Anda di halaman 1dari 78

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Pengertian Musik


2.1.1 Seni Musik

Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu,
nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat
menghasilkan irama . Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk
mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.
Mendengar musik adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat
unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

Sedikit sejarah tentang musik yang tertulis pada Wikipedia sebagai berikut, musik
dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapiens yakni sekitar 180.000 hingga
100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu kapan manusia mula mengenal seni dan
musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika, sekitar
180.000 tahun hingga 100.000 tahun lalu telah ada
perubahan evolusi pada otak manusia. Dengan otak yang lebih pintar dari hewan,
manusia merancang pemburuan yang lebih terarah sehingga bisa memburu hewan yang
besar. Dengan kemampuan otak seperti ini, manusia bisa berpikir lebih jauh hingga di
luar nalar dan menggunakan imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah
terbentuk di antara manusia. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan
memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosakata muncul untuk
menamakan benda dan memberikan nama panggilan untuk seseorang.

Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi


untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya dan
kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi
ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang
mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.

Manusia menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara-suara.


Bermain-main dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau syair nyanyian kecil yang
diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk
mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja

7
manusia telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu
yang mengeluarkan bunyi yang keras. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian
diletakkan sebagai penutup rongga kayu yang besar sehingga terciptalah
sebuah gendang.

Berikut pengertian musik menurut beberapa para ahli:

 Menurut Aristoteles
Pengertian musik menurut Aristoteles adalah curahan kemampuan tenaga
penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam satu rentetan nada yang
memiliki irama.
 Menurut David Ewen
Musik adalah ilmu pengetahuan serta seni mengenai kombinasi ritmik dan
beberapa nada, baik vocal ataupun instrumental yang mencakup melodi serta
harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu hal yang ingin diungkapkan
terlebih dalam segi emosional.
 Menurut Adjie Esa Poetra
Musik adalah bunyi yang teratur, bukan saja bersifat moral normative,
melainkan juga diakui selaras yang berdasarkan penghitungan para ahli ilmu
fisika.

Maka secara umum, musik adalah sebuah seni yang mengadopsi berbagai
macam kombinasi nada-nada secara harmoni dan didalamnya terdapat sebuah
pemikiran-pemikiran dan ungkapan manusia secara emosional

Didalam musik terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

a. Melodi
Merupakan suatu kesatuan frase yang tersusun dari nada-nada dengan urutan,
interval, dan tinggi rendah yang teratur. Melodi menjadi daya tarik dari suatu
musik.
b. Irama
Merupakan pergantian panjang pendek, tinggi rendah, dan keras lembut nada
atau bunyi dalam suatu rangkaian musik. Irama adalah penentu ketukan dalam
musik.

8
c. Birama
Merupakan unsur seni yang berupa ketukan atau ayunan berulang-ulang yang
hadir secara teratur di waktu yang bersamaan. Birama yang nilai penyebut nya
genap disebut birama bainar, sedangkan birama yang penyebut nya ganjil
disebut birama tenair.
d. Harmoni
Merupakan sekumpulan nada yang apabila dimainkan bersama-sama akan
menghadirkan sebuah bunyi yang enak dinikmati (didengar).Selain itu, harmoni
bisa diartikan dengan suatu rangkaian akor-akor yang disusun selaras dan
dimainkan sebagai iringan musik.
e. Tangga Nada
Merupakan deret nada yang disusun bertingkat, ada 2 jenis tangga nada yaitu
tangga nada diatonis dan pentatonis.Tangga nada diatonis tersusun dari 7 buah
nada dengan 2 jarak (1/2 dan 1), sedangkan pentatonis tersusun dari 5 buah nada
dengan jarak tertentu.
f. Tempo
Merupakan ukuran kecepatan birama lagu. Semakin cepat sebuah lagu
dimainkan, semakin besar juga nilai tempo dari lagu tersebut.Ada 8 kategori
tempo:
 Largo (Lambat Sekali)
 Lento (Lebih Lambat)
 Adagio (Lambat)
 Andante (Sedang)
 Moderato (Sedang Agak Cepat)
 Allegro (Cepat)
 Vivace (Lebih Cepat)
 Presto (Cepat Sekali).

g. Dinamika
Merupakan tanda untuk memainkan nada dengan volume lembut atau keras.
Dinamika penting karena dapat menunjukan nuansa sebuah lagu (sedih, senang,
riang, agresif, datar, dll).

9
h. Timbre
Merupakan kualitas atau warna bunyi. Keberadaan timbre sangat dipengaruhi
oleh sumber bunyi dan cara bergetar nya. Timbre yang dihasilkan alat musik
tiup akan berbeda dengan alat musik petik, meskipun dimainkan di nada yang
sama.
i. Ekspresi
Ungkapan perasaan dari dalam hati bisa ditunjukkan melalui ekspresi, apakah
gembira, sedih, romantis, dan lainnya. Karena itu penyanyi harus bernyanyi
secara total agar pendengar terbawa suasana.

2.1.2 Klasifikasi Jenis Musik

Berdasarkan nada yang digunakan, musik dibagi atas (Suptandar, 2004:23):

1. Musik Pentatonis (musik tradisional)


Jenis musik yang mempunyai lima nada dasar atau nada-nada yang memiliki
jarak hampir sama. Ada beberapa musik nusantara Indonesia yang diketahui
sampai saat ini, seperti :
a. Gamelan, merupakan kesatuan alat musik tradisional yang dimainkan secara
bersamaan oleh beberapa orang dengan alat musik yang berbeda.
b. Gambang kromong, merupakan jenis orkes yang tersusun dari perpaduan
musik pribumi melayu dengan unsur-unsur tionghoa.
c. Tarling, adalah seni musik dari daerah sekitar Cirebon, dengan memadukan
alat gitar dan seruling.
d. Kolintang, adalah musik tradisional dari minahasa dengan instrument yang
terbuat dari kayu dimainkan oleh lebih kurang 7 orang pemain/pemusik.
e. Angklung, adalah musik tradisional dari Jawa Barat yang seluruh bahannya
terbuat dari bamboo.
f. Musik arumba, adalah musik angklung versi baru dalam bentuk orkes
ditambah vibraphone dari bahan bamboo dan dimainkan oleh 7 orang
pemusik.
g. Keroncong, terdiri dari dua tingkatan yaitu: Keroncong asli, dengan susunan
6 sampai 7 alat yaitu ukulele, banyo, cello, bas, gitar, biola dan flute dengan
beberapa biduan yang menyanyikan lagu-lagu khas.

10
2. Musik Diatonis (Musik Modern)
Musik yang menggunakan tujuh buah nada dasar dan lima buah nada tambahan.
Jenis-jenis musik modern anatara lain:
a. Musik Blues, adalah jenis lagu ratapan dari bangsa negro di Amerika. Musik
ini berkembang mulai tahun 1911, sebagai perintis musik Jazz. Dalam sajian
vokal, umumnya bersuara tunggal yang lambat, meskipun diikuti suara
bersama, namun pada sajian instrumentalnya tampak leluasa.
b. Musik Rock, adalah musik yang banyak mengutamakan vokal dan alat
musik elektronik, musik rock merupakan salah satu musik yang kental
dengan melodi seperti dengan musik blues, namun improvisasi dari
musiknya tidak sebanyak musik blues. Musik rock juga lekat dengan aksi
panggung para musisinya.
c. Musik Pop, yaitu musik dengan frase melodi yang sederhana dan cepat
dipahami, memiliki ciri khas bahasa (teks) dengan gambaran yang kuat
secara emosional.
d. Musik Country, suatu corak musik dengan pemain vokal, yang berkembang
mula-mula oleh para musafir, pengembala, dan para pekerja lapangan.
e. Musik Jazz, adalah musik yang banyak menggunakan instrument, teknik
pengolahan variatif, prinsip tema dengan pengolahan improvisasi panjang.
f. Musik Ryhthm & Blues (R&B), yaitu musik berlandasan musik Blues
namun memiliki unsur ritmis yang lebih tajam.
g. Musik Reggae, berasal dari kelas rendah di Jamaika, berlandaskan musik
R&B, disajikan melalui garis bas pada suatu hentakan dari pukulan drum.
h. Musik Kontemporer, adalah musik kreasi baru yang menggabungkan
berbagai macam bunyi, dari sumber alam maupun alat-alat mekanik. Musik
ini merupakan upaya penggabungan musik tradisional dengan musik non
tradisional.
i. Musik Funk, adalah musik yang monoton, kersas, dan bersifat anti
keterampilan alat musik. Falsafahnya adalah semakin keras dan kasar musik
tersebut, semakin bagus untuk didengar.
j. Musik Klasik, adalah musik yang mengutamakan untuk dinikmati dalam
segi komposisi, gubahan lagu, dan keterampilan musisi memainkan alat
musik.

11
Berdasarkan alat musiknya, musik dibagi menjadi:

1. Akustik (Ilmiah), adalah musik yang suaranya dihasilkan oleh alat musik itu
sendiri tanpa adanya penguat bunyi yang dihasilkan oleh listrik.
2. Non Akustik (Elektrik), merupakan musik yang suaranya dihasilkan oleh
adanya penguat suara yang ditimbulkan oleh aliran listrik seperti equalizer,
mixer, dan amplifier.

2.1.3 Pertunjukan Musik (Modern)

Pertunjukan musik di depan umum yang ditampilkan oleh sekelompok pemain


musik. Jadi pertunjukan musik merupakan sajian secara langsung dimana seorang
musisi menampilkan pertunjukannya dihadapan para penonton. Musik dapat dimainkan
oleh musikus tunggal, kadang disebut resital atau suatu esembel musik, seperti orkestra,
paduan suara atupun grup musik. Pertunjukan musik dapat diadakan diberbagai jenis
lokasi dengan skala kecil ataupun skala yang besar, untuk skala kecil biasanya diadakan
di pub, cafe, gedung serbaguna ataupun di arena konser khusus dengan kapasitas kecil.
Sedangkan konser dengan skala sangat besar biasanya diadakan disuatu tempat yang
disebut konser arena.

Pertunjukan musik modern secara umum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

 Festival
Jenis konser musik ini melibatkan banyak artis dan biasanya lebih dari satu hari.
Konser ini juga pada umumnya tidak melulu satu genre yang spesifik karena
festival dapat membawa berbagai jenis musik dan seni.
 Concert Tour
Konser musik yang satu ini merupakan serangkaian penampilan konser oleh
satu artis/musisi yang ditampilkan di berbagai lokasi (baik kota atupun negara).
Biasanya tur ini diberi nama untuk membedakannya dengan tur oleh artis lain
yang sama.

2.1.4 Pertunjukan Musik Modern di Bandung

Jika bicara dari sejarahnya, Bandung memang menjadi barometer musik di Indonesia.
Beberapa musisi hebat terlahir di Bandung, mulai dari penyanyi tunggal (solo) sampai

12
band terlahir di Bandung. Tidak sedikit juga dari musisi Bandung ini sudah menjajalkan
panggung panggung berkelas internasional.

Acara musik modern di Bandung empat tahun kebelakang mengalami penaikan, mulai
dari acara gigs yang biasa diadakan oleh kalangan mahasiswa dan acara festival musik
yang di promotori oleh beberapa Event Organizer bahkan sampai konser tunggal dari
berbagai musisi di adakan di Bandung.
Berikut statistik peningkatan acara musik empat tahun kebelakang yang di adakan di
Bandung.

Acara Musik Modern di


Bandung 2015 - 2018
69 75
80 62 65
60
40
20
0
2015 2016 2017 2018

Gambar 2.1 Statistik acara musik modern di Bandung 2015-2018

Sumber: Data Pribadi hasil analisis infobdg.com/eventmusik

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan pada sebuah acara musik
modern yang diselenggarakan di Bandung empat tahun kebelakang.

Dari data tersebut juga diperoleh ada tiga jenis acara yang dilakukan , Festival Musik
(acara musik dengan berbagai pilihan panggung, serta terdapat beberapa booth), Gigs
(acara musik dengan satu buah panggung dan skala kecil), Konser tunggal (acara musik
dengan penampilan hanya satu musisi sepanjang acara). Berikut data statistik ketiga
jenis tersebut:
Data Jenis Acara Musik Modern di
Bandung 2015-2018 (Fest,Gigs,Konser)
35 Festival Gigs Konser
30 32
30 30
27 28 28
25 25 25
20
15 16
13
10 10 11
5
0
2015 2016 2017 2018
Gambar 2.2 Statistik jenis acara musik di Bandung 2015-2018

Sumber: Data Pribadi hasil analisis infobdg.com/eventmusik

13
Berikut beberapa bentuk poster dari acara musik modern yang pernah diadakan di
bandung.
 Festival

Gambar 2.3 Poster LaLaLa fest

Sumber: infobdg.com/eventmusik

Berikut merupakan contoh poster untuk acara festival , beberapa festival ada
yang dijalankan sehari full dengan berbeda stage , ada juga yang dilakukan 2-3
hari dengan perbedaan stage pula, berikut adalah contoh festival yang
dilaksanakan 1 hari full dengan perbedaan stage. Pada skala internasional ,
festival musik seperti ini dapat menghabiskan hingga 5-10 ribu tiket dengan
harga tiket paling rendah sekitar 250 ribu.

Gambar 2.4 Poster Kickfest

Sumber: infobdg.com/eventmusik

14
Berbeda dengan festival internasional , festival musik nasional jauh memiliki
harga tiket yang lebih murah, mulai dari 50 ribu sampai 100 ribu, bahkan ada
beberapa festival musik nasional yang memberikan tiket dengan harga gratis
untuk pengunjungnya dengan tiket yang dihabiskan rata-rata mencapai 5000
tiket.
 Gigs

Gambar 2.5 Poster ARTNAVAL

Sumber: infobdg.com/eventmusik

Berbeda dengan festival yang menghadirkan banyak stage, event tipe gigs ini
memiliki satu stage sepanjang acara berlangsung. Harga tiket yang ditawarkan
pada event seperti ini mulai dari dibawah 100rb dengan rata-rata penjualan tiket
kurang lebih 600-800 tiket.
 Konser

Gambar 2.6 Poster Konser AFGAN

Sumber: infobdg.com/eventmusik

Pada acara konser tunggal musisi penjualan tiket melebihi 5000 tiket untuk
musisi yang sudah mempunyai pasar, untuk musisi yang masih memulai

15
karirnya dan ingin mengadakan konser biasanya penjualan tiket yang dihasilkan
kisaran 500-1000 tiket dengan variable harga yang berbeda-beda

2.1.5 Bentuk Penyajian Musik

Dalam musik terdapat beberapa bentuk penyajian yang berkaitan erat dengan tujuan
serta jenis musik yang disajikan. Secara garis besar, bentuk-bentuk penyajian musik
tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok seperti berikut ini:
a. Penyajian Musik Tunggal
Penyajian musik tunggal yaitu bentuk dari penyajian musik yang menampilkan
seorang dalam memainkan alat musik tertentu. Misal penampilan piano tunggal,
penampilan gitar tunggal, dan penampilan beberapa instrument atau alat music
yang dimaikan seorang diri.
b. Penyajian Kelompok Musik Terbatas
Penyajian musik dalam bentuk kelompok , seperti seriosa, duo, trio, dengan
berbagai alat musik.
c. Penyajian Musik Orkestra
Penyajian musik yang disajikan oleh sebuah grup orkestra dalam sebuah acara
musik berkapasitas besar, dalam penyajian ini alat musik yang dimainkan cukup
lengkap da nada pemandu dalam kelompok ini yang biasa disebut dengan
dirigen.
d. Penyajian Musik Elektrik
Penyajian musik yang berbasis perlengkapan alat-alat elektrik yang berkekuatan
tinggi. Format dalam penyajian ini dominan diisi oleh kelompok musik yang
biasa disebut band. Dalam penyajian ini, penonton diperbolehkan berteriak,
berdansa, bernyanyi bersama dengan sang musisi.

2.2. Gedung Pertunjukan Musik


Gedung Konser atau Concert Hall secara umum berfungsi untuk mewadahi aktifitas
dari seniman baik perorangan maupun kelompok dan menyampaikannya kepada
penonton dalam bentuk media seni musik.

Sebuah gedung pertunjukan seni harus memiliki syarat kunci yakni sebagai berikut
(Appleton, 2008:520) :

16
1. Setiap perseorangan penonton harus mampu melihat dengan jelas penampilan
artis, latar/layar, sebagaimana juga dengan jelas mendengar pidato, musik, dan
suara.
2. Desain auditorium harus memikirkan kenyamanan penonton, keamanan terhadap
api, kualitas dari akustik, sistem suara, dan juga pencahayaan.
3. Teknologi pada panggung dan fasilitasnya akan terus berkembang seiring dengan
jaman.

Sebuah gedung pertunjukan seni akan memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda sesuai
pertunjukan yang ditampilkan (Strong, 2010:7). Salah satunya gedung konser musik
yang harus mampu mewadahi dan melengkapi standar dari genre musik yang ada
tentunya yang cocok membutuhkan sebuah gedung konser untuk menampilkan seni
tersebut. Menurut Judith Strong dalam bukunya Theatre a Design Build maka Genre
musik yang cocok adalah sebagai berikut:

a) Symphony Concert
b) Orchestra
c) Blues and Country
d) Jazz
e) Pop/Rock

2.2.1 Struktur Organisasi

Dalam sebuah gedung pertunjukan biasanya dijalankan oleh dewan manajemen yang
memiliki tanggung jawab utama. Salah satu contoh struktur manajemen gedung
pertunjukan :

Gambar 2.7 Struktur Organisasi Concert Hall

Sumber: Strong, 2010, 163

17
Fungsi dan tanggung jawab dari setaip departemen dalam satu pertunjukan
sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tugas dan Akomodasi Pengelola Gedung Pertunjukan

Sumber: Strong, 2010, 165

Tugas Akomodasi
Ruang pertemuan yang cukup besar untuk semua
Dewan Pengawas : Rapat pertemuan setiap tiga dewan (12 hingga 20 orang termasuk staff). Harus di
bulan sekali rancang untuk mengakomodasi aktivitas seperti
konferensi produksi, wawancara, dan rapat staff.
Tim Produksi
Art Director : Bertanggung jawab atas kebijakan Ruang kantor yang cukup besar untuk mengadakan
keseluruhan dari segi produksi dan komisi. pertemuan dan konferensi kepala departemen.
Assistant Director : Asistan yang membantu Art
Area kantor dekat dengan ruang Art Director.
Director.
Associate Directors : Baretanggung jawab atas
Ruang kantor yang dapat mengakomodasi aktivitas
produksi tertenru baik secara permanen atau hanya
bekerja, dan dapat dikunjungi oleh direktur
untuk tugas tertentu
Music Director, Composer : tim kreatif untuk Ruang kantor yang dekat dengan departemen terkait
produksi. dengan pekerjaannya. Diperlukan adanya piano.
Tim Kreatif : Mengatur dan menguruskan kostum,
Ruang kantor yang sama dengan Associate
pencahyaan, dan desainer set yang akan dibutuhkan
Directors.
pada saat pertunjukan

General Manager : Menjalankan operasi gedung dan Kantor harus dekat dengan Chief Executive atau Art
staff non produksi. Director, tergantung struktur organisasinya

Departemen Pemasaran
Ruang yang saling berdekatan, dibutuhkan adanya
Development Meranager Marketing Officer Press mesin fotokopi /scanners /mesin faks karena akan
and PR Officer Web and Media Officer dibutuhkan setiap hari dalam pekerjaan departemen
pemasaran
Departemen Pemasaran
Ruang yang saling berdekatan, dibutuhkan adanya
Development Meranager Marketing Officer Press mesin fotokopi /scanners /mesin faks karena akan
and PR Officer Web and Media Officer dibutuhkan setiap hari dalam pekerjaan departemen
pemasaran
Departemen Administrasi

18
Ukuran dari ruangan tergantung pada organisasi yang
Akuntan : pembukuan penjualan, pembukuan
ada, namun faktor yang penting untuk diperhtikan
pemasukan, daftar gaji.
adalah ruang untuk pengarsipan.
Resepsionis Terletak di pintu masuk ke kantor administrasi.
Tergantung pada organisasi pengelola gedung
Office Administrator Personal Assistants
konser, jika skala kecil dapat dilakukan oleh orang
Administration Assistant
yang sama.
Kantor dan terdapat bengkel untuk perbaikan
IT Manager
peralatan IT.
Peran ini dilihat sebagai bagian dari pekerjaan senior
Education Officer manajemen dan harus ditempatkan di area yang sama
dengan tim manajemen.
Tergantung dari ukuran organisasi pengelola gedung,
sebagian dapat memanggil dari luar. Namun jika
Health and Safety Manager
ukuran gedung konser besar bisanya memiliki orang
yang mengurusi peran ini.

2.2.2 Klasifikasi Gedung Pertunjukan Musik

Terdapat beberapa perbedaan bentuk ruang untuk sebuah pertunjukan, contohnya


opera dan balet bisanya bertempat di sebuah gedung opera, acara simfoni dan konser
musik di concert hall, dan pertunjukan drama di teater drama atau playhouse. Di kota
besar atau area metropolitan biasanya jumlah , jenis dan bentuknya dibedakan atas
kegiatan pertunjukannya. Auditorium dan teater digunakan untuk mengakomodasi
aktivitas yang spesifik.

Perancangan ini lebih mengarah ke pada aktivitas konser musik. Baik dalam buku
Buildings fot The Performing Arts ataupun Theatre Building a Desain Guide,
keduanya menyatakan bahwa jenis dari auditorium untuk konser musik baik orkestra,
paduan suara, jazz, atupun pop/rock yaitu concert hall dan recital room. Menurut
jenisnya diuraikan sebagai berikut :

1. Concert Hall
Menyediakan ruang untuk musik klasik termasuk simfoni, musik kamar, dan
pertunjukan. Concert hall juga menampung perunjukan lain termasuk musik
kontemporer ataupun musik modern. Concert hall biasanya menampung
penonton antara 1.500 hingga 2.000 kursi. Terdapat dua bentuk desain concert
hall yang diilustrasikan pada gambar dibawah ini:

19
1. Bentuk Shoebox

Gambar 2.8 Concert Hall Bentuk Shoebox

Sumber: Strong, 2010, 9

Bentuk ini biasanya menampung penonton dengan kapasitas


antara 1.500 hingga 2.000 kursi.

2. Bentuk Vineyard

Gambar 2.9 Concert Hall Bentuk Vineyard

Sumber: Strong, 2010, 9

Sama halnya dengan yang sebelumnya bahwa kapasitas dari bentuk


arena seperti ini dapat menampung penonton dengan kapasitas 1.500
hingga 2.000 penonton.

2. Rectikal Room
Bentuk ini digunakan untuk pertunjukan konser musik dengan skala yang lebih
kecil yaitu sekitar 600-800 kursi penonton. Bentuk ini diilustrasikan pada
gambar dibawah ini:

20
Gambar 2.10 Rectikal Room

Sumber: Strong, 2010, 9

2.2.3 Standard Gedung Pertunjukan Musik

Dalam perancangan gedung konser musik mempunyai standar-standar yang harus di


perhatikan agar gedung konser memiliki identitas dan fasilitas yang sesuai.

Dalam sebuah konser musik, terdapat beberapa standar yang harus dipenuhi yang
merupakan fasilitas yang harus ada dalam sebuah konser dengan skala international.
Yakni sebagai berikut :

a. Pengisi Acara Dalam sebuah konser musik dengan skala internasional, paling
tidak terdapat minimal 3 artis atau kelompok yang dijadikan sebagai bintang
tamu, dan juga terdapat 3 artis nasional yang berlaku sebagai pengiring, atau
bisa juga sebagai band kolaborasi dengan band internasional. (Natsyora, 2015)
b. Penonton Sebuah konser musik yang berstandar internasional, memiliki target
penonton yang ditentukan pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Target Penonton Gedung Pertunjukan Musik

Sumber: Appleton 2008:138

No. Jenis Pertunjukan Kapasitas tempat duduk


Pusat Ibu Kota
1 Opera House 1600-2000
2 Dance Theatre 1200-1500
3 Concert Hall 1500-2000
4 Rectikal Room 600-800
5 Drama 750-900
6 Arena 2000
7 Drama Theatre 750-900
8 Small and Medium Scale Drama 150-350, 350-500

21
Pusat Daerah
1 Concert Hall 1200-1700
2 Touring Theatre 900-1400
3 Drama Theatre 750-900
4 Arena 2000+
5 Small and Medium Scale Drama 150-350, 350-500
Pusat Kota
1 Community Theatre 150-350
2 Arts Workshop 150-350
3 Amateur Theatre 150-350
Pusat Kawasan
1 Community School 150-350

c. Fasilitas yang tersedia dalam gedung konser Menurut Quentin Pickard dalam
bukunya The Architect Handbook, Dalam sebuah gedung pementasan seni,
terdapat 3 kelompok ruang yakni:
1. Resepsionis /Front of The house : entrance hall, foyers, ticket box, toilets,
koridor dan tangga.
2. Auditorium : Studio / Main Seating Area
3. Panggung/Back Stage : Panggung utama, ruang ganti, area belakang panggung.

Dalam sebuah gedung konser musik yang merupakan fasilitas hiburan sebagai faktor
utama. Namun faktor lain sebagai pendukung juga harus dipenuhi untuk memuaskan
segala aspek yakni marketing, lokasi, aksesibilitas, dan standar dari bangunan.

Pengalaman yang didapat pengunjung tidak dibatasi oleh waktu yang dihabiskan dalam
auditorium. Menurut Ian Appleton dalam bukunya Building of The Performing Art
Second Edition, titik dari bangunan Gedung Pementasan Seni dapat menentukan
pengalaman yang didapat pengunjung dapat dilihat dari:

a. Urutan aktifitas dari dan menuju panggung pementasan : Kualitas entrance,


foyer, toilet, lobby, dan auditorium.

22
b. Kualitas dari pementasan acara : Kemampuan untuk melihat dan mendengar, isi
dari acara entah konser atau theater, dan kemampuan dari seniman, directors/
choreographer /conductor.
c. Aktifitas Pendukung : Makan dan minum untuk pengunjung, galeri seni dan
toko souvenir.
d. Pelayanan staff kepada publik : Keramah tamahan, akses menuju tempat duduk,
penunjuk arah yang jelas.

Gambar 2.11 Diagram Kelompok Hubungan antar Ruang

Sumber: Strong, 2010:30

2.2.4 Kelompok Ruang Gedung Pertunjukan Musik

A. Front Of House (FOH) merupakan sebuah kelompok ruang pada gedung konser yang
memiliki peran untuk memberikan kesan awal kepada pengunjung, kualitas dari front
of house akan memberikan kesan dan pengalaman keseluruhan dari bangunan. Oleh
karena itu, desain pada kelompok ruang front of house harus dibuat nyaman, artistik,
dan mengandung unsur hiburan. Ruang front of house adalah ruang publik yang dimiliki
pengunjung, selain bagian utama dari gedung konser juga terdapat fassilitas-fasilitas
pendukung untuk menambah kenyamanan pengunjung. Maka dari itu front of house
dibagi 2 yaitu sebagai berikut:

23
1. Ruang Publik / Public Area
a) Entrance lobby dan drop-off
Pintu depan menyediakan akses utama menuju jalan keluar gedung. Pintu
masuk harus ditempatkan di sepanjang akses utama dan harus terihat jelas
dimana pengunjung publik harus sadar akan pintu masuk dengan mengetahui
lokasi serta memperhatikan signage yang tertera.
Pintu masuk yang digunakan adalah two lines doors dengan fungsi untuk
mengurangi kebisingan dan aliran udara yang masuk ke area lobi.
b) Foyer dan sirkulasi pengunjung
Area ini untuk mengakomodasi pengunjung seperti: pemerikasaan tiket,
penyedia informasi dalam bentuk selebaran, pusat kumpul utama, sirkulasi dan
ruang tunggu pengunjung, menyediakan fasilitas tempat duduk, signage untuk
mengarahkan pengunjung ke berbagai fasilitas, sebagai area pengawasan oleh
staf, ruang untuk pameran sementara. Fasilitas umum harus mudah diidentifikasi
oleh pengunjung secara visual dengan rute sirkulasi utama menuju auditorium
ataupun fasilitas umum lainnya dari pintu masuk lobi.
Untuk sirkulasi terdapat dua aspek utama yang dipertimbangkan yaitu : akses
menuju auditorium, jalan sirkulasi utama diperlukan untuk publik dari pintu
masuk ke semua level lantai dan masuk ke area auditorium. Sirkulasi ini harus
mudah dikenali dan terbebas dari sirkulasi silang. Selain itu jika auditorium
berada di beda level maka diperlukanya sirkulasi vertikal seperti tersedianya
tangga, untuk penyandang cacat di kursi roda akan membutuhkan ramp/lift.
Akses menuju semua area, akses ke fasilitas penunjang semua harus bermula dari
sirkulasi utama ke auditorium.
c) Box office dan loket tiket
Area untuk pemesanan tiket baik penukaran, pembelian tiket secara langsung.
Biasanya buka pada saat ada pertunjukan. Loket tiket ini dipisahkan dengan layar
kaca antara pelanggan dengan staff. Namun terdapat juga loket tiket yang tidak
adanya pembatas kaca.

24
Gambar 2.12 Contoh Layout Meja Loket Tiket

Sumber: Strong, 2010:50

d) Reception dan Konter informasi


Merupakan area penyambutan ketika memasuki sebuah gedung termasuk
gedung konser selain itu area ini merupakan tempat bertanya tentang informasi.
Pada umumnya berada di lobi utama dan terlihat langsung dari pintu masuk.
e) Exhiibition area
Menurut Strong, area foyer dapat digunakan untuk pameran terkait dengan
pertunjukan atau sponsor. Pameran harus diposisikan dengan baik agar tidak
meghalangi sirkulasi.
f) Studio Musik
Ruang studio musik yang ideal minimal memiliki dimensi panjang dan lebar
ruangan sekitar 16 m² dan ketinggian ceiling 3m. Selain itu ditambah dinding
untuk akustik ruangan dengan ketebalan 10cm. Peralatan untuk recording yaitu
sebuah komputer, audio inteface, DAW (Digital Audio Workspace), audio
mixer, studio monitors dan head phone, instrumen (alat musik).
g) Toko Souvenir
Lokasi dari toko harus berdekatan dengan sirkulasi utama dan memiliki akses
dari pintu masuk utama dengan display yang terlihat langsung oleh pelanggan,
untuk menarik pelanggan masuk. Selain itu perlu dipertimbangkan metode
tampilan rak, display, pencahayaan. Adanya keamanan seperti display yang
dapat ditutup atau ruang yang dikunci dengan pintu geser, panel atau grille.
Sirkulasi yang cukup antara rak dan display yang dapat dijelajahi pelanggan.
Area penyimpanan bisa di ruang terpisah ataupun di bagian bawah display.

25
h) Tempat penitipan barang / Cloakroom
Ruang ini harus terletak dekat dengan meja penerima tamu. Terdapat dua sistem
yaitu dengan penjaga atau ruang ganti tanpa penjaga sehingga menggunakan
sistem otomatis. Rak yang tersedia memiliki kedalaman 50-60 cm dengan tinggi
170 cm.
i) Toilet
Persyaratan minimum toilrt adalah sebagai berikut:
 WC laki laki minimal 2 hingga 500 laki-laki, lalu untuk satu untuk setiap
tambahan 500. Urinal minimal 2 hingga 100 laki-laki, lalu satu untuk setiap
tambahan 100. Washtafel satu untuk setiap WC ditambah masing-masaing
satu untuk setiap lima urinal.
 WC wanita minila 2 hingga 75 wanita, lalu satu untuk setiap tambahan
50. Washtafel satu untuk setiap WC.
Adanya pertimbangang rak makeup, cermin panjang, sanitary towl
dispensers, dan tempat pembuangan di toilet wanita serta ketentuan untuk
mengganti popok. Terdapat handdrying, rol tisu wajah, dan tempat sampah
untuk tisu yang telah digunakan. Terdapat toilet terpisah untuk orang cacat
berisi 1 WC dan 1 washtafel disetiap toilet.
Toilet harus berada di luar sirkulasi utama dekat pintu lobi masuk dan juga
harus ada disetiap lantai.
j) Bar dan Café
Makanan dan minuman dilihat sebagai komponen yang penting dalam
kunjungan ke acara musik. Dalam acara musik sendiri dapat memilih untuk
melakukan penjualan minuman atau makan dengan layanan in-house atau hanya
booth. Pemilihan makanan atau minuman dalam penjualan akan mempengaruhi
desain dan tata letaknya.
Bar dan ‘wet sales’ : untuk memaksimalkan penjualan, pembeli harus yakin akan
dilayani cukup cepat untuk mendapatkan dan menikmati minumannya. Detail
dari desain area depan bar dan bar belakang serta penyimpanan yang perlu
disesuaikan dengan venue dan genre acara yang terseleggara. Untuk acara konser
rock akan memiliki penjualan bir lebih tinggi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ergonomi dan sirkulasi staff saat bekerja di
area bar. Ukuran dan lokasi dari bar tergantung dari jenis dan tingkat auditorium.

26
Bar harus mudah di akses dan dirancang untuk membantu layanan dengan cepat
dan efisien sehingga alur pembeli nyaman dan setelah mendapat minuman dapat
pergi ke area yang tidak terlalu ramai.
Bar di foyer harus berada jauh dari dinding yang berdampingan langsung dengan
auditorium karena terkait dengan are pemberish cuci pirin, kompresor dan lemari
es. Bar harus dibagi menjadi dua modul daeri 1.5m-1.8m dengan prediksi lebar
dari peralatan, yaitu lemari es botol, berbagai minuman, dispenser softdrink,
gelas bersih, dan mesin kasir. Setiap workstation terdapat seorang trainee dan
staff yang sudah berpengalaman, yang dapat menyajikan minuman kepada 100
orang pembeli dengan jarak normal.
Setiap bar harus memiliki beberapa stok minuman, kulkas, sebuah coffee maker,
dan hand wash basin. Tempat penyimpanan dibutuhkan untuk minuman yang
akan dijual seperti soft drink.
Fasilitas yang menawarkan makanan juga dibutuhkan seperti : kedai kopi, snack
bar, kafetaria, restoran, food outlet, table service, dan buffet, Hal yang perlu
dipertimbangkan bentuk layanan meja yang dilayani atau selfservice.
Kebanyakan pengunjung yang didapati tidak menginginkan makanan yang cepat
jadi sebelum pertunjukan dimulai. Lokasi dari area makanan ini sebisa mungkin
tidak menggangu sirkulasi penonton menuju area pertunjukan. Persyaratan
khusus: pemadam kebakaran terpisah, toilet umum, runag ganti. Fasilitas
tambahan: dapur, area mencuci, penyimpanan makanan, kantor dan ruang
istirahat untuk staff, termasuk toilet. Kemudahan akses untuk bongkar muat dan
pembungana sampah.
2. Ruang Pendukung
 Kantor manajer dan keamanan
Mengatur semuanya mulai dari mengakomodasi staff, kegiatan yang banyak,
termasuk breifing pra-perfomance dan mengatur keuangan, dan penjualan.
Untuk keamanan adanya peredupan cahaya di foyer yang memberikan sinyal
visual kepada orang tuli, CCTV yang disebar baik di luar maupun di dalam
gedung, pembatas panggung dan peralatan darurat kebakaran yang mudah
diakses .
 Ruang P3K

27
Ruang ini harus disediakan dengan tempat tidur, lemari perlengkapan dan ruang
untuk menyimpan kursi roda dan tandu. Sebuah washbasin, dispenser air minum,
dan akan dibutuhkan WC. Ruangan ini harus dekat dengan titik dimana ambulans
tiba.
 Ruang ganti staff
Disediakan untuk mengganti pakaian staff dan penyimpanan loker, area ini harus
dekat dengan area briefing. Ruangan ini harsu dilengkapi dengan papan
pengumumna dan cermin.
 Ruang Cleaning Service.
Tepat untuk penyimpanan penyedot debu, pel, ember, sikat, mesin buffing dan
alat-alat kebersihan lainnya. Ruangan ini dibutuhkan di setiap lantai, selain itu
staff kebersihan juga difasilitasi ruang loker yang didalamnya terdapat washtafel
atau bak cuci serta berventilasi untuk mengeringkan peralatan.
B. Auditorium
Merupakan bagian utama dari sebuah gedung konser musik. Didalamnya terdapat
interaksi yang intens antara musisi dan penontonnya. Terdapat standar-standar yang
perlu dipenuhi agar dapat mendesain auditorium yang baik, aman dan nyaman. Pada
umumnya ukuran dan layout auditorium dapat ditentukan dengan jarak melihat dan
mendegar apa yang disajikan oleh pengisi acara. Untuk suara jarak maksimum yang
dapat diterima oleh penonton dalam jarak 20m, jarak ini juga ditentukan untuk
kebutuhan melihat ekspresi pengisi acara.
a) Tata Panggung / Stage
Panggung musik akan memiliki karakter yang berbeda dengan jenis seni lain.
Dalam mendesain panggung, langkah awal yang dilakukan adalah memilih
karakteristik yang spesifik dari musik seperti ; musik klasikal. Pop/Rock, Jazz,
Opera, tarian, musical.
Untuk tata panggung dengan fungsi arena konser musik seperti musik jazz,
pop/rock memiliki satu arah pandang dengan mata terkunci. Terdapat sebuah
kesan yang dalam presentasi musik pop/rock, sehingga panggung berkembang
dengan paduan lighting dan sound effect.

28
Gambar 2.13 Bentuk-bentuk Panggung Musik Modern

Sumber: Appleton, 2008:107

b) Auditorium Seating
Penempatan tempat duduk dalam auditorium bergantung pada format dan jenis
pementasan, kualitas dari visual dan pendengaran dari pertunjukan yang
dieselnggarakan. Hala-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang seatting
dalam auditorium, sebagai berikut:
 Kepadatan Jumlah Tempat Duduk
Jumlah dari kepadatan tempat duduk bergantung pada dimensi dari kursi
penonton. Semakin besar dimensi kursi maka akan membuat kapasitas
menjadi lebih sedikit. Begitu sebaliknya jika dimensi kursi lebih kecil maka
akan lebih banyak kapasitas penonton namun akan mengurangi kenyamanan
penonton. Segi kenyamanan perlu diperhatikan terutama kenyamanan kaki
dari penonton. Dalam penempatan area duduk, jumlah maksimum dari baris
penonton adalah 22 kursi apabila terdapat 2 buah gangways di setiap ujung
baris, dan apabila hanya terdapat pada satu sisi gangway saja biasanya
terdapat 11 kursi. Gangways merupakan pemisah antara baris penonton atau
dapat juga menjadi pembatas antar blok-blok baris penonton.
 Jarak Antar Baris

Jarak ini dikondisikan oleh jarak antara tepi depan kuri (dalam posisi tegak,
jika dapat dilipat) dan bagian belakang sandaran kursi di depan. Dimensi kritis
adalah clearway yang memungkinkan untuk orarang melewati barisan utuk
tempat duduk tardisional minimmnya adalah 300 mm dan untuk tempat duduk
kontinental harus ada jeda tidak ruang dari 400 mm dan tidak lebih dari 500
mm.

29
Gambar 2.14 Jarak Antar Baris

Sumber: Appleton, 2008:120

 Seating Geometry
Penempatan tempat duduk biasanya disusun dengan tata kursi yang
linear atau melingkar dan difokuskan agar penonton dapat melihat
pengisi acara. Kombinasi antara lengkung dan linear lebih efisen agar
mendapatkan kenyamanan terbaik.

Gambar 2.15 (a) Linier (b) Kombinasi Jenis Penempatan Tempat Duduk

Sumber: Appleton, 2008:120

 Gangways
Dimensi lebar dari gangways yang digunakan sebagai jalur evakuasi
memiliki lebar minimum 1,1 dan untuk pengguna kursi roda dengan
lebar 1,12m.

Gambar 2.16 Penempatan Gangways Pada Baris Kursi

Sumber: Appleton, 2008:131

 Sightline
Seluruh penonton harus memiliki pandangan yang terfokus pada
panggung, tidak terganggu dan tidak terhalangi. Oleh karena itu garis

30
pandang penonton harus diperhatiakn dalam pengaturan tempat duduk.
Terdapat dua garis pandang yang perlu diperhatikan yaitu garis pandang
secara vertikal dan secara horizontal.

Gambar 2.17 Kiri: Gambaran Garispandang Secara Vertikal, Kanan: Gambaran Secara
Horizontal

Sumber: Appleton, 2008:131-132

Selain itu biasanya dalam konser pop/rock terdapat standing area dimana
para penonton akan menonton konser secara berdiri. Pada umumnya ada
penghalang antar penonton dengan panggung berjarak 3 m. Kepadatan
orangnya minimum 0.3 m2, selain itu adanya layar untuk melihat jelas
pengisi acara yang sedang tampil. Selain itu pada standing area juga
sebisa mungkin mudahnya akses untuk keluar jika adanya kebakaran
atau hal-hal yang tidak diinginkan, kemudahan dalam bergerak dan
memiliki tanda-tanda yang jelas untuk keluar/masuk auditorium.

 Balcony
Dengan jumlah kursi yang banyak maka baris tempat duduk sebaginya
diatur dengan adanya ketinggian antar baris agar tidak menggangu
penonton yang ada dibelakangnya. Garis pandang dari balkon menuju
panggung tidak boleh lebih dari 30 derajat dan baris paling belakang
harus tetap memiliki pandangan yang nyaman menuju panggung.
 Dimensi Tempat Duduk
Setiap penonton memiliki dimensi tubuh yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Oleh karena itu terdapat standar ukuran kursi
penonton yang dibutuhkan dalam sebuh gedung konser. Standar ukuran
kursi, lebar kursi dengan atau tanpa lengan: minimum dimensi dengan
lengan adalah 500 mm dan tanpa lengan 450 mm. Untuk tempat duduk

31
dengan lengan biasnaya menggunakan lebar 525 mm karena dianggap
dapat menawarkan kenyamanan penonton pada umumnya. Tinggi dan
kemiringan kursi: tinggi 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9 derajat.
Tinggi dan kemiringan belakang: 800-850 mm dari lantai (ketinggian
dapat ditingkatkan untuk alasan akustik), dengan sudut belakang 15-20
derajat. Kedalaman kursi: 600-720 mm untuk tempat duduk dan
kedalaman belakang.

Gambar 2.18 (a) Layout Kursi (b) Tampak Samping

Sumber: Appleton, 2008:118

C. Backstage
Merupakan fasilitas pendukung agar acara dari gedung pementasan berjalan lancar.
Ruang Backstage digunakan oleh pengisi acara untuk mempersiapkan acara dan
sebagai relaksasi atau penyegaran dan dirancang kepada pengisi acara dengan usia
beragam (anak-anak, dewasa, dan kaum disable). Fasilitas dari backstage adalah
sebagai berikut:
a) Dressing Rooms
Merupakan ruang yang digunakan untuk merias pengsis acara sebelum tampil
dihadapan penonton. Dimensi dari ruang rias disesuaikan dengan tipe pementasan
yang akan ditampilkan karena tiap pementasan akan terdapat jumlah pengisi acara
yang berbeda (Appleton, 2008:174).

32
 Ruang Ganti Pengisi Acara Jazzz, Pop/Rock
Tabel 2.3 Jumlah Pengisi Acara Jazz, Pop/Rock

Sumber: Appleton 2008:175

Type of Performer Number Occupancy


Soloist 4 Single
Musicians 20 Communal
Singers 10 Shared
Dancers 20 Shared

Pengertian ruang-ruang pada table diatas adalah sebagai berikut


(Appelton,2008:176):
1) Single Room : Ruang ganti tunggal yang biasanya digunakan
oleh artis utama dalam sebuah gedung pertunjukan. Memiliki
kapasitas kecil (1-2 orang) dengan fasilitas relaksasi, TV, Kamar
mandi dalam, dan make up. Luasan dari ruang ini minimal 15m².
2) Shared Room : Maksimal pengguna ruang ini adalah 4 orang.
Didalamnya terdapat meja, kursi, lemari pakaian, dan lain-lain.
Selain itu, juga terdapat kamar mandi untuk tiap orang
didalamnya. Luasan ruang termasuk Shower mencapai 18m².
3) Communal Room : Jumlah pengguna ruang ini tidak lebih dari
20 orang. Didalamnya terdapat meja, kursi, lemari pakaian, dan
lain-lain. Dengan kapasitas kamar mandi adalah 1 kamar mandi
untuk 4 orang. Ruang gerak 1,5-3m²/orang. Kombinasi antara 2
Communal room dapat membuat ruang yang lebih besar untuk
ruang pemanasan dan ruang meeting.
b) Green Room
Green Room adalah ruang yang digunakan sebagai ruang umum dari pengisi acara
untuk beraktivitas sosial, istirahat, penyegaran, dan hiburan. Besarnya tergantung
pada jumlah pengisi acara kecuali terdapat penggunaan tertentu seperti meeting,
rehearsal (pemanasan), ruang ganti ekstra (Appleton,2008:179). Didalamnya juga
dibutuhkan gudang untuk membantu perlengkapan dan kebutuhan tertentu. Selain
itu, dalam fungsinya sebagai penyegaran, ruang ini dapat ditambahkan dapur yang
menyediakan makanan untuk semua staff di dalam gedung.

33
c) Ruang Latihan
Ruang ini diperlukan oleh pengisi acara untuk berlatih sebelum acara dimulai.
Musisi dan penyanyi akan membutuhkan 15 m2 dengan piano yang kualitas
akustiknya diperhatikan. Selain itu, ruang untuk penari dibutuhkan dengan ruang
minimal 100 m2 dengan fasilitas cermin, lantai kayu, dan alat pendukung lainnya.
d) Pintu Panggung atau Entrance artis
Pintu masuk termasuk dalam lobby yang terpisah dan disertakan kanopi. Syarat
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut; Terdapat akses langsung menuju
panggung, tanpa melalui ruang lainnya, terdapat akses masuk menuju ruang
laltihan dan green room, terdapat stand security yang dipantau oleh control room
(Appleton,2008:181).
2.3. Tinjauan Utilitas Auditorium
Utilitas pada gedung merupakan salah satu bagian yang krusial dalam mendiseain
gedung pertunjukan musik, hal ini mencangkup sistem pencahayaan, akustik, pemadam
kebakaran, dll. Hal ini penting sekali untuk menunjang kualitas acara dan kenyamanan
penonton.

2.3.1 Pencahayaan

Dalam gedung pertunjukan musik, sistem pencahayaan sangat penting untuk


memberikan kesan dramatis dalam sebuah acara musik. Pengaturan pencahayaan
memiliki karakteristik sesuai jenis musik yang ditampilkan, untuk tingkat iluminasi
pada gedung musik yaitu sebesar 100 lux, sedangkan untuk ruang lainnya sebesar 200-
600 lux. Berikut kebutuhan table iluminasi kebutuhan berdasarkan aktifitas:

Tabel 2.4 Iluminasi kebutuhan berdasarkan aktifitas

Sumber: Standar Pencahayaan, Dr.Yeffry Handoko Putra, S.T., M.T

34
Berikut merupakan standar iluminasi pada bidang kerja:

Gambar 2.19 Standar Iluminasi pada Bidang kerja

Sumber: Standar Pencahayaan, Dr.Yeffry Handoko Putra, S.T., M.T

Pencahayaan pada auditorium mencangkup:

 Pencahayaan untuk pengisi acara


Posisi pencahayaan di dalam auditorium yang di pasang pada langit-langit
ruangan, dinding samping dan belakang , bagian depan balkon, dan di bawah
tribun. Arah dari pencahayaan buatan ini menuju ke panggung dengan
penerangan yang jelas. Tiap posisi lampu memerlukan akses untuk teknisi agar
dapat mengganti lampu atau memodifikasinya. Akses cukup menggunakan
tangga pada dinding dan lighting bridge pada langit-langit.
Berikut beberapa jenis lampu yang terdapat untuk pengisi acara:
a. PAR (Parabolic Aluminized Reflector)
PAR adalah jenis lampu statis yang tidak bisa bergerak. Bentuknya
parabola dengan LED kecil beraneka warna-warni memenuhi setiap sisi.

Gambar 2.20 Lampu PAR

Sumber: nadapromotama.com/lampupanggung

35
b. Panel
Jenis lampu ini biasanya berbentuk modular yang bisa disambungkan
dengan lainnya. Lampu jenis ini digunakan sebagai flood atau latar
belakang dengan warna yang sama.

Gambar 2.21 Lampu Panel

Sumber: nadapromotama.com/lampupanggung

c. Pinspot
Pinspot adalah jenis lampu untuk memberi efek spotlight pada area
panggung. Lampu jenis ini biasanya diletakan dibeberapa titik panggung
dan digerakkan sesuai program.

Gambar 2.22 Lampu Pinspot

Sumber: nadapromotama.com/lampupanggung

d. Cannon
Cannon adalah lampu jenis fixture yang mampu menghasilkan beam
yang cukup besar. Efek pada lantai ini biasanya terpusat sehingga seperti
ada titik fokus. Cannon biasanya digunakan untuk memberi efek
dramatisir pada artis yang sedang tampil.

Gambar 2.23 Lampu Cannon

Sumber: nadapromotama.com/lampupanggung

36
e. Centerpiece
Lampu yang diletakkan di tengah-tengah panggung. Efek cahaya yang
ditimbulkan oleh lampu ini menjangkau semua wilayah panggung
dengan beam yang bervariasi. Ada yang berupa cahaya kecil-kecil, ada
juga cahaya besar dengan warna tertentu.
Lampu panggung jenis centerpiece ini biasanya berupa bola atau dome
yang memendarkan cahaya dan memberikan efek moonflower.
Selanjutnya centerpiece juga bisa berupa moving head yang akan
menembakkan ahaya kesegala arah.

Gambar 2.24 Lampu centerpiece jenis moving head

Sumber: nadapromotama.com/lampupanggung

f. FollowSpot
Follow spot adalah fixture yang digunakan untuk memberikan efek
Spotlight ukuran besar. Berbeda dengan beberapa lampu panggung yang
dijalankan secara otomatis, lampu ini dijalankan secara manual oleh
operator yang berada didepan maupun samping dan belakang panggung.
Fungsi utama dari followspot ini adalah mengikuti pergerakan dari artis
yang sedang melakukan performance-nya. Lampu ini akan menyorot
objek kemanapun artis berjalan sehingga fokus dari penonton hanya
akan tertuju pada artis.

Gambar 2.25 Lampu followspot

Sumber: nadapromotama.com/lampupanggung

37
 Pencahayaan pada Auditorium
Pencahayaan ini untuk pencahayaan general didalam auditorium, sirkulasi, dan area
tempat duduk penonton. Selain penggunaan lampu general juga penggunaan lampu
dekoratif untuk mendukung suasana dan arsitektural di dalam gedung.

Gambar 2.26 Lampu general

Sumber: artolite.co.id

Gambar 2.27 Lampu dekoratif

Sumber: seputarakustik.woodpress.com

 Pencahayaan darurat
Pencahayaan yang digunakan untuk menunjukan sirkulasi menuju pintu darurat
terdekat. Lampu yang digunakan dpat berupa lampu watt kecil yang diletakan di
area lantai.

Gambar 2.28 Lampu darurat

Sumber: Indonesian.alibaba.com

38
 Pencahayaan untuk kerja
Penggunaan pencahayaan dengan tingkat sedang untuk membersihkan dan merawat
fasilitas auditorium. Penchayaan ini merupakan sistem yang terpisah saat
auditorium tidak digunakan.
 Blue Lights
Area yang diakses oleh teknisi saat berlangsungnya acara memerlukan pencahayaan
dengan tingkat rendah serta penggunaan lampu warna biru agar tidak terlihat oleh
penonton.

Dari pemaparan diatas , maka peletakkannya pada auditorium gedung konser dapat
dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2.29 Contoh Layout dan Tampak Peletakan Lampu Pada Auditorium

Sumber: Strong, 2010:122-123

39
2.3.2 Akustik

Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang
terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Dalam akustik juga sangat
di perhatikan dari bentuk(dinding,lantai,plafon), dimensi (volume) serta bahan
finishing dari peredam suara tsb. Menurut Doelle (1993, dalam TGA Chaterina
Arsinta) persyaratan kondisi mendengar yang baik dalam suatu ruang yang besar,
antara lain :

a. Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian ruang besar
(auditorium, teater, bioskop).
b. Energi bunyi harus di distribusikan secara merata dalam ruang.
c. Ruang harus bebas dari cacat akustik, seperti gema, pemantulan yang
berkepanjangan (long delayed reflection), gaung, pemusatan bunyi, distorsi,
bayangan bunyi, resonansi ruang.
d. Bising dan getaran yang mengganggu pendengaran harus dikurangi dalam tiap
bagian ruangan.

Gambar 2.30 Ilustrasi Plafon

Sumber: Pinterst.com

Perencanaan akustik yang baik dimulai dengan konsep zoning dan isolasi, diikuti
oleh insulasi dan absorpsi. Proses perencanaan akustik dengan menganalisa
perencanaan ruang untuk menciptakan zona tenang dan zona bising yang penting
untuk diperhatikan. Persayaratan ruang akustik yang ideal adalah sebagai berikut:
Tingkat kekerasan suara dalam ruangan harus mencukupi atau mmenuhi syarat
kenyamanan mendengardalam setiap bagian dari keseluruhan rauang auditorium.
Seluruh energi bunyi harus dapat terdistribusi (terdifusikan) secara merata. Waktu

40
dengung harus seusia dengan fungsi ruangan. Tidak terjadi kesalahan-kesalahan
teknis / cacat akustik yang dapat menggangu kondisi akustik dari ruangan. Bebas
dari bising dan getarangetaran yang berpotensi merusak kenyamanan audial dalam
suatu ruangan. Untuk membantu pemantulan suara dari panggung pengisi acara
kepada audiens maka permukaan plafon dari sebuah ruang auditorium sebisa
mungkin tidak datar.

Untuk menunjang ruang yang memiliki akustik yang ideal maka adanya
penggunaan material-material pelapis khusus yang digunakan. Material akustik
pada umumnya merupakan material yang berfungsi menyerap bunyi (material yang
bersifat absortif). Mayoritas berupa material yang bobotnya ringan dan memiliki
porositas tinggi yang secara faktual umumnya juga dapat meneruskan
(mentrasmisikan) suara.

Meterial-material yang digunakan untuk akustik interior diklasifikasikan menjadi:

 Material Berpori
Material ini berfungsi menyerap bunyi yang datang namun tidak
menyerap secara utuh, hanya sebagian besar yang dapat diserap di dalam
pori-pori ini kemudian sisa dari bunyi tersebut dipantulkan oleh
permukaan bahan. Karakteristik dari bahan ini adalah penyerapan
bunyinya akan lebih efisien pada bunyi berfrekuensi tinggi. Efiseinsi
akustiknya akan membaik ketika jangkauan frekuesnsi rendah.

Gambar 2.31 Bahan Berpori

Sumber: Templeton, 2011:83

Pada material berpori terdapat empat kategori secara komersial yaitu:

1) Unit akustik siap pakai


Dipakai sebagai pelapis interior dari ruang akustik, memiliki
dimensi/ketebalan standar tertentu, material ringan,
berpermukaan lunak dan tahan api, cara pemasangannya dengan

41
system perekat. Unit akustik siap pakai biasa dikenal dengan
sebutan acoustic tile , contoh materialnya : pyramod absorber,
acoutic plater tiles, dual wood acoutic panel, mineral fiber, egg
box, AirSpace XL acoutic tiles, perforated wooden, absorber
wedges.

Gambar 2.32 Kiri: Egg Box, Kanan: Pyramid absorber

Sumber: Thomann.de/gb/eqacoutic

2) Plesteran akustik dan material akustik yang dilapiskan


Merupakan material akustik yang serbaguna dapat diterapkan
pada bidang plafon maupun dinding. Selain secara estetika
tampilannya cukup indah juga berfungsi sebagai perduksi bising.
Material ini dapat dilapiskan dengan menggunakan alat semprot
mekanis (menggunakan kompresor) atau dikerjakan secara
manual. Memiliki efisiensi akustik yang terbaik pada frekuensi
tinggi, namun tergantung pada ketebalan lapisannya.
3) Selimut Akustik
Material ini digunakan sebagai pelapis bidang dinding atau
plafon. Mayoritas dibuat dari bahan yang kaya akan serat seperti
wool, glass-wool, mineral wool, kapas, serat-serat kayu, bahan
tenunan kasar, dll. Disebut juga sebagai material insulasi
akustik.

42
Gambar 2.33 Selimut akustik

Sumber: indotrading.com

4) Karpet, anyaman kain, dan bahan sejenisnya


Penggunaan bahan ini praktis dan mudah diperoleh. Bobot,
ketebalan jenis serat dan cara pemasangannya akan
mempengaruhi sifat akustiknya. Sebaiknya menggunakan
rangka terlebih dahulu dalam pemasangannya karena hal ini
akan lebih efisien untuk penggunaan akustiknya.
 Material Panel Penyerap
Material kedap yang dipasang pada lapisan penunjang dengan jarak
tertentu, namun didalamnya terdapat suatu rongga sebagai pemisah.
Material ini mudah disusun saat pemasangannya sehingga dapat
dibentuk sesuai desain yang diinginkan karena tersedia dalam berbagai
ukuran. Material yang sering digunakan untuk penyerap panel antara
lain kayu, hardboard, gypsum board, suspended ceiling, plastic board,
termasuk komponen pintu, jendela, kaca, lantai kayu panggung, dsb.

Gambar 2.34 Membran tipis

Sumber: Templeton, 2001:83

 Resonator Rongga (Helmholtz)


Komponen struktur yang berbentuk box dengan rongga udara di
dalamnnya dan berlubang disalahsatu sisinya sehingga membuat suatu
perangkap udara. Lubang/celahcelah sempit yang ada pada box, akan
berfungsi sebangai penangkap gelombang bunyi dari sumber suara.
43
Gambar 2.35 Prinsip kerja resonator

Sumber: hunecke.de

Resonator ini dapat dibuat dari berbagai jenis material dasar seperti
kayu, plywood, hardboard,/particle board, plastik, tanah liat, beton pres,
dll. Bagian dalam dari box biasanya diberi lapisan material penyerap
bunyi, dengan faktor peyerapan suara yang baik. Resonator juga terdapat
beberapa jenis:
1) Resonator Rongga Individual
Struktur kotak yang disebut soundblox, pada umunya terbuat
dari material yang keras seperti batu, beton yang dapat disusun
berderet sebagai pembatas ruang. Efisien untuk menyerap
gelombang suara dengan frekuensi rendah. Di dalm rongga
sering kali diberi juga metal septum, untuk membantu
penyerapan suaranya menjadi lebih baik lagi.

Gambar 2.36 Soundblox

Sumber: roadstone.ie

2) Resonator Panel Berlubang


Panel berlubang-lubang yang diposisikan dengan jarak tertentu
terhadap bidang dinding atau plafon pada bagian dalamnya diisi
dengan material absorber. Tujuannya untuk membuatnya
menjadi transparan sehinggga dapat memiliki nilai transmisi

44
suara, setelah ditransmisikan kemudian diabsorsikan dan diubah
menjadi energi panas.

Gambar 2.37 Resonator panel berlubang

Sumber: 1st-acoustics.com

3) Resonator Celah
Susunan dari resonator yang membentuk celah atau bilah-bilah
sempit diantaranya. Resonator ini juga biasa digunakan langsung
untuk dekorasi pada dinding ataupun plafon, biasa disusun
vertikal maupun horizontal, namun umunya digunakan secara
vertikal. Prinsip kerjanya gelombang bunyi dapat terperangkap
diantara bilah-bilah dan diserap oleh material absorber. Berkas
suara yang jatuh pada bilah-bilah, dapat dipantulkan dengan cara
dispers sehingga terjadi homogenias usara yang lebih baik di
dalam ruang. Bahan yang digunakan biasanya adalah kayu,
metal, plastik, gypsum, dsb.

Gambar 2.38 Resonator bercelah

Sumber: skumacoustics.com

Hal-hal yang di perlukan dalam perancangan akustik pada gedung konser yaitu
permukaan dinding samping, langit-langit, dinding balkon dan dinding
panggung harus dapat memantulkan bunyi dengan baik. Hindari penggunaan

45
posisi yang sejajar atau lengkung dan permukaan yang rata. Permukaan
pemantul suara di area panggung harus dapat memantulkan bunyi kembali ke
panggung sehingga pementas dapat merasakan respons ruangan yang
memadai. Penggunaan sistem penguat bunyi kurang dari 25000 m³.
Penggunaan balkon akan sangat menguntungkan karena memposisikan
audiens lebih dekat ke sumber suara.

 Sistem Penguat Bunyi


Dalam sebuah auditorium untuk pertunjukan musik pop/rock, sistem
penguat bunyi sangat diperlukan. Karena jenis musiknya yang
menggunakan alat musik elektrik dan memiliki kapasitas penonton serta
auditorium yang sangat besar.
Berikut ini adalah gambar mengenai sistem komponen dasar penguat
bunyi:

Gambar 2.39 Komponen dasar sistem penguat bunyi

Sumber: Wikipedia.com

Ada tiga jenis sistem pengeras suara utama yang dapat digunakan yaitu:
 Sistem Terpusat, yaitu sistem yang diletakkan secara terpusat dengan
pengeras suara cluster tunggal diatas sumber bunyi.

Gambar 2.40 Sistem pengeras suara sentral/di depan ruang

Sumber: Doelle,Leslic.,1972, Enviromental Acoustics

Sistem ini lebih banyak diminati karena bunyi yang diperkuat datang
dari arah yang sama dengan bunyi asli.

46
 Sistem Terdistribusi, yaitu dengan menggunakan sejumlah pengeras
suara di atas dan di tempatkan diseluruh auditorium.

Gambar 2.41 Sistem pengeras suara terdistribusi

Sumber: Doelle,Leslic.,1972, Enviromental Acoustics

Sistem ini biasa digunakan jika ketinggian langit-langit auditorium


rendah untuk instalasi sistem sentral, mayoritas penonton tidak
mempunyai garis pandang yang cukup untuk ke pengeras suara sentral
dan jika kapasitas penonton sangat banyak.
 Sistem Stereofonik, yaitu dengan pengeras suara cluster 2 atau lebih
sekeliling bukaan panggung atau sumber bunyi.
Berikut salah satu contoh peletakkan sound pada gedung pertunjukan
musik pop/rock dan Jazz:

Gambar 2.42 Tata Letak Sound

Sumber: Strong,2010:132

 PA (People Address ) System


Sistem alamat publik (PA system) adalah amplifikasi suara elektronik dan sistem
distribusi dengan mikrofon, amplifier, dan pengeras suara, yang digunakan untuk
memungkinkan seseorang untuk mengatasi publik yang besar, misalnya untuk
pengumuman pergerakan di udara besar dan berisik dan terminal kereta api.

Istilah ini juga digunakan untuk sistem yang mungkin memiliki tambahan konsol
mixing, dan amplifier dan pengeras suara yang cocok untuk musik serta pidato,
digunakan untuk memperkuat sumber suara, seperti rekaman musik atau orang yang
berpidato atau menyebarkan suara sepanjang sebuah tempat atau bangunan.

47
Sistem PA sederhana sering digunakan di tempat-tempat kecil seperti auditorium
sekolah, gereja, dan bar kecil. Sistem PA dengan banyak speaker banyak digunakan
untuk membuat pengumuman di gedung-gedung publik, kelembagaan dan komersial,
serta lokasi. Sistem interkom yang banyak dipasang di gedung, memiliki mikrofon di
banyak ruangan agar memungkinkan penghuni untuk menanggapi pengumuman.

Sistem penguatan suara dan sistem PA dapat menggunakan beberapa komponen yang
sama, tetapi dengan berbeda aplikasi, meskipun perbedaan antara keduanya adalah
tidak jelas. Sistem penguatan suara lebih sering digunakan untuk musik atau
pertunjukan, sedangkan PA sistem lebih sering digunakan untuk reproduksi pidato. Di
Inggris, sistem PA seringkali dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai Tannoy, setelah
perusahaan itu nama sekarang dimiliki oleh TC Electronic Group, yang memasok
banyak sekali sistem PA yang digunakan pada masa lalu.

1. Mixing Desk
Meja mixing, juga disebut mixer atau mixing console, adalah pusat utama musik
Anda, di mana semua sumber suara yang berbeda diterima, diproses dan
dicampur, hasil akhirnya menjadi suara live yang bagus. Saya tidak bisa cukup
menekankan betapa pentingnya alat ini, dan bagaimana penggunaan yang tepat
dapat membuat perbedaan besar untuk kinerja Anda. Di sinilah tingkat volume
diatur, bersama dengan penyesuaian nada dan EQ, perubahan dinamis, perutean,
dan lainnya. Mixer modern juga dilengkapi dengan efek bawaan dan
memungkinkan perekaman langsung instan saat terhubung ke komputer.
2. Power Amplifiers
Sesuai namanya, inilah yang memperkuat suara Anda sebelum pergi ke speaker.
Mereka dapat berupa standalone, built-in console mixing atau built-in speaker.
Sebagian besar pengaturan modern, termasuk yang mobile, datang dengan
speaker aktif (amp built-in) karena kenyamanan mereka, sementara tempat yang
lebih besar lebih suka amplifier yang lebih kuat dan speaker pasif.
3. Equalizer and other rack effect
Equaliser mandiri memungkinkan Anda menyempurnakan suara keseluruhan
sistem PA dan monitor Anda, tergantung di mana Anda menerapkannya pada
rantai sinyal. Ini adalah peralatan penting untuk mengubah suara Anda agar
sesuai dengan berbagai tempat musik, dan untuk membuat penyesuaian menit
terakhir untuk memperbaiki masalah frekuensi dan umpan balik. Efek rak

48
lainnya seperti reverb, kompresi, dan delay digunakan untuk meningkatkan
suara live Anda secara keseluruhan. Ada juga rak efek lain yang secara khusus
disetel untuk vokal, gitar, drum, dan instrumen lainnya.
4. Speaker / Instrument / mic cable
Kabel terus memberikan cara yang lebih andal dan mudah untuk mendapatkan
suara melalui Sistem PA. Pastikan setiap kabel ditangani dengan benar, secara
teratur diperiksa dan dirawat, dan pertunjukan akan bebas dari kesalahan.
5. Portable PA System
Portable PA Systems adalah solusi yang terjangkau untuk musisi yang tampil
terutama di tempat-tempat yang lebih kecil seperti kedai kopi, bar kecil dan
sejenisnya. Ini biasanya hadir dengan konsol pencampur mini, beberapa efek
bawaan, penguat daya, dan speaker bawaan. Sejalan dengan ini, banyak dari
speaker bertenaga saat ini dapat dianggap sebagai sistem PA portabel, yang
membuatnya modular dan fleksibel. Banyak Amps Keyboard dan Amps
Akustik modern juga dirancang untuk digunakan sebagai sistem PA kecil. Jika
Anda melakukan di tempat-tempat di mana daya listrik tidak tersedia maka
Anda dapat menggunakan Sistem PA Bertenaga Baterai.
 PA Speakers
Speaker ini memproyeksikan suara untuk Anda dan audiens Anda. Termasuk di sini
adalah Speaker Depan Rumah (FOH), speaker Lipat atau monitor, Subwoofer, Speaker
Bertenaga, dan speaker berkemampuan Bluetooth modern. Juga disebutkan adalah
dudukan speaker yang membantu posisi speaker dengan baik di dalam dan di luar
panggung. Beberapa speaker dapat digunakan untuk FOH dan pemantauan - contoh
yang baik dari ini adalah QSC K12 12 "Powered PA Speaker.
1. FOH Speakers
Pembicara Front of House (FOH) adalah pembicara utama yang digunakan
dalam sistem PA. Ukuran speaker ini dapat sangat bervariasi tergantung pada
tempat, dan Anda dapat memilih antara speaker pasif atau aktif. Speaker pasif
memerlukan amplifier terpisah untuk memberi daya pada mereka dan
karenanya lebih modular, membuatnya ideal untuk tempat yang lebih besar.
Speaker aktif di sisi lain memiliki amplifier built-in, yang membutuhkan
sumber daya, dan membuatnya lebih berat. Ini membuat speaker aktif lebih
fleksibel, tetapi juga membatasi penempatan dan kemampuan modular.

49
2. Subwoofer
Subwoofer adalah kabinet speaker khusus yang dirancang untuk mereproduksi
frekuensi yang lebih rendah dengan lebih baik. Mereka biasanya cukup besar
dan bekerja bersama-sama dengan speaker FOH, meningkatkan volume dan
nada keseluruhan suara yang dihasilkan. Karena dirancang khusus untuk bass,
Anda tidak dapat menggunakan speaker ini untuk hal lain, dan karenanya
beberapa melihatnya sebagai tambahan yang hanya diterapkan oleh venue yang
lebih besar. Untuk informasi lebih lanjut, lihat panduan kami: Subwoofer PA
Terbaik - Didukung & Pasif.
3. Foldback Speakers
Speaker lipat juga disebut monitor panggung atau speaker monitor, yang
dirancang untuk mengisi panggung dengan audio. Mereka penting karena sering
kali, speaker FOH diposisikan jauh dan menunjuk jauh dari panggung, yang
membuat mendengarkan musik Anda sulit di atas panggung. Desain "lipat" atau
miring dari kabinet memungkinkan speaker ini ditempatkan dengan nyaman di
lantai panggung sambil mengarahkan speaker ke pemain. Sementara beberapa
tempat yang sangat kecil dapat dilakukan tanpa monitor panggung, musisi
umumnya akan tampil lebih baik jika mereka mendengar diri mereka dengan
baik. Lihatlah panduan kami tentang topik ini: Monitor Panggung Terbaik -
Didukung & Pasif. Perhatikan bahwa Anda juga dapat menggunakan Wireless
In-Ear Monitor sebagai ganti, atau bersamaan dengan speaker monitor
panggung.
4. PA Speakers Stands
Jika Anda membawa pengeras suara untuk manggung, Anda harus
meletakkannya di posisi yang benar di dudukan pengeras suara. Dudukan yang
dirancang khusus ini memungkinkan Anda menempatkan speaker di tempat
yang tepat untuk menghasilkan suara yang luar biasa. Pada saat yang sama,
mereka memastikan stabilitas.

2.3.3 Ruang Kontrol

Ruang ini biasanya terletak di bagian belakang tengah dari sebuah auditorium
dimana operator memiliki pandangan yang tidak terganggu menuju arah panggung.
Pada sebuah gedung konser musik, ruang kontrol lebih mencangkup kepada

50
pengaturan lighting dan latar. Dengan dimensi minimal lebar 3m, panjang 2,5m dan
tinggi 2,4m. Pengisi ruang telah terhitung operator dan juga asistennya dengan
berbagai alat kontrol baik dalam segi musikal maupun lighting.

Gambar 2.43 Contoh Aplikasi Ruang Kontrol

Sumber: Appeleton, 2008;186

Pada gedung konser musik, ruang kontrol dilengkapi beberapa fasilitas khusus
yakni recording dan amplifier. Selain itu, juga dapat ditambahkan fasilitas proyrksi
visual seperti video proyektor untuk membantu konser yang dapat dikombinasikan
dengan scenic stage.

Gambar 2.44 Contoh Layout Ruang Kontrol

Sumber: Strong, 2010;135

2.3.4 Sistem Penghawaan

Penggunaan sistem penghawaan pada gedung auditorium lebih cocok


menggunakan AC central untuk memudahkan sirkulasi udara bangunan yang
bersifat bentang lebar. AC central menggunakan alat pendingan (chiller). Sistem
AC central menggunakan alat pendingin yang terletak pada suatu ruang khusus

51
yang kemudian akan memanipulasi udara dingin (air chilled system) atau air dingin
(water chilled system) ke seluruh ruangan. Standar kenyamanan sebuah ruang
(Termal comfort) berkisar antara 18-20C, selisih suhu pada ketinggian 0,5m-1,5m
diatas lantai kurang dari 2C. volume ruang sangat erat hubungannya dengan sistem
penghawaan sehingga menjadi penentu besar dan kecilnya kebutuhan penghawaan
dalam ruang. Sirkulasi udara pada auditorium dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.45 Distribusi Udara Dingin dan Panas

Sumber: Strong, 2010;85

Sedangkan penggunaan sistem penghawaan pada ruang diluar auditorium dapat


menggunakan AC dengan sistem lain baik dengan split ataupun tetap menggunakan
AC central.

2.3.5 Sistem Peringatan dan Pemadam Kebakaran

Terdapat dua dasar pendekatan desain keamanan kebakaran yaitu Code-based


design yang memenuhi standar yang ditetapkan di bagunan local. Hal inipun akan
cocok untuk diterapkan di bangunan konvensional. Fire-engineering desing yang
mengembangkan sebuah strategi keselamatan kebakaran yang dapat memberikan
solusi lebih fleksibel untuk gedung yang kompleks.

 Code-based design
Dalam istilah kemanan kebakaran, banyak kode yang akan dibutuhkan
yaitu: Dirancang dengan sarana awal yang cocok dengan peringatan api.
Disediakan rute pelarian internal yang mengarahkan pengguna gedung
ke tempat aman di luar bangunan. Memuat lapisan internal pada
permukaan untuk menahan penyebaran api ke permukaan. Dirancang
sedemikian rupa sehingga jika terjadi kebakaran stabilitasnya akan
terjaga untuk waktu yang singkat. Untuk mencegah penyebaran api
digunakan dua cara yaitu penggunaan konstruksi yang tahan api dengan
penggunaan sistem pencegah kebakaran otomatis yang sesuai dengan

52
ukuran dan fungsi bangunan. Memiliki dinding dan atap eksternal yang
cukup untuk menahan penyebaran api dari satu gedung ke gedung
lainnya. Dirancang dan dibangun untuk menyediakan fasilitas yang
layak untuk membantu petugas pemadam kebakaran dalam
perlindungan kehidupan.
 Fire-engineering design
Alternatif pendekatan desain yang praktis untuk mencapai standar
keamanan kebakaran di beberapa gedung yang kompleks. Teknik ini
adalah alat-alat pedeteksi dini untuk keamanan kebakaran, seperti
adanya fire extinguisher, springkler, fire detector atau smoke detector
yangtersedia di setiap ruangan.

2.3.6 Sistem Keamanan Gedung

1. Close Circuit Televition (CCTV) merupakan alat perekam yang menggunakan


satu atau lebih alat perekam yang menghasilkan data berupa video ataupun audio
dengan cara kerja mengirim signal dengan cara tertutup melalui wireless atau kabel.
 Jenis pengambilan gambar pada CCTV ada dua jenis yaitu hitam putih
dan berwarna
 Kamera CCTV ada yang dapat digerakkan ke kanan-kiri atas-bawah dari
jarak jauh, da nada juga yang bersifat statis. Moveable Camera (dapat
digerakkan), Fixed Camera (statis), Dome Camera (estetis, simple,
rapih).
 Tipe pengambilan jumlah gambar per detik adalah 1-6 FPS (Frame Per
Second) sebagai standard untuk mengetahui tindak kejahatan, hingga 30
FPS untuk real-time CCTV
 Cara penyimpanan rekaman adalah dengan menggunakan Tape atau
DVR (Digital Video Recorder)
 CCTV dihubungkan dengan layar monitor pada ruang monitoring.

Gambar 2.46 CCTV

Sumber: Wikipedia.com

53
Penggunaan CCTV ini dipasang di seluruh ruang dan terutama ruang yang
penting agar tetap dipantau ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.CCTV ini
dipasang di langit-langit sudut yang dapat merekam kegiatan dengan jangkauan
yang luas.

2. Emergency Exit dan Tangga Darurat

Hal yang perlu di perhatikan dalam merancang tangga darurat adalah:

 Jarak
Pada sebuah gedung konser musik jarak pintu dari gangway adalah 10m
dan 15m dari tiap tempat duduk dengan waktu evakuasi minimal 2,5
menit.
 Jumlah Pintu Keluar
Pintu keluar yang dibutuhkan tiap tingkat dari auditorium adalah
minimal 2 pintu yang terpisah. Pada auditorium dengan kapasitas 500,
minimal 2 pintu keluar diperlukan dengan asumsi 250 orang
membutuhkan 1 pintu keluar. Pada auditorium yang lebih besar,
perhitungan 250 orang untuk 1 pintu juga dapat diterapkan dengan arah
sirkulasi menjauhi panggung.
 Lebar Pintu Keluar
Lebar dari pintu keluar telah diatur oleh regulasi. Perhitungan dasarnya
adalah 45 orang per menit dengan jalur berukuran lebar 520mm-530mm.
regulasi pengaturan lebar jalan dapat dilihat pada jalur berikut:

Tabel 2.5 Standar Dimensi Pintu Keluar

Sumber: Appleton,2008;125

Number of Person Meters


Up to 200 2.2
201-300 2.4
301-400 2.8
401-500 3.2
501-999 4.8
1000-1999 6.4
2000-2999 14.4
3000 20.8

54
 Rute Jalan Keluar
Jalan keluar dari auditorium harus mengarahkan ke area yang aman.
Lebar dari rute keluar harus sama dengan pintu keluar agar tidak terjadi
efek botol dimana penonton akan tersangkut saat keluar dan
menimbulkan kepanikan. Apabila terdapat tangga, maka dimensi tangga
adalah anak tangga minimal 2 sampai dengan 16, tinggi anak tangga 175
sampai dengan 275 dan dimensi tinggi harus konsisten, Penggunaan ram
dengan sudut 115 derajat dengan panjang 10 meter, Rute harus terdiri
dari material yang anti api.

2.4 Analisa Studi Banding


Dalam mendesain sebuah ruangan ataupun bangunan, perlu adanya data yang
diperoleh dari survey lapangan untuk mendapatkan kekurangan dan kelebihan yang
akan dijadikan acuan pada perancangan. Adapun contoh gedung yang sering digunakan
sebagai gedung pertunjukan musik modern yaitu sebagai berikut:

2.4.1 Sasana Budaya Ganesha (Sabuga)

Gambar 2.47 Sasana Budaya Ganesha

Sumber: tempatwisatamu.com

Sabuga merupakan salah satu pusat konvensi di Bandung yang dibangun pada tahun
1997 dengan luas gedung 22.000 m², berlokasi di Jalan Tamansari. Pertamakali gedung
ini dipergunakan untuk kegitana wisuda akademik Institut Teknologi Bandung (ITB).
Gedung ini dirancang sebagai gedung multiguna untuk kegsiatan seperti pemeran,
konferensi, pertunujukan seni ataupun konser musik.

55
 Lokasi

Gambar 2.48 Peta Lokasi Sabuga

Sumber: Google Maps

Gedung yang di kelola oleh Institut Teknologi Bandung ini berlokasi di Jl.
Tamansari No. 73, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa
Barat 40132. Bersebrangan dengan Institut Teknologi Bandung yang membuat
gedung ini mudah di cari, penunjuk arah sangat jelas pada jalanan umum untuk
akses ke gedung ini.
 Bangunan
Sabuga memiliki luas gedung 22.000 m², dimana bangunan utamanya memiliki
luas 5.000 m². Bangunannya sendiri merupakan banguan modern yang masih
ada sentuhan art deconya. Dimana keseluruhan gedung terlihat dari tampak luar
fasadnya menggunakan banyak aksen garis, serta pada bagian fasad bukaan
menggunakan bentuk lengkung setengah lingkaran. Penggunan warna yang
sederhana yairu perpaduan warna putih dan merah muda kecoklatan dengan
aksen warna kuning.

Gambar 2.49 Fasad Sabuga

Sumber: Google Maps

56
 Fasilitas

Gambar 2.50 Denah Sabuga Lantai 1

Sumber: sabugacenter.com

Gambar 2.51 Denah Sabuga Lantai 2

Sumber: sabugacenter.com

Gedung ini memiliki fasilitas-fasilitas seperti, Lobby pengunjung, Lobby


pengisi acara, Auditorium, Backstage (ruang ganti), Toilet, dan ruang pengelola.
1) Lobby
Gedung ini memiliki dua lobby, lobby pengunjung dan lobby
pengisi acara , kedua lobby ini saling bersebrangan namun masih
dalam satu gedung yang sama.

Gambar 2.52 Lobby Pengunjung

Sumber: Dokumen Pribadi

57
Lobby pengunjung terdapat di depan bangunan yang dapat di
akses langsung dari parkiran kendaraan. Pada lobby ini terdapat
tangga untuk akses ke lantai dua bagian auditorium. Namun pada
bagian ini tidak terdapat fasilitas untuk pengunjung menunggu
ataupun bersantai, seperti furnitur untuk para pengunjung
istirahat dan ruang ataupun lahan seperti kafe maupun lounge.

Gambar 2.53 Lobby Pengisi Acara

Sumber: Dokumen Pribadi

Lobby ini terdapat di bagian belakang gedung yang langsung


berhubungan dengan area backstage. Penempatan ruang seperti
ini sangat menguntungkan untuk pengisi acara, karna dapat
langsung menuju ruang ganti masing-masing. Namun pada
bagian ini juga kurang fasilitas pendukungnya. Selain itu
penunjuk arah pada bagian ini juga masih belum maksimal.
2) Backstage
Area backstage terletak dibelakang area auditorium, akses untuk
pengisi acara sangat bagus pada penempatan ini.

58
Gambar 2.54 Lorong Backstage

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 2.55 Lorong Backstage

Sumber: Dokumen Pribadi

Area backstage ini hanya berbentuk lorong dimana ruang ganti


dan storage terdapat pada satu sisi lorong ini. Penunjuk arah
pada area ini masih tidak jelas. User akan bingung bila tidak ada
penunjuk arah dalam sebuah lorong seperti ini.

59
Gambar 2.56 Ruang Pengelola

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada area backstage juga terdapat ruang pengelola. Namun


penunjuk untuk ruang tersebut masih tidak ada .
3) Auditorium

Gambar 2.57 Auditorium

Sumber: Dokumen Pribadi

Auditorum hall gedung ini memiliki luas 1.272 m² yang 1/3nya


adalah area tengah auditorium dengan tinggi dari lantai ke langit-
langit sekitar 15 meter. Auditorium ini dapat menampung
sebanyak 2.500 orang, bentuk dari gedungnya sendiri adalah
setengah lingkaran sehingga area dalamnya menyesuaikan
dengan bentuk gedung.

60
Gambar 2.58 Auditorium

Sumber: Dokumen Pribadi

Auditorium ini menggunakan material vinyl untuk penutup


lantainya, dindingnya menggunakan material yang ditutup
dengan kain sebagai pembantu akustik ruangan, pada ceilingnya
penggunaan material gypsum dengan jarak antara lantai ke
ceiling 15 meter untuk membantu memantulkan suara dari area
panggung, pada area panggung terdapat downceiling selain itu
area panggung yang tidak permanen.

Gambar 2.59 Auditorium

Sumber: Dokumen Pribadi

Gedung ini namun bukan dikhususkan untuk sebuah pertunjukan musik, gedung ini
masih memiliki fungsi beragam. Akustik di dalam ruangan kurang memadai, sedikitnya

61
area duduk untuk menunggu pada area lobby, signsystem yang kurang jelas seperti sign
toilet dan kebakaran.

2.4.2 Graha Bhakti Budya (Taman Ismail Marzuki)

Gambar 2.60 Graha Bhakti Budaya (TIM)

Sumber: cityseecker.com

Graha Bhakti Budaya trletak di dalam lingkungan Taman Ismail Marzuki yang
berada di djalan Cikii Raya No.73, Jakarta Pusat. Tempat ini di bangun pada tahun
1968 dengan kapasitas 800 penonton. 600 kursi di bawah dan 200 kursi di balkon.
Gedung graha bhakti budaya ini berada di bawah pengawasan pemprov DKI
Jakarta. Gedung graha bhakti budaya ini biasa di pakai untuk acara pementasan
teater.

 Lokasi

Gambar 2.61 Lokasi Taman Ismail Marzuki

Sumber: Google Maps

Gedung Graha Bhakti Budaya terletak di dalam kawasan Taman Ismail Marzuk, Jl
Cikini Raya No 73, Jakarta Pusat. Akses terhadap lokasi dapat di akses dengan
mudah karena terdapat di jalur utama . untuk akses dari luar kota bsa menggunakan

62
kereta api dan turun di stasiun gambir karena jarak gambir-Cikini hanya
membutuhkan waktu 7 menit untuk sampai ke lokasi.

 Denah

Gambar 2.62 Denah Graha Bhakti Budaya

Sumber: Arsip Pengelola Gedung

Dari denah diatas terlihat beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Graha Bhakti
Budaya. Fasilitas yang terdapat di gedung tersebut adalah:

 Auditorium
 Panggung
 Lobby
 Ticket Box
 Kantor
 Ruang rias
 Kantor Stage
 Ruang piano
 Gudang
 Toilet

 Auditorium

63
Gambar 2.63 Graha Bhakti Budaya

Sumber: matakota.id

Auditorium graha bhakti budaya mampu menampung maksimal 800


penonton dengan 600 kursi di area bawah dan 200 kursi di area balkon . di
dalam auditorim terdapat panggung dengan format proscenium dengan
ukuran 14.3 m x 11 m dengan tinggi 6 m .

 Lobby
Lobby pada gedung graha bhakti budaya di bagi menjadi 2 bagian. Lobby utama
terdapat di bagian depan gedung dengan lebar 20 m x 7 m . lobby utama
terdapatdi lantai 1 dan lantai 2. Untuk lobby lantai 2 dikhususkan untuk akses
ke auditorium balkon. Lobby di bagian timur gedung dikhususkan untuk tamu
VIP yang datang ke gedung graha bhakti budaya. Lobby vip mempunyai kamar
mandi khusus untuk tamu VIP.

Gambar 2.64 Lobby Graha Bhakti Budaya

Sumber: dokumen pribadi

 Ruang Ganti

64
Di gedung graha bhakti budaya untuk area penampil hanya ada ruang rias dan
ruang ganti. Untuk ruang latihan biasanay menggunakan panggung sebagai area
latihan sebelum tampil. Ruang rias bersama memiliki ukuran 10 m x 20 m dan
ruang ganti terletak di lantai 2 . akses ke ruang ganti melalui ruang rias. Ruang
ganti pemain terbagi menjadi 2. Untuk laki-laki dan perempuan. Di setiap ruang
ganti dan ruang rias terdapat kamar mandi khusus untuk pemain .

Gambar 2.65 Ruang Ganti

Sumber: dokumen pribadi

 Akustik

Sound system, lighting dan ruang operator diletakan di atas tribun penonton.
Kursi penonton dilapisi dengan bahan kain dan jok, sedangkan lantai panggung
dilapisi kayu dan lantai koridor dilapisi karpet. Di sekeliling dinding ruangan
dilengkapi akustik yang menggunakan lapisan karpet, kayu yang berupa kisi-
kisi dan glass wool. Untuk akustik pada bagian depan tribun penonton
menggunakan kayu dengan bentuk yang berulir.

65
2.4.3 Zenith Music Venue (France)

Gambar 2.66 Zenith Music Venue Facade

Sumber:ilovearchitecture.woodpress.com

Zenith Music Venue adalah hasil dari kompetisi desain internasional pada tahun
2004, bangunan ini ditandai dengan atap aerodinamis dan ruang performance yang
fleksibel kegunaannya, dan itu termasuk tradisi yang ada di Zenith untuk memilih
venue yang temporer atau fleksibel. Bangunan ini akan sangat meningkatkan profil
Saint-Etienne sebagai regional untuk acara-acara seni dan membantu mendorong
regenerasi kota dari industry yang dulu.

 Lokasi

Gambar 2.67 Zenith Music Venue maps

Sumber:googlemaps/Zenithmusicvenue

Lokasi dari bagunan ini terletak di Rue Scheurer Kestner, 42000 Saint-Étienne,
Prancis. Bangunan ini dapat di akses langsung melalui jalan Rue Scheurer
Kestner, dekat dengan pusat belanja Theodore Maison de Peinture.

66
 Denah

Gambar 2.68 Zenith Music Venue Plan 2nd floor

Sumber:architizer.com

Bangunan ini memiliki 6 lantai secara keseluruhan , dan pada bagian auditorium
membentuk tribune yang memiliki tipikal concert hall. Berikut penjelasan denah
keseluruhan melalui gambar potongan gedung tersebut.

Gambar 2.69 Zenith Music Venue section

Sumber:architizer.com

Terlihat jelas bangunan memiliki 6 lantai secara keseluruhan , dan akses


pengunjung bermula dari lantai 3 yang memiliki bagian lobby seperti berikut.

Gambar 2.70 Zenith Music Venue Lobby Plan

Sumber:ZenithdeSaint-Etienne.com

67
 Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh Zenith Music Venue ini antara lain seperti:
Lobby utama, bar, tiketing area, Auditorium, ruang ganti , ruang rias , ruang
latihan,ruang kontrol, panggung, gudang, toilet, dan lain-lain.
Fasilitas ruangan pada bangunan ini sudah memenuhi standard dari sebuah
gedung pertunjukan musik.
 Lobby
Lobby pada bangunan ini memiliki sirkulasi yang luas untuk para pengunjung
yang datang dari satu titik. Berikut view lobby dari Zenith Music Venue

Gambar 2.71 Zenith Music Venue Lobby

Sumber:architizer.com

Pada bagian ini terlihat bahwa penunjuk arah pada area lobby sangat terlihat,
terdapat beberapa penunjuk dibagian kolom bangunan. Pencahayaan pada area
ini juga tidak memakan banyak energy listrik dikarenakan penggunaan material
kaca pada bagian depan bangunan ini yang membuat cahaya matahari dapat
langsung menyinari area lobby ini.
 Auditorium
Auditorium pada bangunan ini mempunyai bentuk panggung yang temporer,
sehingga memudahkan pada pelaksana acara dalam mendekor bagian panggung
sesuai dengan keinginan mereka. Berikut ruang auditorium pada bangunan
Zenith Music Venue.

68
Gambar 2.72 Zenith Music Venue Auditorium

Sumber:architizer.com

Bagian auditorium bangunan ini dapat menampung 1.100 hingga 7.200 orang.
Pada bagian paling bawah penonton , kursi yang digunakan adalah kursi
temporer yang dapat dirubah setiap saat tergantung dengan acara yang sedang
diadakan.
 Ruang Ganti / Rias
Ruang ganti maupun ruang rias pada bangunan ini sudah memenuhi standar dari
sebuah ruang ganti dan rias, dimana terdapat sebuah meja rias dengan
pencahayaan khusus pada bagian depan yang bersebelahan langsung dengan
cermin meja rias tersebut.

Gambar 2.73 Zenith Music Venue Artist Room

Sumber:ZenithdeSaint-etienne.com

Foto diatas merupakan seorang performance yang sedang mempersiapkan


dirinya untuk menampilkan pertunjukan di Zenith Music Venue.

69
 Akustik
Akustik pada bagian auditorium menggunakan panel panel akustik pada bagian
dindingnya dan plafon, untuk bagian lantai ada yang menggunakan selimut
akustik seperti karpet , namun ada juga yang tidak di selimuti oleh akustik.

Gambar 2.74 Zenith Music Venue auditorium

Sumber:ZenithdeSaint-etienne.com

Namun sangat disayangkan akustik pada area auditorium ini belum memumpuni
untuk menyerap bunyi , bahkan lebih banyak pemantulan bunyi yang terdapat
pada auditorium ini. Hal tersebut dapat mengakibatkan penonton tidak dapat
mendengar dengan jelas apa yang disampaikan oleh pengisi acara.
 Penghawaan
Gedung ini meiliki penghawaan alami yang berhubungan antara lobby
auditorium sampai bagian backstage dengan ventilasi yang terdapat pada bagian
atap bangunan.

Gambar 2.75 Sketsa Penghawaan pada Zenith Music Venue

Sumber:architizer.com

70
2.4.4 Popstage Mezz (Belanda)

Gambar 2.76 Fasad Popstage Mezz

Sumber:architizer.com

Konversi kekacauan mantan perwira ini menjadi tempat pertunjukan musik adalah
bagian dari rencana pengembangan yang disiapkan oleh OMA untuk kampus militer
yang ditinggalkan di Breda. Terletak di sudut barat daya kampus, bangunan aslinya,
yang kini memiliki kafe, fasilitas umum dan kantor, menghadap ke lapangan parade
dan pengembangan perumahan yang direncanakan. Suatu bentuk yang
menggairahkan yang mengakomodasi auditorium dan foyer baru ini terletak di
belakang aula lama yang memberi tempat itu identitas baru yang jelas terlihat dari
kawasan hiburan Breda. Sebuah bukaan dibuat di mana bentuk organik ekstensi
bertemu bangunan tua yang menghubungkan kafe dan serambi.

 Lokasi

Gambar 2.77 Lokasi Popstage Mezz

Sumber:Google maps

71
Lokasi gedung ini berada di Keizerstraat 01, 4811 HL Breda , Belanda. Terdapat
tepat di tepi jalan dan dapat diakses melalui jalan Keizerstraat , terdapat dua
bangunan pada gedung ini , bangunan untuk pertunjukan konser musik, dan juga
bangunan untuk public yang terpisah.

 Denah

Gambar 2.78 Denah lantai 1 Popstage Mezz

Sumber:architizer.com

Pada bagian lantai1 terdapat lobby, café, bar, auditorium dan juga kassa untuk
tiket, terdapat backstage yang dapat diakses langsung melalui jalan Keizerstraat.
Untuk lantai 2 pada bangunan ini memiliki ruang untuk para performer dan juga
untuk ruang konferensi pers. Pada bagian auditorium terdapat tribune dan pada
bagian lantai 1 audtorium hanya dapat digunakan untuk standing view.
 Auditorium

Gambar 2.79 Auditorium Popstage Mezz

Sumber:architizer.com

72
Auditorium ini dapat menapung kurang lebihnya 650 orang , untuk memenuhi
persyaratan akustik pertunjukan langsung, amplop auditorium adalah cangkang
ganda dengan celah udara internal satu meter. Kulit dalam, permukaan kayu
lapis tertutup dan insulasi tergantung dari kulit luar, dibentuk untuk
mempersempit perspektif auditorium menuju panggung. Cangkang luar,
dibentuk secara berbeda untuk mengakomodasi kebutuhan rumah, adalah
kerangka komposit dari baja dan beton, yang ditutupi karena alasan akustik
dengan 100 mm beton yang dituangkan dan dibalut kulit tembaga pra-oksidasi.
Pintu masuk auditorium disembunyikan ketika ditutup, sehingga ekstensi hanya
mengungkapkan aksesibilitasnya ketika mengundang publik untuk menikmati
ruang dan musik di dalamnya.
 Lobby / Café / Bar

Gambar 2.80 Lobby,café,bar Popstage Mezz

Sumber:architizer.com

Pada area lobby , gedung ini langsung dapat akses untuk café maupun bar.
Terdapat bagian outdoor untuk café gedung ini. Pencahayaan pada ruangan ini
sangat dibantu oleh pencahayaan alami dikarenakan penggunaan material kaca
untuk dinding luar bangunan.

73
2.4.5 20 Monroe Live (Amerika Serikat)

Gambar 2.81 20 Monroe Live

Sumber:architizer.com

Sejak debutnya di awal 2017, 20 Monroe Live adalah venue paling mutakhir di Grand
Rapids. Rumah baru untuk musik live, hiburan, dan acara khusus, 20 Monroe Live
memiliki fitur yang memungkinkan venue menampung hampir 2.600 pelanggan untuk
acara langsung dan turun ke konfigurasi intim untuk semua jenis acara khusus. Sebagian
besar acara akan menampilkan lantai berdiri umum dengan tempat duduk mezzanine
yang dipesan, sementara acara tertentu akan menampilkan tempat duduk secara
keseluruhan. Lantai kedua menampilkan Vanguard, klub VIP yang indah dengan
fasilitas bar pribadi, teras terbuka dan akses ke kursi terbaik.

 Lokasi

Gambar 2.82 Lokasi 20 Monroe Live

Sumber:Google maps

Lokasi 20 Monroe Live terletak di 11 Ottawa Ave NW, Grand Rapids, MI


43503, Amerika Serikat.

74
 Auditorium

Gambar 2.83 Auditorium 20 Monroe Live

Sumber:Architizer.com

Auditroium ini dapat menampung sekitar 2600 orang, terdapat tribune pada
auditorium ini yang dapat diakses melalui auditorium lantai 1 dan juga VIP
room, terdapat private bar pada bagian tribune , dan terdapat bar pada sisi kanan
auditorium pada lantai 1 . Berbentuk rectikal room , dimana lantai 1 pada
auditorium dikhusus kan untuk standing view, namun pada gedung ini , lantai 1
auditorium dapat dijadikan tempat sesuai dengan konsep yang diadakan.
 Ruang Ganti / Ruang artis

Gambar 2.84 artist room 20 Monroe Live

Sumber:Architizer.com

Ruang ini dapat diakses langsung dari lobby utama dan juga tribune, terdapat
beberapa tempat untuk sang performance. Pencahayaan pada ruangan ini
dominan menggunakan pencahayaan alami, namun privasi dari sang penampil
masih rentan pada area ini.

75
 Lobby (ticketing)

Gambar 2.85 ticketing 20 Monroe Live

Sumber:Architizer.com

Bagian pembelian atau penukaran tiket pada gedung ini terdapat pada bagian
paling depan gedung yang dapat di akses langsung melalui jalan raya. Saat
memasuki gedung terdapat scanner untuk memeriksa tiket yang sudah
ditukarkan ataupun dibeli.

Gambar 2.86 Lobby 20 Monroe Live

Sumber:20monroelive.com

Pada bagian lobby utama terdapat bar dan lounge pada bagian kiri sisi lobby ,
dan pada area ini langsung dapat mengakses area auditorium.

76
Tabel 2.6 Tabel analisa studi banding

Sumber: dokumen pribadi

Perihal Sasana Budaya Ganesha 20 Monroe Live Zenith Music Venue

Lokasi
Jl. Tamansari No. 73, Lb. Rue Scheurer Kestner,
Siliwangi, Kecamatan 11 Ottawa Ave NW, Grand 42000 Saint-Étienne,
Coblong, Kota Bandung, Rapids, Ml 49503, Amerika Prancis
Jawa Barat 40132. Serikat

Denah

Auditorium hall gedung Auditorium 20 Monroe Live Auditorium dirancang


ini memiliki luas 1.272 memiliki kapasitas kurang agar sangat fleksibel dan
m² yang 1/3nya adalah lebihnya 2600 orang. Dengan dapat dikonfigurasi untuk
area tengah auditorium terdapat tribune pada bagian pemirsa mulai dari 1.100
dengan tinggi dari lantai depan kiri dan kanan hingga 7.200 orang. Akses
Auditorium ke langit-langit sekitar 15 auditorium . pada bagian yang dapat dilalui untuk
meter. Auditorium ini lantai 1 auditorium hanya menuju auditorium sangat
dapat menampung untuk standing view saja. banyak dari lobby utama ,
sebanyak 2.500 orang, Dengan ditambah adanya bar karena terdapat banyak
bentuk dari gedungnya pada sisi kanan lantai 1 pintu masuk pada
sendiri adalah setengah auditorium. Kontroling auditorium ini.

77
lingkaran sehingga area sound juga terdapat pada area
dalamnya menyesuaikan lantai 1 .
dengan bentuk gedung.
Untuk area penonton
selain tribun masih
bersifat fleksibel
mengikuti acara yang
diadakan.

Dinding pada auditorium Disekeliling bagian Pada bagian dinding


sabuga ini dilapisi akustik auditorium menggunakan auditorium terdapat panel
berupa panel akustik da resonator celah penyerap seperti kisi kisi yang
Dinding
nada beberapa yang bunyi , dan juga terdapat selit bertujuan sebagai akustik
hanya dilapisi oleh akustik pada bagian dinding auditorium ini. Dilapisi
selimut akustik auditorium. oleh selimut akustik
Ceilling tidak tertutup
sepenuhnya , namun
Pada ceilingnya Pada bagian ceiling
terdapat beberapa bagian
penggunaan material auditorium tidak dilakukan
yang di tutup, ceiling
gypsum dengan jarak finishing , bagian dari
masih terlihat rangka dari
Plafon antara lantai ke ceiling 15 knstruksi diperlihatkan dan
ringging dan itu bertujuan
meter untuk membantu digunakan untuk menaruh
agar penghawaan yang
memantulkan suara dari beberapa lampu dekorasi dan
dialirkan dari lobby utama
area panggung juga sound
langsung sampai ke area
auditorium ini
Lantai pada auditorium Pada bagian lantai
Lantai pada bagian
ini menggunakan vinyl auditorium menggunakan
Lantai standing menggunakan
dan beberapa dilapisi bahan conceret yang dapat
concret dan benggunakan
oleh selimut akustik memantulkan bunyi.

78
selimut akustik pada
bagian tribun

Panggung yang terdapat Panggung yang terdapat


pada auditorium
ini Panggung pada bangunan ini pada auditorium ini
termasuk panggung yang memiliki sifat fleksibel yang termasuk panggung yang
fleksibel, digunakan dapat berubah sesuai dengan fleksibel, digunakan
Panggug sesuai kebutuhan sesuai konsep penyelenggara, pada sesuai kebutuhan sesuai
konsep acaranya, ceiling bagian panggung terdapat konsep acaranya, ceiling
pada bagian panggung lampu dekoratif dan juga pada bagian panggung
menggunakan konstruksi beberapa soundyang menggunakan konstruksi
ringing berbentuk persegi digantung pada ceiling , juga ringing berbentuk persegi
dan terdapat
beberapa terdapat layar pixel untuk dan terdapat beberapa
lighting untuk menyorot mempertunjukan rekaman lighting untuk menyorot
langsung kea rah pengisi video saat acara berlangsung. langsung kea rah pengisi
acara acara
Gedung ini memiliki dua Lobby utama pada gedung
Pada bagian lobby utama
lobby, lobby pengunjung ini mempunyai akses
terdapat bar dan lounge pada
dan lobby pengisi acara langsung untuk ke
bagian kiri sisi lobby , dan
,Lobby pengunjung auditorium utama,
pada area ini langsung dapat
terdapat di depan terdapat beberapa fasilitas
mengakses area
bangunan yang dapat di pendukung seperti bar,
auditorium.tidak terdapat
Lobby akses langsung dari pada lobby ini juga
banyak furniture pada lobby
parkiran kendaraan. Pada terdapat booth informasi
gedung ini , namun lobby ini
lobby ini terdapat tangga dan tiket, secara standar
memudahkan akses
untuk akses ke lantai dua lobby ini sudah memenuhi
pengunjung untuk menuju
bagian auditorium. standar , suasana yang ada
ruang ruang yang terdpat
Lobby satunya terdapat di digedung ini juga sudah
pada gedung ini , dikarenakan
bagian belakang gedung bagus.

79
yang langsung lobby ini sangat berhubungan
berhubungan dengan area dengan ruangan lainnya
backstage. Penempatan
ruang seperti ini sangat
menguntungkan untuk
pengisi acara, karna dapat
langsung menuju ruang
ganti masing-masing.

Pada bagian backstage Pada area backstage gedung Backstage terdapat pada
gedung ini, terdapat ini belum memiliki tempat bagian dua sisi gedung
beberapa ruang untuk untuk berlatih maupun yang langsung mendapat
Backstage ruang ganti serta ruang tempat untuk merias wajah akses ke arah panggung,
pengelolah. Namun penampil. Pada bagian ruang pada bagian backtage
masih belum terdapat artis ini hanya terdapat sudah sesuai standar
fasilitas rias seperti meja fasilitas seperti private bar, terdapat ruang ganti, ruang
rias dan ruang seperti ruang tunggu artis dan juga rias, ruang latihan,
greenroom yang langsung toilet. Selebihnya seperti greenroom. Namun masih
menuju kepanggung, tempat latihan , ruang pers , banyak ruang yang
belakang panggung ini greenroom masih digunakan serbaguna.

80
hanyalah koridor yang belumterdapat pada geung 20 Pada ruang rias furnitur
menghubungkan ruang monroe live ini. yang digunakan juga
ganti tersebut sudah sesuai standar
seperti penggunaan cahaya
pada bagian meja rias yang
memenuhi kebutuhan.

Pencahayaan pada area


lobby menggunakan
pencahayaan alami, pada Pencahayaan pada area
malam hari pencahayaan lobby sangat bagus pada
Pencahayaan pada area lobby
buatannya sedikit redup siang hari dikarenakan
(ticketing) dan juga ruang
dan kurang merata. penggunaan kaca pada
artis ini memanfaatkan
Pencahayaan pada bagian depan yang
cahaya alami dengan
auditorium cukup terang membuat cahaya matahari
menggunakan material kaca
karena penggunaan tidak langsung memenuhi
pada bagian dinding ,
hanya untuk konser saja bagian lobby, pada area
sehingga chaaya yang masuk
namun kuliah umum atau backstage pencahayaan
Pencahayaan dapat leluasa menyinari
wisudapun kadang yang digunakan juga
ruangan tersebut, pada bagian
dilakukan di sini. sudah memenuhi
lain , pencahayaan
Penggunaan lampu pada kebutuhan sang penampil,
menggunakan LED,
auditorium menggunakan begitu pula dengan cahaya
downligth , dan juga
downlight LED, TL dan yang dihasilkan oleh
beberapa cahaya dekorasi
spotlight serta Par Can auditorium, sangat
terutama pada area
Light pada area mendukung untuk sebuah
panggung.
panggung. Pencahayaan pertunjukan musik yang
pada backstage pun diadakan
memenuhi kegiatan yang
dilakukan di backstage.

81
Penghawaan pada area
lobbynya menggunakan
Penghawaan pada gedung 20
penghawaan alami
monroe live , setiap
sedangkan pada
ruangnnya menggunakan
auditorium menggunakan Gedung ini memiliki
penghawaan buatan , tidak
Penghawaan penghawaan buatan yang penghawaan alami yang
terdapat penghawaan alami
dipasang di ceiling dan di bagus, sisi ceiling gedung
seperti bukaan pada dinding ,
dinding bagian bawah. mulai dari luar , lobby ,
maupun bukaan pada ceiling
Pada backstage adanya dan auditorium terdapat
yang dapat menguntungkan.
penggunaan penghawaan ventilasi yang
alami dan buatan. menghubungkan area
tersebut.
Akustik pada area
Sudah menggunakan
auditorium ini belum
selimut serta panel Akustik auditorium cukup
memumpuni untuk
pelapis akustik pada baik karena terdapat bahan
menyerap bunyi , bahkan
dinding , dan lantai juga penyerap bunyi dan sedikit
lebih banyak pemantulan
sudah menggunakan juga bahan yang
bunyi yang terdapat pada
Akustik selimut akustik , namun memantulkan bunyi ,
auditorium ini. Hal
Auditorium material yang digunakan ditambah dengan sound
tersebut dapat
sangatlah minim, system yang proper dari
mengakibatkan penonton
sehingga masih adanya gedung ini membuat akustik
tidak dapat mendengar
bocor suara atau cacat pada auditorium ini cukup
dengan jelas apa yang
suara pada area baik.
disampaikan oleh pengisi
auditorium ini
acara
Furnitur yang di gunakan Furniture pada bagian Furniture pada bagian
merupakan furniture auditorim menggunakan auditorim menggunakan
standar pada gedung dudukan dan sandaran busa dudukan dan sandaran
Furnitur konser yaitu kursi tribune yang dilapisi kain dengan busa yang dilapisi kain
untuk menonton dengan armrest. Furniture pada dengan armrest. Pada
dudukan dan sandaran bagian lobby seperti sofa bagian ini furniture
busa yang dilapisi kain lounge dan juga meja. merupakan furniture

82
dengan armrest. Serta permanen yang tidak bisa
menggunakan kursi yang dirubah bentuk.
dapat dilipat. Semua
menggunakan sistem
built in namun untuk area
depan bawah
menggunakan kursi
tambahan.
Mempunyai ruang Pengolahan ruang pada
kontrol yang terdapat bangunan ini sangat baik,
Desain gedung yang
pada arah garis lurus pengunjung tidak
megah membuat suasana
dengan panggung , agar dibingungkan dengan
terasa nyaman berbeda
lebih efektif dalam pengolahan ruang yang ada,
dengan kedua gedung yg
mengkontrol pertunjukan tanpa harus melihat penunjuk
lainnya , ketinggian plafon
Kelebihan dalam segi lighting ruangan. Bagian auditorium
berpengaruh terhadap
maupun suara. Akses sangat mendukung untuk
kenyamanan pengunjung.
langsung backstage acara musik modern .
Ruang pendukung lengkap
dengan panggung penggunaan material dan
dengan segala furnitur
berbelakangan , posisi panggung yang dapat
didalamnya
memudahkan penampil di expose sangat menarik
dalam aktifitasnya. perhatian area auditorium ini
Sisi akustik pada area
Kebutuhan ruang seperti auditorium terlalu banyak
ruang rias, ruang ganti , material yang
Terlalu banyak tempat bar
dan ruang latihan masih memantulkan bunyi dan
yang seharusnya bisa
jauh dari standard. Tidak sediktnya material yang
Kekurangan digunakan untuk kebutuhan
terdapat ruang untuk dapat menyebarkan bunyi,
lain pengunjung , seperti
aktifitas sosial baik berpengaruh terhadap
retail, studio rekaman, dll.
pengunjung maupun pendengaran penonton
performance. akan pertunjukan yang
sedang berlangsung.

83
Dari ulasan table analisa studi banding diatas, dapat disimpulkan bahwa dilihat
dari kelebihan dan kekurangan yang memenuhi standar untuk gedung
pertunjukan musik modern adalah Zenith Music Venue, dan dari segi sisi
akustik yang memenuhi standar adalah 20 Monroe Live. Pada gedung Zenith
Music Venue fasilitas yang disediakan sangat mendukung untuk sebuah
pertunjukan musik modern , bahkan untuk skala yang besar gedung ini sudah
memenuhi standar baik dari sisi pengunjung , maupun sisi pengisi acara.
Sedangkan untuk 20 Monroe Live , fasilitas yang dimiliki masih belum
memumpuni , namun akustik yang digunakan pada auditoriumnya sangat
memenuhi standar , ditambah dengan perawatan yang dilakukan pada material
tersebut yang membuatnya dapat bertahan lama. Perancangan ini dapat
menerapkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan dari gedung Zenith Music
Venue dan 20 Monroe Live.

84

Anda mungkin juga menyukai