Anda di halaman 1dari 26

Penyakit pada Tanaman Mangga

kelompok 6 ; Lestari Pebriyeni A34080017 Anggi Khoirudin S. A34080044 Arif Marwanto A34080062 R.Tia Santiani H. A34080072

Sejarah dan Asal Usul


`

` `

Istilah mangga dari bahasa Tamil di India yaitu mangkay atau man-gas. Dalam bahasa botani, mangga disebut Mangifera indica L., yang berarti tanaman mangga berasal dari India. Mangga berasal dari daerah sekitar Bombay dan daerah di sekitar kaki gunung Himalaya. Bagi orang India yang beragama Hindu, pohon mangga sering dianggap pohon suci, yaitu penjelmaan Dewa Prajapati yang menjadikan langit dan bumi. Orang asing yang pertama kali melihat kebun mangga yang indah di lembah Indus ialah Alexander Agung pada tahun 327 SM. Penulis tentang mangga di India yang pertama ialah Huien TSang, pada tahun 632-45 SM.

Next..
`

Dari India mangga menyebar ke Semenanjung Malaysia, Indonesia, dan disekitarnya. Penyebaran itu karena dibawa pedagang India dan penyebar agama Hindu dan Budha sekitar abad ke-4 atau ke-5 SM. Penyebaran mangga ke negara-negara barat baru terjadi ketika perdagangan rempah-rempah dan buah-buahan tropis sedang ramai-ramainya berlangsung. Diperkirakan yang membawa mangga dari Goa (Italia) ke Afrika Timur adalah orang Portugis. Selanjutnya mangga menyebar ke Somalia, Afrika Barat, Kepulauan Canari, dan ke Azore pada abad 19.

Budidaya Mangga di Indonesia


` `

Mangga mulai ditanam di Kepulauan Maluku pada tahun 1665. Menurut Terra (1932) jumlah pohon mangga (terhitung juga kweni, kebembam, kemang dan embacang) di seluruh pulau Jawa kira-kira terdapat 5 juta pohon. Namun pada saat ini, jumlah tersebut tinggal 30-40% saja. Sentra penanaman mangga di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sampai tahun 2006, Pemerintah melalui Menteri Pertanian RI telah melepas sebanyak 23 varietas yaitu golek-31, manalagi-69, arumanis-143, gedong gincu, sukku, lanabhu, lepong, lalijiwo-61 durih, dodol, ken layung, sala-50, kraton-119, manggasari-243, gayam-315, marifta-01, Podang urang, dan bengkulu.

BUDIDAYA MANGGA

Syarat Tumbuh
`

` ` ` ` `

Ketinggian tempat < 600 m dpl. Pada ketinggian 1.000 m dpl tanaman masih dapat hidup, tetapi pertumbuhannya terhambat dan produktivitasnya sangat rendah. Suhu harian 24-30oC, suhu di atas 42oC akan menghambat pertumbuhan dan merusak tanamann. Curah hujan 750-2.000 mm/bulan, bulan basah rata-rata 2-4 bulan dan bulan kering 8-10 bulan. Kedalaman air tanah minimum 2 m, lapisan solum tanah cukup tebal, dan kandungan bahan organik tinggi. Keasaman (pH) tanah 5.5-8.0. Kemiringan lahan sebaiknya tidak lebih dari 15%, tidak berbatu (<15%), untuk memudahkan akar mencapai serapan hara dan air.

Pembibitan
` ` `

Perbanyakan dengan biji Okulasi Pencangkokan

Persiapan Lahan
` ` ` ` `

Membersihkan lahan dari gulma. Menggemburkan tanah. Pembuatan parit pada pokok tanaman sebagai saranan pengairan. Menentukan jarak tanaman sesuai jenis dan kesuburan tanah serta jenis tanaman. Penanaman bibit dalam baris dilakukan secara berselagseling, sehingga memaksimalkan ruang terbuka yang ada untuk pembentukan tajuk.

Penanaman
`

` `

Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan, agar tersedia air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bibit Pembuatan lubang tanam dengan ukuran yang sesuai. Biarkan lubang tanam terbuka selama 1-2 minggu.Agar bibit hama dan penyakit mati terkena sinar matahari. Pemberian pupuk NPK.

Lanjutan
 Pemberian

furadan 3G untuk mencegah serangga pengganggu bijji.  Menanam bibit yg telah disiapkan dalam polibag..  Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit yang baru dipindahkan tidak layu karena sinar matahari langsung.

Pemeliharaan Tanaman
` ` ` ` ` `

Pemupukan Penyiangan Pengairan Pemangkasan Penjarangan buah Pembungkusan buah

PEMBAHASAN

Penyakit Umum
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Layu benih (Pythium vexans) Embun tepung (Oidium mangiferae) Bercak daun kelabu (Pestalotiopsis mangiferae) Busuk akar (Rigidoporus microporus) Penyakit bercak daun bakteri (Pseudomonas mangiferae-indicae) Antraknosa (Colletotrichum gloesporiodies) Embun jelaga (Capnodium mengiferum) Kudis buah (Elsinoe mangiferae) Bercak karat merah (Cephaleuros mycoidea)

10. Diplodia (Diplodia natalensis)

` `

Pengamatan dilakukan di areal kebun mangga milik petani di daerah Indramayu. Metode yang digunakan adalah metode silang. Jumlah tanaman contoh yang diambil sebanyak 5 pohon dari jumlah keseluruhan sebanyak 50 pohon. Dari setiap pohon jumlah daun contoh yang diamati sebanyak 10 daun.

Next... Berdasarkan hasil pengamatan, penyakit yang paling banyak menyerang adalah penyakit embun jelaga dan karat merah.  Persentase kejadian penyakit embun jelaga dan karat merah sebesar 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua tanaman contoh yang diamati terserang penyakit tersebut.
`

Tabel 1 Pengamatan penghitungan severitas penyakit embun jelaga pada tanaman mangga Pengamatan kerusakan penyakit Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4 (%) 80 45 14 35 60 10 45 14 12 10 38 60 63 Skor 6 5 3 4 5 2 5 3 3 2 (%) Skor 25 40 35 25 20 45 43 35 25 30 38 60 63 3 4 4 3 3 5 5 4 3 4 (%) Skor 10 15 20 25 8 11 14 8 10 15 26 60 43 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3

Daun ke-

Tanaman 1 (%) Skor 6 6 3 6 4 5 5 3 4 5 47 60 78 55.6

Tanaman 5 (%) Skor 2 5 10 6 8 4 6 8 11 15 19 60 31 1 1 2 2 2 1 2 2 3 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 nxv NxV Severitas penyakit (%) Rata-rata severitas penyakit (%)

66 68 20 75 40 50 45 25 36 45

Keterangan : n = jumlah daun yang tergolong ke dalam suatu kategori serangan. v = skor pada setiap kategori. N= jumlah daun yang diamati. V= skor untuk kategori serangan terberat.

Tabel 2 Pengamatan penghitungan severitas penyakit karat merah pada tanaman mangga

Pengamatan kerusakan penyakit Daun keTanaman 1 (%) Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 nxv NxV Severitas penyakit (%) Rata-rata severitas penyakit (%) 20 15 10 14 25 5 8 60 20 25 28 60 46 40.2 3 3 2 3 3 1 2 5 3 3 Tanaman 2 (%) Skor 8 14 20 10 65 25 5 10 25 20 27 60 45 2 3 3 2 5 3 1 2 3 3 Tanman 3 (%) Skor 5 8 10 15 5 2 60 6 8 10 22 60 36 1 2 2 3 1 1 6 2 2 2 Tanaman 4 (%) Skor 8 5 10 14 18 20 35 15 20 5 25 60 41 2 1 2 3 3 3 4 3 3 1 Tanaman 5 (%) Skor 12 10 6 5 11 15 5 8 10 2 20 60 33 3 2 2 1 3 3 1 2 2 1

Keterangan : n = jumlah daun yang tergolong ke dalam suatu kategori serangan. v = skor pada setiap kategori. N= jumlah daun yang diamati. V= skor untuk kategori serangan terberat.

Persentase keparahan penyakit embun jelaga sebesar 55.6%, sedangkan keparahan penyakit karat merah sebesar 40.2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di lapangan serangan penyakit embun jelaga lebih besar dibandingkan dengan serangan penyakit karat merah. Berdasarkan literatur, kerugian akibat penyakit berkisar antara 30-50%. Karena kondisi iklim didaerah tropika, sangat mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan patogen.

1.Embun Jelaga
` `

` ` `

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan jelaga (Capnodium mangiferum). Gejala serangan dicirikan dengan adanya lapisan tipis berwarna hitam di permukaan daun, buah, dan ranting. Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau. Intensitas serangan tanaman di bawah naungan cenderung lebih besar. Jika serangan penyakit ini terjadi pada musim bunga, akan mengakibatkan buah yang terbentuk hanya sedikit.

Cara pengendalian secara kultur teknis yaitu mengurangi kelembaban kebun dengan mengatur jarak tanam dan memangkas tanaman atau tunas yang tidak produktif. Cara pengendalian secara mekanik yaitu dengan memangkas daun yang terserang dan memusnahkannya. Cara pengendalian secara kimiawi yaitu dengan cara sebagai berikut pertama untuk memberantas serangga yang mengeluarkan embun madu dapat dipergunakan insektisida seperti Phosdrin dengan dosis sesuai aturan pakai.

Next...
`

Kedua, menghembuskan tepung belerang di permukaan daun untuk mempercepat hilangnya embun jelaga tersebut. Ketiga, buah mangga yang sudah di panen tetapi terserang cendawan jelaga, dapat dihilangkan dengan cara mencelupkan dalam larutan KCl 30 g dan asam borat dalam jumlah sama untuk setiap liter air. Biarkan selama dua menit. Setelah pencelupan selesai, barulah dibilas dengan menggunakan air bersih.

2. Karat Merah
`

` `

Penyakit ini disebabkan oleh ganggang Cephaleuros mycoidea Karst. Ganggang ini tidak hanya menyerang daun, tetapi kulit, tunas, dan ranting tanaman. Kulit tanaman menebal, ranting atau tunas menjadi kerdil, daun menjadi jarang, dan akhirnya kering. Gejala penyakit ini bermula dari timbulnya bercak kelabu kehijauan seperti beledu, kemudian pada permukaannya timbul rambut cokelat dan kemerahan. Bentuk bercak bulat atau tak teratur, sedikit timbul, dan berdiameter 2-10 mm.

Next...
`

Karat merah dapat terbentuk dalam jumlah yang banyak. Sesudah menghamburkan spora, ganggang masih tetap melekat pada permukaan daun, tapi warnanya putih krem. Ganggang jarang tumbuh pada bagian tunas yang berkembang dengan pesat karena akan segera gugur dengan mengelupasnya jaringan tunas paling luar.

Next...

Pengendalian mekanis dengan pemangkasan bagian tanaman yang terserang. Cara pengendalian secara secara kimia dengan menyemprotkan sulfat tembaga, bubur Bordeaux, atau bubur California.  perawatan dan pemupukan yang tepat dapat membuat kondisi pohon tumbuh kuat dan ganggang yang menginfeksi pohon akan rontok dengan sendirinya.
`

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai