Bagiku sahabat adalah seseorang yang dapat menghiburku, seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, karena sahabatlah orang yang selalu ada untukku. Aku memiliki banyak teman, hampir semua orang di kelasku, ingin berteman denganku, sayangnya mereka hanya memanfaatkan kepintaran dan kebaikanku, mereka berteman denganku untuk membantu mereka mengerjakan PR. Tetapi aku cukup beruntung karena masih memiliki 2 orang sahabat yaitu, Serlina dan Jean. Perkenalkan, namaku Surya Bagaskara, saat kelas 6 SD, aku merupakan anak yang cukup pintar, karena sering mendapat juara kelas, oleh karena hal itu, banyak temanku yang ingin bersahabat denganku. "Surya, aku boleh meminjam bukumu yang ensiklopedia tentang hewan?" tanya Aflah, "Tentu," jawabku sambil mengeluarkan buku ensiklopedia yang berat dari dalam tasku. Saat ini adalah waktu istirahat, Aflah dan Alif duduk dan makan bersama aku. "Kukembalikan 5 hari lagi, ya, hari Jumat," kata Aflah "Iya, hari apa aja boleh asal jangan rusak, ya," kataku "Iyaa," jawab Aflah."Surya, kamu mendapat buku itu dari mana?" tanya Alif. "Oh, aku mendapat dari ayahku, sebenarnya buku itu sudah agak lama," jelasku "Ooohh…," seru Alif. Sudah 1 minggu berlalu sejak Aflah meminjam buku milikku. "Surya, bukunya kukembalikan waktu istirahat, ya," kata Aflah, aku hanya mengangguk mengiyakan. "Aflah, temani aku ke ruang guru sebentar, ya!" seruku saat istirahat, "Bagaimana dengan Alif?" tanyanya "Dia lagi mengerjakan tugas yang belum selesai," jelasku, "Oh, ayo!" kata Aflah. Kami segera berjalan menuju ruang guru. "Ah…," seru Aflah, "Ada apa?" tanyaku dan Alif, "Bukumu hilang, Surya!" seru Aflah panik, "Kita cari sama- sama, yuk!" ajakku, "Ok," seru Aflah dan Alif. Tiba-tiba datanglah Ryan, "Alif mungkin ada di dalam tas kamu, atau di dalam tas kamu Surya," kata Ryan. aku segera mengecek tasku, tidak ada. "Ahh…, bukunya ada di dalam tasku," kata Alif. "Kamu mengambilnya?" tanya Aflah, aku hanya diam terpaku tidak mungkin sahabat yang sangat kupercayai mencuri buku milikku, "Tidak, aku tidak mencurin ya, buku ini tiba-tiba ada di dalam tasku," seru Alif, "Bohong, buktinya sudah cukup bukan, sudah jelas ada buku itu di dalam tas milikmu, tidak mungkin tiba-tiba muncul secara sendirinya," seru Ryan. "Kamu benar mencurinya?" tanyaku masih tidak percaya, Alif menggeleng, aku sebenarnya berpikir tidak mungkin Alif sahabatku tega melakukannya. "Surya, sahabat pun dapat berkhianat, apalagi sahabat terdekat, masa kamu masih tidak percaya, sudah ada bukti nyatanya," seru Ryan. Sejak saat itu, aku dan Aflah menjauh dari Alif, akhirnya ia dijauhi oleh teman-teman yang lain. Suatu hari, ketika aku berjalan melewati ruang ganti, aku mendengar Ryan sedang berbicara dengan sahabatnya, Budi. "Sebenarnya, Budi, kalau buku itu yang mencurinya adalah Agus, aku yang memintanya untuk mengambil dan menaruh buku itu di dalam tas Alif, aku hanya ingin membalas dendam, pada kejadian waktu itu," jelas Ryan. "Jadi, bukan dia?" tanya Budi, "Bukan, tapi janji jangan beritahu siapa-siapa, ya!" pinta Ryan. "Balas dendam, kenapa?" tanya Budi, "Yah, waktu TK, dia pernah melaporkan pada guru kalau aku mendorong temanku," jelas Ryan, "Biarlah dia sekarang merasakannya," lanjut Ryan. BRAK…, kubuka pintu ruang ganti, "Jadi, kamu memfitnah Alif?" tanyaku pada Ryan "S…Surya…," seru Ryan kaget, "Aku tidak akan melaporkannya pada guru, tetapi kau harus, meminta maaf pada Alif, dan menjelaskannya pada teman-teman yang lain," seruku kesal, "Ba…ba…iklah, tapi kau harus janji kalau tidak akan memberitahu kepada guru!" seru Ryan, "Janji," janjiku. Sejak saat itu, Alif kembali diterima oleh teman- temanku, semua teman meminta maaf atas kejadian itu, termasuk Ryan, aku dan Aflah karena telah menyalahkannya. Setelah kejadian itu, aku, Serlina dan Jean kembali bersahabat, dan ditambah Agus dan Budi, "Aku ingin memberikan ini," kata Ryan sebagai permintaan maaf, ia memberikan sebuah gelang bertuliskan BFF. Dalam hati aku berjanji tidak akan asal menuduh sembarangan