Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KINERJA OPERASIONAL APOTEK

DISUSUN OLEH :
ARNI MBURA
ULPA LIHAISAH
PRODIK : FARMASI

INSTITUT PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIKA HUSADA


Jl. Letjen S. Parman No. 72 A Tosaren Kediri
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang kinerja
operasional apotek ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya . Dan juga kami
berterima kasih kepada Ibu Netty Wulandari, S.E selaku dosen mata kuliah Manajemen
Operasional Usaha Kesehatan IPK Medika Husada Kediri yang telah memberikan tugas dan
bimbingan ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai kinerja operasional apotek dan juga bagaimana kegiatan manajemen
operasional yang bekerja didalamnya, serta hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
mendirikan sebuah apotek.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
adanya saran yang membangun.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan, baik ejaan maupun
pengunaan bahasa yang kurang berkenan . Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya .

Kediri, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II KONSEP DASAR TEORI
A. Ketentuan mengenai apotek................................................................... 2
B. Definisi kinerja dan manajemen operasional apotek .......................... 3
C. Tugas apoteker pengelola apotek .......................................................... 3
D. Tugs manajemen apotek ........................................................................ 4
E. Sasaran manajemen apotek ................................................................... 5
F. Tujuan manajemen ................................................................................. 5
G. Sebab-sebab kegagalan........................................................................... 5
H. Strategi manajemen ............................................................................... 6
BAB III STRATEGI PERENCANAAN
A. Strategi perencanaan apotek ................................................................. 7
B. Visi misi apotek ...................................................................................... 7
C. Analisa SWOT apotek ............................................................................ 8
D. Syarat-syarat pendirian.......................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen operasional apotek merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer apotek dalam melaksanakan tugasnya sebagai penanggung jawab dan pengelola
apotek, baik kegiatan yang dilakukan di dalam maupun diluar apotek, Sebagai seorang
pengelola sekaligus penanggung jawab apotek, seorang manajer harus melakukan
manajemen sebaik mungkin, baik dalam manajemen persediaan, administrasi keuangan,
ssumber daya manusia, hingga pada proses pelayanan di apotek .
Kegiatan manajemen operasional apotek juga menyangkut tentang bagaimana awal
mula pendirian apotek, mulai dari tahap awal perencanaan apotek hingga pelaksanaan
evaluasi. Dari kegiatan perencanaan hingga evaluasi memerlukan strategi-strategi yang
perlu dilakukan oleh pihak manajemen operasional apotek guna mendapatkan hasil yang
baik dalam setiap proses kegiatan yang terjadi .

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen dan kinerja operasional apotek?
b. Apa saja peran seorang apoteker pengelola apotek ?
c. Bagaimana tugas manajemen operasional apotek?
d. Syarat-syarat apa saja dalam mendirikan suatu apotek?

C. Tujuan
a. Mengetahui konsep dasar teori
b. Memahami peran dan tugas seorang apoteker pengelola apotek
c. Mengetahui tugas seorang manajemen operasional apotek
d. Mengetahui syarat-syarat pendirian apotek
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

A. Ketentuan mengenai Apotek

 Peraturan Pemerintah :
PP NO.26 Tahun 1965 :
 Usaha apotek
 Apoteker bertanggungjawab atas pekerjaan teknis farmasi
PP NO.25 Tahun 1980 , tentang Perubahan atas PP No. 26 tahun 1965 tentang Apotek
 Pengelolaan apotek
 Apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek
PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Pasal 25 ayat 2 tentang keberadaan fasilitas farmasi seperti dalam apotek
Pasal 21 ayat 2 tentang penyerahan obat dan resep dokter (obat keras) . Apoteker dihadapkan
oleh kebutuhan pemberian obat lain seperti obat wajib apotek, obat bebas dan obat bebas terbatas
berkaitan dengan self medication (pengobatan sendiri)

 Keputusan Menteri Kesehatan


1. Kepmenkes No.278/Menkes/SK/V/1981 tentang Persyaratan Apotek
2. Kepmenkes No.279/Menkes/SK/V/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perizinan Apotek
3. Kepmenkes No.280/Menkes/SK/V/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek
4. Kepmenkes No.347/Menkes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek
5. Kepmenkes No. 1176/ Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
6. Kepmenkes No.1191/Menkes/PSK/IX/2002 ttg Perubahan atas Kepmenkes
No.918/Menkes/Per/X/1993 ttg Pedagang Besar Farmasi
7. Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002 ttg Perubahan atas Permenkes No. 922/
Menkes/Per/X/1993 ttg Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
8. Kepmenkes No.: 679/MENKES/S/IV/2003 ttg: Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker
 Paket kebijaksanaan :
Paket Kebijaksanaan 28 Mei 1990 tentang perubahan di bidang perijinan . Di ikuti
PERMENKES no.244/menkes/sk/v/90
Paket kebijaksanaan 23 Oktober 1993 tentang: - Pelayanan resep di apotek sepenuhnya menjadi
tanggung jawab APOTEKER - Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lain di
luar sediaan farmasi. Di ikuti PERMENKES 922/93 dan digantikan oleh PERMENKES
NO.1332/2002

B. Definisi Kinerja dan Manajemen Operasional APOTEK

Kinerja Operasional Apotek merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh


manajer apotek dan seluruh karyawan di apotek dalam rangka mengembangkan dan memajukan
usaha suatu apotek .
Manajemen Operasional Apotek merupakan cara di dalam mengelola kegiatan usaha
apotek yang sistematis dan teratur berdasarkan teknik-teknik kepemimpinan yang diwujudkan
dalam proses perencanaan sampai evaluasi untuk mencapai tujuan.
Di dalam suatu apotek , seseorang yang bertugas mengatur dan mengelola seluruh
kegiatan yang berada di dalamnya yaitu serorang apoteker pengelola apotek . Oleh sebab itu ,
seorang apoteker selain bertugas sebagai tenaga profesi kefarmasian tetapi juga sebagai manajer
operasional apotek .

C. Tugas Apoteker pengelola apotek


Tugas seorang apoteker pengelola apotek dalam bidang pelayanan farmasi , yaitu :
 Memberikan pelayanan pembelian obat
 Memberikan edukasi (informasi) mengenai penggunaan suatu obat, pencegahan penyakit,
dan seputar informasi kesehatan yang ditanyakan oleh pasien
 Melakukan tindakan pengecekan kesehatan kepada pasien (bila pada apotek menyediakan
jasa tersebut)

Tugas apoteker sebagai manajer & tenaga profesi di dalam suatu Apotek yaitu melakukan
efesiensi di bidang operasional apotek yang meliputi kegiatan manajemen persediaan,
manajemen administrasi & keuangan serta manajemen SDM
Tugas seorang manajemen apotek (apoteker pengelola apotek) dalam bidang material
(persediaan perbekalan farmasi ,alat-alat kesehatan maupun perbekalan kesehatan lainnya) untuk
memenuhi kebutuhan apotek , yaitu :
- Melakukan pengecekan persediaan barang
- Menentukan pemasok obat-obatan dan barang lainnya yang dibutuhkan di apotek
- Melakukan pembelian atau pengadaan obat-obatan ,alkes, serta kebutuhan lain yang
dibutuhkan dalam apotek

Dalam bidang administrasi dan keuangan, seorang apoteker pengelola apotek melakukan
kegiatan :
 Memanajemen (mengatur) keuangan apotek
 Mencatat pengeluaran dan pendapatan apotek
 Memberikan gaji karyawan
 Melakukan pembayaran pembelian obat-obatan, alkes, dll.

Dalam bidang manajemen SDM Apoteker pengelola apotek bertugas memilih karyawan
yang memiliki kompetensi dalam bidang farmasi yang nantinya akan membantunya bekerja
dalam apotek yang dikelola.
Di dalam memilih dan mempertimbangkan seseorang untuk dijadikan karyawan ,
seorang apoteker pengelola apotek harus memiliki kemampuan yang baik dalam
melakukan seleksi karyawan .

D. Tugas Manajemen Operasional di Apotek


Berikut tugas apoteker pengelola apotek dalam bidang operasional :
1. Membuat program kegiatan kerja di apotek . Contohnya : mengawasi pembagian
karyawan
2. Mengkoordinir kegiatan apotek yang akan dilaksanakan . Contohnya : membagi tugas
karyawan
3. Mengarahkan dalam bidang kegiatan di apotek . Contohnya : melayani konsumen,
melayani permintaan obat
4. Mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan agar tercapai tujuan . Contohnya : apoteker
mengarahkan / membimbing karyawan
5. Mengevaluasi (meninjau kembali) hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-
masing bagian
6. Mengatasi kendala-kendala (hambatan) yang mungkin timbul . Contohnya : permintaan
obat konsumen tidak terpenuhi di apotek

E. Sasaran atau Target yang ingin dicapai oleh Manager Operasional


• Target Kualitas [Mutu/Keunggulan]
• Target Kuantitas [Harga, Jumlah]
• Target Waktu [Pelayanan terhadap pasien]
• Target Keuntungan [Laba]

F. Tujuan Manajemen Operasional Apotek


• Agar program yang ditetapkan oleh manager bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan
rencana
• Untuk mengatasi segala hambatan (kendala) yang mungkin timbul , seperti stok obat
habis
• Untuk mempermudah dalam melaksanakan kegiatan di dalam apotek, seperti
menggunakan komputer dalam pencarian harga obat, pemberian kartu stok pada masing-
masing jenis obat, dsb.
• Untuk mempermudah dalam mengkoordinir kegiatan, seperti membagi tugas antar
karyawan

G. Sebab-sebab kegagalan dalam manajemen operasional apotek


• Kualitas kegiatan kurang baik, ysng disebabkan oleh : tenaga kurang terampil, fasilitas
kurang memadai, modal terbatas
• Lemahnya siasat manajemen, dikarenakan penampilan kurang meyakinkan, pelayanan
lamban, sales promotion tidak mengena (contohnya pada seragam yang dikenakan
karyawan, diskon pembelian obat, pamflet, brosur mengenai apotek)
• Lemahnya strategi manajemen
• Kegiatan usaha apotek yang monoton (tidak berkemajuan)
• Kegiatan yang tidak terarah (tertata, terstruktur, dan terkoordinir dengan baik)
H. Strategi Manajemen Apotek
Strategi manajmen apotek merupakan suatu cara yang dilakukan oleh manajer
operasional di dalam menentukan langkah dalam mengelola kegiatan usaha apotek
melalui serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

Langkah-langkah dalam strategi manajemen apotek :


1. Merencanakan kegiatan apotek, seperti pembelian obat, pemilihan karyawan, penentuan
PBF
2. Mengkoordinir atau mengatur kegiatan usaha
3. Mengawasi kegiatan usaha

 Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengadaan obat dan barang persediaan
lainnya :
1. Melakukan pengecekan persediaan barang
2. Menentukan tempat pemngambilan barang, karena masing-masing tempat tidak sama
dalam menjual barang . Jenis dan harga jual berbeda.
3. Mempersiapkan modal yang cukup

 Dalam melakukan Perencanaan [Planning] pengadaan harus mempertimbangkan :


1. Dana
2. Jenis barang yang diperlukan, termasuk jumlahnya
3. Menyediakan barang kebutuhan customer

Bagan Proses Pengadaan Barang

1. Mentukan tempat 2. Melakukan penerimaan


pembelian dan pembayaran

3. Distribusi barang di dalam 4. Pelaksanaan Evaluasi


apotek/ industri farmasi (peninjauan ulang)
BAB III
STRATEGI PERENCANAAN

A. Strategi Perencanaan Apotek

- Penentuan visi dan misi


- Penentuan analisa SWOT (analisa mengenai kekuatan , kelemahan dari diri sendiri dan
keuntungan/ ancaman yang berasal dari faktor dalam maupun luar usaha)
- Penentuan strategi manajemen
- Penentuan lokasi dan bangunan apotek
- Penentuan SDM (karyawan apotek)
- Penentuan PBF (pemasok obat) dan alat kesehatan

B. Visi Misi Apotek


Contoh :
Visi :
 Menjadi Apotek terbaik dengan pelayanan maksimal terhadap pasien
Misi :
 Melayani resepan obat ke konsumen
 Melayani pasien umum dan askes
 Melayani pengecekan kesehatan
 Melayani konsultasi seputar kesehatan
 Menjadi tempat pelaksanaan tugas tenaga kefarmasian yang berintregritas,
kompeten dan profesional.
C. Analisa SWOT Apotek
Contoh :

S = Strenght W = Weakness O = Opportunity T = Threat


(kekuatan) (kelemahan) (keuntungan) (ancaman)

•Karyawan yang •Modal yang tidak •Tidak ada saingan •Banyak pesaing
memiliki keahlian cukup (jauh dari lokasi dalam bidang yang
dalam bidang •Lokasi kurang pesaing) sama (banyak
farmasi strategis •Produk yang selalu competitor)
•Lokasi yang •Sulitnya dibutuhkan •Maraknya
strategis mendapatkan •Kesadaran penyalahgunaan
•Modal yang cukup tenaga kerja yang masyarakat akan obat-obatan
•Memiliki relasi kompeten di kesehatan semakin •Ketatnya
yang baik dengan bidang farmasi tinggi persaingan dengan
PBF(pemasok •Fasilitas yang apotek lain
obat) kurang memadai •Rumitnya
•Harga yang perizinan pendirian
bersaing apotek

D. Syarat-syarat pendirian Apotek


• Adanya lokasi yang strategis
• Memiliki surat izin pendirian apotek
• Bangunan apotek yang bersih, nyaman, dan tidak lembab
• Memiliki ruangan yang terhindar dari hujan dan terik matahari
• Memiliki ruangan penyimpanan obat
• Memiliki apoteker pengelola apotek dan karyawan yang berkompetensi dalam bidang
farmasi
• Terdapat obat-obatan yang akan dijual dan fasilitas penunjang apotek yang memadai

PERSYARATAN APOTEK diatur dalam PERMENKES NO. 922/1993 (Pasal 6)


(1) Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan
pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan
termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yg merupakan milik sendiri atau milik
pihak lain.
(2) Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan
komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
(3) Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
PERIZINAN APOTEK (Kepmenkes1332/Menkes/SK/X/2002)
• Diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Persyaratan :
– Bangunan
• Sarana
• Ruangan
• Kelengkapan bangunan
– Perlengkapan
– Tenaga Kesehatan
• APA (Apoteker Pengelola Apotek)
• Apoteker Pendamping
• Asisten Apoteker

Contoh gambaran denah jenis-jenis ruangan di apotek


BAB IV
KESIMPULAN

Ketentuan mengenai apotek diatur dalam Peraturan Pemerintah NO. 25 Tahun 1980.
Di dalam suatu apotek seorang apoteker pengelola apotek selain bertugas sebagai tenaga
profesi kefarmasian tetapi juga sebagai manajer operasional apotek . Di dalam tugasnya sebagai
manajer operasional, seorang apoteker pengelola apotek melakukan tugas manajemen dalam
bidang persediaan, administrasi keuangan , dan sumber daya manusia.
Dalam bidang persediaan, seorang apoteker pengelola apotek bertugas melakukan
pengadaan atau pembelian barang, pengecekan, penerimaan, hingga evaluasi mengenai
persediaan. Dalam bidang administrasi keuangan, seorang apoteker pengelola apotek bertugas
mengelola seluruh keuangan apotek dengan melakukan pembukuan mengenai pendapatan dan
pengeluaran apotek, membayar pembelian barang, hingga memberikan gaji karyawan . Dalam
bidang sumber daya manusia, seorang apoteker pengelola apotek dituntut untuk bisa melakukan
seleksi penerimaan karyawan yang berkeahlian pada bidang farmasi untuk dapat membantu
dalam menjalankan kegiatan usaha apotek.
Dalam pendirian apotek perlu diperhatikan persyaratan dan bagiamana proses perizinan
pendiriannya. Untuk persyaratan apotek telah diatur dalam PERMENKES NO. 922/1993 (Pasal
6). Dan untuk perizinan telah tercantum dalam Kepmenkes 1332/Menkes/SK/X/2002

Anda mungkin juga menyukai