Anda di halaman 1dari 19

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.

net/publication/334243518

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Keuangan

M. Rizky Dwi Prihartono, Nadia Asandimitra


To Link this Article: http://dx.doi.org/10.6007/ IJARBSS/v8-i8/4471 DOI: 10.6007/IJARBSS/v8-i8/4471

Diterima: 19 Juli 2018, Revisi: 07 Agustus 2018, Diterima: 23 Agustus 2018

Diterbitkan Online: 31 Agustus 2018

Kutipan Dalam Teks: (Prihartono & Asandimitra , 2018)


Mengutip Artikel ini: Prihartono, MRD, & Asandimitra, N. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Manajemen Keuangan. Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial,
8(8), 308–326.

Hak Cipta: © 2018 Penulis (s)


Diterbitkan oleh Human Resource Management Academic Research Society (www.hrmars.com) Artikel ini
diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons Attribution (CC BY 4.0). Siapapun dapat mereproduksi, mendistribusikan,
menerjemahkan dan membuat karya turunan dari artikel ini (baik untuk tujuan komersial dan non-komersial), tunduk
pada atribusi penuh ke publikasi asli dan penulis. Persyaratan lengkap dari lisensi ini dapat dilihat di:
http://creativecommons.org/licences/by/4.0/legalcode

Vol. 8, No. 8, Agustus 2018, Hal. 308 - 326


http://hrmars.com/index.php/pages/detail/IJARBSS JURNAL HOMEPAGE

Lengkap Syarat & Ketentuan akses dan penggunaan dapat ditemukan di


http://hrmars.com/index.php/pages/detail/ publikasi-etika

308

International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-
ISSN: 2222-6990 © 2018 HRMARS
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Manajemen Keuangan
M. Rizky Dwi Prihartono
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia Email:
mprihartono@mhs.unesa .ac.id

Nadia Asandimitra
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia Email:
nadiaharyono@unesa.ac.id (Penulis Terkait)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendapatan, pendidikan tinggi,
pengetahuan keuangan , literasi keuangan, sikap keuangan, dan locus of control terhadap perilaku
pengelolaan keuangan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi. Populasi dalam penelitian ini adalah
264 responden yang dipilih secara judgemental sampling. Karakteristik responden adalah
mahasiswa Fakultas Ekonomi yang telah menempuh minimal dua semester selama perkuliahan.
Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan.
Pembelajaran Perguruan Tinggi tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan.
Pengetahuan keuangan tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Efek literasi
keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Sikap keuangan berpengaruh terhadap
perilaku pengelolaan keuangan. Locus of control tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan
keuangan.
Kata Kunci: Perilaku Pengelolaan Keuangan, Sikap Keuangan, Locus Of Control

Pendahuluan
Kemandirian sektor keuangan menjadi salah satu konsentrasi solusi kemajuan ekonomi bangsa
(Mukeri, 2010). Perilaku pengelolaan keuangan menjadi faktor penting dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup. Kholilah dan Iramani (2013) perilaku pengelolaan keuangan adalah
kemampuan individu untuk memainkan peran keuangan (perencanaan, pengendalian, pencarian,
dan penyimpanan) dalam jangka panjang dan pendek. Penerapan pola pengelolaan keuangan yang
tepat harus didukung oleh pemahaman ilmu keuangan yang baik dan mampu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, setiap mahasiswa harus menerapkan pola perilaku
keuangan yang baik agar dapat memulai pembelajaran langkah awal untuk membuat hidup
sejahtera.
Dalam mengatasi tantangan kemandirian finansial memerlukan faktor financial skill, financial
skill yang dibutuhkan setiap individu untuk menghadapi tantangan finansial global seperti memiliki
pendapatan, melaksanakan pembelajaran keuangan perguruan tinggi, mampu menyeimbangkan
pendapatan dengan pengeluaran, memahami jenis-jenis kegiatan keuangan, mampu untuk
menanggapi keuangan dengan pengendalian diri pengeluaran keuangan,
309
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-
ISSN: 2222-6990 © 2018 HRMARS

dan dapat mengelola keuangan pribadi.


Ida dan Dwinta (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendapatan tidak
berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan karena perbedaan antara pendapatan
dengan kerja keras sendiri akan berbeda dengan pendapatan yang diperoleh dari orang lain yang
diperoleh dari keluarga terutama orang tua. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Andrew dan Linawati (2014) menyatakan bahwa salah satu faktor demografi yaitu pendapatan
berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan individu karena semakin tinggi pendapatan
individu maka semakin bijak dalam berperilaku terhadap penggunaan keuangan dibandingkan
seseorang yang memiliki pendapatan lebih rendah. . Terlepas dari pendapatan yang dimiliki
seseorang jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik maka masalah keuangan pribadi
akan terjadi.
Dalam penelitian Anita dan Sari (2015) menyatakan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi
terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan, artinya semakin
tinggi pembelajaran di perguruan tinggi khususnya pengetahuan keuangan akan meningkatkan
perilaku keuangan mahasiswa yang lebih baik. Namun hasil sebaliknya dari penelitian Asandimitra
dan Kautsar (2017) umur berpengaruh negatif signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan UKM
oleh wanita pengusaha di Jawa Timur. Hal itu terjadi karena usia pengusaha perempuan didominasi
oleh kaum muda. Hal ini menunjukkan bahwa semakin muda pengusaha perempuan, semakin
sukses mengelola UKM. Fenomena ini disebabkan oleh tingginya inovasi dan kreativitas yang
dimiliki oleh kaum muda, yang membuat mereka memiliki kekuatan lebih untuk mengembangkan
usahanya. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Herawati (2015) yang menyatakan bahwa
kontribusi pembelajaran perguruan tinggi terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku
pengelolaan keuangan, karena mata pelajaran yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
termasuk keuangan perusahaan.
Thi dkk. (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan keuangan berpengaruh
positif signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan karena peran edukasi dengan adanya
seminar pengetahuan keuangan akan meningkatkan wawasan tentang perilaku pengelolaan
keuangan. Sedangkan temuan Listiani (2017) menyatakan bahwa pengetahuan keuangan tidak
berpengaruh signifikan artinya seseorang memiliki pengetahuan keuangan tetapi tidak
mempraktikkan perilaku pengelolaan keuangan yang baik.
Dalam penelitian Sabri dan Falahati (2012) menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh
signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Sina (2016:94) mengungkapkan kondisi dimana
individu dengan kondisi keuangan yang terbatas, namun mampu mendayagunakan dan
menjalankan pemahaman literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari, dapat melakukan
implementasi pengelolaan keuangan sekarang dan yang akan datang sehingga individu tidak
mengalami kesulitan keuangan. masalah manajemen. Terdapat temuan dari Borden, Lee, Serido,
dan Collins (2008) setelah mengikuti seminar literasi keuangan, mahasiswa melaporkan adanya
peningkatan pembatasan penggunaan kartu kredit agar dapat mengelola keuangan dengan cara
yang lebih bermanfaat. Berbeda dengan Nidar dan Bestari (2012), literasi keuangan mahasiswa
cenderung berada pada kategori rendah.
Antonius dkk. (2011) menyatakan bahwa sikap keuangan berpengaruh negatif signifikan
artinya seseorang memiliki sikap pengelolaan keuangan yang baik tetapi buruk dalam praktik
keuangannya. Berbeda dengan penelitian Listiani (2017) yang menyatakan bahwa sikap keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan, artinya semakin individu
mampu menerapkan sikap keuangan yang baik maka berpengaruh baik pula terhadap pengelolaan
keuangan pribadi. . Hal ini disebabkan kualitas sikap finansial berasal dari kualitas pendidikan
seseorang yang baik dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Anthony dkk.
(2011) dan Listiani (2017) yang diteliti tidak sejalan dengan temuan Maharani (2016) yang
mengungkapkan bahwa sikap keuangan tidak dapat mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.
Penelitian Ida dan Dwinta (2010) menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh
signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hal ini berbanding terbalik dengan Thi et al.
(2015) dengan menyatakan bahwa locus of control berpengaruh negatif signifikan terhadap
perilaku pengelolaan keuangan, artinya
310
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-
ISSN: 2222-6990 © 2018 HRMARS

seseorang dengan locus of control yang baik cenderung tidak menerapkan perilaku pengelolaan
keuangan yang baik. Berbeda dengan Listiani (2017) semakin baik locus of control seseorang maka
semakin baik pola perilaku pengelolaan keuangan yang disebabkan oleh locus of control internal
lebih penting karena individu yang masih memperoleh penghasilan dari orang lain (orang tua) maka
individu tersebut akan lebih berhati-hati. , cermat dan kendalikan pengeluarannya sesuai dengan
kebutuhan agar tidak mengeluarkan uang setiap bulannya dan dapat dikatakan bahwa locus of
control berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan.
Ansong dan Gyensare (2012) menemukan bahwa mahasiswa khususnya jurusan ekonomi
cenderung memiliki pengetahuan keuangan yang lebih luas dibandingkan dengan jurusan lainnya.
Pada kondisi saat ini di Universitas Negeri Surabaya khususnya Fakultas Ekonomi memiliki Visi yaitu
“Menjadi Fakultas yang Unggul Dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Ekonomi sesuai Tuntutan
Globalisasi”. Salah satu upayanya adalah untuk mewujudkan Visi seluruh elemen kampus
khususnya Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya berusaha secara maksimal dengan
meningkatkan ilmu ekonomi dan menumbuhkan jiwa entrepreneurship. Melibatkan seluruh
elemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya merupakan perantara untuk membantu
segera mewujudkan hal tersebut dengan menumbuhkan kemandirian finansial yang baik bagi
mahasiswa.
Peneliti mencari fenomena tersebut dengan menggunakan survei pendahuluan melalui teknik
kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden yang melibatkan 30 mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional. (UPN). Kuesioner pendahuluan ini
menggunakan indikator pernyataan yang berkaitan dengan perilaku keuangan peneliti sebelumnya
(Nababan dan Sadalia, 2012) yang telah disesuaikan sebagai berikut: Saya selalu membayar tagihan
tepat waktu (misalnya membayar sewa, membayar hutang kepada teman), saya selalu membuat
anggaran rencana pengeluaran setiap hari, saya selalu melakukan anggaran pengeluaran sesuai
kebutuhan sehari-hari, saya selalu mencatat anggaran pengeluaran setiap hari, saya selalu
menyisihkan dana untuk pengeluaran tak terduga setiap hari, saya selalu menghemat uang setiap
hari, saya selalu membandingkan harga antar penjual. Penentuan jumlah sampel pada penelitian
pendahuluan ini berdasarkan Sekaran (2006) secara umum dalam penelitian menentukan korelasi
ukuran sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik sebanyak 30 responden. Oleh karena itu
peneliti menentukan sampel untuk studi pendahuluan ini sebanyak 30 responden pada masing-
masing universitas yang diambil secara acak.
Tabel 1. Hasil Studi Pendahuluan
No Nama Universitas Hasil (Mean)

1 Universitas Negeri Surabaya 2.46

2 Universitas Airlangga 2.38

3 Universitas Pembangunan Nasional 2.74

Jumlah 100

Sumber: data diolah penulis (2018)

Peneliti melakukan studi pendahuluan kepada beberapa mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas,
Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, dan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional (UPN). Ditemukan kenyataan bahwa di
lapangan banyak mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan pribadi.
Masalah keuangan tidak akan muncul jika siswa melakukan kebiasaan satu atau dua kali
sebulan, jika dilakukan lebih dari itu sangat mungkin mengalami masalah dalam pengelolaan
keuangan karena pendapatan yang diperoleh dari orang tua di setiap bulan akan lebih cepat
dihabiskan sehingga meminta kiriman uang kembali ke orang tuanya.

311
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-ISSN:
2222-6990 © 2018 HRMARS

Dengan perilaku buruk tersebut yang berdampak pada masalah pengelolaan keuangan mahasiswa.
Dengan kondisi tersebut peneliti ingin melakukan penelitian tentang perilaku pengelolaan keuangan
mahasiswa Fakultas Ekonomi.

Tinjauan Pustaka
Pendapatan
Menurut Suroto (2000) pendapatan memiliki arti sebagai sumber pendapatan individu dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dianggap sangat penting dalam kehidupan individu secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Niswonger (2006:56) mengemukakan definisi
Penghasilan sebagai pertambahan laba kotor (gross) pemilik modal yang diperoleh dari penjualan
barang yang diperdagangkan, kegiatan jasa yang diharapkan konsumen, sewa aset, peminjaman
uang, dan semua kegiatan operasi bisnis dalam penghasilan maksimum. Menurut Prakoso (2013)
pendapatan berarti jumlah total barang dan jasa yang dapat memenuhi taraf hidup masyarakat,
artinya memiliki pendapatan yang dimiliki oleh setiap individu dapat dikatakan sebagai pendapatan
per kapita penduduk, satu fungsi Pendapatan perkapita dapat menjadi tolak ukur kemajuan atau
pembangunan ekonomi.
Menurut Wild (2003:311) mengemukakan definisi pendapatan adalah nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode yang mengharapkan keadaan yang sama pada
akhir periode tersebut. Menurut Gregory (2003) pendapatan seseorang adalah segala jenis sumber
pendapatan yang diperoleh oleh suatu komunitas atau seseorang di suatu negara, pendapatan ini
dapat diperoleh dari bunga bank yang diberikan, dividen atau subsidi, dan pembayaran pembayaran
pemerintah kepada masyarakat.
Dari beberapa pengertian penghasilan menurut beberapa ahli ahli bidang di atas, dapat
disimpulkan penghasilan adalah sumber penghasilan seseorang yang dihasilkan dari kegiatan usaha,
jasa, pemberian dari orang lain (orang tua) yang diharapkan nilai maksimumnya pada awal periode
sama dengan nilai maksimum pada akhir zaman yang berfungsi sebagai pemenuhan taraf hidup.
Menurut Ida dan Dwinta (2010) mengklasifikasikan besaran pendapatan yang terdiri dari: besaran
penghasilan Rp 1.000.000, jumlah penghasilan Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 3.000.000, jumlah
penghasilan Rp 3.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000, dan jumlah penghasilan Rp5.000.000.

Pembelajaran Perguruan Tinggi


Menurut Trianto (2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah upaya sadar pendidik untuk
mengajar siswanya (memberikan interaksi dalam pembelajaran dengan berbagai referensi
pembelajaran lainnya) untuk membantu menentukan keberhasilan tujuan seperti yang diharapkan.
Kholilah dan Iramani (2013) mengungkapkan melalui sumber-sumber metode pembelajaran,
media, referensi pembelajaran, diharapkan dapat memberikan bekal yang cukup kepada siswa
dalam memahami ilmu di bidang keuangan, sehingga siswa mampu menjalankan rutinitas
kehidupan yang berkaitan dengan perilaku keuangan dalam kehidupan sehari-hari. masa depan.
Dari beberapa pengertian belajar di perguruan tinggi menurut beberapa ahli ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar di perguruan tinggi adalah suatu proses belajar seseorang yang
ditransfer oleh pendidik dengan metode pembelajaran lain dalam memberikan pemahaman tentang
pengetahuan keuangan dengan harapan mahasiswa mampu melaksanakan dengan baik.
manajemen keuangan. Depdiknas (2003) Mengeluarkan rumusan Undang-Undang Sisdiknas pada
butir 11 tentang pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
312
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-ISSN:
2222-6990 © 2018 HRMARS

Financial Knowledge
Menurut Lusardi dan Mitchell (2007) menyatakan bahwa financial knowledge sebagai wawasan
keuangan dan kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (knowledge and ability).
Sebagaimana diketahui pentingnya memiliki pengetahuan keuangan menjadi salah satu upaya
dalam memperoleh kesejahteraan hidup di masa depan yang diwujudkan dari berperilaku sesuai
dengan pemahaman tentang keuangan. Menurut Hilgert et al (2003) pengetahuan keuangan
merupakan bagian dari definisi konseptual literasi keuangan artinya pengetahuan keuangan dengan
literasi keuangan memiliki pengertian yang sedikit berbeda tetapi memiliki makna tujuan yang sama.
Pengetahuan keuangan memiliki arti untuk memberikan pemahaman yang luas tentang keuangan,
sedangkan literasi keuangan memiliki arti dimana seseorang telah memiliki pemahaman tentang
keuangan serta mampu memahami dan menjalankan kegiatan keuangan. Pengetahuan keuangan
memiliki ruang lingkupnya sendiri termasuk pemahaman tentang keuangan pribadi, keuangan
perusahaan, perbankan, investasi, dan asuransi dan sebagainya.
Menurut Garman, E. Thomas, dan Eckert (1985) pengetahuan keuangan membutuhkan
pengembangan keterampilan keuangan dan alat keuangan untuk membentuk bagan dan pola dalam
pengambilan keputusan manajemen keuangan pribadi seperti memilih cek, kartu kredit atau kartu
debit). Pengembangan keterampilan keuangan dan alat keuangan yang dibutuhkan seseorang untuk
dapat memilih cek yang dibutuhkan, mampu menggunakan kartu debit dan kartu kredit dengan
bijak agar tidak mengalami masalah pengelolaan keuangan.
Menurut Keller, Staelin, Lee, dan Hogarth (1987) ada beberapa sumber untuk memperoleh
pengetahuan tentang keuangan melalui pendidikan formal seperti kursus perguruan tinggi, seminar
tentang keuangan dan tambahan jam bimbingan belajar di luar sekolah, serta melalui berbagai
informal orang tua, teman sebaya. dan rekan kerja.
Dari beberapa definisi pengetahuan keuangan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan
pengetahuan keuangan adalah pemahaman ilmu ekonomi yang berkaitan dengan pemahaman
keuangan yang diperoleh melalui pendidikan formal seperti sekolah, kuliah, seminar tentang
keuangan atau bimbingan belajar tambahan yang diharapkan mampu dalam membentuk
keterampilan keuangan dan perangkat keuangan yang dapat melaksanakan pengelolaan keuangan
secara efektif dan efisien demi terciptanya kesejahteraan hidup.
Pengetahuan keuangan dalam penelitian ini berfokus pada pemahaman yang luas tentang
pengetahuan keuangan yang diperoleh dari pendidikan formal dan kuliah mahasiswa yang
cenderung membahas tentang pemahaman keuangan perusahaan, perbankan, dan investasi dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa efektif pengetahuan yang diterima dari kuliah kuliah untuk
mahasiswa. Menurut Ida dan Dwinta (2010) ada lima indikator untuk mengukur pengetahuan
keuangan: Istilah Suku bunga, biaya keuangan, dan kredit, peringkat kredit dan file kredit, mengelola
keuangan, menginvestasikan uang, apa yang ada di laporan kredit Anda.

Literasi Keuangan
Menurut Chen dan Volpe (1998) literasi keuangan sebagai pengetahuan keuangan dalam
pengelolaan keuangan, dengan definisi kemampuan individu menekankan pada kemampuan untuk
memahami konsep awal ekonomi yang berkaitan dengan keuangan, bagaimana melakukan
penerapannya dengan baik. Ada banyak sekali pengertian keuangan baik keuangan pribadi,
keuangan perusahaan, keuangan perbankan, keuangan investasi, keuangan asuransi. Literasi
keuangan peneliti ini lebih kepada pemahaman keuangan pribadi karena memiliki karakteristik yang
berbeda antara literasi keuangan swasta dan keuangan perusahaan, perbankan, investasi, asuransi.
Menurut Mason dan Wilson (2000) mengemukakan bahwa literasi keuangan adalah
kemampuan individu dalam memahami, memperoleh, dan mengevaluasi setiap informasi yang
dirasa relevan dalam mengambil keputusan dengan memahami risiko keuangan yang ditimbulkan.
313
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-ISSN:
2222-6990 © 2018 HRMARS

Menurut Sina (2016: 94) mengemukakan bahwa pengertian literasi keuangan adalah
kemampuan individu dalam membaca, menganalisis, dan mengelola, serta menceritakan kondisi
keuangan. Mahdzan dan Tabiani (2013) mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan literasi
keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan yaitu dimulai dari membuat perencanaan yang
matang dan mampu mengelola setiap pola perilaku
pengambilan keputusan keuangan dalam kehidupan seperti melakukan pembelian rumah dan
merencanakan keuangan di masa pensiun. Menurut Shim, Barber, Card, Xiao, dan Serido (2010)
menemukan adanya berbagai faktor penting yang dapat mempengaruhi literasi keuangan yaitu
lingkungan sosial, perilaku belajar keluarga, pendidikan keuangan yang ditempuh, pengalaman
seseorang dalam menggunakan keuangan.

Dari berbagai definisi literasi keuangan menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
literasi keuangan adalah pembelajaran ilmu ekonomi yang meliputi bagaimana mendapatkan uang,
memahami, mengevaluasi semua informasi sebelum bertindak dalam pengambilan keputusan
keuangan dengan melakukan perencanaan dan mampu mengelola. keuangan dengan baik yang
dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, pendidikan keluarga, pengalaman orang lain dalam
penggunaan keuangan. Menurut Chen dan Volpe (1998) ada empat dimensi literasi keuangan:
Keuangan/Konsumsi Pribadi, tabungan, asuransi, dan investasi.

Locus of Control
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) Locus of control adalah kepribadian seseorang yang
didefinisikan sebagai keyakinan seseorang akan kemampuan untuk mengendalikan takdir dalam diri
Anda. Robbins, Stephen P. dan Judge (2008) mendefinisikan locus of control sebagai tingkat kendali
keyakinan seseorang bahwa mereka dapat menentukan nasibnya sendiri. Larsen dan Buss (2002)
berpendapat bahwa locus of control merupakan konsep dasar yang diyakini terjadi dalam kehidupan
individu. Menurut Robbins, Stephen P. dan Judge (2008: 178) mengemukakan definisi locus of
control adalah sebagai pandangan seseorang tentang penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam
melakukan bisnis atas apa yang dilakukannya.
Menurut Rotter (1966) terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi locus of control, yaitu:
Internal locus of control memiliki arti pengendalian individu dari dalam dirinya sendiri mengambil
tindakan untuk menentukan keberhasilan pengambilan keputusan atas sebab dan akibat yang akan
terjadi. dalam peristiwa yang dialami individu. Locus of control eksternal berarti pengendalian
individu dari luar suatu ukuran pengendalian diri untuk menentukan keberhasilan pengambilan
keputusan atas sebab dan akibat yang tergantung pada kondisi faktor alam, keajaiban, dan
lingkungan di mana individu itu berada. .
Chinen dan Endo (2012) mengungkapkan bahwa jika ada individu yang mampu melakukan
pengambilan keputusan keuangan dengan baik maka kecil kemungkinannya akan mengalami
kesulitan keuangan di masa yang akan datang dan perilaku keuangan yang ideal mampu
menentukan skala prioritas kebutuhan adalah lebih penting dari keinginan.
Dari beberapa definisi locus of control menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan locus
of control adalah suatu keyakinan seseorang yang berhubungan dengan kemampuan untuk
mengendalikan diri terhadap suatu pandangan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi atas dasar
faktor-faktor kendali dalam diri dengan memilih skala prioritas kebutuhan dan faktor kontrol
eksternal kemudian mengambil tindakan untuk menentukan kegagalan atau keberhasilan. Menurut
Ida dan Dwinta (2010) ada lima indikator untuk mengukur locus of control yaitu: Sama sekali tidak
ada cara untuk menyelesaikan masalah, saya didorong oleh kehidupan di sekitar saya, hanya sedikit
yang bisa saya lakukan untuk mengubah hal-hal penting dalam diri saya. hidup, saya bisa melakukan
apapun yang ada di pikiran saya, apa yang terjadi pada saya di masa depan tergantung pada saya,
tidak berdaya dalam menghadapi masalah hidup, saya memiliki sedikit kendali atas hal-hal yang
terjadi pada saya.

Perilaku Manajemen Keuangan


Menurut Jodi Lynne Mcfarlane Parrotta (1992) mengungkapkan bahwa perilaku pengelolaan
keuangan pribadi dapat digambarkan sebagai proses pembelajaran dalam perencanaan,
pengambilan tindakan sesuai dengan
314
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-
ISSN: 2222-6990 © 2018 HRMARS

merencanakan, dan melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan perencanaan yang perlu dibenahi
pada individu atau keluarga.
Menurut Sina dan Noya (2012) salah satu upaya dalam membentuk karakter perilaku
keuangan adalah dengan menumbuhkan perilaku pengelolaan keuangan pribadi dengan
menerapkan perencanaan keuangan dan pengendalian diri terhadap uang.
Dari beberapa definisi perilaku pengelolaan keuangan menurut beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa seseorang dengan perilaku pengelolaan keuangan yang baik lebih cenderung
dapat membiasakan dalam penyusunan perencanaan keuangan, melaksanakan perencanaan
dengan mengendalikan diri, mengevaluasi perencanaan awal. tindakan yang tidak sesuai dengan
kondisi telah terjadi dan dilakukan perbaikan masalah keuangan, serta selalu memantau kondisi
perbaikan masalah keuangan. Menurut Ida dan Dwinta (2010) ada lima indikator untuk mengukur
perilaku pengelolaan keuangan: Mengontrol pengeluaran, membayar tagihan tepat waktu,
menyiapkan rencana keuangan masa depan, menafkahi diri sendiri dan keluarga, menabung.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan


Ida dan Dwinta (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendapatan tidak memiliki
hubungan dengan perilaku pengelolaan keuangan karena perbedaan pendapatan dengan kerja
keras sendiri akan lebih dihargai dalam pengeluaran keuangan yang berbeda dengan penghasilan
yang diperoleh dari orang lain seperti yang diperoleh dari keluarga terutama orang tua.
Hal ini senada dengan temuan Kholilah dan Iramani (2013) yang menyatakan bahwa
pendapatan tidak berhubungan dengan perilaku keuangan seseorang karena kemungkinan
kurangnya penelitian yang membatasi pada individu yang sudah menikah atau belum menikah
nantinya untuk mendapatkan klasifikasi tanggung jawab pengeluaran. atas dasar status sosial akan
berbeda.
Andrew dan Linawati (2014) menyatakan hubungan bahwa salah satu faktor demografi
pendapatan dapat mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan individu karena semakin tinggi
pendapatan seseorang maka semakin bijaksana dalam berperilaku terhadap penggunaan keuangan
dibandingkan seseorang yang berpenghasilan rendah.
Dari hasil beberapa temuan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang cenderung dapat
mengelola pendapatan ketika memiliki pendapatan tinggi dengan bijak dalam menggunakan
keuangan karena pendapatan tinggi mampu mengalokasikan uang untuk kegiatan keuangan lainnya
seperti pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan. , menabung, mendaftarkan
asuransi, dan berinvestasi agar individu mampu mengelola keuangannya dengan baik.

Pengaruh Pembelajaran Perguruan Tinggi terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Dalam


penelitian Anita dan Sari (2015) ditemukan bahwa peran pembelajaran perguruan tinggi terbukti
memiliki hubungan positif terhadap perilaku pengelolaan keuangan artinya semakin banyak
individu mengikuti program studi tinggi khususnya pada peningkatan pengetahuan keuangan,
semakin baik perilaku keuangan siswa.
Herawati (2015) menyatakan bahwa kontribusi pembelajaran perguruan tinggi terbukti tidak
memiliki hubungan dengan perilaku pengelolaan keuangan, karena pengajaran mata pelajaran yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan mencakup perhitungan analisis keuangan perusahaan
tetapi tidak rinci pada pengajaran keuangan pribadi. pengelolaan.
Dari hasil beberapa temuan di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat individu menerima
pembelajaran di bangku kuliah lebih banyak diberikan pembelajaran tentang analisis keuangan
perusahaan sehingga akan sulit untuk diterapkan ke dalam perilaku pengelolaan keuangan karena
kurang fokus dalam mengajarkan tentang perilaku manajemen keuangan pribadi. Maka seharusnya
perguruan tinggi yang menyediakan pembelajaran
315
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E-
ISSN: 2222-6990 © 2018 HRMARS

manajemen keuangan ditingkatkan agar mahasiswa mampu melaksanakan pembelajaran


manajemen keuangan dengan baik.

Pengaruh Pengetahuan Keuangan Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan


Thi et al. (2015) menyatakan bahwa pengetahuan keuangan memiliki hubungan positif terhadap
perilaku pengelolaan keuangan karena peran edukasi dengan adanya seminar yang semakin banyak
tentang pengetahuan keuangan akan meningkatkan wawasan seseorang terhadap perilaku
pengelolaan keuangan.
Listiani (2017) menyatakan dalam temuannya bahwa pengetahuan keuangan tidak memiliki
hubungan yang signifikan artinya seseorang sudah memiliki pengetahuan keuangan tetapi tidak
menjalankan perilaku pengelolaan keuangan yang baik.
Herdjiono, Damanik, dan Musamus (2016) menyimpulkan bahwa pengetahuan keuangan tidak erat
kaitannya dengan perilaku pengelolaan keuangan karena ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.
Dari hasil beberapa temuan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang akan dapat
memahami pengetahuan keuangan yang akan diterapkan pada perilaku pengelolaan keuangan
dipengaruhi oleh pendidikan formal yang ditempuh selama di sekolah, perkuliahan, seminar
tentang keuangan atau bimbingan belajar tambahan sehingga sebagai untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari berdampak pada perilaku pengelolaan keuangan yang baik.

Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan


Dalam penemuan Sabri dan Falahati (2012) disebutkan bahwa literasi keuangan memiliki hubungan
dengan perilaku pengelolaan keuangan artinya ada hal-hal yang dapat mempengaruhi yaitu
pengalaman pengeluaran keuangan, peran keluarga menjadi fokus utama dalam pendidikan
keuangan, dan menciptakan kesadaran di rumah tentang pentingnya dalam mencapai
kesejahteraan hidup.
Ada temuan penelitian dari Borden et al. (2008) setelah mengikuti seminar literasi keuangan;
siswa melaporkan peningkatan pembatasan penggunaan kartu kredit untuk mengelola keuangan
dengan cara yang lebih bermanfaat. Sedangkan hasil penelitian Nidar dan Bestari (2012) bahwa
literasi keuangan mahasiswa cenderung berada pada kategori rendah karena dalam menjawab
angket yang mengacu pada Chen dan Volpe (1998) rata-rata mampu menjawab dengan benar
pertanyaan tentang pendapatan dan pengeluaran berbeda hutang. kategori, tabungan, investasi,
asuransi, keuangan pribadi sebagian besar hasil tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar
akan berhubungan bahwa literasi keuangan seseorang yang tidak memadai akan mempengaruhi
pengambilan keputusan keuangan. Sehingga perlu ditingkatkan fokus utama pemahaman di bidang
investasi, kebiasaan menabung, kredit, bunga berasuransi.
Dari hasil beberapa temuan di atas dapat disimpulkan individu dalam melakukan pengeluaran
keuangan dapat dipengaruhi dari pembelajaran pendidikan keuangan keluarga, melalui seminar
tentang keuangan sehingga tercipta dan menumbuhkan keserasian kesadaran akan kesejahteraan
hidup tentang keuangan akan lebih baik dalam Perilaku pengelolaan keuangan dengan literasi
keuangan yang rendah akan berdampak buruk pada pengambilan keputusan keuangan.
Pengaruh Sikap Keuangan Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan
Anthony et al. (2011) menyatakan bahwa sikap keuangan memiliki hubungan negatif dengan
perilaku pengelolaan keuangan artinya seseorang memiliki sikap keuangan yang baik tetapi tidak
dapat mengikuti pelaksanaannya sehingga menemukan kegagalan dalam pengelolaan keuangan.

Menurut Listiani (2017) menemukan bahwa sikap keuangan memiliki hubungan positif terhadap perilaku
pengelolaan keuangan yang berarti bahwa semakin individu mampu melakukan penerapan yang baik 316
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990
© 2018 HRMARS

sikap keuangan maka berpengaruh baik terhadap pengelolaan keuangan pribadi hal ini disebabkan sikap
keuangan yang ideal bersumber dari kualitas pendidikan seseorang yang baik dan mampu terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Maharani (2016) mengungkapkan hasil penelitiannya sikap keuangan tidak ada hubungan yang
mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan karena ungkapan responden menilai bahwa sikap keuangan
tidak diperlukan dalam penerapan pengelolaan keuangan secara bijaksana dengan alasan tidak adanya
keinginan untuk mencapai tujuan membuat rencana dalam waktu singkat ke depan.
Dari hasil beberapa temuan di atas dapat disimpulkan bahwa penentu keberhasilan perilaku
pengelolaan keuangan yang baik yaitu mendapatkan pendidikan keuangan dalam keluarga dan mampu
menerapkan sikap keuangan dengan mampu menahan diri terhadap keuangan yang dimiliki dalam
kehidupan sehari-hari secara konsisten sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam pengelolaan
keuangan yang baik.

Pengaruh Locus Of Control Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan


Penelitian Ida dan Dwinta (2010) menyatakan bahwa locus of control tidak ada hubungannya dengan
perilaku pengelolaan keuangan karena kurangnya fokus sasaran pada objek penelitian dengan menggunakan
locus of control harus lebih rinci untuk lokus kendali internal.
Menurut Thi et al. (2015) berpendapat bahwa locus of control memiliki hubungan negatif dengan
perilaku pengelolaan keuangan, artinya seseorang yang memiliki locus of control yang baik cenderung tidak
menerapkan perilaku pengelolaan keuangan yang baik dalam kehidupannya.
Menurut Listiani (2017) semakin baik locus of control seseorang maka semakin baik pula pola perilaku
pengelolaan keuangannya juga disebabkan oleh locus of control internal semakin baik karena individu yang
masih memperoleh penghasilan dari orang lain (orang tua) maka individu tersebut akan lebih cermat, dan
menghargai uang yang dimilikinya, serta berupaya mengendalikan pengeluarannya sesuai dengan kebutuhan
agar tidak kehabisan uang setiap bulannya dan dapat dikatakan bahwa locus of control terdapat hubungan
positif dengan perilaku pengelolaan keuangan.
Dari hasil beberapa temuan diatas dapat disimpulkan bahwa semua individu memiliki pengendalian
diri terhadap pengeluaran keuangan namun pengendalian diri yang paling efektif untuk diterapkan adalah
pengendalian diri karena dalam dirinya sendiri lebih mampu melindungi segala gangguan yang timbul.
sebagai hasil dari dorongan faktor eksternal dan mampu dalam menentukan pengambilan keputusan
keuangan berdasarkan skala prioritas kebutuhan lebih penting daripada keinginan.

Metode Penelitian Penelitian


ini menggunakan konsep penelitian konklusif yaitu kausal. Sugiyono (2010: 8) mendukung jenis penelitian
konklusif kausalitas bahwa metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang mempunyai
fungsi meneliti terhadap populasi atau sampel yang telah ditentukan, mengumpulkan data dengan
melibatkan instrumen penelitian, dengan data kuantitatif/dapat dideskripsikan dengan analisis grafik, yang
bertujuan untuk mendapatkan yang telah dipilih sesuai kebutuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh variabel independen seperti
pendapatan, pembelajaran perguruan tinggi, pengetahuan keuangan, literasi keuangan, sikap keuangan,
locus of control terhadap variabel dependen perilaku pengelolaan keuangan. Sumber data yang akan
diperoleh penelitian ini berjumlah 264 jawaban dari responden dengan pengukuran untuk mengisi angket
yang langsung diberikan kepada mahasiswa untuk mendapatkan jawaban atas pernyataan dan pertanyaan
yang telah diajukan.
317
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN : 2222-6990 © 2018
HRMARS

Result
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner yang dikembalikan secara
keseluruhan yaitu sebanyak 264 kuesioner. Berikut uraian karakteristik masing-masing responden
berdasarkan pendidikan, usia, jenis kelamin, status, dan masa kerja.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan


No Pendapatan Frekuensi %

1 Rp 1.000.000 172 65,2

2 Rp 1.000.000-Rp 80 30,3
3.000.000

3 Rp 3.000.000-Rp 6 2,3
5.000.000

4 Rp 5.000.000 6 2,3

Jumlah 264 100

Berdasarkan tabel 2. karakteristik responden berdasarkan pendapatan diperoleh hasil bahwa sebagian
besar siswa memiliki pendapatan Rp 1.000.000 sebanyak 172 atau 60%.

Tabel 3.Respondent Keterangan semester


Tid Pendidikan Frequ
ak enty%

1 3 sampai 4 45 17
semester

2 5 sampai 6 90 34,1
semester

3 7 sampai semester 128 48,5


8

4 ≥ 8th semester 1 0,4

Jumlah 264 100

Berdasarkan Tabel 3. karakteristik responden berdasarkan semester diperoleh hasil bahwa mayoritas
mahasiswa semester 7 sampai semester 8 sebanyak 128 atau 48,5%.

Hasil Uji Hipotesis F Statistik.


Berdasarkan tabel uji statistik F dapat dinyatakan bahwa nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 pada
dasar pengambilan keputusan memiliki taraf signifikansi 5% atau 0,05. Kemudian model regresi dapat
digunakan sebagai prediktor perilaku pengelolaan keuangan, atau dapat dikatakan bahwa pendapatan,
pembelajaran perguruan tinggi, pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan locus of control berpengaruh
secara simultan terhadap perilaku pengelolaan keuangan.
Hasil Uji Hipotesis t Statistik
Berdasarkan uji statistik t, pengaruh pendapatan, pembelajaran perguruan tinggi, pengetahuan keuangan,
literasi keuangan, sikap keuangan, dan locus of control sebagai berikut:
Nilai signifikansi pendapatan 0,007 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar 2,739 maka dapat
disimpulkan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hasil ini sesuai
dengan hipotesis penelitian, dimana pendapatan diharapkan mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.
Nilai signifikansi pembelajaran perguruan tinggi sebesar 0,434 lebih besar dari 0,05 dan t hitung sebesar
0,874 maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perguruan tinggi tidak berpengaruh terhadap perilaku
pengelolaan keuangan. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana pembelajaran di perguruan
tinggi diduga mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.
Nilai signifikansi pengetahuan keuangan sebesar 0,491 lebih besar dari 0,05 dan t hitung 318
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990
© 2018 HRMARS 0,690

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keuangan tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan
keuangan. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana pengetahuan keuangan diharapkan
dapat mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.
Nilai signifikansi literasi keuangan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar 5,797 maka
dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hasil ini
sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana literasi keuangan diduga berpengaruh terhadap perilaku
pengelolaan keuangan.
Nilai signifikansi sikap keuangan sebesar 0,029 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar 2,202 maka
dapat disimpulkan bahwa sikap keuangan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hasil ini
sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana sikap keuangan diharapkan mempengaruhi perilaku
pengelolaan keuangan.
Nilai signifikansi locus of control sebesar 0,970 lebih besar dari 0,05 dan t hitung sebesar 0,037 maka
dapat disimpulkan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hasil
ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana locus of control diduga mempengaruhi perilaku
pengelolaan keuangan.

Regresi linier berganda


Berdasarkan hasil regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat diperoleh model persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,164 + 0,183 Pendapatan + 0,561 Literasi Keuangan + 0,227 Sikap Keuangan + ei

Koefisien Determinasi
Berdasarkan Koefisien dari determinasi dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,195. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas mampu menjelaskan 19,5%. Terhadap variabel terikat, sedangkan 80,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel bebas dalam penelitian ini seperti lingkungan sosial dengan
bersosialisasi dengan orang sekitar, nasehat orang tua, dan faktor kebiasaan (Herdjiono et al., 2016)

Pengaruh Pendapatan terhadap Pengelolaan Keuangan Perilaku


Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel pendapatan
berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hasil tersebut sesuai dengan Planned Behavior
Theory (TPB) yang mendasari seseorang berperilaku yaitu dengan memiliki pendapatan karena pendapatan
seseorang yang mendasari setiap individu dalam mengambil keputusan tentang penggunaan keuangan. Hal
ini dikarenakan besarnya pendapatan minimal yang dimiliki individu sangat berpengaruh dalam pengelolaan
keuangan karena ada 3 motif keuangan yaitu kebutuhan, spekulasi, dan investasi. Dengan hal tersebut,
sedikitnya pendapatan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi dalam mengelola keuangan yang
dibuktikan dengan pendapatan siswa yang cenderung bervariasi dengan jumlah Rp 1.000.000 berjumlah 172
orang (65,2%), pendapatan Rp 1.000.000
- 3.000. 000 berjumlah 80 orang (30,3%), pendapatan Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000 sebanyak 6 orang (2,3%),
dan pendapatan Rp5.000.000 berjumlah 6 orang. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin baik
pula dalam mengalokasikan kebutuhan sehari-hari karena dengan memiliki pendapatan yang tinggi individu
tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan pengeluaran keuangan seperti investasi pendidikan,
tabungan dan asuransi.

319
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8 Agustus 2018, E ISSN : 2222-6990 © 2018
HRMARSTerhadap

Pengaruh Pembelajaran Perguruan TinggiPerilaku Manajemen Keuangan Dalam Planned Behavior Theory
(TPB) ditinjau dari perilaku pengendalian diri dalam pendidikan seseorang tidak akan berpengaruh
terhadap keuangan perilaku manajemen karena perilaku yang dialami oleh individu yang mengacu pada
suatu kepercayaan yang diyakini bahwa kemampuan setiap individu sebagai dasar untuk melakukan
perilaku tersebut.
Namun hasil ini sesuai dengan teori TPB dalam hal sikap yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap hal-hal
yang harus dilakukan individu terhadap perilaku tertentu. Faktor lingkungan menjadi salah satu siswa
mendapatkan pengetahuan tentang keuangan dengan cara berdiskusi dengan teman sebaya, orang yang
lebih tua.
Faktor lain yang terkait dengan perkembangan teknologi juga berdampak pada kemudahan akses
informasi bagi semua kalangan dan dapat dengan mudah membaca pengetahuan tentang keuangan yang
dapat diakses melalui internet. Ini mencakup informasi tentang keuangan seperti investasi, manajemen
keuangan, asuransi, dan tabungan pinjaman. Dengan kemudahan ini juga dapat meningkatkan perilaku
pengelolaan keuangan siswa tanpa harus mengikuti langsung pembelajaran di kelas dengan berbagai alasan
diantaranya izin sakit, bolos kuliah, dan ada acara keluarga yang dibuktikan dengan berbagai jenjang
pendidikan siswa seperti mahasiswa semester 3 sd 4 berjumlah 45 (17%), mahasiswa semester 5 sd 6
sebanyak 90 orang (34,1%), mahasiswa semester 7 sd 8 sebanyak 128 orang (48,5%), mahasiswa semester 8
berjumlah 1 orang (0,4%) tingkat pendidikan siswa tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan
keuangan. Hal ini disebabkan perilaku pengelolaan keuangan merupakan hal yang perlu dilakukan pada
setiap individu tanpa memandang jenjang pendidikan tinggi maupun pendidikan rendah karena pada
dasarnya setiap individu memiliki tanggung jawab yang sama terkait dengan kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup. Oleh karena itu, baik setiap orang berpendidikan atau tidak ia akan tetap mengelola
keuangan dengan harapan tidak mengalami masalah keuangan di kemudian hari.

Pengaruh Pengetahuan Keuangan Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan


Pada uji analisis deskriptif pengaruh faktor pengetahuan keuangan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
termasuk dalam kategori cukup tahu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui tentang
pengetahuan keuangan khususnya pembahasan keuangan perusahaan/lembaga dan perbankan memiliki
peranan penting dalam perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang dibuktikan dengan jawaban responden
pada butir pernyataan X3.1 “Istilah suku bunga, keuangan beban, dan kredit di perusahaan keuangan dan
perbankan “rata-rata mampu menjawab” cukup tahu “dengan nilai 3,68, butir pernyataan X3.2” Setiap
lembar ada nota kredit yang harus dibayar “rata-rata mampu menjawab cukup tahu dengan nilai 3,69, item
pernyataan X3 .3 “Perusahaan dan bank mencatat catatan keuangan tahunan” rata-rata mampu menjawab
“banyak tahu” dengan nilai 4,33, pada item pernyataan X3.4 “Kemampuan perusahaan/bank untuk
membayar hutang menjadi salah satu” rata-rata mampu menjawab “cukup tahu” dengan 4,02, pada item
pernyataan X3.5 “Istilah investasi saham” rata-rata mampu menjawab “cukup tahu” dengan nilai 3,98, pada
item pernyataan X3 .6 "Jangka waktu investasi obligasi" rata-rata ge mampu menjawab cukup tahu dengan
nilai 3,52, item pernyataan X3,7 “Istilah investasi sebagai simpanan” rata-rata mampu menjawab “cukup
tahu” dengan nilai 3,62, pada item pernyataan X3,8 “Perusahaan/bank memiliki hutang keuangan memiliki
nota pembayaran" rata-rata mampu menjawab "cukup tahu" dengan nilai 4,01.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan keuangan
tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Dengan demikian, setiap individu yang memiliki
sedikit pengetahuan keuangan; khususnya pembahasan keuangan perusahaan/lembaga dan perbankan tidak
mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.

320
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990 © 2018
HRMARS

Dalam Planned Behavior Theory (TPB) dalam hal informasi yang diperoleh melalui perkuliahan sehari-
hari tidak memberikan pengaruh karena informasi yang diperoleh dari pengajaran di perkuliahan lebih
cenderung untuk menjelaskan tentang analisis keuangan perusahaan/lembaga dan bank, agar tidak
memberikan pemahaman yang lebih mendetail terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi. Namun,
hasil ini sesuai dalam hal kontrol perilaku yang mendasari bagaimana individu berperilaku atau mengambil
keputusan untuk mengelola keuangan. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih
segala sesuatu sesuai dengan perilakunya masing-masing. Meskipun pengetahuan keuangan dapat
mempengaruhi dari segi pikiran, namun setiap individu tetap memiliki kendali atas dirinya sendiri.

Pengaruh Literasi Keuangan Tinggi Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan


Pada uji analisis deskriptif pengaruh faktor literasi keuangan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam
kategori setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa setuju dengan pemahaman literasi keuangan
khususnya pada keuangan pribadi memiliki peran penting dalam perilaku pengelolaan keuangan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui bahwa variabel literasi keuangan berpengaruh terhadap
perilaku pengelolaan keuangan.
Hal ini sesuai dengan Planned Behavior Theory (TPB) dalam hal informasi yang diperoleh melalui
lingkungan sosial, pendidikan keluarga, pengalaman orang lain dalam penggunaan keuangan, sosialisasi,
workshop, talkshow, seminar literasi keuangan memberikan pengaruh karena dengan mengikuti berbagai
acara seperti sosialisasi, workshop, talkshow, seminar literasi keuangan setiap individu akan menambah
pengetahuan tentang pentingnya penerapan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari hal ini dibuktikan
dengan jawaban responden pada pernyataan X4.1.1 “Saya selalu membeli barang yang memberikan diskon”
rata-rata mayoritas responden menjawab “setuju” dengan nilai 3,74, pada pernyataan X4.1.2 “Saya selalu
membeli barang yang murah” rata-rata mayoritas responden menjawab “setuju” dengan nilai 3,49,
pernyataan X4.1.4 “ Saya mengalokasikan 10% dari penghasilan saya (orang tua/penghasilan dari pekerjaan
saya) untuk tabungan” rata-rata mayoritas responden menjawab “setuju” dengan nilai 3,87, pada pernyataan
X4.1.5" Saya menabung untuk motif bangun tidur yang dapat digunakan kapan saja "rata-rata mayoritas
responden menjawab" sangat setuju "dengan nilai 4,28, pada pernyataan X4.1.6" saya menabung untuk cita-
cita saya ke depan “rata-rata mayoritas responden menjawab” sangat setuju “dengan nilai 4,26, pada
pernyataan X4.1.10” saya mengalokasikan sebagian pendapatan orang tua “) untuk investasi pendidikan
saya” rata-rata mayoritas responden menjawab “setuju” dengan nilai 3,50, pada pernyataan X4.1.11 “Saya
selalu memilih investasi pendidikan yang berkualitas” rata-rata mayoritas responden menjawab “setuju”
dengan nilai 3,87, pada pernyataan X4.1.12 “Saya berinvestasi untuk keuntungan” rata-rata mayoritas
responden menjawab “setuju” dengan nilai 3,81. Namun dalam hal pengendalian perilaku yang mendasari
bagaimana setiap individu dalam bersikap atau mengambil keputusan untuk mengelola keuangan. Hal ini
karena setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan segala sesuatu menurut perilakunya sendiri
tetapi juga memiliki kendalinya sendiri.
Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Berdasarkan hasil capaian tingkat literasi keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi pada dimensi keuangan
pribadi/konsumsi memiliki 72,92%, dimensi simpan/pinjam memiliki 32,95%, dimensi asuransi memiliki hasil
57,95%, dimensi investasi 44,32 % dan jika perhitungannya diakumulasikan dengan mengkategorikan tingkat
literasi keuangan menurut Chen dan Volpe (1998) dengan menjumlahkan jawaban yang benar kemudian
dibagi jumlah pertanyaan kemudian dikalikan seratus persen maka hasil tingkat literasi keuangan Fakultas
Perekonomian sebesar 56,21% dalam kategori rendah.
321
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8 Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990 © 2018
HRMARS

Hal ini dikarenakan responden yang menjawab kuesioner rata-rata mampu memilih jawaban yang
benar dari dimensi keuangan/konsumsi pribadi sedangkan memilih jawaban yang salah dari dimensi simpan
pinjam, asuransi, dan investasi mayoritas tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat literasi keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi sebesar 56,21% dalam kategori
rendahmahasiswa Fakultas Ekonomi

Pengaruh Sikap Keuangan Tinggi Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada uji analisis deskriptif
pengaruh faktor sikap keuangan padaEkonomi termasuk dalam kategori sangat setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa sangat setuju dengan sikap keuangan bahwa setiap individu memiliki
peran penting dalam perilaku pengelolaan keuangan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui bahwa variabel sikap keuangan berpengaruh
terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Hal ini sesuai dengan Planned Behavior Theory (TPB) dari aspek
subjektif yang mengacu pada bagaimana kondisi individu mengalami tekanan sosial ketika memiliki uang
sehingga kebingungan akan digunakan untuk apa dengan uang tersebut dengan kemampuan menahan ketika
memiliki uang untuk mempengaruhi siswa untuk mengelola keuangannya. Dengan demikian, setiap individu
yang mampu atau tidak mampu menahan diri ketika memiliki uang akan mempengaruhi perilaku pengelolaan
keuangan, semakin tinggi kemampuan menahan diri dari uang yang dimiliki maka semakin tinggi pula
perilaku pengelolaan keuangan terbukti dari jawaban responden pada pernyataan X5.1 "Penting bagi saya
untuk mengembangkan pola menabung dan menaatinya. "Rata-rata mayoritas responden menjawab" sangat
setuju "dengan nilai 4,39, pada pernyataan X5.2" Saya harus menulis tujuan keuangan yang membantu saya
menetapkan prioritas pengeluaran “rata-rata mayoritas responden menjawab “Sangat setuju” dengan nilai
4,27, pada pernyataan X5.3 “Setiap individu harus bertanggung jawab atas kesejahteraan keuangannya
sendiri” rata-rata mayoritas responden menjawab “sangat setuju “ dengan nilai 4,45, pada pernyataan X5.4
“Saya harus benar-benar konsentrasi dalam mengelola keuangan” rata-rata mayoritas responden menjawab
“sangat setuju” dengan nilai 4,29, pada pernyataan X5.5 “Perencanaan pengeluaran uang sangat penting
untuk mengatur hidup saya dengan sukses” rata-rata mayoritas responden menjawab “sangat setuju”
dengan nilai 4,42, pada pernyataan X5.6 “Merencanakan masa depan adalah cara terbaik untuk memperoleh
kesejahteraan hidup” rata-rata mayoritas responden menjawab “sangat setuju” dengan nilai 4,46. Hal ini
dikarenakan kemampuan menahan diri terhadap uang pada setiap individu menjadi awal terbentuknya sikap
untuk lebih berhati-hati dan tidak terseok-seok sebelum mengambil keputusan pengeluaran keuangan,
sehingga kemampuan menahan diri dari pengeluaran keuangan digunakan untuk kebutuhan yang mendesak.
membiasakan diri menerapkan perilaku mengelola uang.

Pengaruh Locus of Control Tinggi Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Dalam uji analisis deskriptif,
pengaruh faktor locus of control pada mahasiswa Fakultas Ekonomi termasuk dalam kategori kadang-
kadang. Hal ini menunjukkan bahwa ada mahasiswa yang memiliki locus of control baik atau kurang baik
dalam perilaku pengelolaan keuangan. Berdasarkan perhitungan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel
locus of control tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan.
Dalam Planned Behavior Theory (TPB) dari aspek subjektif tekanan sosial terutama lingkungan sekitar
atau teman sebaya kurang tepat karena tidak memberikan pengaruh hal ini dibuktikan dengan jawaban
responden pada pernyataan X6.2 “Saya didorong oleh kehidupan di sekitar saya” rata-rata mayoritas
responden menjawab “Jarang” dengan nilai 3,68, pada pernyataan X6.4 “Sangat sedikit yang dapat saya
lakukan untuk mengubah hal-hal penting dalam hidup saya” rata-rata mayoritas responden menjawab
“jarang " dengan nilai 3,65, dalam pernyataan X6. 5 “Saya bisa melakukan apa saja yang
322
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990
© 2018 HRMARS

sudah ada di benak saya” rata-rata mayoritas responden menjawab “jarang” dengan nilai
4,18. Dengan mengacu pada karakteristik responden pada pendapatan yang dimiliki mahasiswa yang
diperoleh dari mayoritas orang tua kurang dari Rp 1.000.000/per bulan akan sulit dalam mengelola keuangan
karena kecenderungan mahasiswa masih berpola fokus pada perkuliahan sehingga dengan fokus dari
perguruan tinggi maka pengeluaran keuangan tentunya banyak dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan
perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan mahasiswa masih belum memiliki pemikiran dalam pengelolaan
keuangan pribadi untuk memperoleh kesejahteraan hidup di masa depan yang dikarenakan fokus pada
pemenuhan kebutuhan perkuliahan yang dijalani.
Namun, hasil ini sesuai dalam hal sikap individu sebagai pembelajaran untuk memperbaiki perilaku
tertentu. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang mengambil mata kuliah memiliki fokus pada penyelesaian
perkuliahan, namun berbeda ketika mahasiswa yang telah lulus kuliah segera mempersiapkan diri untuk
mendapatkan kesejahteraan hidup dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa ada pengaruh
antara pendapatan terhadap perilaku pengelolaan keuangan, tidak ada pengaruh antara pembelajaran
perguruan tinggi terhadap perilaku pengelolaan keuangan, tidak ada pengaruh antara pengetahuan
keuangan terhadap pengelolaan keuangan perilaku, ada pengaruh antara literasi keuangan terhadap perilaku
pengelolaan keuangan, tingkat literasi keuangan mahasiswa Fakultas Ekonomi UNESA dalam kategori rendah,
ada pengaruh antara sikap keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan, Tidak ada pengaruh antara
locus of control terhadap perilaku pengelolaan keuangan . Penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi
pembelajaran secara detail dalam mengelola keuangan pribadi. Pendapatan, literasi keuangan, dan sikap
keuangan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa
dapat lebih berkembang dalam mengelola keuangannya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif seperti
seminar literasi keuangan yang diadakan oleh lembaga/lembaga pemerintah.
Berdasarkan hasil uraian di atas dapat dikemukakan dengan saran sebagai berikut bagi mahasiswa, ini
merupakan sumber pembelajaran pribadi dalam mengelola keuangan pribadi. Oleh karena itu, pendapatan,
literasi keuangan, dan sikap keuangan yang memadai terhadap perilaku pengelolaan keuangan dimungkinkan
untuk lebih dikembangkan dalam mengelola keuangan melalui kegiatan-kegiatan positif seperti seminar
literasi keuangan yang dilakukan oleh lembaga/instansi pemerintah.
Bagi pemerintah penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk mengungkapkan dan memberikan
sosialisasi melalui seminar dalam meningkatkan manajemen, meningkatkan sikap keuangan yang baik, dan
meningkatkan literasi keuangan mahasiswa dan menyediakan kurikulum untuk program pendidikan tinggi
dengan harapan yang baik dari masyarakat khususnya mahasiswa akan sangat penting untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup di masa depan dengan salah satu cara terbaik untuk mengelola keuangan dengan baik.
Untuk penelitian yang lebih detail melakukan penelitian dengan cara membandingkan objek penelitian antar
perguruan tinggi akan menghasilkan hasil dari masing-masing perguruan tinggi yang akan diteliti dan
variabel-variabel yang dapat digunakan untuk penelitian yang lebih detail, seperti faktor eksternal faktor
internal dalam variabel penelitian ini. Hal ini dikarenakan variabel bebas hanya mampu menjelaskan 19,50%
dari variabel departemen, sedangkan 80,50%. Dengan variabel lain yang dapat diteliti oleh peneliti
selanjutnya adalah variabel seperti usia, status tempat tinggal, teman sebaya, efikasi diri finansial,
kecerdasan, cinta uang, dan pengalaman kerja.
323
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990 © 2018
HRMARS

CorrespondingPenulis
Nama: Nadia Asandimitra
Afiliasi : Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Negara : Indonesia
Email : nadiaharyono@unesa.ac.id

Referensi
Ajzen. (2005). ajzeni-2005-sikap-kepribadian-dan-perilaku-2-ed-open-university-press.pdf. Ajzen, I. (1988).
Sikap, Kepribadian dan Perilaku. Inggris: Pers Universitas Terbuka. Andrew, V., & Linawati, N. (2014).
Hubungan Faktor Demografi dan Pengetahuan Keuangan Dengan Perilaku Keuangan Karyawan Swasta di
Surabaya. Finesta, 2(2), 35–39.
Ansong, A., & Gyensare, MA (2012). Penentu Literasi Keuangan Mahasiswa-Kerja Universitas di University of
Cape Coast, Ghana. Jurnal Internasional Bisnis dan Manajemen, 7(9), 126–133.
Anthony, R., Ezat, WS, Junid, S. Al, & Moshiri, H. (2011). Sikap dan Praktik Manajemen Keuangan di antara
Praktisi Medis di Layanan Medis Publik dan Swasta di Malaysia. Jurnal Internasional Bisnis dan
Manajemen, 6(8), 105-113.
Asandimitra, N. dan Kautsar, A. (2017). Efikasi Diri Finansial terhadap Keberhasilan Pengusaha Wanita. Jurnal
Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial. 7(11). 293-300 Borden, LM, Lee, SA, Serido,
J., & Collins, D. (2008). Mengubah pengetahuan keuangan, sikap, dan perilaku mahasiswa melalui partisipasi
seminar. Jurnal Masalah Keluarga dan Ekonomi, 29(1), 23–40.
Chen dan Volpe. (1998). Analisis literasi keuangan pribadi di kalangan mahasiswa, Financial Services
Review, 7(2): 107-128.7(2), 107-128.
Chinen, K., & Endo, H. (2012). Pengaruh Sikap dan Latar Belakang terhadap Kemampuan Finansial Pribadi :
Sebuah Survei Pelajar di Amerika Serikat. Jurnal Manajemen Internasional, 29(1), 33–46. Daft, RL (2010).
Era Baru Manajemen. (B.2, Ed.) (Edisi 9). Jakarta: Salemba Empat. Depdiknas. (2003). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1– 33. Diakses tanggal 28
Maret 2018, dari https://www.komisiinformasi.go.id/regulasi/download/id/101 Eagly, AH & SC (1993).
sikap psikologi. Toronto: Harcourt Brace Jovanovich College. Ferdinand, A. (2002). Pemodelan Persamaan
Struktural dalam Penelitian Manajemen. Semarang: FE UNDIP. Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian
Manajemen : Pedoman Penulisan Untuk Sripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen (Edisi 5). Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Garman, E. Thomas., Eckert, SW dan R. (1985). Keuangan pribadi.
AS: Perusahaan Houghton Mifflin AS. Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM
SPSS 23 (edisi ke-8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gregorius, MN (2003). Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Herawati, NT (2015). Kontribusi pembelajaran di perguruan tinggi dan literasi keuangan terhadap perilaku
keuangan mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 1-3(48), 60–70. Herdjiono, I., Damanik, LA, &
Musamus, U. (2016). Pengaruh Sikap Keuangan, Pengetahuan Keuangan, Pendapatan Orang Tua
Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan. Jurnal Manajemen Teori dan Penerapan.(3), 226–241.
324
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial Vol. 8 , No. 8, Agustus 2018, E ISSN: 2222-6990 © 2018
HRMARS

Hilgert, M. a., Hogarth, JM, & Beverly, SG (2003). Manajemen Keuangan Rumah Tangga: Hubungan antara
Pengetahuan dan Perilaku. Buletin Federal Reserve, 106 (November 1991), 309–322. Ida, & Dwinta, CY
(2010). Pengaruh Locus of Control, Pengetahuan Keuangan, Pendapatan Terhadap Perilaku Manajemen
Keuangan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 12(3), 131–144. Keller, K. lane dan RS (1987). Pengaruh Kualitas dan
Kuantitas Informasi Terhadap Efektivitas Keputusan. Jurnal Riset Konsumen. Volume 14, Edisi 2, 1 September
1987, Halaman 200– 213 Keown, A. (2011). Pengetahuan Keuangan Kanada. Komponen Katalog Statistik.
Pengetahuan Keuangan Kanada. Komponen Katalog Statistik., 11–8. Kholilah, N. Al, & Irani, R. (2013). Studi
Perilaku Manajemen Keuangan Pada Masyarakat Surabaya. Jurnal Bisnis dan Perbankan 3(1), 69–80.
Kinicki, K.dan. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Literasi, F., Anita, D., & Sari, DA (2015). Literasi Keuangan. Buletin Bisnis dan Manajemen. 1(2), 171–
189.
Lusardi, A., & Mitchell, OS (2007). Melek Finansial dan Perencanaan Pensiun: Bukti Baru dari Rand
American Life Panel. Jurnal Elektronik SSRN.
Maharani, TN (2016). Pengaruh Personal Financial Literacy, Financial Attitude Terhadap Perilaku
Manajemen Keuangan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Jurnal Media Informasi
Manajemen.
Mahdzan, NS, & Tabiani, S. (2013). Dampak literasi keuangan pada tabungan individu: Sebuah studi
eksplorasi dalam konteks malaysia. Transformasi dalam Bisnis dan Ekonomi, 12(1), 41–55. Malhotra, NK
(2009). Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan. (J.1, Red.) (Keempat). Jakarta: PT. Indeks.
Martadireja, JS dan T. (2008). Riset Bisnis Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Andi. Mason, C., &
Wilson, R. (2000). Mengkonseptualisasikan literasi keuangan. Seri Penelitian Sekolah Bisnis, 7(1), 1– 41.
Mukeri. (2010). Kemandirian Ekonomi Solusi untuk Kemajuan Bangsa. Retrieved from
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/92/89
Nababan, D., & Sadalia, I. (2012). Analisis Personal Financial Literacy Dan Financial Behavior Mahasiswa
Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jurnal Media Informasi Manajemen. 1–16.
Nidar, SR, & Bestari, S. (2012). Personal Financial Literacy Among University Students (Case Study at
Padjadjaran University Students , Bandung , Indonesia). World Journal of Social Sciences, 2(4), 162–171.
Niswonger. (2006). Prinsip Prinsip Akuntansi. Edisi Kesembilanbelas. (A. dan HG Sirait, Ed.). Jakarta:
Erlangga.
Prayogi, FD, & Haryono, NA (2017). Literasi keuangan pada masyarakat Bangkalan Madura. E
proceeding Seminar Nasional Riset Inovatif 2017 1, 579–586.
Ricciardi, V., & Simon, HK (2000). What is Behavioral Finance ? Business, Education and Technology Journal,
II(1), 1–9.
Robbins, Stephen P. & Judge, TA (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Rotter, JB (1966).
Harapan umum untuk internal versus kontrol eksternal penguatan. Psychological Monographs: General
and Applied, 80(1), 1–28.
325
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8 , No. 8, August 2018, E ISSN: 2222-6990
© 2018 HRMARS

Sabri, M., & Falahati, L. (2012). Estimating a Model of Subjective Financial Well-Being among College
Students. International Journal of Humanities and Social Science, 2(18), 191–199. Sanusi, A. (2011).
Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Shim, S., Barber, BL, Card, NA, Xiao, JJ, & Serido, J. (2010). Financial Socialization of First-year College
Students: The Roles of Parents, Work, and Education. Journal of Youth and Adolescence, 39(12), 1457–
1470.
Simamora, B. (2005). Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sina, PG (2016).
Financial Contemplation (Seri 1). Guepedia. Indonesia. Sina, PG, & Noya, A. (2012). Pengaruh
Kecerdasan Spiritual Terhadap. Jurnal Manajemen, 11(2), 171–188.
Smith, T. a, Huang, CL, & Lin, B. (2009). Does Price or Income Affect Organic Choice ? Analysis of U . S . Fresh
Produce Users. Journal of Agricultural and Applied Economics, 41(3), 731–744. Sohn, SH, Joo, SH, Grable, JE,
Lee, S., & Kim, M. (2012). Adolescents' financial literacy: The role of financial socialization agents, financial
experiences, and money attitudes in shaping financial literacy among South Korean youth. Journal of
Adolescence, 35(4), 969–980.
Somantri, A. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Ceria. Sommer, L. (2011).
The Theory Of Planned Behaviour And The Impact Of Past Behaviour. International Business & Economics
Research Journal, 10(1), 91–110.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suroto. (2000). Strategi pembangunan dan Perencanaan Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta: Gajah Mada Univercity.
Suseno, S. dan. (2015). Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam perekonomian. Bank
Indonesia: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.
Tanuwidjaja, W. (2009). 8 Intisari Kecerdasan Financial (Revisi). Media Pressindo. Thi, N., Mien, N., & Thao,
TP (2015). Factors Affecting Personal Financial Management Behaviors: Evidence from Vietnam. Economics,
Finance and Social Sciences, 978–1.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Grup Media Kencana
Prenada.
Wild, JJ (2003). Financial Accounting : Information For Decisions. (YS Bachtiar, Ed.) (Edisi Kedu). Jakarta:
Salemba Empat.
Yoong, FJ, See, BL, & Baronovich, D.-L. (2012). Financial Literacy Key to Retirement Planning in
Malaysia. Journal of Management and Sustainability, 2(1), 75–86.

326

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai