Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS ISU AKTUAL

Angkatan 3
Nama : Fety Rosana
NDH 16
Instansi : UPTD Puskesmas Pagentan 1
Formasi : Asisten Apoteker Terampil

A. Identifikasi dan Analisis Isu

No Identifikasi Isu Deskripsi Analisa Dampak Sumber Informasi


1. Kurang optimalnya Dispensing merupakan tugas pokok dan a. Kurang optimalnya dispensing obat Informasi diperoleh
dispensing obat fungsi asisten apoteker pelaksana yaitu suppositoria dapat menyebabkan berdasarkan hasil
pada sediaan proses pemberian obat mulai dari medication error yaitu suatu pengamatan di
suppositoria kegiatan penyiapan dan penyerahan kejadian yang tidak hanya dapat Puskesmas Pagentan 1
obat kepada pasien . Terutama merugikan pasien tetapi juga
dispensing pada sedian suppositoria. dapat membahayakan
Namun dispensing pada sedian keselamatan pasien.
suppositori di Puskesmas Pagentan 1 b. Menurunnya efektifitas pada obat
masih belum berjalan secara optimal yang tidak disimpan dengan benar
dikarenakan :
a. Belum adanya etiket khusus untuk
sedia obat suppositoria
b. Masyarakat minim informasi tentang
penggunaan obat dengan benar,
terutama untuk obat pemakaian luar.
c. kurangnya pemahaman pasien
tentang penyimpanan obat dengan
benar terutama untuk obat-obat yang
perlu disimpan dalam kulkas.
2. Pengendalian obat pengendalian obat yang mendekati a. Berbahaya bagi pasien jika Informasi diperoleh
yang mendekati tanggal kedaluwarsa belum optimal, hal menggunakan obat kedaluwarsa, berdasarkan hasil
tanggal ini menyebabkan adanya obat ED dari yaitu dapat menimbulkan efek pengamatan di
kedaluwarsa belum gudang terdistribusi ke unit layanan yang tidak diinginkan dan berisiko Puskesmas Pagentan 1
optimal (layanan obat, pustu, kamar bersalin, menyebabkan gangguan
PKD) dan pasien yang akan menurunkan kesehatan. Hal ini karena pada
mutu pelayanan obat, sehingga pasien obat yang kedaluwarsa terjadi
tidak mendapatkan obat dengan mutu perubahan komposisi kimia atau
yang baik. Hal ini disebabkan karena penurunan tingkat efektivitas yang
belum adanya metode khusus untuk bisa mengurangi manfaat obat.
mengendalikan obat yang mendekati b. Terjadinya penumpukan obat
tanggal kedaluwarsa agar obat yang kadaluarsa di dalam perbekalan
mendekati tanggal kedaluwarsa sudah farmasi
bisa terdeteksi secara lebih dini.

3. Penyimpanan Obat Menurut Peraturan Menteri Kesehatan a. Menyebabkan High alert Informasi diperoleh
Hight Alert belum Republik Indonesia Nomor 72 tahun medications yang memiliki risiko berdasarkan hasil
sesuai standar 2016 high – alert adalah obat yang lebih tinggi dalam menyebabkan pengamatan langsung di
harus diwaspadai karena sering komplikasi, efek samping, atau apotik puskesmas
menyebabkan kesalahan serius dan bahaya yang dapat merugikan pagentan 1
obat yang berisiko tinggi menyebabkan pasien.
Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan. b. Dapat menimbulkan resiko
Kelompok obat high alert yaitu : kesalahan distribusi obat ke
a. Obat yang terlihat mirip dan pasien. Kekeliruan dalam
kedengarannya mirip (NORUM dan pengambilan obat High Alert
LASA)
b. Elektrolit konsentrasi tinggi
c. Obat-obat sitostatikaa.
Di apotik puskesmas pagentan
penyimpanan obat high alert belum
sesuai dengan standar, hal ini terlihat
dari masih bercampurnya penataan
obat high alert dengan obat-obat yang
lain. Hal ini disebabkan karena belum
adanya rak tersendiri yang dikhususkan
untuk penyimpanan obat high alert dan
tempat yang terbatas.
B. Penentuan Isu
1. Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau isu yang bersifat aktual, menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai
dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Salah satu alat bantu penetapan kriteria isu yaitu dengan menggunakan
metode Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL). Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik scoring dalam
penetapan prioritas isu.

Tabel Analisis APKL Isu

Kriteria Jumlah
No. Isu yang teridentifikasi Ranking
A P K L Skor
1. Kurang optimalnya dispensing
obat pada sediaan suppositoria 4 3 3 3 13 IV

2. Pengendalian obat yang


5 5 4 5 19 I
mendekati tanggal
kedaluwarsa belum optimal
3. Pengelolaan obat high alert
4 4 3 3 14 III
belum sesuai standar

2. Berdasarkan hasil rumusan prioritas diatas dapat dilihat isu yang menjadi prioritas dan akan diupayakan penyelesaiannya adalah
“pengendalian obat yang mendekati tanggal kadaluarsa” Setelah ditentukan masalah prioritas yag akan diselesaikan, tahap selanjutnya
adalah menggali penyebab permasalahan yang terkait dengan hal tersebut menggunakan metode analisis fishbone.
Man
Method

Kurangnya ketelitian petugas dalam pengecekan


tanggal kedaluwarsa padasaat stock opname
Belum adanya SOP
Jumlah SDM yang
terbatas

Kurangnya inovasi petugas untuk memberikan metode pengendalian hanya


penandaan khusus pada obat untuk monitoring menggunakan FIFO dan FEFO
tanggal kedaluwarsa
Pengendalian obat
yang mendekati
tanggal kedaluwarsa
belum optimal
Belum terdapat warna
Ruang penyimapanan
penandaan tanggal obat kurang luas
kadaluarsa obat sehingga penataan obat
kurang efektif

Materia
l Milieu
3. Akar-akar permasalahannya adalah :
a. Man
Berdasarkan hasil praktek di apotik petugas sudah melakukan Pengendalian obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa namun belum
optimal karena keterbatasan SDM. Dengan jumlah dan macam obat yang terlalu banyak menyebabkan kurangnya ketelitian petugas dalam
pengecekan tanggal kedaluwarsa pada saat stock opname. kondisi ini juga disebabkan Kurangnya inovasi petugas untuk memberikan
penandaan khusus pada obat untuk monitoring tanggal kedaluwarsa
b. Method
Berdasarkan hasil wawancara denganrekan kerja, belum adanya SOP Pengendalian obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa sehingga
Metode yang digunakan untuk pengendalian hanya menggunakan metode First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) saja.
c. Milieu
Ruang penyimpanan obat kurang luas sehingga penataan obat kurang efektif
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan kerja, keterbatasan rak penyimpanan obat di apotik maupun gudang farmasi di
puskesmas dikarenakan ruangan yang kecil dan terbatas yang menyebabkan tidak optimalnya penandaan obat kadaluarsa
d. Material
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan kerja, anggaran yang tidak terealisasikan sehingga Belum terdapat label warna
penanda tanggal kedaluwarsa obat
C. Gagasan Kreatif
Kondisi saat ini SOLUSI
Kurangnya ketelitian petugas dalam pengecekan Memisahkan obat-obat yang hampir mendekati ed
tanggal kadaluarsa pada saat stok opname sesuai dengan obat-obat yang memiliki ed lama
Jumlah SDM terbatas Membagi tugas pelayanan dan manajerial dengan
rekan farmasi yang lain
Belum terdapat label untuk penandaan obat Membuat desain labeling berbentuk stiker yang
mendekati kadaluarsa tanah air agar warna dan tulisan tidak mudah hilang
Ruang penyimapanan obat kurang luas sehingga Menambah skat pada rak obat yang ada di
penataan obat kurang efektif puskesmas pagentan 1
Belum adanya SOP untuk pengendalian oba-obat Pembuatan SOP tentang penandaan obat yang
yang mendekati kadaluarsa mendekati kadaluarsa
metode pengendalian hanya menggunakan FIFO Mengganti metode pengendalian yang lama dengan
dan FEFO metode sesuai SOP
Kurangnya inovasi petugas untuk memberikan Membuat inovasi label penandaan kedaluwarsa
penandaan khusus pada obat untuk monitoring obat menggunakan metode traffic light. Yaitu
tanggal kadaluarsa dengan warna merah untuk obat yang dalam waktu
3 bulan akan kedaluwarsa, label kuning untuk obat
yang kedaluwarsa dalam waktu 4 bulan sampai 1
tahun kemudian dan warna hijau untuk obat yang
kedaluwarsanya lebih dari 1 tahun

Anda mungkin juga menyukai