Disusun :
Ghina Fithriya / 1A D3 Keperawatan
NIM : P3.73.20.1.22.020
Dosen Pengampu :
Dra.Ns.Wartonah, S.Kep.,MM.,
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Pengawasan Pemberian obat "High Alert" " dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas remedial mata kuliah Management Patient Safety di
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra.Ns.Wartonah, S.Kep.,MM., selaku dosen
mata kuliah Management Patient Safety yang telah membimbing dalam pembuatan makalah.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan
makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan
makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya
bagi penulis. Atas perhatian pembaca, saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
Patient safety atau keselamatan pasien menjadi salah satu parameter akreditasi
rumah sakit yang tercantum dalam Undang-Undang No.44 Tahun 2009, yang
menyebutkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib melakukan
standar keselamatan pasien. Salah satu upaya untuk meningkatan mutu pelayanan
yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di
rumah sakit haruslah dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir, dan
menggunakan proses yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Permenkes RI No.72 Tahun 2016 Obat High Alert adalah obat yang
harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahann serius
(Sentinel Event) dan obat yang beresiko tinggi menyebebkan reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD). Obat High Alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi)
adalah obat yang memiliki resiko tinggi menyebabkan cedera bermakna pada pasien
bila digunakan secara salah. Walaupun kesalahan mungkin tidak sering untuk
beberapa obat, tapi konsekuensi dari kesalahan obat tersebut dapat menyebabkan
resiko cedera bermakna bahkan menyebabkan kematian. Untuk itu diperlukan
beberapa strategi untuk mengurangi resiko obat high alert, serta menstandarkan
produk peresepan,penyiapan atau dispensing dan pemberian, membuat panduan
penggunaan obat high alert, serta independent double checking pada fase penyiapan
dan pemberian.
1. Obat High alert disimpan di laci atau lemari di area yang terkunci dan terpisah
dari produk lain.
2. Setiap high alert medication diberikan label “High-Alert” yang berwarna
merah pada sisi depan kemasan tanpa menutupi informasi yang ada pada
kemasan.
3. Obat sitostatika, Insulin dan heparin hanya disimpan di farmasi atau di area
yang terkunci di mana obat diresepkan.
4. Petugas menyimpan obat-obatan dengan menata obat yang masuk terlebih
dahulu atau obat yang mempunyai waktu kadaluarsa obat dibagian depan agar
dipakai terlebih dahulu di pelayanan
1. Obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu 2-8ᵒC maka disimpan
dalam lemari pendingin
2. Obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu ruangan yaitu 15-
30ᵒC maka disimpan dalam lemari yang diberikan penanda khusus
3. Penyimpanan suhu sejuk adalah suhu antara 8ᵒC dan 15ᵒC bila perlu disimpan
dalam lemari pendingin.
1. Benar Pasien
Benar pasien adalah langkah penting dalam pemberian obat, salah satu dalam
memberikan obat adalah dengan cara memastikan identitas pasien dengan
memeriksa gelang identitas yang bertuliskan nama dan nomor registrasi masuk
(Potter & Perry, 2010).
2. Benar Obat
Benar obat berarti menerima obat yang telah diresepkan, baik oleh dokter,
dokter gigi, atau petugas kesehatan yang sudah mendapatkan izin seperti staf
farmasi yang sudah berpengalaman yang berwewenang untuk mengorder obat.
3. Benar Dosis
Benar dosis pemberian obat merupakan salah satu indikator keberhasilan
peran perawat sebagai kolaborator. Dosis yang benar sesuai peran apoteker
dan tidak menambahkan atau mengurangi dosis dari resep yang telah
ditentukan. (Boyer, 2013)
4. Benar Waktu
Pemberian obat pada waktu yang tepat juga memiliki peran terhadap
kesembuhan pasien sehingga obat yang diberikan sesuai dengan efek terapetik
yang diharapkan.
5. Benar Rute
Kesalahan rute pemberian dapat menimbulkan sistemik yang fatal pada
pasien .Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara
pemberian/jalur obat pada label.
6. Benar Informasi
Pemberian informasi kepada pasien diharapkan mampu menambah
pengetahuan pasien maupun keluarga terhadap obat yang akan diberikan dan
dengan pemberian informasi oleh perawat dapat mengurangi terjadinya
kesalahan presepsi oleh pasien (Mahfudhah & Mayasari, 2018).
7. Benar Dokumentasi
Pendokumentasian dalam keperawatan mencakup informasi lengkap tentang
status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan yang diterima
Nursalam (2008).
Nama Mahasiswa :
Kelas :
NIM :
NO LANGKAH-LANGKAH NILAI
85-100 84-80 79-75 74-70
B. Fase Orientasi
Catatan Pembimbing
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
(...................................) (.....................................)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu High Alert medication adalah
petunjuk tentang identifikasi, pengelolaan, pelaporan serta dokumentasi obat – obat
yang mempunyai risiko tinggi yang menyebabkan cedera pada pasien bila digunakan
secara salah. Panduan ini diharapkan sebagai acuan dalam pengelolaan obat – obat
yang perlu diwaspadai di unit – unit Rumah sakit. Obat High Alert adalah obat-
obatan yang memiliki risiko paling tinggi dalam pasien, karena dapat menyebabkan
konsekuensi yang serius dan bahkan fatal. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat
dan teliti dalam pemberian obat High Alert sangat penting untuk memastikan
keselamatan pasien
3.2 Saran
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Arrang, Sherly Tandi. (2021). Manajemen Pengelolaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Medis Habis Pakai. Jakarta : Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Alfiannor Saputera, M, dkk (2019). Kesesuaian Penyimpanan Obat High Alert di Instalasi
Farmasi RSUD Idaman Banjarbaru. Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Ainun,2020. Gambaran Penyimpanan Obat High Alert di Instalasi Farmasi RSUI Mutiara
Bunda Tahun 2020. (KTI). Politeknik Harapan Bersama
Sinta,2017. Pengetahuan dan sikap Petugas Farmasi Mengenai Patients Safety Terkait
Pelabelan Obat high Alert Dan Look Aike Di RSUP Sanglah Bali Denpasar Tahun 2017.
(Skripsi). Universitas Udayana Bali