Anda di halaman 1dari 7

Organisasi Regional:

Liga Arab
Very Aziz
HI UPM – Smt. Gasal 2020/2021
Liga Arab (The Arab League)

 Dibentuk pada 22 Maret 1945.


 Berkantor pusat di Kairo-Mesir. Kantor pusat sempat dipindahkan ke Tunisia saat
keanggotaan Mesir ditangguhkan (1979-1987) pasca kesepakatan damai antara Mesir-
Israel.
 Didisain untuk meningkatkan kerja sama antar negara-negara Arab di bidang ekonomi dan
sosial, komunikasi, budaya dan kesehatan. Dan juga bertujuan untuk menengahi konflik di
antara negara anggota ataupun dengan pihak ketiga.
 22 negara anggota di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
 Dalam kancah politik, organisasi ini mendukung kemerdekaan dan kedaulatan negara-
negara Arab, di samping menengahi konflik yang melibatkan negara anggota.
Pencapaian

 Arab Telecommunications Union (1953)


 Arab Postal Union (1954)
 Arab Development Bank (1959), berubah menjadi Arab Financial Organization
 Organisasi Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Liga Arab (ALESCO – 1964)
 Arab Common Market (1965)
Langkah Politik

 Mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Suriah, Lebanon, Libya dan Tunisia, menolak
Israel (termasuk melalui perang 1948, 1967, 1973), mendukung perjuangan dan
kemerdekaan Palestina.
 Boikot minyak kepada negara-negara pendukung Israel (1973) yang menyebabkan
terjadinya oil shock.
 Mandat kepada PLO sebagai representasi bangsa Palestina.
Problem Liga Arab

 Gagal mempersatukan negara-negara Arab anggota.(Disharmoni di antara negara anggota).


 Keragaman negara-negara anggota: super kaya – miskin, Monarki - Republik, pro Barat –
anti Barat.
 Gagal menyelesaikan konflik yang melibatkan negara anggota, baik interstate maupun
intrastate conflicts. (Contoh kasus: Irak-Kuwait, Suriah, Yaman, Libya, Arab Spring, Krisis
diplomatik Qatar, Palestina, dll.)
Kegagalan: Faktor Penting

 Pengambilan keputusan berdasarkan konsensus.


 Piagam Liga Arab pasal 12: “Keputusan bulat Dewan akan mengikat semua negara
anggota Liga, Keputusan mayoritas hanya akan mengikat negara-negara yang telah
menerimanya.”
 Fakta: Negara anggota kerap berseberangan dalam pengambilan keputusan.
 Konsekuensinya: satu suara anggota berbeda cukup untuk menghindari tercapainya suara
bulat.
Contoh Kasus: Aneksasi Kuwait oleh Irak

 Pasca aneksasi Kuwait oleh Irak pada Agustus 1990, Liga Arab memberikan otorisasi
kepada negara-negara anggotanya untuk bergabung dengan koalisi AS dalam memerangi
Irak.
 Keputusan tersebut memunculkan ketegangan dan mendorong beberapa negara anggota
melakukan boikot terhadap Liga Arab. Liga Arab terbelah dalam kasus Irak.
 Negara-negara anggota juga tidak bersepakat dalam pembicaraan mengenai apakah sanksi
terhadap Irak tetap dipertahankan.
 Liga Arab dikritik tajam akibat respon dan kegagalannya dalam Perang Irak.

Anda mungkin juga menyukai