Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN DI APOTEK

- Apoteker Penanggung Jawab Apotek: Sulastri


- Apoteker Pendamping: Iffah Kamaliyah
- Asisten apoteker baru: Muhammad Fitri Fadhel
- Asisten apoteker lama 1: Lina Krisnawati
- Asisten apoteker lama 2: Eni Susanti
- Sales obat 1: Lia Afrida
- Sales obat 2: Kiki Zakia Aulia

Disebuah apotek ABC, dengan apoteker Sulastri, S.Farm., Apt, Apoteker Pendamping Iffah
Kamaliyah dan Asisten apoteker yang baru saja diterima bekerja di Apotek tersebut,. suatu
hari paqda saat manajemen pengadaan obat asisten apoteker baru mengalami kesulitan dalam
melakukan stock obat di apotek.

Dialog

Lastri : “Mas fadhel tolong obatnya di stock ya..”

Fadhel : :Baik bu”

Beberapa menit kemudian.....

Lastri :”Bagaimana mas fadhel apakah sudah di stock obatnya? Ini ada barang datang, cepat
disusun ya”

Fadhel : “Maaf bu saya masih bingung bagaimana cara menyusun obatnya”

Lastri : “Mba lina atau mba eni tolong bantuin mas fadhel mendata apa saja stock obat yang
harus dipesan”.

Lina : “ya tinggal ditulis apa saja yang habis” ( dengan ekspresi sinis)

Fadhel : “Tapi maaf mba saya belum hafal obat-obatnya”.

Eni : “ya ampun... susah deh kalau ada karyawan baru, harus ngajarin dari awal”

Lastri : “ada apa ini?”.

Eni : “saya bingung bu harus menjelaskan darimana untuk melakukan stock dan menata
barangnya, dia belum hafal semua obatnya”.

Lastri : “yasudah biar saya yang menjelaskan, kamu segera melakukan stock untuk barang
yang lain, mas fadhel..”

Fadhel : “iya bu”


Lastri : “ini daftar obat bagian syrup, coba dilihat dengan barangnya, jika ada yang kosong
maka segera di stock di buku pemesanan barang. Tulis saja jumlahnya berapa, yang
kira-kira cepat habis di tulis jumlahnya 0, 1 atau 2, kalau masih banyak jangan ditulis,
kalau tidak sering keluar juga jangan ditulis”

Fadhel : “oh, iya bu saya mengerti”

Lastri : “untuk menata barang, barang yang baru datang di taruh di bagian belakang karena
expired date yang dekat harus keluar terlebih dahulu”.

Fadhel : “baik bu, terimakasih atas pembelajarannya”.

Lastri : “iya, kalau ada yang belum mengerti jangan diam saja, bisa ditanyakan pada saya
atau mba lina dan mba eni ya”.

Lina : “mba iffah, itu ada PBF”.

Iffah : “apa yang harus saya lakukan?”.

Lina : “loh, ya diterima obatnya gimana sih kok pada bingung?”

Lastri : “ada apalagi ini mba?”.

Lina : “itu bu ada PBF datang”.

Lastri : “oh, iya mba iffah sini ikut saya, belajar cara penerimaan barang ya”.

Iffah : “iya bu”.

Lia : “selamat siang mba”

Iffah : “iya selamat siang”.

Lia : “ini mba barangnya di cek lagi”.

Iffah : “oh iya, bu lastri ini bagaimana ya caranya?”.

Lastri : “beginji loh mba dilihat dulu SP nya dengan faktur dan barangnya, cari nama
barang, bentruk sediaan, jumlah sediaaan, nomor batch dan tanggal expired date,
dilihat lagi sesuai atau tidak lalu bisa di tandatangani dan di stampel kemudian
diminta 1 lembar untuk arsip apotek”.

Iffah : “oh iya baik bu”.

Lia : “bagaimana mba?”.

Iffah : “iya ini barangnya sudah sesuai”.

Lia : “ya sudah saya minta cap apoteknya mba”.

Iffah : “ini mba”.


Lia : “terimakasih ya mba”.

Iffah : “Iya sama-sama..”

Kiki : “mba ini barang yang di poesan”.

Iffah : “coba saya lihat dahulu SP nya”.

Kiki : “ini mba”.

Iffah : “coba saya cocokan dahulu faktur dengan barangnya, ini barangnya ada yang pecah
mba”.

Kiki : “ya sudah nanti saya beri potongan harga”.

Iffah : “iya, lain kali hati-hati ya mba”. (stempel)

Kiki : “terimakasih mba”. (sambil pergi)

Iffah : “eh, sebentar mba saya minta selembar faktur untuk arsip diapotek”.

Kiki : “oh iya maaf mba saya lupa, ini mba”. (sambil menyerahkan faktur)

Iffah : “iya”

Beberapa menit kemudian.......

Iffah : “bu lastri, ini mau di apakan fakturnya?”.

Lastri : “di edit di komputer lalu cocokan dengan harga-harga yang sudah ada di komputer,
ada perubahan harga atau tidak di bandingkan dengan faktur baru, nanti fakturnya di
arsipkan sesuai dengan nama PBF masing-masing”.

Iffah : “iya bu..”

Anda mungkin juga menyukai