Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kelompok

Nama: Anggi Nirmala

Kelompok: 002/Aksara Lintang

PJ: Adi Putra

Ide: Remaja dan Problematikanya

Tema: Aku dan Keluargaku

Genre: Fiksi (cerpen)

Judul: My Self
Prolog:

Assalamualaikum

Hai ukhti akhi....

Afifah Talitha Amalia, adalah gadis muslimah yang selalu memakai cadar. Afifah tidak
punya teman karena temannya pada takut dengannya, karena mereka menganggap
sarah itu teroris, tapi tidak dengan sahabatnya. Shinta Nur Jannah, ya dia adalah
sahabat Afifah yang selalu menemani Afifah jikalau ada teman yang mengejeknya.

Bagi Afifah wanita muslimah bukan teroris tapi bidadari surganya Allah. Afifah berasal
dari keluarga yang patuh sekali dengan agama,namun banyak sekali tetangga dekat
rumah Afifah yang selalu membicarakan keluarga Afifah. Afifah sedih jika keluarganya
selalu dibicarakan oleh tetangganya. Tapi,Afifah yakin suatu saat nanti ia akan
membuktikan kepada mereka bahwa wanita bercadar itu bukan teroris dan ia yakin
kalau Allah membantunya.
Bab 1

Menerima Kenyataan
Pukul 20.00

Di ruang tamu, Afifah sedang duduk di salah satu kursi yang menghadap depan tv.
Bunda dan Abuya Afifah duduk di samping Afifah. Sungguh nikmat duduk bersama
keluarga , ditambah aroma terapi dan secangkir teh hangat menambah kesan santai di
rumah Afifah.

"Buya mau bicara sama Afifah." Menyeruput tehnya dan melihat Afifah.

"Apa itu buya?" Tanya Afifah penasaran.

Buya Afifah memejamkan mata sebentar. Meregangkan tangan dan merentangkan


kaki, tubuhnya bersandar dengan nyaman dikursi.

Bunda Afifah melirik suaminya memperhatikan dan mengunggu penjelasan.

"Buya sama bunda sudah sepakat, untuk memindahkan kamu ke sekolah lebih baik
tanpa ada yang mengusik." Buya menatap Afifah, anak semata wayangnya lekat-lekat.

Afifah menunduk dan tangan kanan sedang menopang dagunya. Bingung ingin
menjawab apa. Afifah menatap buya,mata hitamnya mengkilap saat mengkap cahaya.

"Memangnya kenapa buya? Afifah sudah biasa seperti ini. Afifah hanya menjalaninya
dengan sabar. Lagi pula, Afifah senang dengan sekolah Afifah saat ini." Ucap Afifah
pelan. Ada rasa takut dibenak Afifah.

Bunda menggeleng "Tidak Afifah, ini sudah keputusannya. Ini untuk kebaikan kamu
Afifah. Bunda ngga mau kamu terus dijatuhkan,dihina, dan dipandang sebelah mata
oleh teman-temanmu. Bunda sama buya pengen kamu belajar dengan tenang."
Semburat wajah bunda Afifah khawatir membujuk Afifah.

Afifah terdiam seribu bahasa. Ia bingung harus menjawab apa. Afifah memejamkan
mata, seketika ada rasa dibenak Afifah untuk menyetujui keputusan Afifah,Afifah
memang anak sholehah ia tidak berani untuk tidak patuh kepada kedua orangtuanya
karena takut menjadi anak durhaka.

"Baiklah, Afifah akan pindah sekolah." Ucap Afifah lantang tanpa keraguan dan yakin.

Senyuman terukir di wajah orang tua Afifah. Kini tak perlu dicemaskan, perasaan
orangtuanya sudah mulai lega.
"Yaudah kalau begitu, sekarang Afifah tidur jangan lupa baca doa wudhu n

ya." Buya mengingatkan Afifah.

Afifah mengangguk dan meminta izin untuk masuk kamar. Lalu Afifah menaiki anak
tangga menuju kamar yang berada di lantai dua.

Anda mungkin juga menyukai