Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS ISU, PENYEBAB, DAN GAGASAN KREATIF

Nama : Kurniawati, S. Farm., Apt.


NDH/Kelompok : 01 / 1
Angkatan : LXXXVI
Unit Kerja : Puskesmas Jarai
Coach : Ibu Elfiana

A. Isu Managemen ASN, Pelayanan Publik dan WHO pada Instansi


No Isu Kategori Isu
1 Belum optimalnya pengelolaan perbekalan farmasi Managemen ASN
emergensi di unit layanan Puskesmas Jarai
2 Belum optimalnya pelabelan warna obat berdasarkan
waktu kadaluarsanya di gudang farmasi Puskesmas
Jarai
3 Belum optimalnya penyimpanan obat berdasarkan
bentuk sediaan, kategori LASA dan High Alert di
Puskesmas Jarai
4 Belum optimalnya edukasi pasien mengenai Beyond Pelayanan Publik
Use Date (BUD) sediaan obat di Puskesmas Jarai
5 Belum optimalnya Pelayanan Informasi Obat pada
pasien di Puskesmas Jarai
6 Belum optimalnya perhitungan waktu pelayanan resep
di Apotek Puskesmas Jarai
7 Keterlambatan alokasi stok vaksin Covid19 Whole Of Goverment
Puskesmas Jarai dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Lahat
8 Belum adanya koordinasi antara pengelola program
TB dengan apoteker terkait konseling obat TB
9 Sering terjadinya kekosongan stok obat fast moving
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat
B. Analisis Core Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu. Analisis ini dilakukan
untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kriteria isu.
Teknik analisa isu yang saya gunakan yaitu teknik tapisan dengan kriteria USG (Urgency, Seriousness,
Growth). Kriteria USG meliputi :
1. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti
2. Seriousness : Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani sebagaimana
mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang 1-5. Berikut adalah table
matrik penilaian kualitas isu yang ada di Puskesmas Jarai:

Tabel Analisis Isu Menggunakan Alat Analisis USG


NO ISU KRITERIA JUMLAH PERINGKAT
U S G
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Belum optimalnya pengelolaan 4 4 4 12 4
perbekalan farmasi emergensi di unit
layanan Puskesmas Jarai
2 Belum optimalnya pelabelan warna 5 4 3 12 2
obat berdasarkan waktu
kadaluarsanya di gudang farmasi
Puskesmas Jarai
3 Belum optimalnya penyimpanan obat 5 4 5 14 1
berdasarkan bentuk sediaan, kategori
LASA dan High Alert di Puskesmas
Jarai
4 Belum optimalnya edukasi pasien 4 3 3 10 7
mengenai Beyond Use Date (BUD)
sediaan obat di Puskesmas Jarai
5 Belum optimalnya Pelayanan 4 4 4 12 5
Informasi Obat pada pasien di
Puskesmas Jarai
6 Belum optimalnya perhitungan 3 3 3 9 8
waktu pelayanan resep di Apotek
Puskesmas Jarai
7 Keterlambatan alokasi stok vaksin 4 4 3 11 6
Covid19 Puskesmas Jarai dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Lahat
8 Belum adanya koordinasi antara 3 3 2 8 9
pengelola program TB dengan
apoteker terkait konseling obat TB
9 Sering terjadinya kekosongan stok 5 4 3 12 3
obat fast moving dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Lahat

Setelah dianalisis dengan menggunakan USG, maka tergambar ranking tertinggi yang
merupakan core issue yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Belum optimalnya
Penyimpanan obat berdasarkan Bentuk Sediaan, kategori LASA dan High Alert di Puskesmas Jarai.

C. Penyebab Core Issue


Dari Core Issue yang terpilih, yaitu Belum optimalnya Penyimpanan obat berdasarkan
Bentuk Sediaan, kategori LASA dan High Alert di Puskesmas Jarai. Beberapa penyebab masalah
dapat dipetakan sebagai berikut :
1. SOP tentang penyimpanan obat belum lengkap dan kurang memenuhi standar kefarmasian
2. Ruang gudang obat terlalu kecil
3. Kurangnya jumlah petugas farmasi
4. Kurangnya pemahaman petugas Farmasi
5. Kurangnya Rak obat
6. Belum adanya label penandaan obat

C. Gagasan Kreatif
Adapun gagasan yang diangkat untuk menyelsaikan isu terpilih adalah sebagai berikut
1. Melakukan Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Jarai
2. Mendata Obat yang berbeda bentuk sediaan, Kategori LASA dan High Alert
3. Menata Ruangan dan rak tambahan yang sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan Kepala
Puskesmas
4. Melihat SOP yang lama dan mengajukan bantuan isi perbaikan berdasarkan standar
kefarmasian Kepada Kepala Puskesmas
5. Koordinasi rencana manajemen penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediian, LASA dan
High Alert dengan petugas farmasi
6. Manajemen penyimpanan
a. membuat pencatatan Obat yang berbeda bentuk sediaan, Kategori LASA dan High Alert,
b. melaporkan kepada mentor
c. Menempelkan label bentuk sediaan, menempelkan sticker LASA dan High Alert
(penyimpanan disusun secara FEFO dan FIFO)
d. Sosialisasi dengan petugas farmasi atau AA)
7. Mengevaluasi Hasil Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai