ANALISIS ISU KONTEMPORER DI INSTANSI

UPTD PUSKESMAS BRANG REA

Nama : Natita Umi Nadhira, A.Md.Farm

Angkatan : 34 kelompok 4

Nomor Daftar Hadir (NDH) : 131

Instansi : Puskesmas Brang Rea

A. Deskripsi dan Identifikasi Isu

Isu merupakan suatu fenomena / kejadian yang diartikan sebagai masalah.
Berdasarkan hasil pengamatan ada beberapa isu yang sedang terjadi di Puskesmas Brang
Rea yaitu :
1. Banyaknya jumlah obat yang kadarluarsa serta kurang optimalnya monitoring masa
kadaluarsa obat
2. Adanya ketidaksesuaian antara jumlah stok fisik barang dengan kartu stok manual di
apotek Puskesmas Brang rea
3. Belum adanya label penandaan obat LASA ( Look Like Sound Like) di apotek
4. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang BUD ( Beyond Use Date) obat
5. Distribusi obat ke pustu dan poskesdes belum optimal
6. Kurangnya tingkat kepatuhan minum obat antibiotik pada pasien

B. Analisis isu berdasarkan teknik tapisan AKPL

Selanjutnya dari beberapa isu di atas, maka perlu dilakukan analisis untuk bagaimana
memahami isu tersebut secara utuh yaitu menggunakan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu menggunakan teknik tapisan AKPL dengan menetapkan rentang penilaian (1-5)
pada kriteria Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya dan
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya. Berikut tabel analisis isu berdasarkan teknik tapisan AKPL :
N Identifikasi Isu Kategori Total Peringkat
o A K P L
1. Banyaknya jumlah obat yang 5 4 4 4 17 2
kadarluarsa dan kurang
optimalnya monitoring masa
kadaluarsa obat
2. Adanya ketidaksesuaian antara 4 3 3 3 13 5
jumlah stok fisik barang dengan
kartu stok manual di apotek
puskesmas Brang rea
3. Belum ada label penandaan 5 5 4 5 19 1
obat LASA ( Look Like Sound
Like) di apotek
4. Kurangnya tingkat pengetahuan 5 3 4 4 16 3
pasien tentang BUD ( Beyond
Use Date) obat
5. Distribusi obat ke pustu dan 4 3 3 3 13 5
poskesdes belum optimal
6. Kurangnya tingkat kepatuhan 4 3 4 3 14 4
minum obat antibiotik pada
pasien

Keterangan :
Berdasarkan skala 1-5
1. Sangat kurang pengaruhnya
2. Kurang pengaruhnya
3. Sedang pengaruhnya
4. Kuat pengaruhnya
5. Sangat kuat pengaruhnya

C. Analisis isu berdasarkan teknik tapisan USG

Analisis isu USG ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Teknik USG yaitu
Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera. Berikut tabel analisis isu berdasarkan teknik tapisan USG :
 No Isu / Masalah Kategori Total Peringkat
. U S G
1. Belum ada label penandaan 5 5 4 14 1
obat LASA ( Look Like Sound
Like) di apotek
2. Banyaknya jumlah obat yang 4 5 4 13 2
kadarluarsa dan kurang
optimalnya monitoring
kadaluarsa obat
3. Kurangnya tingkat pengetahuan 4 4 4 12 3
pasien tentang BUD ( Beyond
Use Date) obat
Keterangan :
Berdasarkan skala 1-5
1. Sangat kurang pengaruhnya
2. Kurang pengaruhnya
3. Sedang pengaruhnya
4. Kuat pengaruhnya
5. Sangat kuat pengaruhnya

D. Analisis Dampak :
Isu yang terpilih dan menjadi prioritas adalah belum adanya label penandaan obat LASA (
Look Like Sound Like) di apotek Puskesma Brang Rea. Isu ini terpilih karena penyusunan obat
yang kurang teratur dan belum adanya pemberian label obat LASA dikhawatirkan terjadinya
kesalahan dalam pengambilan obat yang berdampak kepada keselamatan pasien.

E. Gagasan kreatif untuk menyelesaikan isu :

1. Membuat daftar obat LASA
2. Menyesuaikan tata letak penyimpanannya
3. Melakukan pelabelan obat LASA
4. Menyimpan LASA dengan metode penyimpanan FIFO dan FEFO
5. Membuat Poster tentang penyimpanan obat LASA
6. Melakukan sosialisasi poster kepada rekan kerja