DESKRIPSI SINGKAT
1. Flipchart
2. Spidol
3. Materi Modul Pengorganisasian (MI.3)
4. Laptop
5. Bahan Tayang
6. Petunjuk Role Play
D. Langkah 4 : Rangkuman
1. Kegiatan Pelatih
a. Bersama peserta diskusi merangkum butir-butir penting dari
hasil proses pembelajaran.
b. Membuat kesimpulan.
2. Kegiatan Peserta
a. Bersama Pelatih merangkum hasil proses pembelajaran
koordinasi lintas program dan lintas sektor.
b. Mendengarkan kesimpulan dari pelatih
2. Pengorganisasian P2TB
a. Strategi Nasional P2TB
Strategi penanggulangan TB dalam mencapai Eliminasi Nasional TB
tahun 2030 salah satunya adalah peningkatan kemitraan TB melalui
Forum Koordinasi TB di pusat dan di daerah dengan kebijakan
pendekatan penggalangan kerja sama dan kemitraan diantara sektor
pemerintah, non pemerintah, swasta, dan masyarakat.
5
b. Jejaring Tatalaksana Kasus TB
1) Pengorganisasian Penemuan Kasus melalui Pendekatan PPM
Program Penanggulangan TB dalam strategi nasional diarahkan
menuju akses universal terhadap layanan TB yang berkualitas
dengan upaya kegiatan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS)
untuk semua pasien TB yang sistematis dengan pelibatan secara
aktif seluruh penyedia layanan kesehatan melalui pendekatan
PPM.
Keterangan:
• Mandatory Notification adalah kewajiban melapor setiap Fasyankes di luar
Puskesmas (DPM, Klinik, RS), yang dalam teknis pelaporannya dapat
dilakukan melalui Puskesmas maupun langsung ke Dinas Kesehatan.
• Koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan perlu diperkuat agar berjalan
dengan baik, dengan menitikberatkan pada pembentukan Tim
PPM/Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) di tingkat
kabupaten/kota.
8
• Penguatan laboratorium mikroskopis, test cepat molekuler, kultur, uji
kepekaan obat di fasyankes pemerintah dan swasta.
• Penguatan mutu layanan TB melalui akreditasi Puskesmas dan RS,
• Penguatan manajemen obat dan logistik TB lainnya.
• Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan program TB. •
Penguatan pelaksanaan wajib lapor (mandatory notification). •
Penguatan pembinaan dengan supervisi dan mentoring.
• Penguatan monitoring dan evaluasi.
9
Bagan 2: Alur Pelaporan P2TB
Notifikasi Wajib (Mandatory Notification)
10
dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Mengingat keterbatasan sumber daya di FKTP (klinik dan dokter praktik
mandiri) maka harus disiapkan sistem informasi TB yang lebih
sederhana dan mudah dilaksanakan.
Notifikasi wajib pasien TB dari FKRTL (Rumah Sakit, BP4, Klinik Madya
dan Utama) disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
setempat menggunakan sistem informasi TB yang baku. Dinas
Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk mengawasi dan membina
pelaksanaan sistem notifikasi wajib di wilayahnya masing-masing
sebagai bagian rutin kegiatan tim PPM.
ini: KEMENTERIAN
PUSAT KAB/KOTA
INSTALASI FARMASI
KAB/KOTA (IFK)
PROVINSI KAB/KOTA
FASILITAS PELAYANAN
INSTALASI FARMASI
NASIONAL
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
DINAS KESEHATAN
KESEHATAN
11
Tugas dan fungsi dari setiap tingkat pelaksana tersebut dalam
pengelolaan logistik TB adalah:
Tingkat Pusat
a. Membuat Kebijakan Nasional Pengelolaan Logistik Program TB b.
Membuat Panduan Nasional Pengelolaan Logistik Program TB. c.
Mendukung penyediaan logistik Program TB untuk kebutuhan daerah,
termasuk buffer stock.
d. Melakukan Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi
Ketersediaan logistik.
1 Seleksi ✓ ✓ ✓*
2 Perencanaan ✓ ✓ -
3 Pengadaan - ✓ ✓*
4 Pendistribusian ✓ ✓ -
5 Penyimpanan - ✓ -
7 Monev ✓ ✓ ✓
Tingkat Provinsi
a. Melaksanakan Kebijakan Nasional Pengelolaan Logistik Program TB.
b. Melaksanakan Pengelolaan Logistik Program TB sesuai Panduan
Nasional.
12
c. Melakukan pengadaan logistik Program TB untuk kebutuhan Provinsi
dan Kabupaten/Kota, termasuk buffer stock.
d. Melakukan Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi
Ketersediaan Logistik ke Kabupaten/Kota.
1 Perencanaan ✓ ✓ -
2 Pengadaan ✓ ✓ -
3 Pendistribusian ✓ ✓ -
4 Penyimpanan - ✓ -
6 Monev ✓ ✓ ✓
Tingkat Kabupaten/Kota
a. Melaksanakan Kebijakan Nasional Pengelolaan Logistik Program TB.
b. Melaksanakan Pengelolaan Logistik Program TB sesuai Panduan
Nasional.
c. Melaksanakan perencanaan kebutuhan logistik dan mengajukan
rencana kebutuhan logistik ke provinsi dan tembusan ke pusat. d.
Melakukan pengadaan logistik Program TB untuk kebutuhan
kabupaten/kota, termasuk buffer stock.
e. Melakukan Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi
Ketersediaan Logistik ke Fasyankes.
1 Perencanaan ✓ ✓
2 Pengadaan ✓ ✓
3 Pendistribusian ✓ ✓
4 Penyimpanan - ✓
6 Monev ✓ ✓
13
3. Pengorganisasian Kemitraan P2TB
A. Lintas Program
Tanggung jawab pelaksanaan Program Penanggulangan TB berada
di Kabupaten/Kota yang didukung fasilitas kesehatan primer yaitu
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Rujukan Mikroskopis TB (FKTP
RM), yaitu puskesmas dengan laboratorium yang mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis dahak dan menerima rujukan, serta fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan yaitu Fasiltas Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjut (FKRTL) yang dapat melakukan pemeriksaan mikroskopis dan
mengambil peran sebagai rujukan mikroskopis, serta didukung
14
Bagan 4 : Jejaring Lintas Program Pendukung Layanan TB di Kabupaten / Kota
Yankes Farmasi
Kesma
Dinkes Kab/Kota
LAB
KIA
Kesling B. Lintas Sektor
P2
15
Bagan 5: Jejaring Lintas Sektor Mendukung Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam P2TB
PKK
Dinsos Bappeda
Masyarakat
Kemenag Kemendes
Dinkes Kab/Kota
Basna Kemeneninfor
CSR
DiknasDinas PUPR
c. Organisasi kemasyarakatan
Peran organisasi kemasyarakat sangat penting dalam mendukung
penanggulangan TB baik dalam penemuan kasus, tatalaksana dan
monitoring program layanan TB. Organisasi masyarakat dapat
membantu dalam penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan TB kepada penguatan Puskesmas maupun DPM
sesuai kemampuan organisasi masyarakat.
kemasyarakatan
16
Pengelola Program TB Kabupaten/Kota dapat mengkoordinasikan organisasi
kemasyarakatan dalam memberi dukungan untuk advokasi ke pengambil
kebijakan agar penanggulan TB mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah
dalam bentuk regulasi, dukungan komitmen dan pendanaan. Selain itu bisa
mebantu dalam penemuan kasus, pendampingan dalam pengobatan dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang TB.
VIII. REFERENSI
Tujuan
Skenario:
1. Peserta dibagi menjadi 2 sub kelompok
2. Pelatih meminta peserta berperan sebagai Kasie/wasor TB,
Penanggungjawab Program TB Puskesmas, Dokter Praktik Mandiri,
Petugas TB di Rumah Sakit dan pengurus LKNU.
17
3. Pelatih meminta peserta lainnya sebagai pengamat bermain peran dan
memberi komentar pada kelompok lainnya.
4. Pada pertemuan tersebut, Kasie/wasor TB harus menunjukkan kemampuan
untuk:
▪ Meyakinkan peserta pertemuan tentang pentingnya tujuan dan hasil
yang dicapai adalah kesepakatan jejaring layanan (PPM) dalam
program penanggulangan TB.
▪ Mengkomunikasikan langkah-langkah jejaring eksternal yang telah
disusun oleh Dinkes Kab. Antah Berantah ke mitra kerja.
• Mengajak semua peserta untuk membuat kesepakatan dalam rangka
peningkatan jejaring eksternal dan peran masing-masing mitra.
• Membuat RTL singkat oleh peserta yang hadir
5. Setelah bermain peran selesai, pelatih akan memandu dialog berikut: ▪
Secara singkat, masing-masing pemeran menyampaikan apa yang
mereka rasakan dan pelajari dari pengalaman bermain peran tersebut. ▪
Secara singkat, pengamat menyampaikan penilaiannya.
▪ Di akhir sesi, pelatih akan melakukan klarifikasi, menyampaikan
penilaian dan merangkum kegiatan bermain peran tersebut.
Skenario 2.
Tujuan
18
Pertemuan ini dipimpin oleh Kabid P2P,hadir juga Kasi P2 dan Wasor TB
Tugas : 1. Diskusikan permasalahan yangterjadi sesuai bidang tugas
Maing masing
2. Diskusikan rencana pemecahan masalah sesuai bidang tugasnya
masing-masing
3. Susun rencana tindak lanjut untuk meningkatkan capain cakupan
TW II dan serusnya di Kabupaten Sekaralas
19