Anda di halaman 1dari 13

Visi :

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam


penerapan keterampilan keperawatan lansia berbasis IPTEK
keperawatan.

PENGAWASAN PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT


TUGAS MATA KULIAH : MANAGEMENT PATIENT SAFETY

Disusun :
Ghina Fithriya / 1A D3 Keperawatan
NIM : P3.73.20.1.22.020

Dosen Pengampu :
Dra.Ns.Wartonah, S.Kep.,MM.,

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Pengawasan Pemberian obat "High Alert" " dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas remedial mata kuliah Management Patient Safety di
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra.Ns.Wartonah, S.Kep.,MM., selaku dosen
mata kuliah Management Patient Safety yang telah membimbing dalam pembuatan makalah.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan
makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan
makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya
bagi penulis. Atas perhatian pembaca, saya ucapkan terima kasih.

Bekasi, 09 juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I PENDAHULUAN III


1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Obat High Alert 2
2.2 Kelompok Obat High Alert 2
2.3 Penyimpanan Obat High Alert 2
2.4 Suhu Penyimpanan 3
2.5 Prosedur Pengawasan Obat High Alert 3
2.5.1 Prinsip Pemberian Obat 3
2.5.2 Double Check 4
2.5.3 Table Prosedur Pemberian Obat High Alert 4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patient safety atau keselamatan pasien menjadi salah satu parameter akreditasi
rumah sakit yang tercantum dalam Undang-Undang No.44 Tahun 2009, yang
menyebutkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib melakukan
standar keselamatan pasien. Salah satu upaya untuk meningkatan mutu pelayanan
yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di
rumah sakit haruslah dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir, dan
menggunakan proses yang efektif.

Menurut Kemenkes RI No.72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit, Rumah Sakit harus menyusun kebijakan terkait
manajemen penggunaan obat yang efektif, dan perlu mengembangkan kebijakan
pengelolaan obat untuk meningkatkan keamanan, khususnya obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medication). High-alert medication adalah obat yang harus
diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahan serius dan
obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan. Obat
kewaspadaan tinggi merupakan sejumlah obat yang memiliki risiko yang dapat
membahayakan pasien jika obat tersebut digunakan secara keliru (Kemenkes
RI,2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Apakah pengertian dari Obat High Alert?


2. Bagaimana prosedur pengawasan pemberian obat High Alert?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui pengertian Obat High Alert
2. Untuk mengetahui prosedur pengawasan pemberian obat High Alert.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat High Alert

Menurut Permenkes RI No.72 Tahun 2016 Obat High Alert adalah obat yang
harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahann serius
(Sentinel Event) dan obat yang beresiko tinggi menyebebkan reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD). Obat High Alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi)
adalah obat yang memiliki resiko tinggi menyebabkan cedera bermakna pada pasien
bila digunakan secara salah. Walaupun kesalahan mungkin tidak sering untuk
beberapa obat, tapi konsekuensi dari kesalahan obat tersebut dapat menyebabkan
resiko cedera bermakna bahkan menyebabkan kematian. Untuk itu diperlukan
beberapa strategi untuk mengurangi resiko obat high alert, serta menstandarkan
produk peresepan,penyiapan atau dispensing dan pemberian, membuat panduan
penggunaan obat high alert, serta independent double checking pada fase penyiapan
dan pemberian.

2.2 Kelompok Obat High Alert


a. Obat yang terlihat mirip dan kedengaran mirip (nama obat rupa dan ucapan
atau NORUM atau Look Alike Sound Alike atau LASA)
b. Elektrolit konsentrasi tinggi. (Contoh : KCL 7,46% 25 ml, NaCl 3% 500 ml)
c. Obat-obat sitostatika. (Contoh : Holoxan)

2.3 Penyimpanan Obat High Alert

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

1. Obat High alert disimpan di laci atau lemari di area yang terkunci dan terpisah
dari produk lain.
2. Setiap high alert medication diberikan label “High-Alert” yang berwarna
merah pada sisi depan kemasan tanpa menutupi informasi yang ada pada
kemasan.
3. Obat sitostatika, Insulin dan heparin hanya disimpan di farmasi atau di area
yang terkunci di mana obat diresepkan.
4. Petugas menyimpan obat-obatan dengan menata obat yang masuk terlebih
dahulu atau obat yang mempunyai waktu kadaluarsa obat dibagian depan agar
dipakai terlebih dahulu di pelayanan

2.4 Suhu Penyimpanan

Penyimpanan obat berdasarkan suhu adalah sebagai berikut (BPOM RI,2021) :

1. Obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu 2-8ᵒC maka disimpan
dalam lemari pendingin
2. Obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu ruangan yaitu 15-
30ᵒC maka disimpan dalam lemari yang diberikan penanda khusus
3. Penyimpanan suhu sejuk adalah suhu antara 8ᵒC dan 15ᵒC bila perlu disimpan
dalam lemari pendingin.

2.5 Prosedur Pengawasan Pemberian Obat High Alert


High alert medications adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi
untuk menyebabkan/menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan, oleh karena itu perawat bertanggung
jawab dalam pemberian obat obatan yang aman sesuai prosedur.

2.5.1 7 Prinsip Pemberian Obat

1. Benar Pasien
Benar pasien adalah langkah penting dalam pemberian obat, salah satu dalam
memberikan obat adalah dengan cara memastikan identitas pasien dengan
memeriksa gelang identitas yang bertuliskan nama dan nomor registrasi masuk
(Potter & Perry, 2010).
2. Benar Obat
Benar obat berarti menerima obat yang telah diresepkan, baik oleh dokter,
dokter gigi, atau petugas kesehatan yang sudah mendapatkan izin seperti staf
farmasi yang sudah berpengalaman yang berwewenang untuk mengorder obat.
3. Benar Dosis
Benar dosis pemberian obat merupakan salah satu indikator keberhasilan
peran perawat sebagai kolaborator. Dosis yang benar sesuai peran apoteker
dan tidak menambahkan atau mengurangi dosis dari resep yang telah
ditentukan. (Boyer, 2013)
4. Benar Waktu
Pemberian obat pada waktu yang tepat juga memiliki peran terhadap
kesembuhan pasien sehingga obat yang diberikan sesuai dengan efek terapetik
yang diharapkan.
5. Benar Rute
Kesalahan rute pemberian dapat menimbulkan sistemik yang fatal pada
pasien .Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara
pemberian/jalur obat pada label.
6. Benar Informasi
Pemberian informasi kepada pasien diharapkan mampu menambah
pengetahuan pasien maupun keluarga terhadap obat yang akan diberikan dan
dengan pemberian informasi oleh perawat dapat mengurangi terjadinya
kesalahan presepsi oleh pasien (Mahfudhah & Mayasari, 2018).
7. Benar Dokumentasi
Pendokumentasian dalam keperawatan mencakup informasi lengkap tentang
status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan yang diterima
Nursalam (2008).

2.5.2 Double Check


Double Check adalah pengecekan ketepatan pasien, nama obat,
dosis/kekuatan obat, cara pemberian obat, waktu pemberian obat, dan
dokumentasi yang dilakukan oleh dua orang petugas, yang kemudian
didokumentasikan dengan membubuhkan tandatangan/paraf. Pada ruang
perawatan double check meliputi ketepatan pasien, nama obat, dosis/kekuatan
obat, cara pemberian obat, waktu pemberian obat, dan dokumentasi; untuk
farmasi double check meliputi ketepatan pasien, nama obat, dosis/kekuatan
obat, cara pemberian obat, waktu pemberian obat, dan dokumentasi;
sedangkan untuk unit lain selain ruang perawatan dan farmasi meliputi
ketepatan pasien, nama obat, dosis/kekuatan obat, dan dokumentasi
(Institut for safe Medication Practices).

2.5.3 Table Prosedur Pemberian Obat High Alert

LEMBAR KERJA PROSEDUR


PENGAWASAN PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT

Nama Mahasiswa :
Kelas :
NIM :

NO LANGKAH-LANGKAH NILAI
85-100 84-80 79-75 74-70

A. Menyiapkan alat-alat yang disusun pada troly


atau baki
a. Obat High Alert (sesuai order)
b. kartu obat/formulir catatan obat
c. Label obat High Alert (berwarna merah)
d. Handsinitizer
e. Handscoon
f. Bengkok

B. Fase Orientasi

Terima resep dan baca resep dengan seksama

Ambil obat high alert pada wadah yang sudah


ditempeli dengan label “High Alert” berwarna
merah

Cermati apakah nama dan kekuatan sesuai resep


yang tertulis sama dengan obat yang diambil

Yakinkan diri bahwa obat yang diambil sudah


benar

Buat etiket obat pada catatan formulir obat

Cek kembali etiket yang sudah ditulis (Double


check)

Cek ulang (double check) antara ketepatan


pengambilan obat dengan resep, kemudian
serahkan pada pasien.

C. Tahap Kerja (Implementasi)

Bawa alat-alat yang telah disiapkan ke ruang


rawat pasien

Perawat mengucapkan salam dan


memperkenalkan diri

Perawat mengecek kebenaran pasien


(menanyakan nama, umur dan cocokkan dengan
gelang identitas pasien)

Menjelaskan tujuan prosedur yang akan


dilakukan

Beritahu waktu prosedur dan konfirmasi


kesediaan pasien

Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai


Perawat mencuci tangan dan pakai sarung tangan
bersih

Baca daftar obat pasien dan double check obat


pasien dengan 7 prinsip benar

Berikan obat High Alert kepada pasien (sesuai


order yang dianjurkan)

Setelah selesai pemberian obat, maka beri


pelebelan pada obat yang sudah diberikan
kepada pasien, misal beri label merah yang
bertuliskan “High Alert” pada botol infus.

Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang


nyaman

Perawat Merapikan alat, melepas sarung tangan


dan mencuci tangan

D. Fase Terminasi (Evaluasi)

Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

Jelaskan pada pasien prosedur telah selesai

Tanyaan respon setelah pemberian obat

Jelaskan tindakan yang akan dilakukan 1 jam ke


depan sesuai catatan keperawatan

Perawat pergi dan meninggalkan ruangan


Total

Catatan Pembimbing
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..

Pembimbing Bekasi, 09 Juni 2023


Mahasiswa,

(...................................) (.....................................)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu High Alert medication adalah
petunjuk tentang identifikasi, pengelolaan, pelaporan serta dokumentasi obat – obat
yang mempunyai risiko tinggi yang menyebabkan cedera pada pasien bila digunakan
secara salah. Panduan ini diharapkan sebagai acuan dalam pengelolaan obat – obat
yang perlu diwaspadai di unit – unit Rumah sakit. Obat High Alert adalah obat-
obatan yang memiliki risiko paling tinggi dalam pasien, karena dapat menyebabkan
konsekuensi yang serius dan bahkan fatal. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat
dan teliti dalam pemberian obat High Alert sangat penting untuk memastikan
keselamatan pasien

3.2 Saran

Perawat bertanggung jawab terhadap keamanan pasien dalam pemberian pengobatan,


oleh karena itu dalam memberikan obat, seorang perawat harus melakukan tujuh hal
yang benar: benar pasen, benar obat, benar dosisi, benar waktu, benar rute, benar
informasi dan benar dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Wardani, Hanie Kusuma dkk. (2023). Management Pengelolaan Obat di Puskesmas.


Jakarta : Global Eksekutif Teknologi.

Arrang, Sherly Tandi. (2021). Manajemen Pengelolaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Medis Habis Pakai. Jakarta : Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Alfiannor Saputera, M, dkk (2019). Kesesuaian Penyimpanan Obat High Alert di Instalasi
Farmasi RSUD Idaman Banjarbaru. Jurnal Insan Farmasi Indonesia

Ainun,2020. Gambaran Penyimpanan Obat High Alert di Instalasi Farmasi RSUI Mutiara
Bunda Tahun 2020. (KTI). Politeknik Harapan Bersama

Sinta,2017. Pengetahuan dan sikap Petugas Farmasi Mengenai Patients Safety Terkait
Pelabelan Obat high Alert Dan Look Aike Di RSUP Sanglah Bali Denpasar Tahun 2017.
(Skripsi). Universitas Udayana Bali

Anda mungkin juga menyukai