PATOGENESIS AMENOREA
a. Amenorea karena gangguan fungsi hypothalamus
Disfungsi hypothalamus akan mempengaruhi pelepasan FSH dan LH dapat
menyebabkan gangguan ovulasi dan amenorea.
Penyebab terbanyak pada kelainan ini adalah Amenorea hypothalamus fungsional yang
ditandai dengan :
- Abnormalitas sekresi GnRH
- Kadar FSH dan LH yang rendah
- Perkembangan folikel abnormal
- Rendahnya estradiol
Amenorea hypothalamus yang terjadi bersamaan dengan keluhan anosmia dikenal sebagai
sindrom Kallman
- Tubuh pendek
- Leher pendek
- Kelainan pada ginjal (50%)
- Hipertensi
- Metacarpal dan metatarsal pendek
- Obesitas
- Osteoporosis
kelainan ini terjadi karena defisiensi enzim 21 hidroksilase (CYP-21) pada proses
steroidogenesis sehingga menyebabkan kondisi hiperandrogen intraovum
selanjutnya mengakibatkan anovulasi dan amenorea
sindrom differensiasi seksual dengan manifestasi klinis amenorea primer. Pasien ini
memiliki fenotipe perempuan karena terdapat defek pada reseptor androgen.
- Individu dg kromosom 46 XY
- Individu dg masalah jumlah kromosom seks
Sumber : F. Gary Cunningham, et al. 2009. Obstetri Williams Ed 23 Vol 1 dan Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Halaman 131 dan 1109
3. Mengapa didapatkan hiperpigmentasi pada linea alba dan uterus teraba membesar?
Jawab :
HIPERPIGMENTASI LINEA ALBA
Hal ini terjadi hampir 90% wanita. Hiperpigmentasi lebih mencolok pada mereka yang berkulit
gelap
Garis tengah kulit abdomen linea alba mengalami pigmentasi sehingga warnanya berubah
menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Kadang muncul bercak-bercak kecoklatan irregular
dengan berbagai ukuran di wajah dan leher, menimbulkan kloasma atau melasma gravidarum
(disebut sebagai mask of pregnancy). Pigmentasi areola dan kulit genital juga dapat
bertambah. Perubahan-perubahan pigmentasi ini biasanya hilang atau paling sedikit
berkurang nyata, setelah persalinan.
Selama kehamilan, pembesaran uterus terjadi akibat peregangan dan hipertrofi mencolok sel-
sel otot (hipertrofi dirangsang oleh efek estrogen dan progesterone) sementara produksi
miosit baru terbatas peningkatan ukuran sel otot diiringi oleh akumulasi jaringan fibrosa,
terutama di lapisan otot eksternal dan peningkatan bermakna jaringan elastic sehingga
anyaman yang terbentuk dapat memperkuat dinding uterus.
- Selama kehamilan
Uterus berubah menjadi organ muscular dg dinding relative tipis yang mampu
menampung urine, placenta, dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada aterm
adalah sekitar 5L meskipun dapat juga mencapai 20 L/lebih.
Sumber : F. Gary Cunningham, et al. 2009. Obstetri Williams Ed 23 Vol 1 dan Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Halaman 112 dan 113`
1) Perubahan Metabolik
Sebagai akibat dari peningkatan sekresi dari berbagai macam hormon selama masa
kehamilan , termasuk tiroksin, adrenokortikal dan hormon seks, maka laju metabolisme
basal pada wanita hamil meningkat sekitar 15 % selama mendekati masa akhir dari
kehamilan. Sebagai hasil dari peningkatan laju metabolisme basal tersebut, maka wanita
hamil sering mengalami sensasi rasa panas yang berlebihan. Selain itu,karena adanya
beban tambahan, maka pengeluaran energi untuk aktivitas otot lebih besar daripada
normal (Guyton, 2006).
2) Perubahan Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan terhadapa beberapa perubahan
yang terjadi. Meskipun perubahan sistem kardiovaskular terlihat pada awal trimester
pertama, perubahan pada sistem kardiovaskular berlanjut ke trimester kedua dan ketiga,
ketika cardiac output meningkat kurang lebih sebanyak 40 % daripada pada wanita yang
tidak hamil. Cardiac output meningkat dari minggu kelima kehamilan dan mencapai tingkat
maksimum sekitar minggu ke-32 kehamilan, setelah itu hanya mengalami sedikit
peningkatan sampai masa persalinan, kelahiran, dan masa post partum. Sekitar 50%
peningkatan dari cardiac output telah terjadi pada masa minggu kedelapan kehamilan.
Meskipun, peningkatan dari cardiac output dikarenakan adanya peningkatan dari volume
sekuncup dan denyut jantung, faktor paling penting adalah volume sekuncup, dimana
meningkat sebanyak 20% sampai 50% lebih banyak daripada pada wanita tidak hamil.
Perubahan denyut jantung sangat sulit untuk dihitung, tetapi diperkirakan ada peningkatan
sekitar 20% yang terlihat pada minggu keempat kehamilan. Meskipun, angka normal dalam
denyut jantung tidak berubah dalam masa kehamilan, adanya terlihat penurunan
komponen simpatis (Birnbach,et.al., 2009).
Pada trimester kedua, kompresi aortocava oleh pembesaran uterus menjadi penting secara
progresif, mencapai titik maksimum pada minggu ke- 36 dan 38, setelah itu dapat
menurunkan perpindahan posisi kepala fetal menuju pelvis. Penelitian mengenai cardiac
output, diukur ketika pasien berada pada posisi supine selama minggu terakhir kehamilan,
menunjukkan bahwa ada penurunan dibandingkan pada wanita yang tidak hamil,
penurunan ini tidak diobservasi ketika pasien berada dalam posisi lateral decubitus.
Sindrom hipotensi supine, yang terjadi pada 10 % wanita hamil dikarenakan adanya oklusi
pada vena yang mengakibatkan terjadinya takikardi maternal, hipotensi arterial,
penurunan kesadaran, dan pucat. Kompresi pada aorta yang dibawah dari posisi ini
mengakibatkan penurunan perfusi uteroplasental dan mengakibatkan terjadinya asfiksia
pada fetus. Oleh karena itu, perpindahan posisi uterus dan perpindahan posisi pelvis ke
arah lateral harus dilakukan secara rutin selama trimester kedua dan ketiga dari kehamilan
(Santos, et. al., 2006).
Naiknya posisi diafragma mengakibatkan perpindahan posisi jantung dalam dada, sehingga
terlihat adanya pembesaran jantung pada gambaran radiologis dan deviasi aksis kiri dan
perubahan gelombang T pada elektrokardiogram (EKG). Pada pemeriksaan fisik sering
ditemukan adanya murmur sistrolik dan suara jantung satu yang terbagi-bagi. Suara
jantung tiga juga dapat terdengar. Beberapa pasien juga terlihat mengalami efusi
perikardial kecil dan asimptomatik (Morgan, 2006).
3) Perubahan Hematologi.
Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan sebagai akibat dari
perubahan osmoregulasi dan sistem renin- angiotensin, menyebabkan terjadinya retensi
sodium dan peningkatan dari total body water menjadi 8,5 L. Pada masanya, volume darah
meningkat sampai 45 % dimana volume sel darah merah hanya meningkat sampai 30%.
Perbedaan peningkatan ini dapat menyebabkan terjadinya ”anemia fisiologis” dalam
kehamilan dengan hemoglobin rata rata 11.6 g/dl dan hematokrit 35.5%. Bagaimanapun,
transpor oksigen tidak terganggu oleh anemia relatif ini, karena tubuh sang ibu
memberikan kompensasi dengan cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO 2, dan
pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin (Birnbach,et.al., 2009).
Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selam masa kehamilan.
Volume tidal dan dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat. Pada aterm
konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi semenit meningkat hingga
50%. PaCO2 menurun sekitar 28-32mm Hg. Alkalosis respiratorik dihindari melalui
mekanisme kompensasi yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi
juga dapat meningkatkan PaO2 secara perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat
mengurangi efek hiperventilasi dalam afinitas hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial
oksigen dimana hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen
meningkat dari 27 ke 30 mm Hg. hubungan antara masa akhir kehamilan dengan
peningkatan curah jantung memicu perfusi jaringan (Morgan, 2006).
Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran uterus dan umumnya
diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan transversal dari cavum thorax. Mulai
bulan ke lima, expiratory reserve volume, residuak volume,dan functional residual capacity
menurun, mendekati akhir masa kehamilan menurun sebanyak 20 % dibandingkan pada
wanita yang tidak hamil. Secara umum, ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve
volume sehingga kapasitas paru total tidak mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil,
penurunan functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi bagi mereka
yang mengalami perubahan pada closing volume lebih awal sebagai akibat dari merokok,
obesitas, atau skoliosis dapat mengalami hambatan jalan nafas awal dengan kehamilan
lanjut yang menyebabkan hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi supin juga dapat
mengurangi hubungan abnormal antara closing volume dan functional residual capacity.
Volume residual dan functional residual capacity kembali normal setelah proses persalinan
(Santos,et.al., 2006).
Wanita hamil menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap kedua jenis anestesi baik
regional maupun general. Dari awal periode pemasukan anestesi secara neuraxial, wanita
hamil membutuhkan lebih sedikit anestesi lokal daripada wanita yang tidak hamil untuk
mencapai level dermatom sensorik yang diberikan (Birnbach, 2009).
Minimum local analgesic concentration (MLAC) digunakan dalam anestesi obstetrik untuk
membandingkan potensi relatif dari anestesi lokal dan MLAC didefinisikan sebagai median
dari konsentrasi analgesik efektif dalam 20 ml volume untuk analgesi epidural dalam
periode awal persalinan. Obstruksi dari vena cava inferior karena pembesaran uterus
mengakibatkan distensi dari vena pleksus epidural dan meningkatkan volume darah
epidural. Yang mendekati masa akhir kehamilan menghasilkan tiga efek mayor :
Dua efek awal memicu penyebaran sefalad dari cairan anestesi lokal selama anestesi spinal
dan epidural, dimana efek yang terakhir mungkin menjadi predisposisi dalam insidensi
lebih tinggi dari punksi dural dengan anestesi epidural (Morgan, 2006).
9) Sirkulasi Uteroplasental
Sirkulasi uteroplasental normal sangat dibutuhkan dalam perkembangan dan perawatan
untuk fetus yang sehat. Insufiensi sirkulasi uteroplasental dapat menjadi penyebab utama
dalam retardasi pertumbuhan fetal intrauterin dan ketika menjadi parah dapat
mengakibatkan kematian fetus. Integrasi dari sirkulasi bergantung pada aliran darah
uterus yang adekuat dan fungsi normal plasenta (Morgan, 2006).
Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama kehamilan dan mencapai nilai rata
rata antara 500ml sampai 700ml di masa aterm. Aliran darah melalui pembuluh darah
uterus sangat tinggi dan memiliki resistensi rendah. Perubahan dalam resistensi terjadi
setelah 20 minggu masa gestasi. Aliran darah uterus kurang memiliki mekanisme
autoregulasi (pembuluh darah dilatasi maksimal selama masa kehamilan) dan aliran arteri
uterin sangat bergantung pada tekanan darah maternal dan curah jantung. Hasilnya, faktor
yang mempengaruhi perubahan aliran darah melalui uterus dapat memberikan efek
berbahaya pada suplai darah fetus.
Aliran darah uterin menurun selama periode hipotensi maternal, dimana hal tersebut
terjadi dikarenakan hipovolemia, perdarahan, dan kompresi aortocaval, dan blokade
simpatis. Hal serupa, kontraksi uterus (kondisi yang meningkatkan frekuensi atau durasi
kontraksi uterus) dan perubahan tonus vaskular uterus yang dapat terlihat dalam status
hipertensi mengakibatkan gangguan pada aliran darah (Birnbach,et.al., 2009).
- Asymptomatic bacteriuria
Kultur pada midstream urine merupakan metode yang dianjurkan untuk mendiagnosis
adanya bacteriuria. Jika kultur tidak bisa dilakukan, pengecatan gram bisa dilakukan
sebagai alternatifnya
- Tuberkulosis
Pada populasi dengan prevalensi TB yang tinggi, perlu dilakukan skrining TB pada
wanita hamil
Penilaian janin
- Pergerakan janin
Bisa dilakukan dengan CTG atau count-to-ten kick charts jika dilakukan untuk
kepentingan penelitian
- Ultrasound scan
Dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu untuk meningkatkan deteksi adanya
kelainan pada janin atau adanya kehamilan ganda. Selain itu juga untuk mengurangi
kemungkinan induksi persalinan pada kehamilan post-term. Penggunaan USG juga dapat
meningkatkan pengalaman kehamilan ibu
3) Tindakan pencegahan
- Antibiotik untuk asymptomatic bacteriuria
Pemberian antibiotik selama 7 hari sangat direkomendasikan untuk semua ibu hamil
dengan asymptomatic bacteriuria. Hal ini dilakukan untuk mencegah bakteriuria yang
persisten dan kelahiran preterm serta BBLR
- Pemberian antihelminthic
Diberikan bagi ibu hamil yang tinggal di area endemic pada trimester 1
- Pencegahan malaria
Pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik sangat dianjurkan untuk mendapatkan
profilaksis malaria pada trimester 2. Profilaksis ini diberikan tiap bulan atau minimal 3
kali pemberian.
- Heartburn
Perubahan gaya hidup sehat dan pola makan sangat dianjurkan untuk mencegah
terjadinya heartburn pada ibu hamil. Bila diperlukan maka bisa diberikan antacid
- Kram kaki
Pemberian magnesium, kalsium, atau tatalaksana non-farmakologis lainnya bisa
diberikan untuk mencegah kram kaki pada ibu hamil
- Konstipasi
Bagi ibu hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat ataupun gandum yang
cukup untuk mencegah konstipasi
Kepuasan ibu hamil selama ANC dan persalinan dapat meningkatkan kondisi kesehatan ibu
dan bayi, mengingat kebutuhan emosional, psikologis dan sosial pada wanita dewasa dan
kelompok rentan (termasuk wanita dengan disabiltas, gangguan mental, wanita dengan HIV,
pekerja seksual, dan kaum minoritas) dapat lebih besar daripada wanita lain pada umumnya
Sumber : WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy
experience, UK
WAKTU ANC
6. Bagaimana siklus dari menstruasi?
Jawab :
Terjadi saat ovum tidak dibuahi:
- Fase folikular (peningkatan esterogen, karena folikel sekunder terdapat antrum
hasilkan esterogen). Sampai hari ke-8
Pada orang normal folikel yang primer dihasilkan banyak
Folikel matang, sel theca (hormon lh merangsang androgen)dan sel granulosa (mengubah
androgen esterogen dari fsh, dari enzim aromatase)
Folikel matang (folikel sekunder) ada oosit sekunder dapat pecah sehingga mengeluarkan oosit
sekunder -> matang jadi ovum siap dibuahi corpus luteum yang akan dipengaruhi oleh
hormon esterogen dan hormon progesteron.
Ada hormon fsh dan lh yang berperan dalam kehamilan, jika pada fsh pada sel granulosa, pada
lh yaitu sel theca.
Umpan balik negatif esterogen di hipotalamus, sel arc inhibisi arc hipotalamus tidak
memberikan sinyal gnh yang terjadi sehingga tidak memberi sinyal pada fsh dan lh
Umpan balik positif lonjakan fsh dan lh ovulasi oosit sekunder keluar dari folikel sekunder
esterogen menurun antrum pecah (pada hari ke-14)
- Fase luteal
Korpus luteum akan dijaga sampai umur 2minggu jika lebih dari 2 minggu maka ovumnya
akan berdegradasi
Hari 14-28 akan bekerja hormon progesteron
Umpan balik positif = sel apvp
Korpus luteum mempertahankan hormon progesteron dan esterogen
Rumus ini biasanya hanya dipakai jika siklus haid teratur 28 – 30 hari.
Rumus Neagle = (Hari pertama haid + 7), (Bulan terakhir haid - 3), (Tahun + 1).
Sumber : Buku saku bagi bidan/perawat dan kader kesehatan untuk mendukung
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Kemenkes RI Pusat Promkes 2014)
10. Apa manfaat dari suplemen asam folat yang diberikan oleh dokter?
Jawab :
Asam folat diberikan pada masa perikonsepsi untuk menghindari terjadinya NTD di kemudian
hari. Mekanisme pasti dan alasan mengapa asam folat dapat mencegah terjadinya NTD masih
belom diketahui pasti, sebuah sumber mengatakan terjadinya akibat diferensiasi metilasi dari
Insulin-like growth factor 2 (IGF-2). Suplementasi yang mengandung asam folat sudah terbukti
dapat mengurangi resiko adanya kelainan jantung atau kelainan struktural kraniofasial.
Konsentrasi asam folat akan meningkat 0,94 ng/mL untuk pengkonsumsian asam folat 0,1
mg/hari pada wania usia 20-35 tahun dan akan meningkat 2 kali lipat pada wanita usia 40
sampai 65 tahun. Setiap kali lipat konsentrasi serum folat mengurangi resiko terjadinya NTD.
Peningkatan asupan sejumlah 0,4 mg/hari dapat menurunkan resiko sejumlah 36%, jika
mengkonsumsi 5 mg dapat mengurangi resiko sebesar 85%.
Kekurangan kandungan folat dalam tubuh dapat menyebabkan banyak efek yang tidak baik.
Contohnya neural tube defect, malformasi kongenital yang sering terjadi yaitu anensefali dan
spina bifida. Pada beberapa kasus NTD disebabkan oleh mutasi gen C677T, namun faktor
faktor lain juga tidak dapat langsung disingkirkan seperti lingkungan dan kurangnya asupan-
asupan nutrisi seperti asam folat. Berdasarkan data yang didapatkan pada estimasi kelahiran
700 sampai 900 kelahiran di united of kingdom mengalami malformasi kongenital. Oleh karena
itu, pencegahan terjadinya NTD sangat di perhatikan karena proses pembentukan tabung
neural terjadi pada masa awal kehamilan atau trimester pertama. Setiap perempuan, sebelum
mengetahui dirinya dalam masa kehamilan, sebaiknya sudah mengkonsumsi asam folat yang
cukup, bahkan sebelum terejadinya konsepsi. Kekurangan asam folat tidak hanya memberikan
efek samping pada janin yang sedang di kandung sang ibu, namun sang ibu juga dapat
mengalami efek sampik, contohnya anemia megaloblastik. Anemia yang terjadi akibat
defisiensi asam folat menyebabkan adanya batasan pada penderita untuk menghsilkn sel darah
merah dengan karakteristik lain yaitu ukuran sel darah merah yang belum matur yang dapat di
temukan pada pemeriksaan apusan darah perifer.
Selain itu, kekurangan asam folat juga berdampak pada bayi yang dikandung oleh sang ibu. Jika
kebutuhan folat terpenuhi dapat memberikan keuntungan pada berat badan bayi, berat tali
pusar atau panjang waktu gestasi. Kekurangan folat pada tubuh sang ibu biasanya juga sering
berkaitan dengan diet yang dilakukan oleh sang ibu, sehingga asupan vitamin dan mineral
termasuk folat jumlahnya hanya terbatas dalam tubuh. Dampaknya, bayi yang dilahirkan
mengalami prematuritas, berat badan lahir rendah, dan retardasi pertumbuhan sang bayi
nantinya. Berat badan lahir rendah berhububungan dengan prematuritas
Untuk mengetahui kadar kebutuhan folat dalam tubuh di setiap negara memiliki cara yang
berbeda untuk menentukan berapa kadar folat dalam tubuh. Banyak negara yang
menggunakan konsentrasi serum atau eritrosit folat yang dikaitkan dengan kejadian anemia
megaloblastik. Konsentrasi eritrosit folat dapat dijadikan sebagai indikator yang adekuat
rkarena dapat menjadi marker jangka panjang status folat. Cut off yang digunakan dari setiap
negara berkisar antara 300 nmol/L sampai 327 nmol/L. Berdasarkan riskesdas AKG untuk
orang normal yaitu 400 mcg, namun untuk ibu hamil trimester pertama kadar asam folat yang
dibutuhkan ibu hamil yaitu 600 mcg.
Cara konvensionalnya untuk mengetahui defisiensi folat yaitu dengan mengetahui kadar serum
folat <3 ng/mL ( 6,8 nmol/L) dan konsentrasi folat eritrosit <140ng/mL (317 nmol/L) jika
kadarnya dibawah itu sering dikaitkan dengan kejadian anemia megaloblastik. Kesulitan
terbesar dalam membangun konsensus ilmiah mengenai defisiensi asam folat akibat adanya
isu metodologis yang berkaitan dengan pengukuran folat darah. Uji mikrobiologis masih
menjadi pilihan utama bagi laboraturium. Namun, adanya perubahan protokol uji dari waktu
ke waktu mengakibatkan adanya perbedaan antar laboraturium substansial dalam kuantifikasi
folat. Perkembangan teknik spektrometri telah menyebabkan prosedur pengukuran serum
folat. Namun, prosedur yang sama pada folat eritrosit masih dalam tahap percobaan klinis
untuk mendapatkan biomarker yang akurat.
Pada wanita hamil, kadar asam folat sangat dibutuhkan pada trimester awal, sedangkan
asupan asam folat pada akhir trimester kurang sufisien untuk sebagai untuk mengontrol
cadangan folat dalam tubuh. Kebutuhan suplemen asam folat yang harus dikonsumsi pada
sebelum terjadinya konsepsi yaitu, 0,4 mg/ hari jika memiliki rencana untuk kehamilan atau
400 mcg jika sebelumnya memiliki riwayat NTD pada kehamilan sebelumnya.
Sumber : 1 2
Amanda Cyko Prasetyo , Saptawati Bardosono (korelasi antara asupan asam
1
folat dengan kadar folat dalam darah pada ibu hamil trimester pertama), Fakultas
2
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Gizi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta
Diadaptasi dari National Institute of Health (1984) oleh the American Institute of Ultrasound in
Medicine (2007)
Diadaptasi dari National Institute of Health (1984) oleh the American Institute of Ultrasound in
Medicine (2007)
Sumber : F. Gary Cunningham, et al. 2009. Obstetri Williams Ed 23 Vol 1 dan Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Halaman 367 dan 369
12. Konseling dan edukasi pada kehamilan? Edukasi ibu hamil? Pantangan makanan? Masih bisa
berhubungan seksual?
Jawab :
EDUKASI
MAKANAN
Sumber : Buku saku bagi bidan/perawat dan kader kesehatan untuk mendukung
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Kemenkes RI Pusat Promkes 2014)