, Oktober 2022 e-ISSN : 2599-3232

Sulistyo, Bambang DH, dkk. 2010. Budidaya Tjokrowardojo, A.S. dan Djauhariya, E.
Kelapa Sawit. Balai Pustaka. Jakarta: 2005. Gulma pada Budidaya Tanaman
69-70. Jahe. Penebar Swadaya: 80.
Susilo, E. 2004. Penerapan Sistem Budidaya Tjitrosoedirdjo, S., I.H. Utomo, dan J.
dan Cara Pengendalian gulma pada Wiroatmodjo (eds.). 1984.
Kacang kedelai (Glycine max (L) Merr) Pengelolaan Gulma di Perkebunan.
dan padi. Jurnal Agro. II (1): 49 Gramedia. Jakarta: 210.
Syahputra E, Sarbino & Dian S. 2011. Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi
Weeds Assessment Di Perkebunan Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta,
Kelapa Sawit Lahan Gambut. J. Tek. Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah
Perkebunan & PSDL, 1 (2088-6381) : Mada University Press : Yogyakarta:
37-42. 116 –126
Syahputra, E.dan Sarbino. 2014. Gulma
Perkebunan dan Strategi
Pengendaliannya. Graha Ilmu: 150.

62

Anda mungkin juga menyukai