Anda di halaman 1dari 11

E-LOG (EASY BAGLOG) ALAT PENGEPRES BAGLOG JAMUR OTOMATIS

UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI JAMUR

Mirza Lutfi1), Ganis Asri Jelita2), Vitto Julio Prabowo3),


Fauzan Tri Andana4), dan Sakti Pradika5)

1)
Mahasiswa Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: lutfi_mirza@yahoo.com
2)
Mahasiswa Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: ganis.asri@yahoo.com
3)
Mahasiswa Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: vittojuliop@gmail.com
4)
Mahasiswa Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: fauzanher@gmail.com
5)
Mahasiswa Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: dikaclas@yahoo.co.id

Abstrak
Jamur Tiram adalah salah satu jenis jamur yang populer dijadikan produk makanan.
Untuk membudidayakan jamur diperlukan media tanam yaitu baglog. Meningkatnya
permintaan jamur membawa konsekuensi meningkatnya kebutuhan baglog dalam
jumlah besar. Salah satu kelompok usaha budidaya jamur tiram “Tani Manunggal” yang
dipelopori oleh Fatwa Aji Kurniawan menghadapi kendala dalam pembuatan baglog.
Selama ini, pembuatan baglog dilakukan secara manual sehingga hasilnya kurang baik
dan kapasitas produksi kecil sehingga perlu alat pembuat baglog otomatis yang mampu
meningkatkan produksi jamur.
Metode pembuatan E-LOG dilakukan melalui tahap-tahap pengembangan yang
terdiri dari 1) analisis kebutuhan sistem E-LOG otomatis, 2) perancangan sistem, 3)
pembuatan alat, 4) pengujian alat, 5) implementasi.
Hasil penelitian adalah E-LOG sebagai alat pengepres baglog otomatis yang dapat
digunakan oleh pembudidaya jamur. Hasil pengujian menunjukkan E-LOG mampu
meningkatkan produktivitas petani dalam membuat baglog sebesar 400% dan mampu
menurunkan mortalitas hasil tanam jamur sebesar 25%.

Kata Kunci : E-LOG, pengepres jamur, otomatis

105
106 Universitas Negeri Yogyakarta

E-LOG (EASY BAGLOG) AUTOMATIC PRESSER MUSHROOM BAGLOG


TO INCREASE PRODUCTION OF MUSHROOMS

Abstract
Oyster mushroom is one type of fungi that is now used as a popular food. To cultivate
fungi required media planting namely baglog. High demand the fungi had affected the
increased as well baglog needs in large quantities. One of a group of cultivating oyster
mushroom pioneered by Fatwa Aji Kurniawan faces obstacles in making baglog. The
manufacture of baglog done manually so the results are not good and small production
capacity. We need a tool maker who can improve the automatic baglog production.
E-LOG method of making do with the approach of R&D (Research and Development).
The stages of the study consisted of 1) the analysis of E-LOG system, 2) designing the
system, 3) making tools, 4) testing tool, 5) implementation.
The research result is E-LOG as a tool baglog automated presses that can be used
by farmers. The test results demonstrate the tool is able to increase the productivity of
farmers in making baglog up to 400% and reduce mortality mushroom crop yields by
25%.

Keywords: E-LOG, baglog pressing, automatic

PENDAHULUAN meningkatkan kemampuan usaha baik


Krisis ekonomi yang berlangsung dalam teknologi, diversifikasi produk,
akhir-akhir ini yang diindikasikan manajerial maupun pengembangan
dengan persaingan mata uang dunia usaha atau kelompok usaha. Salah
berimbas pada menurunnya hampir satu kegiatan usaha yang mendapat
semua nilai mata uang dunia termasuk perhatian adalah bidang hortikultura
Rupiah. Dampak negatif adanya yang diharapkan mampu menggerakkan
krisis ekonomi ini yaitu menurunnya ekonomi kerakyatan. Salah satu bidang
pertumbuhan ekonomi, menurunnya holtikultura yang banyak ditekuni petani
daya beli masyarakat, jumlah penduduk untuk meningkatkan pendapatannya
miskin bertambah dan tingkat adalah budidaya jamur tiram.
pengangguran meningkat. Pemerintah Jamur tiram menjadi bahan pangan
berupaya mengatasi permasalahan yang sangat diminati oleh masyarakat
ekonomi melalui berbagai cara untuk Indonesia karena mempunyai kandungan
menggerakkan perekonomian terutama gizi yang tinggi (Pasaribu dkk, 2002).
di sektor riil dengan melaksanakan Kandungan protein jamur tiram rata-rata
kegiatan-kegiatan dalam rangka 3,5– 4 % dari berat basah. Kandungan

PELITA, Volume X, Nomor 2, Agustus 2015


Universitas Negeri Yogyakarta 107

proteinnya dua kali lipat lebih tinggi dibudidayakan pada media serbuk yang
dibandingkan asparagus dan kubis atau dikemas dalam kantong (bag) yang
sekitar 19-35 % sementara beras hanya berbentuk gelondongan (log) sehingga
7,3 %, gandum 13,2 %, kedelai 39,1% media tanam jamur sering disebut dengan
dan susu sapi 25,2 %. Jamur tiram juga baglog.
mengandung sembilan asam-asam amino Untuk membudidayakan jamur tiram
esensial yang tidak bisa disintesis dalam diperlukan media tanam (baglog) yang
tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, berkualitas. Syarat media tanam jamur
threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin yang berkualitas secara biologis adalah
dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur harus dapat memenuhi semua kebutuhan
tiram kurang lebih 72 % dari total asam- nutrisi yang diperlukan oleh jamur
asam lemaknya adalah asam lemak tidak untuk pertumbuhannya. Bahan baku
jenuh (Isnawan dkk., 2003). Menurut media tumbuh jamur tiram umumnya
Pasaribu dkk. (2002), jamur tiram rata- adalah serbuk gergaji kayu. Bahan media
rata mengandung protein 19,8 %, lemak tersebut mudah diperoleh, harganya
2,8 %, karbohidrat 62,2 %, serat 13 % sangat murah (dalam wujud limbah), dan
dan kadar abu 3 %. Jamur tiram juga mudah dibentuk. Serbuk kayu gergaji
mengandung vitamin seperti tiamin, ini sebelum digunakan ditambahkan
niasin, asam askorbat, dan vitamin B12. bahan pelengkap (formulasi pencampur)
Meningkatnya permintaan jamur dimasukkan dalam kantong plastik
tiram membawa angin segar bagi para (baglog) yang kemudian dipadatkan
petani, sehingga antusias petani terhadap (Suprapti, 2004).
budidaya jamur juga meningkat. Hal ini Pemadatan/pengepresan media
selain akibat permintaan jamur yang terus tanam bertujuan untuk memperoleh
meningkat, juga disebabkan oleh faktor volume media yang lebih padat, dan
teknik budidayanya jamur yang cukup seragam sehingga kemampuan menyerap
sederhana. Kelebihan budidaya jamur air bertambah dan dapat memperpanjang
tiram jika dibanding tanaman lainnya masa panen. Media yang tidak padat
adalah masa tanamnya tidak mengenal akan mengakibatkan kandungan nutrisi
musim (sepanjang tahun), mudah dalam beberapa bagian media beragam.
cara budidayanya, tidak memerlukan Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan
lahan yang luas, bahan bakunya mudah miselium tidak merata bahkan bila
diperoleh, minimnya resiko kegagalan tumbuh bentuk morfologi jamur kurang
karena minimnya hama/penyakit, masa baik, akibatnya kuantitas dan kualitas
panen 7–8 kali dalam setahun dan dapat jamur rendah (Isnawan, 2003).
menghasilkan keuntungan setiap saat
Pada usaha budidaya jamur tiram
(Indrawanto, 2013). Jamur tiram dapat
skala kecil seperti Kelompok Usaha

E-Log (Easy Baglog) Alat Pengepres Baglog Jamur Otomatis untuk Meningkatkan Produksi Jamur
108 Universitas Negeri Yogyakarta

Budidaya Jamur Tiram “Tani Manunggal” Berdasarkan data Masyarakat Agribisnis


yang dipelopori oleh Fatwa Aji Kurniawan Jamur Indonesia (MAJI), kebutuhan jamur
yang berlokasi di Wanatirta RT 07/02 tiram di Bumiayu mencapai 3 ton/hari
Kecamatan Paguyangan Kabupaten sedangkan produksi jamur hanya 1 ton/
Bumiayu, pengepresan media tanam hari.
dilakukan oleh pekerja dengan cara Berdasarkan gambaran kondisi
memampatkan media dalam kantong permasalahan mitra kelompok tani inilah
plastik dengan botol atau paralon sampai maka Program Kreatifitas Mahasiswa ini
beberapa kali hingga padat. Tingkat penulis memberikan salah satu solusi
keberhasilannya sangat tergantung untuk mengatasi permasalahan dalam hal
pada keterampilan dan kecermatan pembuatan baglog jamur. Solusi ini berupa
pekerja. Hasil pemadatan media dengan rancang bangun alat pengepres baglog
cara demikian kadang hasilnya tidak jamur otomatis yang kami sebut dengan
memuaskan karena masih banyak E-LOG pada proses pembudidayaan
dijumpai ruang-ruang udara di dalam jamur di kelompok usaha budidaya jamur
media. Untuk mendapatkan media jamur di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten
tiram yang padat membutuhkan waktu Bumiayu. Dengan pengepresan baglog
yang lama. Permasalahan yang sering jamur secara otomatis diharapkan proses
timbul dari usaha ini biasanya adalah produksi jamur menjadi meningkat serta
ketidakmampuan petani jamur memenuhi meminimalisir waktu produksi karena
permintaan pasokan baglog serta tingkat kebutuhan jamur yang terus meningkat
mortalitas jamur yang tinggi. Hal ini tentu dapat meningkatkan potensi di daerah
dapat menimbulkan waktu produksi dan untuk dapat memenuhi kebutuhan jamur
mempengaruhi hasil produksi. Rumah di Bumiayu bahkan dapat mengirim
kumbung jamur yang berukuran 7x5 jamur ke daerah lain yang membutuhkan
meter dengan kapasitas 1500 baglog atau diekspor. Potensi yang dapat
jamur biasanya dicapai dengan produksi dikembangkan dengan peningkatan
200 baglog/hari yang dikerjakan oleh 5 produktivitas pembuatan baglog jamur
orang pegawai dengan metode manual. secara otomatis adalah peningkatan
Hal ini menyebabkan proses produksi produktivitas jamur, pemenuhan
yang kurang maksimal sehingga belum kebutuhan jamur di Kabupaten Bumiayu
dapat memenuhi kebutuhan jamur untuk dan tentunya peningkatan kesejahteraan
wilayah Bumiayu. Untuk satu kali panen petani.
jamur membutuhkan waktu 40-50 hari
dan akan langsung di distribusikan ke
pasar tradisional setempat. Dalam satu
bulan, setiap baglog akan menghasilkan
jamur maksimal sebanyak 1 ton.

PELITA, Volume X, Nomor 2, Agustus 2015


Universitas Negeri Yogyakarta 109

METODE Paguyangan Kabupaten Bumiayu, Jawa


Metode pengembangan “E-LOG Tengah. Dari hasil survei dan wawancara
Alat Pengepres Baglog Jamur dengan para petani pembuat baglog
Otomatis” menggunakan pendekatan didapatkan kebutuhan yang dipenuhi
pengembangan yang terdiri dari ahap- yaitu bagaimana membuat pengepres
tahap sebagai berikut: baglog secara otomatis.

Mulai

Analisis Kebutuhan

Perancangan E-Log Gambar 2. Desain awal E-Log (Easy


Baglog) Pengepress Baglog Otomatis

Setelah analisis kebutuhan,


Pembuatan E-Log Otomatis selanjutnya dilakukan tahap perancangan
alat yang meliputi perancangan hardware
Belum
dan software. Dari hasil perancangan
Sesuai diidentifikasi komponen-komponen yang
Uji E-Log digunakan dalam desain alat pembuat
baglog yang terdiri dari alat pengepres,
OK sensor alat, motor dan mekanik yang
digunakan.
Implementasi
Langkah selanjutnya setelah
perancangan adalah pembuatan alat.
Untuk proses pembuatan alat ini
Selesai
dilakukan di laboratorium mekanik di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT
Gambar 1. Flowchart Pengembangan Alat UNY secara tim dengan dibimbing oleh
pembimbing. Setelah peralatan jadi
Analisis kebutuhan alat pengepress selanjutnya dibawa ke lokasi mitra untuk
baglog otomatis dilakukan melalui diujicobakan dalam proses pembuatan
survey lokasi pembuatan baglog di baglog secara otomatis.
Desa Wanatirta RT 07/02 Kecamatan Pengujian alat dilakukan untuk

E-Log (Easy Baglog) Alat Pengepres Baglog Jamur Otomatis untuk Meningkatkan Produksi Jamur
110 Universitas Negeri Yogyakarta

menentukan kehandalan dari sistem dan pengepresan secara bersamaan


yang telah dirancang. Dalam tahap ini dalam satu waktu secara otomatis.
pengujian dilakukan guna mengetahui Setelah melalui tahap pembuatan, alat
waktu kerja dan ketahanan maksimal pengepres baglog jamur otomatis ini
dari alat serta kecepatan respon dari akhirnya sudah dapat digunakan. Berikut
alat ketika melakukan produksi. Pada ini adalah gambar alat E-LOG.
Kelompok Usaha Budidaya Jamur Tiram
“Tani Manunggal” yang dipelopori
oleh Bapak Fatwa Aji Kurniawan
yang berlokasi di Wanatirta RT 07/02
Kecamatan Paguyangan Kabupaten
Bumiayu yang menjadi mitra kami, telah
memberi lahan untuk uji coba alat E-LOG
serta ikut melakukan pengujian alat.
Setelah alat diujicoba dan
menunjukkan kinerja yang baik, tahap Gambar 3. E-LOG (Easy Baglog)
selanjutnya adalah implementasi. Pengepress Baglog Otomatis
Implementasi dimaksudkan untuk
memberikan contoh kepada kelompok Untuk memastikan alat yang dibuat
tani budidaya jamur di lokasi agar ke dapat digunakan dan mempunyai unjuk
depan dapat mengembangkan peralatan kerja yang baik dalam meningkatkan
ini dengan bantuan dari tim. Mengingat produktivitas pembuatan baglog jamur,
alat yang dikembangkan terdiri dari maka perlu dilakukan pengujian.
mekanik yang bisa dikerjakan oleh petani Pengujian dilakukan melalui 3 tahap,
dan kontrol elektronik yang bisa dibantu yaitu:
oleh tim. 1. Mengoperasikan alat pengepres
yang sudah dimodifikasi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN mensinkronisasikan kecepatan antara
Hasil Desain E-LOG kecepatan motor sebagai penggerak
alat pengepres dengan kecepatan
Pada desain awal E-LOG hanya
power window sebagai pemutar
mampu untuk pengepres baglog secara
cetakan baglog serta limit switch yang
otomatis, namun ditemukan masalah
mengatur katup penutup pada corong
baru yaitu pengisian bahan baglog yang
penyimpan bahan baglog.
berbeda-beda berat serta ukurannya yang
menyebabkan hasil yang tidak maksimal. 2. Langkah pengujian berikutnya yaitu
Sehingga dengan desain baru E-LOG memasukkan bahan pada corong
pembudidaya dapat melakukan pengisian penyimpanan bahan.

PELITA, Volume X, Nomor 2, Agustus 2015


Universitas Negeri Yogyakarta 111

Tabel 1. Hasil Pengujian E-LOG Pengujian Pengepresan Baglog


Menggunakan E-LOG
Jumlah Pres
No. Waktu Berdasarkan hasil pengujian secara
dan Pengisian
fungsional alat pengepres baglog jamur
1. 10 kali 1 menit otomatis dapat berfungsi dengan baik.
2. 20 kali 2 menit Semua modul dapat berfungsi sesuai
3. 30 kali 3 menit dengan perancangan. Dari pengujian
kinerja menunjukkan bahwa alat ini
4. 40 kali 4 menit mampu meningkatkan waktu produksi
5. 50 kali 5 menit baglog dibandingkan dengan cara

Gambar 4. Hasil Baglog Menggunakan E-LOG

3. Dalam pengujian, setiap menit alat


pengepres baglog dapat melakukan 10 manual. Tabel 1. menunjukkan waktu
kali proses pengisian dan pengepresan proses pengepresan yang dibutuhkan
secara otomatis. sangat singkat, semakin banyak produksi
maka waktu yang dibutuhkan semakin
cepat. Untuk melakukan pengepresan
sebanyak 50 kali hanya dibutuhkan
waktu 5 menit. Hal ini tentu sangat
membantu petani jamur dalam membuat

E-Log (Easy Baglog) Alat Pengepres Baglog Jamur Otomatis untuk Meningkatkan Produksi Jamur
112 Universitas Negeri Yogyakarta

Tabel 2. Kebutuhan Bahan dan Biaya Pembuatan 500 Baglog

No Bahan Jumlah Harga (/Kg) Jumlah


1. Katul 30 Kg Rp. 2.500 Rp. 75.000
2. Kalsid 3 Kg Rp. 1.000 Rp. 3.000
3. Serbuk Gergaji 500 Kg Rp. 500 Rp. 125.000
4. Plastik 100 pcs Rp. 50/pcs Rp. 5.000
Total: Rp. 208.000

Tabel 3. Hasil Selama 1 Bulan Menggunakan Alat Pres Manual

Jumlah Baglog Hasil Panen Harga Jamur Total


(/bulan) (/kg) (/kg) Penjualan
6000 pcs 1700,88 kg Rp 12.000 Rp 20.410.560

baglog. Pembuatan baglog jamur yang Artinya, untuk membuat 1 buah baglog
selama ini menjadi kendala utama dalam dengan cara manual dibutuhkan biaya
memenuhi permintaan jamur akan dapat bahan Rp. 416,00
diatasi dengan diimplementasikannya Tenaga Kerja = Rp. 60.000,00/hari/orang
alat pengepresan baglog jamur secara
otomatis.
Dengan asumsi Biaya Tenaga Kerja
Sebagai perbandingan, sebelum
Per hari di Kabupaten Bumiayu sebesar
menggunakan E-LOG untuk produksi
Rp. 60.000,00 maka Biaya total pekerja
500 baglog dibutuhkan 5 orang tenaga
selama 3 hari sebanyak 5 orang adalah
kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk
Rp. 750.000,00
menyelesaikan selama 3 hari dengan
tingkat mortalitas 35%. Berikut ini adalah Sehingga biaya total untuk 1 baglog
data kebutuhan bahan dan biaya yang adalah Rp. 1.916,00/baglog. Jika produksi
diperlukan untuk membuat 500 baglog. dijalankan selama 1 Bulan, maka total
biaya dan hasilnya dapat dilihat pada
Table 3.
Total Pengeluaran = Rp. 208.000,00 Setelah Menggunakan E-LOG untuk
= Rp. 416,00/Baglog
produksi 500 baglog dibutuhkan 3
Jumlah Baglog = 500 buah orang tenaga kerja (pengaduk bahan

PELITA, Volume X, Nomor 2, Agustus 2015


Universitas Negeri Yogyakarta 113

dan operator) dengan 50 menit waktu E-LOG, tenaga kerja yang digunakan
pengerjaan dan tingkat mortalitas berjumlah 5 orang. Sedangkan setelah
menurun hingga 10 %. menggunakan E-LOG, tenaga kerja yang
Asumsi biaya Tenaga Kerja yang dibutuhkan berjumlah 3 orang yang
terdiri dari Pengaduk Bahan dan Operator bertugas sebagai operator dan tenaga
per hari sebesar Rp. 60.000/hari/orang, pengaduk bahan. Tenaga kerja lainnya
maka biaya yang dibutuhkan menjadi dapat kita dampingi untuk melakukan
Rp. 60.000 x 3 orang = Rp. 180.000. Di proses pembelajaran agar mampu
sini terlihat penurunan biaya tenaga membuka lapangan kerja baru bagi
kerja yang sangat signifikan. Jika dihitung warga lainnya sehingga menciptakan
selama 1 bulan, penggunaan pembuat masyarakat yang mandiri. Dilihat dari
baglog otomatis dengan E-Log datanya data pengujian, tingkat mortalitas atau
seperti yang terlihat pada Table 4. tingkat kegagalan hasil tanam jamur
berkurang 25%.
Tabel 4. Hasil Selama 1 Bulan Setelah Menggunakan E-LOG
Jumlah Baglog Hasil Panen Harga Jamur Total Penjualan
(/bulan) (/kg) (/kg)
120.000 pcs 8400 kg Rp 12.000 Rp 100.800.000

Dari pengujian yang telah dilakukan, Tabel 5. menunjukkan perbandingan


setiap menit alat pengepres mampu pembuatan baglog secara manual dan
melakukan 10 kali proses pengepresan secara otomatis menggunakan E-Log
dan pengisian baglog. Jumlah pres dan yang sangat jauh berbeda. Penggunaan
pengisian dapat diatur dengan cara alat pembuat baglog jamur dengan E-Log
sinkronisasi ulang kecepatan motor, dapat menghemat waktu dan tenaga
power window serta program pada kerja serta mampu menurunkan tingkat
mikrokontroler yang akan mengatur limit kegagalan atau mortalitas jamur. Dengan
switch. Dengan menggunakan E-LOG alat E-Log ini, produktivitas jamur
dapat mempercepat waktu produksi di kelompok tani dapat ditingkatkan
dan mengoptimalkan proses produksi. sehingga diharapkan mampu memenuhi
Estimasi waktu untuk pengerjaan 500 kebutuhan jamur di Kabupaten Bumiayu
baglog dapat dikerjakan dalam 50 menit yang akan berdampak pada meningkatnya
dengan menggunakan E-LOG, apabila kesejahteraan para petani di sana.
dengan cara konvensional memerlukan
waktu 3 hari. Sebelum menggunakan

E-Log (Easy Baglog) Alat Pengepres Baglog Jamur Otomatis untuk Meningkatkan Produksi Jamur
114 Universitas Negeri Yogyakarta

Tabel 5. Perbandingan Pembuatan Baglog Jamur Secara


Manual dan Menggunakan E-Log
Jumlah
Biaya Biaya Tingkat
Jenis Waktu Tenaga Penjualan
Bahan Pekerja Mortalitas
Kerja
Rp.
Manual Rp. 416 3 Hari 5 35 % Rp 20.410.560
750.000
Rp.
E-Log Rp. 416 50 menit 3 10 % Rp 100.800.000
180.000

KESIMPULAN karunia dan nikmat yang tidak terbatas


Berdasarkan uraian hasil dan sehingga program PKM ini dapat
pembahasan di atas dapat ditarik terlaksana dengan baik. Keberhasilan
kesimpulan sebagai berikut: program PKM ini tidak lepas dari
kerjasama antara tim, kelompok petani
1. E-LOG (Easy Baglog) sebagai alat
jamur dan pihak-pihak lain. Untuk itu
pengepres baglog jamur dapat
dengan kerendahan dan ketulusan hati
digunakan untuk meningkatkan
penulis sampaikan ucapan terima kasih
produktivitas sampai 400% atau 4
kepada :
kali lipat dari cara pengepresan secara
manual. 1. Dikti yang telah menyelenggarakan
program kreativitas mahasiswa
2. Pembuatan baglog dengan E-Log
sehingga kami dapat menemukan
mampu mengurangi tingkat
ide ini memberikan sumbangan
mortalitas sebesar 25% karena media
bagi masyarakat produktif untuk
tanam yang dihasilkan mempunyai
meningkatkan hasil produksinya.
kepadatan yang merata sehingga
mampu memberikan unsur hara yang 2. Rektor UNY beserta jajaran
cukup pada benih jamur. kemahasiswaan dari tingkat Fakultas
dan Universitas Negeri Yogyakarta
3. Biaya produksi baglog jamur dapat
yang telah memberikan informasi,
ditekan karena biaya tenaga kerja yang
konsultasi dan manajemen yang dalam
lebih sedikit dan waktu yang lebih
suksesnya kegiatan PKM di UNY.
pendek sehingga dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih besar. 3. Dekan Fakultas Teknik UNY yang telah
memberikan dukungan serta fasilitas.
UCAPAN TERIMAKASIH 4. Muhammad Ali, M.T. selaku dosen
Alhamdulilahi Robbil’alamin, segala pembimbing yang telah meluangkan
puji bagi Allah SWT atas segala rahmat, waktu, tenaga dan pikirannya untuk

PELITA, Volume X, Nomor 2, Agustus 2015


Universitas Negeri Yogyakarta 115

membimbing kami dalam menyusun [4] Suprapti, S. 2004. Penanaman Jamur


proposal, melaksanakan PKM dan Tiram. Pusat Penelitian dan
menyusun laporan serta artikel. Pengembangan Teknologi Hasil
5. Fatwa Aji Kurniawan selaku ketua Hutan. Bogor.
kelompok usaha budidaya jamur
tiram “Tani Manunggal” sebagai mitra
kerja program PKM E-LOG.
Tak ada yang sempurna kecuali Dia
Tuhan Pencipta Alam. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan artikel serta
pelaksanaan program ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Indrawanto Evi. 2013. Budidaya
Jamur Tiram. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi
Hasil Hutan. Bogor.

[2] Isnawan, H.H., N. Widyastuti, Donowati,


Jamil dan Uswindraningsih.
2003. Teknologi Biopropses
Pembibitan dan Produksi Jamur
Tiram Untuk Peningkatan Nilai
Tambah Pertanian. Prosiding
Seminar Teknologi untuk Negeri
2003, Vol. II, hal. 123-126

[3] Pasaribu, T., Djumhawan, R.P.,


Eisrin, R.A. 2002. Aneka Jamur
Unggulan yang Menembus Pasar
Dunia, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.

E-Log (Easy Baglog) Alat Pengepres Baglog Jamur Otomatis untuk Meningkatkan Produksi Jamur

Anda mungkin juga menyukai