Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Program Studi Hubungan Internasional Universitas Satya Negara
Indonesia
Oleh
DICKY RAMADHANI
NIM : 190600024
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
Internasional. Penulis menyadari bahwa selesainya penelitian ini tidak lepas dari
campur tangan orang lain. Melalui pengantar ini, penulis ingin menyampaikan
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya sehingga penulis
2. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungan yang terbaik
untuk penulis, juga kedua adik penulis yang saat ini juga tengah berjuang
i
8. Teman-teman satu angkatan di program studi Ilmu Hubungan
Internasional.
dengan kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan dari Skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan rekan mahasiswa
Penulis
Dicky Ramadhani
ii
ABSTRAK
Manusia) telah ada sejak masa kerajaan dan berkembang sampai saat ini. Sebagai
situasi untuk meraup keuntungan. Globalisasi akhirnya juga telah membuka ruang
lingkup kejahatan menjadi berkembang tidak hanya pada tingkatan domestik saja,
namun hingga lintas batas negara (transnational crime). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui sejauh apa upaya pemerintah Indonesia dalam melawan
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
BAB II 14
TINJAUAN PUSTAKA 14
BAB III 49
iv
3.1 Tabel Operasional 49
DAFTAR PUSTAKA v
v
BAB I
PENDAHULUAN
perbudakan yang hanya menguntungkan satu pihak saja baik secara legal
suatu kasus yang baru di dunia internasional. Isu perdagangan manusia saat ini
telah menjadi isu internasional yang belum menemukan solusi tepat untuk
pengangguran, faktor dalam sosial budaya, dan faktor dalam bencana alam.
1
Namun, faktor kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, dan
dapat dipungkiri bahwa Indonesia menjadi salah satu negara penyuplai tenaga
Human Trafficking ini ada 2 hukum yaitu hukum yuridis dan non yuridis.
Hukum yuridis yakni hukum yang dimuat di UU No. 21 Tahun 2007 perihal
atas orang tersebut, baik dilakukan antar negara maupun di dalam negara,
juta orang terjebak dalam situasi perbudakan modern atau pemaksaan kerja
2
secara global. Lebih lanjut, PBB mengklasifikasikan kasus perdagangan
telah mendata bahwa lebih dari 85% korban merupakan korban perdagangan
State Trafficking in Persons Report 2019, sebagian besar negara yang berada
manusia telah menjadi kasus yang kurang dilaporkan, kurang terdeteksi, dan
3
ketakutan akan adanya intimidasi dari para traffickers serta balasan tindasan
yang dilakukan oleh para traffickers tersebut kepada para korban. Oleh sebab
itu, banyak korban yang merupakan wanita dan anak-anak yang kurang kuat
dalam Yang ketiga adalah kasus yang tidak terlaporkan. Perdagangan manusia
telah menjadi kasus yang kurang dilaporkan, kurang terdeteksi, dan kurang
akan adanya intimidasi dari para traffickers serta balasan tindasan yang
dilakukan oleh para traffickers tersebut kepada para korban. Oleh sebab itu,
banyak korban yang merupakan wanita dan anak-anak yang kurang kuat
bagi anak-anak yang jauh dari orang tuanya, juga dipaksa untuk bekerja.
ini merupakan tindakan kriminal yang mendapat perhatian yang besar. Kasus
banyak kasus, korban wanita dan anak-anak berasal dari komunitas terpencil
4
dan miskin. Perkawinan paksa wanita dan anak-anak perempuan yang masih
rumah tangga Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki yang tidak dapat
membayar biaya selangit yang dibebankan oleh calo dan perekrut tidak sah
dalam hal kerja paksa. Kerja paksa di industri perikanan telah banyak
sedikit atau tidak dibayar sama sekali untuk bekerja hingga 20 jam sehari.
Sejak awal tahun 2000, prostitusi anak-anak menjadi salah satu isu
yang sulit ditangani oleh Indonesia. Isu ini telah mempengaruhi masyarakat
khususnya di Bali dan Batam yang telah dieksploitasi. Oleh sebab itu,
5
wanita dan juga anak-anak setiap tahunnya diperdagangkan di Indonesia, serta
adalah negara yang memiliki kepulauan terluas di Asia Tenggara, hal tersebut
merasa aman dan percaya diri, karna mereka sudah menjadi korban eksploitasi
konseling serta bantuan medis. Salah satu negara yang paling banyak menjadi
negara asal dan pengirim di Kawasan Asia Tenggara adalah Indonesia yang
menjadi negara pemasok tenaga kerja terbesar kedua setelah Filipina. Sekitar
72% pekerja adalah perempuan, 90% tenaga kerja asal Indonesia bekerja
Malaysia dan Timur Tengah. Indonesia sendiri bukan hanya negara pemasok,
6
ekonomi di negara tetangga, kegagalan Indonesia sendiri karena kurangnya
7
Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya yang berkenan
dengan masalah tersebut, namun selain itu juga sangat diperlukan adanya
partisipasi dari berbagai pihak, baik Lembaga atau serta berbagai organisasi
Oleh karena itu International Organization for Migration (IOM) akan menjadi
8
Kamboja, dan Malaysia (Global Report on Trafficking In Persons, 2016).
sangatlah serius. Selain terdapat banyak pelanggaran hak asasi manusia, ini
besar.
variatif dan setiap negara di ASEAN perlu membuat kebijakan dan resolusi
sesuai dengan pola kasus yang terjadi di negaranya. Namun, karena isu
kolektif atas isu perdagangan manusia, ASEAN mengambil upaya dan respons
9
membentuk lembaga AICHR (ASEAN Intergovernmental Commision on
(UNTOC) Sixth Session periode 2012 hingga 2014. Secara global, munculnya
Pasal 14 Piagam ASEAN. Mengenai Badan Hak Asasi Manusia ASEAN pada
10
1.2 Pertanyaan Penelitian
11
1. Sebagai gambaran mengenai kegagalan Indonesia dalam
Kamboja.
yang digunakan dalam penelitian. Hal tersebut terdiri dari alasan peneliti
masalah yang perlu diteliti dan digali lebih dalam sebagai bahan kajian ilmiah.
Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan mencakup latar belakang dari permasalahan yang
diangkat, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai juga
12
Di bagian tinjauan pustaka terdapat penelitian terdahulu, penulis
Publik, Budaya, dan People to People yang digunakan penulis untuk mengkaji
penelitian ini, juga alur pemikiran seperti Hipotesis untuk jawaban sementara
penelitian.
penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data dan terakhir teknik keabsahan
data. Semua sub metodologi tersebut saling terhubung untuk mencapai suatu
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
karya ilmiah baik skripsi, jurnal, maupun media massa yang memiliki keterkaitan
dengan topik yang penulis coba jelaskan seputar Analisis Kegagalan Indonesia
14
dalam menyeleksi orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia, serta melakukan
pengawasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pergi ke luar negeri.
Putu Lusi, Dewa Gede Sudika, Ni Putu Rai. Dalam penelitian ini membahas
Tahun 2009, yang tujuannya sebagai tindakan efektif untuk mencegah dan
dan upaya apa yang akan dilakukan. Dengan membuat kebijakan serta melakukan
transnasional.
2018-2020” oleh Agung Budi Prastyo, Hendra Maujana Saragih. Dalam penelitian
15
bagaimana peran Indonesia dalam menanggulangi permasalahan perdagangan di
negaranya.
Nugroho. Dalam penelitian ini membahas praktik prostitusi yang sudah ada sangat
lama pada zaman Kerajaan Ayutthaya pada tahun 1350-1767 yang pada saat itu
ditujukan untuk laki-laki yang memiliki kedudukan tinggi serta capaian yang baik
dalam bidang militer Kerajaan Ayutthaya. Lambat laun tradisi ini mulai
mengambil langkah dengan menciptakan kebijakan Child Protection Act B.E dan
Trafficking di Asian Tenggara” oleh Fina Faizani. Dalam penelitian ini membahas
16
nasional maupun multinasional, reaksi institusi pemerintah, badan legislatif, dan
pihak penegak hukum sering kali kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang
khusus. Melihat terdapat kelemahan dalam proses penegakkan hukum atas kasus-
Nugroho. Dalam penelitian ini membahas praktik prostitusi yang sudah ada sangat
lama pada zaman Kerajaan Ayutthaya pada tahun 1350-1767 yang pada saat itu
ditujukan untuk laki-laki yang memiliki kedudukan tinggi serta capaian yang baik
dalam bidang militer Kerajaan Ayutthaya. Lambat laun tradisi ini mulai
17
terkontruksi di masyarakat Thailand yang mana menganggap bahwa perempuan
mengambil langkah dengan menciptakan kebijakan Child Protection Act B.E dan
18
menemukan bahwa fungsi IOM dalam mengatasi perdagangan manusia di
luasan data, Forum melalui Bali Process tentang penyelundupan dan perdagangan
mengikat secara hukum dengan membantu pemerintah dalam pembuatan draft dan
tersebut, fungsi dominan yang dilakukan oleh IOM adalah Informational, Rule,
ditinjau dari Humanitarianisme : Studi Kasus Migrant Care” oleh Siti Maizul.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Migrant Care yang bekerja di
dalam penelitian ini digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif analisis
Penulis berpendapat bahwa Migrant Care memiliki peran dalam pengobatan dan
yang menjadi kerangka atau platform yang dapat diadopsi untuk menjalankan aksi
19
kemanusiaan. Akhir penelitian ini menunjukan bahwa peran Migrant Care di
kemandirian. Migrant Care merupakan salah satu LSM yang terlibat dalam
korban dalam keadilan dan perlindungan hukum bagi pemenuhan hak-hak korban
menunjukan bahwa terlepas dari kelemahan dan kekuatan dari kekuatan dan
kemampuan yang dimiliki oleh peran LSM dalam pelaksanaan adalah untuk
teori yang di gunakan pada penelitian ini adalah teori liberal institusionalis,
internasional.
20
menggunakan pendekatan Liberalisme yaitu Liberal Institusionalisme
Kant dalam esainya yang berjudul Perpetual Peace (perdamaian abadi). Kant
dunia yang adil (Steans & Petitford,2009). Hal inilah yang mendorong
negara, hal ini disebabkan munculnya isu-isu baru ( isu kontemporer ) yang
tidak dapat lagi di tangani, oleh negara seorang diri. Berbagai Institusi
21
yang mau bekerjasama di dalamnya secara signifikan, seperti perdagangan
pandangannya terhadap bahwa negara bukan hanya sebagai aktor atau objek
kajian utama dalam HI tetapi juga menekankan pentingnya peran institusi atau
baik state ataupun non-state harus punya kepentingan yang sama ( mutual
interest ) dan ada hasil yang bisa diperoleh dari kerjasama yang dilakukan
menjelaskan bahwa:
22
“Institusi dapat menyediakan informasi untuk para aktor,dalam hal ini
kebutuhannya” (h.662)
Institusi disini terbagi menjadi dua yaitu institusi formal seperti PBB
institusi tidak formal atau seringkali disebut dengan rejim. Rejim ini
yang membuat aturan kemudian ditaati oleh pemerintahannya. Rejim ini juga
digunakan oleh negara untuk menghadapi aktifitas dan isu-isu bersama dalam
23
hubungan internasioanal (International Relations). Hubungan internasional
sendiri merupakan bentuk interaksi antara aktor atau anggota masyarakat yang
satu dengan aktor atau anggota masyarakat lainya yang melintasi batas-batas
memungkinkanm adanya suatu negara yang menutup diri dari dunia luar.
internasional”
(Clelleand, 1981)
24
Terkait dengan pentingnya Organisasi Internasional sendiri, pada
menjadi salah satu aktor penting dalam menangani suatu isu dalam Hubungan
permasalahan dalam ilmu HI yang semakin berkembang, dalam hal ini ada
banyak sekali isu-isu yang tidak dapat ditangani oleh aktor negara seorang
awalnya fokus terhadap migran gelap, pada tahun 2004 membentuk sebuah
perdagangan manusia.
menciptakan stabilitas politik yang lebih baik. Dalam hal ini, peranan IOM
sudah terlihat dengan fokus utama mereka dalam penanganan, bantuan serta
melakukan kerjasama dengan aktor negara dan non-negara lainnya. Hal ini
25
sesuai dengan prinsip Liberal Institusionalis sendiri yang berlandaskan pada
keteraturan, kerjasama dan saling percaya dan menghormati satu sama lain.
bagian menjadi satu kesatuan yang utuh dimana tidak ada aspek non Lembaga
menjaga perdamaian melalui jalan militer tetapi juga dalam hal sosial.
untuk semua atau sebagian besar Negara (Bennet & Oliver, 1995). Selain itu,
26
Semua organisasi internasional memiliki struktur organisasi untuk
Dengan demikian, peranan dapat dianggap sebagai fungsi baru dalam rangka
penting, yaitu:
27
dalam rangka mencapai tujuannya. Peranan organisasai internasional
ditujukan pada kontribusi organisasi di dalam peraturan yang lebih luas selain
global.
28
3. Sebagai Aktor Independen. Organisasi Internasional dapat
kedaulatan Negara-negara.
29
2. Non-Government Organizations (NGO) merupakan organisasi non
hal memaksa keputusan suatu negara sebagai pihak yang memiliki wewenang
dalam resolusi PBB (General Assembly Resolution) Nomor 55/25 Tahun 2000
30
atau keuntungan guna memperoleh persetujuan dari seseorang
yang memiliki kontrol atas orang lain untuk melacurkan orang lain
dimaksud dalam ayat (a) pasal ini menjadi tidak relevan ketika
korban.
31
c) Tujuan : eksploitasi,setidaknya untuk prostitusi atau bentuk
perdagangan manusia.
menciptakan gap atau jurang yang semakin lebar antara yang kaya
perdagangan manusia.
32
keluarga,problem-problem keluarga lainnya yang sejenis
untuk membantu orang tua atau saudaranya. Ada juga suatu sikap
manusia.
33
Anak lakilaki diberikan pendidikan, sekolah, kesempatan kerja
yang lebih baik, dan juga budaya macho atau jantan (pemberani)
(Farhana, 2012).
Peranan juga bersifat dinamis, dimana dia akan menyesuaikan diri terhadap
Peranan dapat diartikan sebagai orientasi atau konsep dari bagian yang
dimainkan oleh suatu pihak dalam sosialnya. Dengan peranan tersebut, sang
pelaku peran baik atau individu maupun organisasi akan berprilaku sesuai
34
terpola dari orang lain atau lingkungan atau hubungan pola yang menyusun
struktur sosial. Konsep peranan ini pada dasarnya berhubungan dan harus
perilaku yang diharapkan dari pelaku yang dapat berwujud sebagai perorangan
berbagai peran. Baik perilaku yang bersifat individual maupun jamak dapat
salah satu bentuk perilaku aktor politik dalam menjalankan peran politiknya.
Asumsi teori ini ialah adanya akibat dari tuntutan atau harapan terhadap peran
yang dipegang oleh suatu aktor politik. Seorang aktor yang menduduki posisi
tertentu diharapkan atau diduga akan berperilaku secara tertentu pula. Harapan
yang telah dijelaskan diatas bisa dilihat bahwa peran dari organisasi
35
internasional berdiri dengan memiliki tujuan dan aktivitas tertentu yang telah
direncanakan.
semakin marak.
36
mengutamakan asas non-intervensi dan menghormati kedaulatan
pihak luar.
mencapai 80 aktor negara dan non-negara pada tahun 2005 hingga 2015.
37
yang dibuat IOM terhadap korban perdagangan manusia sertapun memberikan
agar tujuan dari didirikannya IOM sendiri dapat terlaksana, seperti dengan
Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri dalam memenuhi
internasional. Namun di masa sekarang ini aktor bukanlah negara saja, tapi
sudah banyak aktor yang muncul dalam masa ini, salah satunya ialah
organisasi internasional.
potensi yang dimiliki pun juga tidak sama. Hal ini menjadikan suatu negara
dipelihara dan diadakan suatu pengaturan agar berjalan dengan tertib dan
saling pengertian antar negara satu dengan lainnya. Menurut Kalevi Jaakko
38
Holsti, kerjasama internasional dapat didefinisikan sebagai berikut : (Holsti,
1998).
benturan kepentingan.
yang tidak dimiliki didalam negeri. Untuk itu, negara tersebut perlu
39
yang terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak mungkin dapat dicapai suatu
Frekuensi komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi dari pada komitmen
mencapainya, tetapi terletak pada pencapaian sasaran itu. Kerjasama pun akan
diantara dua atau lebih negara tersebut. Namun yang perlu kita pahami
internasional. Dalam hal ini, kerjasama antara Indonesia sebagai negara dan
kerjasama yang telah terbangun antara Indonesia dan IOM pada tahun 2000
Hambatan yang sering dijumpai ialah seperti dana, tenaga kerja yang belum
40
memenuhi standar, dan yang paling penting ialah jumlah imigran gelap yang
dalam hal ini sebagai pokok permasalahan terus bertambah banyak jumlahnya.
dan teratur, dalam kata lain IOM tidak ingin ada satu pihak pun yang merasa
rugi atas masalah imigran gelap ini. Kinerja IOM dalam menciptakan migrasi
Indonesia yang telah terlebih dahulu terjadi dan ditangani oleh IOM.
No.21 tahun 2007, yang berisi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
telah membantu lebih dari 3.000 korban atau sama dengan 100 orang per
pemerintah dan LSM lokal untuk memerangi bentuk perbudakan modern ini
41
trafficking,termasuk pendidikan dan pemberdayaan masyarakat; perlindungan
riset.
entitas politik ada dibawah negara (state actors), selain dari tekanan yang
dalam artian bahwa negara dapat menjadi sumber ancaman keamanan warga
saja berasal dari militer akan tetapi berasal dari faktor lainnya seperti
42
3. Bentuk ancaman yang dihadapi Negara bisa berasal dari dalam
manusia. Selain itu ancaman juga bisa berasal dari luar negeri,
4. Pendukung dari pendekatan ini adalah aliran non realis yakni aliran
2005:128-129).
militer dan politik ke isu yang terkait dengan kondisi hidup individu dan
melulu ditekankan pada aspek teritorial, negara dan militer, perlu diperluas
43
hingga menyentuh aspek keamanan individu (manusia) (Kejahatan
memperluas cara pandang dalam melihat kompleksitas ancaman yang ada dan
ancaman militer tetapi juga menjadi ancaman politik, ancaman sosial, maupun
44
yang mengancam kelangsungan hidup suatu unit kolektif tertentu akan
Waever, & Wilde, 1998) Kehadiran IOM diharapkan bisa menjawab tantangan
internasional.
Organization, (1983).
45
keanggotaan (extend of membership). Jika melihat dari tipe keanggotaan,
anggota yang tidak mewakili negaranya dalam artian tidak ada sangkut paut
kerjasama yang baik antar pemerintah dan organisasi, baik itu organisasi
46
menjadi sarana yang tepat untuk mengisi kekosongan satu sama lain dan
peneliti untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah dari tulisan ini,
dengan IOM, membuat konsep ini memiliki jangkauan yang lebih dari sebuah
negara, dan peran yang signifikan dalam posisi sosial yang akan memudahkan
negara Indonesia untuk mencari celah lain untuk menangani isu perdagangan
Faktor Terjadinya
Human Trafficking :
Kemiskinan
Pendidikan
Perpindahan penduduk
Diskriminasi
Budaya patriarki
Keuntungan ekonomi
Penegakan hukum
KERJA SAMA
IOM INDONESIA
47
PROGRAM COUNTER TRAFFICKING
48
2.5 Argumen Utama
Organized Crime (UNTOC) Sixth Session pada periode 2012 hingga 2014
secara global
49
BAB III
dengan pemerintah?
2. Bagaimana tanggapan
pemerintah terhadap
Perlindungan
media-media yang
Terhadap
dalam pemberitannya
Warga Negara
Kerjasama Media melebih-lebihkan?
di Wilayah
3. Apakah pemerintah
Asia
pernah meminta media
pemberitaan terkait
50
Variable Y Dimensi Indikator Pertanyaan
kontrak, WNI
2. Bagaimana tanggapan
pemerintah Indonesia
terhadap pemberitaan
Gaji Pekerja
yang mengatakan WNI
dengan kontrak?
3. Apa strategi
pemerintah Indonesia
terjadi lagi?
pemerintah Indonesia
51
mendapatkan upah
WNI?
2. Bagaimana dengan
3. Bagaimana dengan
bekerja?
5. Bagaimana pendapat
pemerintah Indonesia
melebihi batas?
pemerintah
mengetahui bahwa
terjadi kekerasan
terhadap WNI?
pemerintah Indonesia
52
untuk mengevakuasi
WNI yang
mendapatkan
eksploitasi?
paradigma penelitian menjadi hal yang sangat penting untuk membantu para
penliti dalam menyusun atau merumuskan apa yang harus peneliti pelajari,
berpikir, masalah utama, kualitas model penelitian, dan metode apa yang
53
penelitian). Kemudian dijelaskan seperti isu utama, dan ilmu pengetahuan,
memaknai ilmu sosial sebagai sebuah kerangka yang telah diatur terhadap
tindakan sosial melalui pengamatan pribadi dan jelas terhadap pelaku sosial
negara. Jadi apa yang negara lihat, lakukan, dan terjadi suatu peristiwa
2018, p. 66).
54
pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong yakni,
faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor pendidikan. Kebijakan yang telah
merupakan salah satu contoh sebuah konsep yang muncul atas dari nilai dan
norma yang ada dalam hak asasi manusia. Human Security juga merupakan
sebuah sitasi atau kondisi di mana terbebas atas ancaman individu, grup, atau
55
Penelitian kualitatif menurut Creswell (2002:19) adalah proses
tinjauan pustaka digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Metode ini
disebut pengumpulan data bari dari buku, artikel ilmiah dan sumber tertulis
serta yang
berkaitan dengan tema yang sedang diteliti (Zed, 2014). Tinjauan pustaka
sumber pustaka dan membangun serta mengkonstruksi konsep yang lebih kuat
56
kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip
seluruh data yang didapat melalui pengumpulan data primer maupun sekunder
karena saling berkaitan antara jenis penelitian dengan pertanyaan dan tujuan
57
exploratory, descriptive, explanative, evaluative, predictive, historical,
deskriptif dapat diartikan sebagai suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu sendiri dapat berupa objek
dalam proses atau fakta baru dalam penelitian. Dalam hal ini bisa berupa
kasus klasik, suatu kasus dapat dikaitkan dengan seseorang, sehingga individu
tersebut adalah kasus yang akan dipelajari, dan individu tersebut adalah unit
dalam tiga bagian, yaitu micro dengan skala kecil seperti individu, organisasi
atau lembaga tertentu. Mezzo dengan skala menengah seperti entitas nasional
58
(negara), entitas sub-nasional (kelompok minoritas, separatis, kelompok
teroris, mafia, dan lain-lain), dan yang terakhir macro dengan skala besar
sistem internasional. Suatu topik riset dapat berada di dua atau lebih unit
Human Trafficking.
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
menjabarkan ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
antara konsep dengan data yang diperoleh sehingga data tersebut bisa diolah
dan dievaluasi. Analisis data merupakan salah satu proses yang penting dalam
penelitian kualitatif dan analisis data dilakukan untuk mencari pola dari
teori atau pendekatan yang digunakan (Emah, 2012, hal 48-49). Berikut ini
59
adalah penjelasan bagaimana wawancara, studi pustaka, dan penyebaran
keimigrasian.
dengan penelitian.
dapat mengambil beberapa nilai dalam suatu penelitian. Jika dilihat secara
umum, variabel dikenal dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan
60
kekuatan (kondisi) yang bekerja pada sesuatu yang lain. Sedangkan variabel
dependen adalah variabel akibat yang merupakan hasil atau outcome dari
transnasional
61
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, & Nursiti. (2021). Peran Organisasi Internasional dan Regional dalam
HAM.
v
relationship-id/official-reports-id/laporan-tahunan-perdagangan-orang-
2019/
Ilmu Hukum.
Oktavian, A., Aswan, H., Poerwanita, T. R., & Windary, S. (2018). PERAN
Hasyim Semarang.
Oktavian, A., Aswan, H., Poerwantika, T. R., & Windary, S. (2018). PERAN
Islam Indonesia.
vi
Prastyo, A. B., & Saragih, H. M. (2022). INDONESIAN COOPERATION AND
Putra, M. J., Sinaga, O., & Bainus, A. (2018). Peran Unit Counter Trafficking
Alfabeta.
Administrator.
Islam Indonesia.
vii
Andalas.
Yang, E. (2016). Human Trafficking in South East Asia and Economic Human
College .
viii