1795-Article Text-8886-1-10-20210503
1795-Article Text-8886-1-10-20210503
php/anterior
Barat/penjajah mengeksploitasi tidak hanya sumber daya negara-negara barat salah satunya di Amerika Serikat.
alam suatu negara tersebut, tetapi juga Sumber Daya Diperkirakan dalam setiap tahunnya, di Asia Tenggara
Manusia (SDM). Bangsa Afrika dan Asia merupakan terdapat lebih dari 200 ribu hingga 400 ribu manusia
korban yang fatal dari adanya kejahatan ini, dimana diperdagangkan baik melewati batas negara maupun di
menjadi sasaran dari praktik perbudakan yang mana tingkat domestik (Foo, 2009).
para korban akan dibekerjakan secara paksa di berbagai Terdapat beberapa faktor yang menjadikan
tempat kerja dengan kebutuhan SDM yang banyak Asia Tenggara sebagai salah satu wilayah yang menjadi
seperti pertambangan, perkebunan, pembangunan dan sumber SDM dari perdagangan manusia. Faktor pertama
lain-lain. Karena situasi pada masa tersebut lah yakni tidak meratanya perekonomian, sehingga
mendorong terbentuknya Konferensi Asia Afrika di memunculkan kemiskinan yang tinggi, oleh karena
Bandung pada tanggal 18-24 April di Bandung, yang kurangnya kesejahteraan tersebut membuat
mana Indonesia menjadi pencetus dari ide ini. Pada masyarakatk Asia Tenggara ingin menghasilkan uang
konferensi tersebut menyatakan kritik, penolakan, serta demi menghidupi diri dan keluarga dengan cara
persetujuan untuk penghapusan praktik perbudakan di mengikuti praktik kejahatan perdagangan manusia baik
dunia, termasuk pengeksploitasian orang-orang Afrika secara sadar maupun tidak sadar. Kemudian adanya
dan Asia oleh bangsa Barat. Hal tersebut sebagai respon faktor korupsi yang tinggi, hal ini selaras dengan
dari adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam meningkatnya kemiskinan karena uang masyarakat
praktik perbudakan (U.S. Department of State, 2019). dicuri dan dipergunakan secara sepihak. Letak geografis
Seiring perkembangan zaman, praktik human juga menjadi salah satu faktornya, karena Asia Tenggara
trafficking mulai berkurang jumlahnya, namun tidak itu sendiri merupakan wilayah yang strategis, karena
berarti telah terhapuskan di dunia ini. Masih terdapat dilewati oleh banyak jalur perdagangan internasional,
banyak praktik kejahatan tersebut, tidak hanya di Asia sehingga memudahkan praktik kejahatan ini. Terakhir
dan Afrika saja namun negara-negara maju seperti yakni faktor budaya, yang mana karena praktik
Amerika Serikat. Tetapi negara-negara maju menjadi perdagangan manusia telah lama dilakukan sehingga
tempat dari dilarikannya para korban-korban menjadi kebiasaan di masyarkat (Shelly, 2010).
perdagangan manusia. Amerika Serikat mencatat pada Permasalahan human security di Asia Tenggara
tahun 2010, terdapat 2.515 kasus perdagangan manusia, sebelumnya telah dibahas oleh Catherine Renshaw
yang mana lebih dari 1000 kasus tersebut merupakan dalam papernya “Human Trafficking in Southeast Asia:
usia anak-anak. Kemudia diperkirakan sebanyak 17.500 Uncovering the Dynamics of State Commitment and
pekerja dari negara lain dibawa masuk secara paksa ke Compliance”. Ia berpendapat bahwa hukum human
dalam Amerika Serikat yang mana nanti akan trafficking di Asia Tenggara tidak memiliki legitimasi, hal
dipekerjakan secara paksa dengan upah yang murah ini karena protokol maupun TVPA yang ada tidak sesuai
(U.S. Department of State, t.thn.). dengan kekhasan realitas sosial dan praktik human
Di Asia tenggara sendiri masih terdapat banyak trafficking di negara-negara Asia Tenggara. realitas yang
praktik perdagangan manusia. Asia Tenggra sendiri ada di Asia Tenggara yakni kemiskinan dan perampasan
merupakan kawasan yang memiliki potensi sebagai ekonomi membuat hukum kesusahan dalam
sumber daya manusia yang akan diperdagangkan, hal ini meresponnya, kemudian para pelaku perdagangan
dapat terlihat dari banyaknya warga negara-negara Asia manusia tergabung dalam suatu organisasi kriminal
Tenggara misalnya Filipina dan Thailand yang mana dengan skala besar dan para korban yang mereka
banyak warga negaranya menjadi korban dan dikirim ke perdagangkan tidak memiliki identitas yang lengkap.
85
Anterior Jurnal, Volume 20 Issue 2, April 2021, Page 84-93 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529
selain itu, penulis juga menemukan hasil bahwa hukum dan lain-lain. Human security sebagai keamanan non-
rezim global terhadap perdagangan manusia terutama tradisional berarti adanya ancaman atau potensi
oleh Amerika Serikat melalui TVPA dan laporan ancaman terhadap manusia yang mana mencederai nilai-
tahunan TIP (Trafficking in Person) tidak memiliki nilai dari Hak Asasi Manusia (HAM), yang mana telah
legitimasi (Renshaw, 2016). tercantum dalam perjanjian internasional yang dibuat
Berdasarkan penjelasan diatas maka sangat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan nama
penting dalam memberantas praktik perdagangan Universal Declaration of Human Rights: International
manusia ini di Asia Tenggara, oleh karena itu ASEAN Convenant on Civil and Political Rights (Winarno,
(Association of SouthEast Asia Nations) memiliki peran 2014).
penting. ASEAN sendiri merupakan wadah integrasi Human Security merupakan konsep yang
regional Asia Tenggara, sehingga sudah sepantasnya menggambarkan adanya hak-hak akan rasa aman yang
mengembangkan dan menjaga keamanan kawasan. tidak didapatkan individu/seseorang dari kondisi
ASEAN menjadi tonggak dari kerja sama negara-negara ekonomi dan sosial yang setara dan adil. Human security
anggotanya. secara jelas mulai diperbincangkan sejak adanya United
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, Nations Development Program’s report on New
diketahui bahwa Asia Tenggara masih menjadi wilayah Dimensions of Human Security pada tahun 1994.
yang rawan akan praktik perdagangan manusia/human Program tersebut membagi human security menjadi dua
trafficking, dan penegakkan hukum serta komitmen dari tujuan yang harus dipenuhui yakni freedom from want
negara-negara di Asia Tenggara masih belum kuat. Oleh dan freedom from fear. Pengertiannya sendiri yakni
karena itu ASEAN (Association of SouthEast Asia Nations) freedom from want merujuk kepada perlindungan dan
memiliki peran penting. ASEAN merupakan wadah pemenuhan kebutuhan sehari-hari individu baik dibidang
integrasi regional Asia Tenggara, sehingga sudah makanan, air, dan lain-lain. Kemudian, freedom from
sepantasnya mengembangkan dan menjaga keamanan fear merujuk kepada perlindungan HAM dari individu.
kawasan, dalam hal ini yakni menghadapi kejahatan Oleh karena itu, human security dapat dilihart dari
human trafficking. Permasalahan-permasalahan yang indikator sosial dan ekonomi (Weatherbee, 2009).
telah dijelaskan membuat penelitian ini berupaya Sustainable Development Goals (SDGs)
menjelaskan mengenai upaya-upaya dari ASEAN dalam merupakan konsep pembangunan berkelanjutan yang
menghadapi isu human trafficking. Sehingga, dalam mana bertujuan untuk membangun sosial, ekonomi,
penilitian ini terdapat suatu rumusan masalah yaitu keamanan, dan lingkungan di seluruh negara di dunia.
“Bagaimana Upaya dari ASEAN dalam Menangani (SDGs) merupakan konsep pembangunan berkelanjutan
Masalah Perdagangan Manusia di Asia Tenggara?”. yang dipromosikan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-
Penelitian ini menggunakan Konsep Human Bangsa). SDGs secara umum memiliki 17 poin yang
Security dan Konsep Sustainable Development Goals diantaranya yakni poin ke-16 yang
(SDGs) sebagai alat dalam menggambarkan upaya dari mendukung/memperjuangkan masyarakat yang damai
ASEAN dalam menangani permasalahan perdagangan dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
manusia di Asia Tenggara. Human Security merupakan menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang,
konsep yang keamanan non-tradisional. Hal ini berbeda membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan
dengan konsep keamanan tradisional yang menjelaskan inklusif di semua level (Peace, justice, and strong
mengenai kemanan negara secara hard power seperti institutions) (United Nations, 2015). Selain itu, dalam
potensi perang, peningkatan persenjataan, intervensi, penjabaran poin ke-16 SDGs, salah satunya yakni
86
Naufal Fikhri Khairi. Upaya Asean Dalam Menangani Masalah Perdagangan Manusia Di Asia Tenggara
berupaya mengakhiri pelecehan seksual, eksploitasi Persons Particularly Women and Children, yang dilakukan
sumber daya manusia, perdagangan manusia dan segala pada tahun 2004. Deklarasi ini dilakukan sebagai
macem bentuk kekerasan terhadap anak-anak (SDG komitmen dari ASEAN terhadap Konvensi Perserikatan
2030 Indonesia, 2015). Bangsa-Bangsa Memerangi Kejahatan Transnasional
Terorganisir. Beberapa langkah-langkah yang dilakukan
METODOLOGI ASEAN dalam melawan perdagangan manusia sebagai
beriku: 1) Membangun berbagai jaringan regional di
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kawasan Asia Tenggara, yang berfungsi untuk mencegah
kualitatif. Berarti paper diuraikan dalam penjabaran dengan
dan memberantas perdagangan orang, khususnya
bentuk kalimat. Kemudian, deskriptif berarti penelitian
perempuan dan anak-anak; 2) Mengadopsi berbagai
berusaha menggambarkan fenomena yang diteliti, sehingga
langkah-langkah yang berfungsi memperkuat dan
mampu memberikan uraian yang mendalam dari fenomena
melindungi legitimasi dari paspor, identitas dan
tersebut dengan menggunakan teori/konsep. Metode ini
dokumen perjalanan resmi lainnya dari masing-masing
bertujuan menafsirkan, memahami, dan menguraikan data
negara ASEAN, sehingga mempersulit adanya penipuan;
yang bersangkutan dengan fakta, peristiwa, fenomena
3) Melakukan pertukaran informasi dan hasil pandangan
tersebut (Sugiyono, 2008). Paper ini memakai teknik
dengan rutin antar negara-negara ASEAN, selain itu juga
pengumpulan data library research yang mana data
berbagi informasi tentang arus migrasi, tren dan pola,
berasal dari sumber sekunder berupa jurnal, book, e-
penguatan kontrol perbatasan, mekanisme pemantauan,
book, laporan, dan sumber data yang bersifat secondary
serta memberlakukan peraturan perundang-undangan
hand lainnya
yang terkait; 4) Memperkuat dan mengintensifkan kerja
sama antara pihak imigrasi dan pihak penegak hukum
HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya; 5) Memisahkan korban perdagangan manusia
ASEAN telah melakukan berbagai upaya dalam dari para pelaku, mengidentifikasi negara asal dan
menghadapi permasalahan perdagangan manusia/human kebangsaan dari para korban perdagangan manusia,
trafficking. Beberapa upaya yang telah dilakukan yakni kemudian memastikan secara detail untuk memberikan
pada tahun 2004, melakukan Deklarasi ASEAN para korban tersebut diperlakukan secara manusiawi
Menghadapi Perdagangan Manusia Terutama terhadap atau tidak, diberikan kebutuhan akan bantuan medis,
Perempuan dan Anak-Anak (ASEAN Declaration Against dan bantuan-bantuan keperluan lainnya, dan terakhir
Human Trafficking in Persons Particularly Women and yakni memulangkan kembali para korban ke negara
Children); Pada tahun 2015, menerbitkan cetak biru dari asalnya; 6) Melakukan berbagai tindakan melindungi hak
Komunitas Politik-Keamanan ASEAN; Pembangunan asasi manusia dan martabat dari para korban
lembaga AICHR (ASEAN Intergovernmental Commission perdagangan manusia; 7) Menjalankan tindakan koersif
on Human Rights); Pada tahun 2015 juga memperbaharui terhadap individu atau organisasi/sindikat yang terlibat
deklarasi pada tahun 2004, yakni ACTIP (ASEAN dalam perdagangan manusia dan menghukum kegiatan-
Convention Against Human Trafficking in Persons, Especially kegiatan kejahatan tersebut; 8) Mengambil berbagai
Women and Children); Kemudian adanya pembentukan langkah untuk memperkuat kerja sama regional dan
Bohol TIP Work Plan 2017-2020. internasional, guna mencegah dan memberantas praktik
Upaya awal ASEAN dalam melawan isu perdagangan manusia (ASEAN, 2004).
kejahatan transnasional ini secara jelas terlihat dalam Upaya yang dilakukan oleh ASEAN selanjutnya
The ASEAN Declaration Against Human Trafficking in yakni membentuk Pilar ASEANA yang mana salah
87
Anterior Jurnal, Volume 20 Issue 2, April 2021, Page 84-93 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529
satunya yakni Pilar Politik dan Keamanan/ ASEAN dengan para negara-negara anggota ASEAN dan pihak
Political-Security Community (APSC) pada tahun 2003, dan eksternal (The ASEAN Secretariat, 2016).
pada tahun 2009 dibentuk lah cetak birunya. Dalam Salah satu upaya ASEAN melawan human
cetak biru pertama ini, Pilar Politik dan Keamanan trafficking tertuang pada pembaharuan deklarasi The
ASEAN telah menyinggung mengenai permasalahan ASEAN Declaration Against Human Trafficking in Persons
perdagangan manusia, namun belum seberapa penting Particularly Women and Children, yang mana pada tahun
tertuang. Hal tersebut tertuang kedalamm poin isu 2015, saat diadakannya pertemuan ke-27 ASEAN,
keamanan non-tradisional, dan dalam sub poin melahirkan The ASEAN Convention Against Human
pemerkuatan kerja sama dalam bidang keamanan non- Trafficking in Persons, Especially Women and Children
tradisional, terutama dalam memberantas kejahatan (ACTIP), sebagai penerus komitmen ASEAN melawan
transnasional dan berbagai tantangan lainnya. Dalam human trafficking. ACTIP kemudian membentuk ASEAN
cetak biru ini menjelaskan akan mendorong Plan of Action Against Trafficking in Persons, Especially
pemerkuatan respon untuk kejahatan perdagangan Women and Children (APA) yang merupakan rencana
manusia, yang mana juga melindungi para korban dalam menghadapi isu human trafficking. APA sesuai
perdagangan manusia sesuai dengan yang tertuang dalam dengan konvensi yang sejalan dengan nilai-nilai dan
ASEAN Declaration Against Trafcking in Persons Particularly instrumen ASEAN, dan juga sebagai salah satu
Women and Children, dan dari konvensi dan protokol pendukung dari terwujudnya roadmap untuk ASEAN
Internasional terkait kejahatan perdagangan manusia Community. Dalam memerangi isu human trafficking,
(The ASEAN Secretariat, 2009). dibutuhan kerjasama internasional dan regional yang
Cetak biru APSC pada tahun 2009 tersebut kuat dan komprehensif, sehingga aka dapat mencegah,
dinilai belum memberi perhatian lebih terhadap human menekan, dan menegakkan hukum perdagangan
trafficking, yang mana kemudian diperbaharui dalam manusia di segala bentuk baik perdagangan buruh illegal,
cetak biru ASEAN Political-Security Community (APSC) budak, perdagangan seksual, persalinan, dan penjualan
tahun 2015. Pada cetak biru terbaru tersebut sudah organ para korban. APA, sebagai perencanaan kebijaka
memberi perhatian dan space lebih terhadap kejahatan yang tertuang dalam ide ACTIP, rencana-rencana dari
human trafficking. Upaya yang dilakukan dalam cetak biru APA ini sendiri nantinya akan menjadi aksi dalam
ini yaitu: 1) Memastikan peratifikasian deklarasi ASEAN undang-undang dan kebijakan domestik Negara-negara
terhadap human trafficking di tahun 2014 Anggota ASEAN (ASEAN, 2015).
terimplementasikan dengan efektif, selain itu juga APA juga sebagai upaya ASEAN dalam
memperkuat deklarasi tersebut dengan membentuk The mematuhi kewajiban internasional yang ada, yang mana
ASEAN Convention Against Human Trafficking in Persons, secara efektif menangani tantangan-tantangan keamanan
Especially Women and Children (ACTIP); 2) Mendorong regional Asia Tenggara, khususnya perdagangan
peratifikasi dan implementasi dari UN Convention Against manusia. Beberapa bidang-bidang permasalahan yang
Transnational Organised Crimes, dan Protocol Against diidentifikasi dari ACTIP yakni: 1) Memperkuat
Smuggling of Migrants by Land, Sea and Air; 3) kebijakan pencegahan perdagangan manusia; 2)
Memperkuat tindakan peradilan pidana dan Perlindungan korban perdagangan manusia; 3)
memperkuat langkah-langkah pencegahan perdagangan Penegakan hukum dan proses hukum terhadap
manusia; 4) Meningkatkan kerja sama dalam kejahatan perdagangan manusia; 4) Kerjasama dan
memberantas perdagangan dan penyelundupan manusia koordinasi regional dan internasional terkait kejatahan
perdagangan manusia. Dalam APA menentukan berbagai
88
Naufal Fikhri Khairi. Upaya Asean Dalam Menangani Masalah Perdagangan Manusia Di Asia Tenggara
macam kebijakan yang diambil terkait permasalahan ini penerapannya, sehingga dapat dengan tepat dan efektif
yaitu: 1) Memperkuat peraturan hukum dan kontrol mencegah pergerakan dari pelaku peradagangan
perbatasan antara negara-negara anggota ASEAN; 2) manusia dan jatuhnya korban perdagangan manusia.
Mengintensifkan upaya dalam menuntut para pelaku Dilakukan dengan cara sistem kontrol perbatasan yang
perdagangan manusia; 3) Memperkuat kerja sama tepat, penerbitan surat-surat identitas dan dokumen
regional ASEAN untuk secara efektif menangani perjalanan, dan melalui kontrol terhadap langkah-
permintaan maupun pasokan yang dicurigai akan langkah yang rawan dengan pemalsuan atau penipuan
menumbuhkan potensi kejahatan perdagangan manusia penggunaan identitas, serta dokumen perjalanan; 4)
(ASEAN, 2015). Negara-negara ASEAN ditekan untuk mengadopsi dan
Upaya ASEAN dalam memerangi pedagangan mengimplementasikan undang-undang ketenagakerjaan
manusia juga tertuang ke dalam Bohol TIP Work Plan yang efektif atau berbagai mekanisme lain yang dapat
2017-2020. Work Plan ini dapat dikatakan sebagai ASEAN mempromosikan, serta melindungi kepentingan-
Multi-Sectoral Plan, yang mana perencanaannya dirancang kepentingan dan hak-hak pekerja yang mana hal
oleh SOMTC (Senior Officials Meeting on Transnational tersebut akan mengurangi risiko mereka
Crime) dan sebagai upaya kolaboratif dari Badan Sektoral diperdagangkan; 5) Mengadopsi dan memastikan
ASEAN. Bohol TIP Work Plan diharapkan untuk implementasi rencana aksi tiap-tiap negara anggota
mendorong kerja ASEAN tentang perdagangan manusia, ASEAN, yang mana berguna untuk mengidentifikasi dan
yang mana dirancang untuk diterapkan selama jangka memprioritaskan kebijakan dan program yang bertujuan
waktu 2017-2020. Dalam Work Plan ini, terdapat untuk mencegah perdagangan manusia, serta
berbagai kebijakan yang harus diterapkan oleh anggota memperkuat implementasi dan koordinasi dari
ASEAN yakni: 1) Meningkatkan kampanye akan mekanisme pemantauan rencana tersebut; 6) Terakhir
menumbuhkan kesadaran dan meberikan pelajaran yakni memperkuat langkah-langkah yang ditelah
kepada masyarakat ASEAN mengenai permasalahan ditetapkan dalam pencegahan mengenai potensi-potensi
perdagangan manusia, yang mana kejahatan tersebut yang dapat mendorong lahirnya eksploitasi terhadap
melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Selain itu, manusia, terutama perempuan dan anak-anak, dan yang
melibatkan berbagai peran dari media massa, organisasi mengarah kepada perdagangan manusia, selain itu juga
non-pemerintah (NGOs) yang relevan, sektor swasta, kebijakan dalam melindungi para korban perdagangan
dan para tokoh masyarakat baik lokal maupun manusia, dan pemulangan mereka ke negara asalnya
internasional; 2) Melanjutkan pembangunan mengenai (ASEAN, 2017).
kualitas dari penegakan hukum, kesejahteraan Berbagai upaya tersebut ASEAN tersebut
masyarakat, pendidikan, lembaga imigrasi setempat, merupakan upaya dalam memperjuangkan hak-hak
tenaga kerja dan pejabat, mengenai langkah-langkah masyarakat ASEAN, berdasar kepada human security
pemerintah dalam pencegahan perdagangan manusia, terutama terhadap person security (keamanan
yang mana diharapkan akan mengetahui aspek perorangan) dan political security (keamanan politik).
penghormatan terhadap hak asasi manusia, anak-anak person security dalam kasus ini yaitu adanaya ancaman
dan isu-isu sensitif gender, dan hasilnya akan mendorong dan kekerasan terhadap korban perdagangan manusia
kerja sama atau dukungan diantara masyarakat sipil, yang merupakan masyarakat ASEAN, perempuan
organisasi non-pemerintah dan organisasi terkait (pemerkosaan), dan anak-anak, dari oknum
lainnya; 3) Menerapkan mekanisme yang telah dipercaya perdagangan manusia baik di dalam Asia
akan efektif, dan tidak melewatkan pemastian dalam Tenggara/negara-negara Asia Tenggara maupun oknum
89
Anterior Jurnal, Volume 20 Issue 2, April 2021, Page 84-93 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529
90
Naufal Fikhri Khairi. Upaya Asean Dalam Menangani Masalah Perdagangan Manusia Di Asia Tenggara
Filipina 401,000
Thailand 425,500
Sumber: (Global Slavery Indext, 2016) Sumber: (Khidhir, 2019)
Tabel 2. Jumlah korban perbudakan di negera-
negara ASEAN tahun 2018 Gambar 3. Rangking/tier negara-negara ASEAN
Negara Jumlah Korban terhadap human trafficking 2019
Perbudakan
Indonesia 1,220,000
Malaysia 212,000
Brunei Darussalam 5,000
Vietnam 421,000
Laos 62,000
Kamboja 261,000
Myanmar 575,000
Singapura 19,000
Sumber: (U.S. Department of State, 2020)
Filipina 784,000
Rangking 1 menunjukkan negara-negara yang
Thailand 610,000
sepenuhnya memenuhi standar minimum TVPA.
Sumber: (Global Slavery Indext, 2018)
Rangking 2 merupakan negara-negara yang
Berdasarkan perbandingan jumlah perbudakan
pemerintahannya tidak sepenuhnya memenuhi standar
di negara-negara ASEAN tahun 2016 dan tahun 2018,
minimum TVPA, akan tetapi telah melakukan berbagai
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan tajam dari
upaya signifikan dalam menangani permasalahan human
berbagai negara ASEAN seperti Indonesia, Filipina,
trafficking. Daftar tontonan rangking 2, berarti
Thailand, dan Vietnam. Hal ini menunjukkan masih
pemerintahan negara-negara tersebut pemerintahannya
belum menurunnya jumlah perbudakan di negara-negara
tidak sepenuhnya memenuhi standar minimum TVPA,
ASEAN, yang berarti ASEAN harus memberikan
akan tetapi telah melakukan berbagai upaya signifikan
perhatian lebih terhadapnya.
seperti pemantauan dan pencatatan korban kan tetapi
Kemudian, berdasarkan keseluruhan dari
belum mengambil langkah yang konkret, kemudian juga
jumlah jenis human trafficking dapat diketahui
masih banyak kegagalan dari pemerintah untuk menekan
berdasarkan rangking human trafficking yang ditetapkan
angka korban perdagangan manusia. Peringkat 3
lembaga-lembaga internasional maupun nasional. Untuk
merupakan negara-negara yang tidak sepenuhnya
negara-negara ASEAN lihat gambar berikut:
memenuhi standar minimum TVPA dan tidak melakukan
Gambar 2. Rangking/tier negara-negara ASEAN
upaya signifikan untuk memenuhinya, oleh karena iut
terhadap human trafficking 2018
negara-negara ini akan mendapatkan sanksi berupa
sanksi penahanan bantuan, pendidikan, perdagangan,
dan lain-lain (U.S. Department of State, 2020).
Berdasarkan gambar perbandingan ranking
human trafficking di atas, dapat diketahui bahwa terjadi
perubahan rangking dari Malaysia, Brunei Darussalam,
dan Laos dari rangking 3 menjadi daftar penonton
91
Anterior Jurnal, Volume 20 Issue 2, April 2021, Page 84-93 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529
rangking 2. Akan tetapi adanya perubahan rangking dari ASEAN. (2017, November 123). Bohol TIP Work Plan
2017-2020. Retrieved from ASEAN:
Myanmar yang dari daftar penonton rangking 2 ke
https://asean.org/storage/2012/05/Final-
rangking 3. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara Version-of-Bohol-TIP-Work-Plan-2017-
2020_13Nov2017.pdf
ASEAN harus masih belum bisa menstabilkan rangking
Foo, J. (2009, April). Cost of Human Trafficking in
mereka, terkait penindakan, penegakan hukum, maupun Southeast Asia. Retrieved from Viet-Studies:
http://www.vietstudies.info/kinhte/cost_of_hu
penekanan angka perdagangan manusia.
man_trafficking.html
Global Slavery Indext. (2016). The Global Slavery Indext
2016. Global Slavery Indext. Retrieved from
KESIMPULAN http://un-act.org/publication/view/the-global-
slavery-index-2016/
ASEAN telah melakukan berbagai upaya untuk Global Slavery Indext. (2018). The Global Slavery Indext
memberantas human trafficking baik dari berbagai 2018. Global Slavery Indext. Retrieved from
https://downloads.globalslaveryindex.org/ephe
deklarasi, konvensi, dan kebijakan-kebijakan luar negeri meral/GSI-
masing-masing negara anggota ASEAN, akan tetapi 2018_FNL_190828_CO_DIGITAL_P-
1593427247.pdf
masih belum mencapai hasil yang signifikan. Namun, hal International Monetary Fund (IMF). (2018, September).
ini telah menjadi bukti kepedulian ASEAN terhadap isu Human Trafficking in Southeast Asia. Retrieved
from International Monetary Fund (IMF):
keamanan non-tradisional terkhusus human security. Jika https://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/20
upaya-upaya yang telah dilakukan ASEAN dalam 18/09/pdf/human-trafficking-in-southeast-asia-
caballero.pdf
memberantas human trafficking di masa depan terus Khidhir, S. (2019, Oktober 31). Human trafficking thriving
ditingkatkan dan diperkuat, maka akan dapat in ASEAN. Retrieved from The ASEAN Post:
https://theaseanpost.com/article/human-
mengangkat rangking dari negara anggota yang terpuruk. trafficking-thriving-asean
Namun menurut penulis, ASEAN jangan hanya Renshaw, C. (2016). Human Trafficking in Southeast
Asia: Uncovering the Dynamics of State
memperhatikan sektor keamanan dalam hal ini Pilar Commitment and Compliance. Michigan
Politik-Keamanan namun juga harus memperhatikan Journal of International Law, 37(4), 611-659.
Retrieved from
kesejahteraan masyarakat dalam hal ini Pilar https://repository.law.umich.edu/mjil/vol37/iss
Ekonomi/Masyarakat Ekonomi Asean. Hal ini karena 4/2
SDG 2030 Indonesia. (n.d.). Tujuan 16”. Retrieved from
pertumbuhan human trafficking tidak hanya didorong SDG 2030 Indonesia:
oleh organisasi atau pelaku perdagangan manusia, https://www.sdg2030indonesia.org/page/24-
tujuan-enambelas
namun juga didasari oleh ketimpangan ekonomi di Shelly, L. (2010). Human Trafficking: A Global Perspective.
masyarakat yang masih tinggi, sehingga menjadikan salah New York: Cambridge.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
satu motivasi mengikuti perdagangan manusia baik Pendidikan:(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
secara sadar maupun tidak sadar. R & D). Bandung: Alfabeta.
The ASEAN Secretariat. (2009). ASEAN Political-Security
Community Blueprint. Jakarta: The ASEAN
REFERENSI Secretariat. Retrieved from ASEAN.
The ASEAN Secretariat. (2016). ASEAN POLITICAL-
ASEAN. (2004, November 29). ASEAN Declaration SECURITY COMMUNITY BLUEPRINT 2025.
Against Trafficking in Persons Particularly Women Jakarta: The ASEAN Secretariat. Retrieved
and Children. Retrieved from ASEAN: from
https://asean.org/asean-declaration-against- https://www.asean.org/storage/2012/05/ASEA
trafficking-in-persons-particularly-women- N-APSC-Blueprint-2025.pdf
and-children-4/ U.S. Department of State. (2019, Juni). 2019 Trafficking
ASEAN. (2015, November 22). ASEAN Plan of Action in Persons Report. Retrieved from U.S.
Against Trafficking in Persons, Especially Women Department of State:
and Children. Retrieved from ASEAN: https://www.state.gov/wp-
https://asean.org/wp- content/uploads/2019/06/2019-Trafficking-in-
content/uploads/2012/05/APA-FINAL.pdf Persons-Report.pdf
92
Naufal Fikhri Khairi. Upaya Asean Dalam Menangani Masalah Perdagangan Manusia Di Asia Tenggara
93