Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

“ Manajemen Apotek “

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Anna V. Pont, SKM., SH.,MM.,MH

Disusun oleh :

Vivi Kurotu A’yuni


(PO7124318050)

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN DIV KEBIDANAN
TAHUN 2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Manajemen Apotek” Adapun pembuatan makalah ini
adalah sebagai tugas individu yang di berikan oleh dosen mata kuliah Organisasi
Manajemen Pelayanan Kebidanan

Dengan selesainya makalah ini, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kemajuan dalam hal penyusunan
makalah di kemudian hari .

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampi akhir .

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................5

C. Tujuan..........................................................................................................................5

D. Manfaat........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6

A. Pengertian Apotek........................................................................................................6

B. Manajemen Apotek......................................................................................................6

C. Prosedur Pendirian Apotek...........................................................................................8

D. Bangunan dan Kelengkapan.........................................................................................8

E. Perlengkapan Apotek...................................................................................................9

F. Prosedur perizinan apotek..........................................................................................10

G. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek.............................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................................13

B. Saran..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya
atau barang yang diperdagangkan terdiri dari perbekalan kefarmasian, yang
meliputi obat dan bahan obat, serta perbekalan kesehatan. Apotek juga
merupakan tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Apotek memiliki dua kegunaan yaitu dalam memberi pelayanan
kesehatan serta dalam bisnis/persaingan (Umar, 2000).
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, di
bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian
dan pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan komperehensif
(pharmaceutical care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat
namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian
informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional,
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (Kemenkes, 2014).
Pengukuran kinerja adalah fakor terpenting, sebagai acuan dalam
mementukkan berhasilnya sebuah organisasi bisnis, sehingga dapat menjadi
membantu pihak manajemen untuk evaluasi hasil-hasil kinerja yang telah
dilakukan. Dalam dunia usaha, penilaian kinerja sangat berperan penting,
karena dengan adanya pengukuran kinerja akan diketahui seberapa baik
strategi dan manajemen apotek dalam jangka waktu tertentu, serta mampu

4
melihat kekurangan atau kelemahan yang ada dalam apotek, sehingga bisa
diperbaiki dimasa mendatang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Apotek?
2. Apa saja Prosedur Pendirian Apotek?
3. Apa saja Bangunan dan Kelengkapan Apotek?
4. Apa saja Perlengkapan Apotek?
5. Bagaimana Prosedur perizinan apotek?
6. Apa saja Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Apotek
2. Untuk mengetahui apa saja Prosedur Pendirian Apotek
3. Untuk mengetahui apa saja Bangunan dan Kelengkapan Apotek
4. Untuk mengetahui Perlengkapan Apotek
5. Untuk mengetahui apa saja Prosedur perizinan apotek
6. Untuk mengeahui Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan
kita mengenai Manajemen Apotek serta mengetahui tentang apa saja yang ada
didalam manajemen apotek.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes
RI) No. 1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Perubahan atas Peraturan
MenKes RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran
perbekalan farmasi kepada masyarakat.
 Tugas dan Fungsi apotek
Tugas dan Fungsi Apotek berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut:
a. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
b. Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan,
pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau
bahan obat.
c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan
obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
d. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan
farmasi lainnya kepada masyarakat.

B. Manajemen Apotek
Manajemen Apotek, adalah manajemen farmasi yang diterapkan di
apotek. Sekecil apaun suatu apotek, sistem manajemennya akan terdiri atas
setidaknya beberapa tipe manajemen, yaitu :
1. Manajemen keuangan

6
Manajemen keuangan tentunya berkaitan dengan pengelolaan
keuangan, keluar masuknya uang, penerimaan, pengeluaran, dan
perhitungan farmako ekonominya.

2. Manajemen pembelian
Manajemen pembelian meliputi pengelolaan defekta, pengelolaan
vendor, pemilihan item barang yang harus dibeli dengan
memperhatikan FIFO dan FEFO, kinetika arus barang, serta pola
epidemiologi masyarakat sekitar apotek.

3. Manajemen penjualan
Manajemen penjualan meliputi pengelolaan penjualan tunai, kredit,
kontraktor

4. Manajemen Persediaan barang


Manajemen persediaan barang berhubungan langsung dengan
manajemen pembelian.

5. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran , berkaitan dengan pengelolaan dan teknik
pemasaran untuk meraih pelanggan sebanyak-banyaknya. Manajemen
pemasaran ini tampak padaapotek modern, tetapi jarang diterapkan
pada apotek-apotek konvensional.

6. Manajemen khusus
Manajemen khusus, merupakan manajemen khas yang diterapkan
apotek sesuai dengan kekhasannya, contohnya pengelolaan untuk
apotek yang dilengkapi dengan laboratorium klinik, apotek dengan

7
swalayan, dan apotek yang bekerjasama dengan balai pengobatan, dan
lain-lain.

C. Prosedur Pendirian Apotek


Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan
bahwa
persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut:
Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang
lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar
sediaan farmasi.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek adalah:
Lokasi dan Tempat

Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya tetap


mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan,
jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk di sekitar lokasi
apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau masyarakat
dengan kendaraan.

8
D. Bangunan dan Kelengkapan

Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan


yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu
perbekalan kesehatan di bidang farmasi.

Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari :

 Ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang


penyimpanan obat, ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat
pencucian obat, kamar mandi dan toilet.

 Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang


memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam
kebakaran yang befungsi baik, Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik
dan memenuhi syarat higienis, Papan nama yang memuat nama
apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek, nomor telepon apotek.

E. Perlengkapan Apotek
Apotek harus memiliki perlengkapan, antara lain:

1. Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas


ukur dll. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti
lemari obat dan lemari pendingin.
2. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

3. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.

4. Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan


peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek.

9
5. Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep
dan lain-lain.

F. Prosedur perizinan apotek

Untuk mendapatkan izin apotek, APA atau apoteker pengelola apotek


yang bekerjasama dengan pemilik sarana harus siap dengan tempat,
perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya. Surat izin
apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan RI kepada
apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk membuka
apotek di suatu tempat tertentu.

Wewenang pemberian SIA dilimpahkan oleh Menteri Kesehatan


kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan
izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri
Kesehatan dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi.

Sesuai dengan Keputusan MenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002


Pasal 7 dan 9 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:

1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-
lambatnya 6 hari setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis
kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap
kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
2. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
lambatnya 6 hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.

10
3. Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, apoteker
pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada
Kepala Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala
Dinas Propinsi.

4. Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana


ayat (3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan setempat
mengeluarkan surat izin apotek.

5. Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala Balai
POM dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan
setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.

6. Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan


kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-
lambatnya dalam waktu satu bulan sejak tanggal surat penundaan.

7. Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai


pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan
permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Dinas setempat dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan
disertai dengan alasan-alasannya.

G. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek


1. Manejer Apotek Pelayanan
Apotek Rama dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai
manager pelayanan yang telah mengucapkan sumpah apoteker yang
telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK), juga memiliki kemampuan
memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan di
apotek. Selain itu juga APA harus menguasai kemampuan manajemen
yaitu, perencanaan, koordinasi, kepemimpinan dan pengawasan

11
disamping kemampuan di bidang farmasi baik teknis maupun non
teknis.
Tugas dan Tanggung Jawab pimpinan Apotek adalah :
1. Memimpin, menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan
pengawasan dan pengendalian apotek sesuai UU yg berlaku
2.  Menyusun program kerja karyawan untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan
3. Memberikan pelayanan dan informasi obat dan perbekalan
farmasi kepada pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
perkembangan apotek
5. Menguasai dan melaksanakan peraturan perundang-undangan
farmasi yang berlaku
2. Fungsi Administrasi :
1. Membuat laporan realisasi data dan anggaran setiap bulan
2. Membuat laporan penutupan buku
3. Melakukan rekaptulasi buku penjualan tunai dihitung
berdasarkan jumlah resep dan rekaptulasi buku pembelian
3. Fungsi Pembelian :
1. Membuat kebutuhan barang pada buku permintaan barang
2. Membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) sesuai
dengan data kebutuhan barang yang tercatat pada buku
permintaan barang dan pareto penjualan
3. Membuat retur atau pengembalian barang bila terjadi kesalahan
dalam pengiriman barang
4. Karyawan/ Karyawati
Karyawan/Karyawati mencakup asisten apoteker dan non asisten
apoteker.
Tugas dan tanggung jawab asisten apoteker antara lain :
12
a. Mengatur penyimpanan obat dan penyusunan apotek
a. Memberi harga pada setiap resep dokter yang masuk dan
memeriksa kelengkapan resep
b. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter
c. Menghitung dosis obat untuk racikan sesuai permintaan resep
d. Menimbang, menyiapkan, mengemas, dan memberi etiket obat
yang akan diserahkan pada pasien
e. Memeriksa kebenaran obat sebelum diserahkan pada pasien
f. Menyerahkan obat sekaligus memberi informasi mengenai cara
pemakaian dan informasi lainnya mengenai obat tersebut
kepada pasien.
g. Membuat salinan resep bila diperlukan oleh pasien, bila obat
hanya ditebus sebagian atau resep diulang serta membuat
kuitansi bila diperlukan.
h. Berpartisipasi dalam pelaksaan dan pemeliharaan kebersihan di
apotek.
Tugas dan tanggung jawab non apoteker antara lain :
a. Membantu tugas asisten apoteker dalam menyiapkan obat ,
mengerjakan obat racikan yang telah disiapkan oleh asisten
apoteker sesuai dengan dan jumlah yang diminta
b. Membuat obat racikan standar dibawah pengawasan asisten
apoteker dan apoteker
c. Menyusun obat-obat pada rak penyimpanan obat
d. Membersihkan peralatan yang digunakan dan membersihkan
ruangan diapotek.

13
CONTOH KASUS

Ny s (58th) merupakan seorang pasien dipuskesmas mengeluh mata perih dan merah
karena terkena butiran pasir/ debu 2 hari yang lalu saat menggunakan motor, sebelum
ny s pergi ke puskesmas pasien berinisiatif menggunakan tetes mata insto, namun
tidak memberikan efek apapun, dan akhirnya ny s lalu datang ke puskesmas
kemudian ditangani dokter dan diberikan resep oleh dokter, obat tersebut akan di
tebus di apotek.
Penyelesaian :
Penyelesaian kasus yang terjadi di dalam apotik :
 Tugas dan Tanggung Jawab pimpinan Apotek dalam penyelesaian kasus ny S
adalah :
 Memimpin, menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan
pengawasan dan pengendalian apotek sesuai UU yg berlaku
Dalam hal ini pemimpin / manajer apotik yaitu mengawasi dalam mengawasi
dan pastinya pemimpin/ manajer mengetahui semua / perpengalaman diantara
asistennya tersebut.
 Tugas dan tanggung jawab asisten apoteker dalam penyelesaian kasus ny S
antara lain :
1. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter

 Tugas dan tanggung jawab non apoteker dalam penyelesaian kasus ny s


antara lain :
1. Membantu tugas asisten apoteker dalam menyiapkan
obat , mengerjakan obat racikan yang telah disiapkan
oleh asisten apoteker sesuai dengan dan jumlah yang
diminta

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Apotek, adalah manajemen farmasi yang diterapkan di
apotek. sistem manajemennya akan terdiri atas setidaknya beberapa tipe
manajemen, yaitu : Manajemen keuangan, Manajemen pembelian,
Manajemen penjualan, Manajemen Persediaan barang, Manajemen
pemasaran, Manajemen khusus.

B. Saran
Berdasarkan simpulan dari isi makalah ini jika terdapat kekurangan dalam hal
penyajian makalah ini dan dalam hal penyusunan kata-kata yang kurang
efektif penulis mohon kritik dan saran yang berguna bagi penulisan makalah
selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://klikfarmasi.com/artikel-ilmiah/manajemen-apotek/
https://www.academia.edu/34267584/Tugas_makalah_menejemen_apotek_

16

Anda mungkin juga menyukai