Kelompok : balab.
Anggota kelompok :
1. Denissya Gunawan
2. Herlina.
3. Nayla rizkia.
4. Latifah Ri'ayah.
5. Siti Aisyah.
6. Nur Alifia.
Pada suatu hari.... ketika 10menit sebelum bel sekolah berbunyi murid murid SMKN 28 jakarta
berbondong bondong berjalan untuk memasuki ruangan kelas.....
Kemudian datanglah seorang anak yang sedang bejalan dikoridor sekolah dengan hati yang sangat
gembira, karena hari itu merupakan hari pertama ia masuk sekolah.
Disaat ia berjalan menuju ruangan kelas ia bertemu dengan seorang murid senior dengan hati yang
sangat kesal melihat siswa tersebut.
Dengan penuh keheranan seorang pekerja sosial yang juga ada didekat lokasi tersebutpun bertanya
kepada siswa tersebut.
Herlina dan ica: kamu kenapa dek?, ada masalah dengan orang itu?
latifah: e-engga ko kak, mungkin aku hanya sedikit membuat kesalahan pada orang tersebut.
herlina: baiklah, kalau kamu butuh bantuan tolong hubungi kaka ya dek. Ini nomor telepon kaka.
Singkat waktu...
Pada saat bel sekolah berbunyi dengan tanda tanda kepulangan sekolah siswa tersebut teringat dengan
janjinya dipagi hari kelak.
Latifah: oh iya... aku harus menemui kaka kaka itu, tapi.... aku takut.
Dengan pikiran yang sangat ragu siswa itupun tetap teguh pada janjinya.
Latifah: aduh ngga apa apa deh, lagi juga aku udah janji sama orang itu.
Kemudian siswa tersebut berjalan menuju parkiran, disaat sedampainya di parkiran 2 senior sudah
melihat kehadiran siswa tersebut. Lalu berkata
Aisyah: kesini juga lo akhirnya, udah 15menit gue nunggu lo lama banget panas tau nggak!.
Dengan membawa sesutu ditangannya, salah satu senior itu menutupi barang tersebut.
Aisyah: lo tau gak semenjak ada lo, mamah gue udah ngga pernah perhatiin gue lagi dan lo juga harus
sadar kalo lo sama bokap lo yang ngga seberapa itu Cuma numpang hidup di rumah peninggalan bokep
gue. So... lo jangan sok sokan kalo lo adalah berlian dirumah itu.
Dengan penuh kekesalan senior itu menyiram siswa tersebut dengan benda yang ada ditangannya. Lalu
siswa tersebut berteriak meminta pertolongan pada orang lain.
Latifah: tolong – tolong!!, mata aku sakit
Dilain sisi lain ada 2 orang pekerja sosial yang diam diam mengikuti siswa tersebut. Melihat kejadian itu
pun pekerja sosial dengan panik serontak berlari menuju ketempat kejadian tersebut.
Herlina: duh udah ngga kekejar lagi dia, ayo kita bantu siswa itu saja
Herlina: ya ampun Ica siapkan mobil sekarang kita akan membawa nya ke rumah sakit
Ica: baik
Ica pun pergi ke parkiran untuk mempersiapkan mobil, dan pada akhirnya Ica pun tiba ke tempat semula
ketika ia melihat siswa tersebut.
Ica: ayo naik
Herlina pun membawa siswa itu masuk ke mobil, skip sesampainya mereka di rumah sakit. Herlina dan
Ica pun membawa siswa itu untuk segera di tangani serius oleh dokter.
Ica: kamu istirahat dlu ya keadaan kamu masih belum sepenuhnya pulih
Siswa itu pun beristirahat karena kondisinya yang masih belum pulih. Dan beberapa saat kemudian
dokter pun masuk untuk mengecek siswa itu.
Ica pun langsung melepas kasa yang berada di mata siswa tersebut.
Dan akhirnya terlepas lah kasa tersebut dan siswa itu menanyakan ke dokternya.
Siswa tersebut yang mendengar pernyataan dokter tersebut pun merasa sedih dan shock di karenakan
dia akan mengalami kebutaan permanen di matanya.
Setelah latifah tau bahwa iya tidak bisa melihat dan dia hampir putus asa dengan hidupnya
Ica dan herlina pun menasehati dan memotivasi latifah agar tetep semangat menjalani hidup
Ica dan herlina pun mulai menanyakan latar belakang keluarga latifa
Herlina : maaf klau boleh tau latar belakang keluarga kmu bagaimana ya?
Ica : klau tidak keberatan kmu boleh cerita ke kami agar kami bisa lebih membantu menyelesaikan
masalah kmu
Latifa : baik saya akan ceeita latar belakang keluarga saya ...
Latifah: yang tadi menyiram itu sebenarnya kaka tiri saya.... dia mungkin kesal sama saya karena mama
dan papa terlalu bersikap berlebihan kepada saya di banding dia. Sejak awal saya pindah ke rumah itu
juga sepertinya dia tidak terlalu menyukai keberadaan saya, saya juga bingung harus berlaku seperti apa,
padahal saya sudah berusaha berbuat sebaik mungkin dan menjalin hubungan keluarga yang baik
dengan dia.
Setelah ica dan herlina mendengar semua cerita latifa mereka berdua mulai berdiskusi untuk
menyelesaikan masalah latifah, setelah berdiskusi mereka menawarkan bantuan untuk latifah bertemu
dengan orang tuanya.
Herlina: apakah kamu mau saya bantu untuk bertemu dengan orang tua kamu?
Latifah: saya mau, tetapi apakah kaka saya akan bersikap lebih baik dengan saya setelah dia melihat saya
dengan keadaan yang sudah seperti ini?, sejujurnya setelah kejadian tersebut saya merasa trauma dan
takut pada kaka tiri saya dan saya tidak tahu apa lagi yang akan dilakukan kaka saya ketika ia merasa
kesal pada saya
Ica pun binggung dan berusaha untuk mikir kan sesuatu dan pada akhirnya Ica menemukan solusinya.
Kemudian mereka bersepakat untuk membuat poster agar anak tersebut bisa bertemu dengan orang
tuanya.
Herlina dan Ica pun mulai menyebarkan poster itu di sepanjang jalan.
Lalu ada seorang ibu ibu tua yang sedang berjalan menuju rumahnya, disepanjang jalan ia melihat
pemandangan pohon pohon dan dengan tidak kesengajaan ia melihat foto anaknya terpajang disalah
satu pohon besar. Dengan kebingungan ia bergegas untuk menghampiri foto tersebut.
Dengan penuh rasa kecewa ia hanya bisa menangis dan menelepon nomor yang ada diposter tersebut.
Ica: waalaikumsalam iya benar... mohon maaf saya berbicara dengan siapa ya?
Fia: ini saya ibunya latifah anak sata tidak pulang sudah beberapa hari lalu.
Ica: jika benar ini ibunya latifah ibu bisa ke panti SMKN 28 Sumber Jaya ya bu dengan persyaratan yang
membuktikan bahwa latifah benar anak ibu...
Fia: baik bu
Dengan cepat ibu fiapun langsung pergi ke alamat tersebut dengan persyaratan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Setelah sesampainya di panti tersebut ibu fiapun langsung memeluk latifah dengan berbagai rasa antara
sedih dan senang akhirnya bertemu dengan anaknya latifah. Lalu ibu fiapun diajak berbicara 4 mata
dengan herlina.
Setelah berbincang banyak hal mengenai anaknya, yang ternyata anaknya masih memiliki trauma
dengan kakanya sendiri ibu fiapun meminta maaf pada anaknya.
Fia: maafin mamah ya dek, mamah akan menasehati kaka agar kaka bersifat lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Latifah: (mengangguk)
Dengan penuh rasa sedih karna anaknya masih memiliki trauma, iapun bergegas untuk langsung pulang
kerumah. Karna ia membiarkan anaknya untuk menyembuhkan traumanya terlebih dahulu.
Kemudian herlina dan icapun bertanya kepada latifah mengenai cita cita yang akan dijalaninya dengan
latifah dikemudian hari.
Ica: bagaimana dengan cita cita kamu?, kamu berminat untuk menjadi apa? inshaAllah aku dan kaka
herlina bisa membantu sedikit untuk membiayai cita cita latifah.
Latifah: aku berminat dan bercita cita untuk menjadi wirausahawan ka, sebagai penjual basreng.
Beberapa tahun kemudian latifah pun menjadi tukang basreng keliling yang sangat kaya dan mempunyai
banyak cabang di beberapa daerah.
Aisya pun mempunyai rasa bersalah dengan latifah ia pun berfikir untuk meminta maaf ke latifa
Aisya : aku mau minta maaf ke kmu berapa tahun yang lalu aku sudah melakukan hal yg tidak baik,
sampai kmu seperti ini