Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH YANG TIDAK HADIR T.

O SENI KARAWITAN

“PENGERTIAN MUSIK KARAWITAN DAN MACAM MACAM


GAMELAN”

Oleh:

Naraco Sahoya 1702113002/PTE

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2019
BAB I
MUSIK

1.1 Pengertian Musik

Musik merupakan suatu karya seni yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia. Sejak jaman dahulu ketika manusia masih hidup dalam peradaban
primitif hingga saat ini, dimana teknologi modern telah dirasakan oleh setiap
bangsa, musik tetap dibutuhkan oleh setiap orang. Pada saat peradaban manusia
masih terbatas dan tingkat pemikirannya masih sederhana, musik mempunyai
peranan yang sangat berarti dalam kehidupan ritual. Pemujaan terhadap para dewa
selalu disertai dengan permainan alat-alat musik seadanya dengan pola yang
masih “sederhana”. Semuanya dilakukan dengan semangat pemujaan yang sangat
khusuk. Upacara-upacara ritual yang selalu menggunakan karya musik sebagai
sarana pemujaan ini ternyata tidak hanya terjadi pada masa-masa tingkat
peradaban manusia masih primitif. Di jaman modern seperti saat ini dimana
teknologi telah menguasai kehidupan manusia, musik tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan keagamaan. Bahkan dalam perkembangannya unsur musik yang
digunakan sebagi sarana ibadah tidak hanya ditujukan untuk acara-acara ritual,
namun dikembangkan menjadi bentuk musik yang dapat dinikmati dan dikemas
menjadi musik pertunjukan. Selain digunakan sebagai sarana ibadah, musik
sebagi sarana hiburan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat jika
dibandingkan dengan musik yang digunakan sebagai sarana upacara. Namun
demikian dalam era modern seperti ini musik yang digunakan sebagai sarana
upacara dikemas demikian rapinya dan menariknya sehingga selain ritualnya yang
dimunculkan juga sisi hiburannya menjadi lebih menarik.
Musik sebagai suatu karya seni memiliki fungsi yang bermacam-macam
sesuai dengan kebutuhan kehidupan manusia. Selain dinikmati secara mandiri
sebagai karya seni yang utuh, juga berfungsi untuk mengiringi karya seni yang
lain. Sejak Yunani kuno (abad XVII) musik telah dipadukan dengan drama.
Musik adalah suatu hasil karya kreasi manusia yang menggunakan media suara
dan bunyi. Suara dihasilkan oleh manusia dan bunyi yang dihasilkan dari alat
musik (instrumen musik). Secara umum jenis musik di muka bumi ini hanya
dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Musik Diatonis, 2) Musik Etnik
1. Musik Diatonis
Musik diatonis merupakan jenis musik yang perkembangannya sangat
pesat. Hal ini disebabkan sistem tangga nada yang digunakan berlaku umum
dimana setiap alat musik mempunyai standar nada yang sama. Musik diatonis
lebih dikenal orang dengan musik Barat (benua Barat) karena pada perkembangan
awalnya dimulai dari negara-negara di Amerika dan Eropa. Namun demikian jika
diltinjau dari sejarahnya musik diatonis justru berasal dari belahan dunia sebelah
timur. Musik diatonis sering disebut juga dengan musik modern.
2. Musik Etnik
Musik etnik adalah jenis musik yang dimiliki oleh setiap bangsa yang ada
di muka bumi. Sistem tangga nada yang digunakan dalam musik etnik tidak
memiliki kesamaan antara satu dengan lainnya. Ada jenis musik etnik yang
menggunakan sistem tangga nada musik ditonis namun hanya terdiri dari
beberapa nada, namun ada juga musik etnik yang memiliki sistem tangga nada
sendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Sistem tangga nada yang
digunakan dalam musik etnik sering disebut dengan sistem tangga nadaPentatonis
(5 nada). Selain sistem tangga nadanya jenis instrumen juga mempunyai
perbedaan. Keanekaragaman instrumen ataupun sistem tangga nada menjadi ciri
khas dari musik etnik.
1.2. Nada
Setiap karya seni mempunyai materi dasar (medium) yang digunakan untuk
menjadikan karya seni tersebut menjadi indah. Seni rupa menggunakan medium
cat air, minyak, atau pastel untuk menghasilkan lukisan. Seni tari menggunakan
medium gerak untuk menciptakan suatu bentuk tarian yng indah. Dalam seni
musik seseorang menggunakan medium nada sebagai bahan baku untuk
menciptakan karya musiknya. Antara suara dan bunyi dalam kehidupan manusia
mempunyai pengertian yang berbeda. Suara adalah bunyi yang teratur yang
dimbulkan oleh getaran-getaran organ makluk hidup, seperti suara manusia, suara
jangkrik, suara kambing, dan sebagainya. Bunyi adalah getaran-getaran yang tidak
teratur yang dihasilkan oleh benda atau peristiwa alam. Nada berbeda dengan
bunyi. Bunyi ditimbulkan getaran-getaran udara yang tidak teratur, seperti angin,
lalu lintas di jalan, kaca pecah, atau yang lainnya. Bunyi atau getaran nada yang
tidak teratur tersebut disebut desah. Nada dihasilkan dari getaran-getaran udara
secara teratur. Bunyi suling yang ditipu, bunyi dawai yang dipetik merupakan
nada-nada yang disebabkan oleh getaran-getaran yang teratur. Nada dalam musik
terdiri dari 4 unsur, yaitu: 1) tinggi rendah, 2) panjang pendek, 3) keras lemah,
dan 4) warna suara.
1. Tinggi Rendah
Istilah tinggi rendah nada menunjukkan tingkat ketinggian atau kerendahan dari
suatu bunyi nada. Hal ini merupakan suatu prinsip dalam ilmu fisika, apabila
suatu benda (alat musik) mempunyai frekuensi yang tinggi maka suaranya akan
lebih rendah namun sebaliknya jika bunyi itu memiliki frekuensi yang sedikit
maka bunyi tersebut akan semakin tinggi. Dengan kata lain semakin banyak
getaran suara yang dhasilkan semakin rendah, semakin sedikit getaran suara
menjadi semakin tinggi. Manusia mempunyai keterbatasan dalam menangkap
suara yang diakibatkan oleh getaran-getaran udara. Pada umumnya kemampuan
telinga manusia dalam menangkap getaran-getaran tersebut berkisar serendah-
rendahnya 16 getaran perdetik, dan setinggi-tingginya 20.000 getaran per detik.
Apabila getarannya lebih rendah atau lebih tinggi dari angka tersebut organ
telinga manusia sudah tidak mampu. Instrumen piano sebagai alat musik yang
memiliki hampir semua tinggi rendah suara yang ada dalam musik, mempunyai
jarak 30 sampai dengan 4.000 getaran per detik.
2. Panjang – Pendek
Panjang pendek suatu nada dibunyikan tergantung pada lama dan tidaknya nada
tersebut dipukul. Makin lama nada tersebt dipukul maka getarannya akan semakin
panjang, sebaliknya semakin sedikit waktu yang digunakan untuk memukul, maka
nada tersebut semakin pendek. Panjang pendek nada merupakan salah satu dasar
dalam musik yang berkaitan dengan ritme (rhytm).
3. Keras Lemah Nada
Nada-nada dapat beragam dalam tingkatan kekerasan dan kelembutannya. Keras
lemahnya nada tergantung pada amplitudo (buka getaran). Semakin lebar
amplitudonya nada tersebut semakin keras, sebaliknya semakin kecil
amplitudonya semakin lemah nada tersebut. Keras lemah nada merupakan dasar
untuk menciptakan irama musik (sebagai aksen/tekanan), dan memberikan
dasarbagi sebuah unsur musikal yang terpisah (dinamika).
4. Warna Suara (Timbre)
Semua nada dalam musik mempunyai warna suara yang merupakan cirikhas dari
instrumen. Unsur ini memungkinkan seseorang untuk membedakan antara suara
biola, piano, flute, organ, atau instrumen lainnya. Ada 4 hal yang menyebabkan
warna suara menjadi berbeda, yaitu:
a. Bahan
Suling yang terbuat dari bambu mempunyai warna suara yang berbeda dengan
suling yang terbuat dari logam.
b. Bentuk
Bahan yang sama namun bentuknya berbeda akan mempengaruhi warna suara
yang dihasilkan.
c. Alat tambahan
Snare Drum yang menggunakan kawat diatasnya ketika dibunyikan akan
menghaslkan warna suara yang berbeda dengan Snare Drum yang tidak
menggunakan tambahan kawat.
d. Cara Memainkan
Cello yang dimainkan dengan cara dipetik akan menghasilkan warna suara yang
berbeda dengan cello yang dimainkan dengan cara digesek Dari ke empat unsur
nada tersebut apabila digabungkan akan menghasilkan kemungkinan-
kemungkinan yang terbaik di dalam karya musik. Pencapaian dinamika dalam
suatu karya musik salah satu dapat melalui pengolahan unsur nada.
1.3. Unsur Dasar Musik
Ada 3 unsur utama dalam musik yang masing-masing unsur tersebut terdapat pada
semua karya musik, baik baik dalam musik modern (diatonis) maupun musik
etnis (tradisi). Hanya dalam penggunaan istilah seringkali terdapat perbedaan.
Unsur utama dalam musik tersebut adalah:
a. Ritme (Irama)
Seringkali orang awan mengacaukan istilah irama dengan tempo yang
sesungguhnya keduanya berbeda. Irama yang dalam istilah asingnya disebut
Rhythm mempunyai pengertian suatu pola ketukan yang diulang-ulang. Misalnya
sebuah lagu yang memiliki
b. Lagu
Dalam istilah musiknya lagu merupakan pengertian dari bahasa Inggris Melody
yang artinya adalah nada-nada yang tersusun dan jika disajikan akan
menghasilkan sesuatu yang enak untuk didengarkan.
c. Harmoni
Harmoni atau harmony dalam istilah asing memiliki pengertian keselarasan antara
nada satu dengan nada lain, antara alat musik satu dengan alat musik lain sehingga
membentuk suatu perpaduan yang indah
BAB II
KARAWITAN
2.2. Pengertian Karawitan
Karawitan adalah suatu cabang seni suara yang menggunakan laras
slendro dan atau pelog baik suara manusia maupun suara gamelan, atau ricikan.
Pengertian karawitan pernah berkembang lebih luas dari pada pengertian diatas,
yang memasukkan seni ukir, tari, pedalangan, seni suara dan lain-lain. Hal ini
disebabkan karena kata karawitan diartikan menurut asal katanya yaitu “rawit”
yang berarti rumit. Dengan demikian cabang-cabang seni yang mempunyai tehnik
yang rumit seperti musik gamelan, tari, pedalangan dan sebagainya dimasukkan
kedalam karawitan. Namun pengertian ini kini sudah tidak berlaku lagi. Jadi
untuk karawitan tari pengertiannya lebih banyak menyangkut ke seni suara baik
suara manusia maupun gamelan yang menggunakan laras slendro dan pelog. Seni
karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa
mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya
gagasan-gagasan baru dalam setiap karya-karya karawitan yang dihasilkan. Hal
tersebut merupakan wujud dari suatu proses perubahan yang diupayakan untuk
mencapai keadaan yang sesuai tuntutan masyarakat modern.
Jenis-Jenis Gamelan

1. Gamelan Golongan Tua.

Yang termasuk gamelan golongan tua adalah :

a) Gamelan Gambang

Gamelan ini yang sering di pergunakan pada waktu upacara Pitra Yajna ”ngaben”
di Bali. Dan kadangkala di Daerah-daerah Karangasem gamelan Gambang dapat
di pergunakan untuk mengikuti upacara lainnya.

b) Saron

Nama lain dari Gambelan Luang. Yang terdiri satu oktaf di pasang di atas
resonator kayu yang di pukul dengan sebuah panggul seperti saron yang terdapat
Gong Luang.
c) Slonding Besi

Gamelan sacral yang terbuat dari besi yang hanya terdapat di Daerah Karangasem
yaitu di Desa Tenganan Pegringsingsn dan di Desa Bongaya. Kata Slonding
berasal dari kata Salon dan Ning yang berarti tempat suci. Dan dilihat dari
fungsinya bahwa gamelan Slonding adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan
atau disucikan. Gamelan Salonding dari masa ke masa, ternyata penggunaannya
tidak pernah lepas dari kegiatan-kegiatan upacar keagamaan masyarakat Bali,
yang merupakan gamelan yang usianya tua dan di sakralkan. Karena tidak
terdapat di semua Daerah yang ada di Bali, hanya terdapat di Daerah Karangasem.

d) Gamelan Gong Luang

Gamelan sacral yang di pergunakan untuk mengiringi upacara kematian (ngaben).


Di Bali masih ada beberapa gamelan Luwang yang masih aktif yaitu di Desa
Apuan, Sesah (Singapadhu-Gianyar), Tangkas (Klungkung), Krobokan (Badung),
Kasiut (Tabanan), dan Gelulung (Sekawati-Gianyar). Bentuk gamelan Luwang
sama dengan gamelan Gong Kebyar, yang hanya terdiri dari 8 atau 9 dari 25-30
instrument gong Kebyar. Dan gamelan Luwang terdiri dari lagu-lagu (gending-
gending), seperti: Ginada, Pandji Marga, Lilit, Kebo Dungkul, Angklungan dan
yang lainnya.

e) Gamelan Angklung

Gamelan yang tergolong tua dan dipergunakan untuk mengiringi upacara upacara
Ngaben. Nama angklung berasal dari angklung bambu sejenis instrument yang
juga digunakan dalam barungan. Angklung mempunyai 4 bilah dan sekaligus
mempunyai 4 nada. Dan ada pula jenis angklung yang mempergunakan 7 nada
yang terdapat di Bali Utara, yang di sebebut dengan Gamelan tembang Kirang.
Tembang kirang di samping untuk mengiringi upacar kematiaan juga di
pergunakan untuk mengiringi tarian-tarian upacara seperti ,Rejang dan Baris..
Gamelan aklung tergolong gamelan yang tua, dan bisa juga di katakana sacral
karena memiliki fungsi yaitu mengiri upacara Pitra Yajna (ngaben). Dan hampir
semua Daerah di Bali menggunakan gamelan Angklung untuk mengiri upacara
kematian.
f) Gender Wayang

Gender wayang adalah gamelan yang di pakai unutk mengiringi pertunjukan


wayang kulit purwa di Bali. Gamelan gender wayang diklarifikasikan kedalam
music golongan tua yang terdiri dari dua sampai empat buah gender, dengan
memakai 10 bilah da berlaras slendro. Dan jika untuk mengiringi wayang Wong,
gender-gender tersebut di tambah dengan sepasang kendang, sebuah kempul,
ceng-ceng, kajar, kelenang, dan beberapa alat pukulnya.

2. Gamelan Golongan Madya

Yang termasuk gamelan madya adalah :

a) Gamel Gabuh

Gamelan gabuh adalah sebuah gamelan untuk mengiringi drama tari Gambuh, dan
merupakan sumber dari beberapa gamelan yang ada di Bali. Gamelan gambuh ini
bisa dilongkan sebagai hiburan karena di lihat dari fungsinya yaitu : untuk
mengiringi beberapa macam Drama Tari. Karena Drama Tari itu sifatnya hiburan
atau yang biasa di katakana sebagi pertunjukaan. Gamelan Gambuh ini juga
memiliki peran yang sangat penting Drama Tari yang sedang dipentaskan.

b) Semarpagulingan

Semarpagulingan adalah relasi untuk Raja-raja jaman dulu, teletak antara gamelan
Gambuh dan Legong. Smarpegulingan di pakai untuk mengiringi Raja-raja
sewaktu di peraduan yang juga mengiringi tari Legong dan Gandrung yang
semula di lakuakan oleh abdi-abdi Raja. Gamelan Smarpegulingan memakai laras
pelog 7 nada, terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pemero.

c) Pelegongan

Gambelan pelegong yaitu salah barungan gamelan Bali yang biasanya dipakai
untuk mengiringi tarian legong keraton. Gamelan ini memakai panca nada. Dan
gamelan ini menyerupai Smarpagulingan dan Gambuh. Dengan majunya
perkembangan yang diiringi dengan gamelan gong kebyar menyebabkan gamelan
pelegongan itu tedesak sehingga banyak yang dilebur dijadikan gamelan gong
kebyar. Tari-tarian yang diiringi dengan lagu-lagu gong kebyar sebagian besar
dasar-dasar tariannya diambil dari legong yang suah ada sebelumnya.

d) Bebarongan

Pengikitut, tromping kecil atau gender kecil yang nadanya satu oktaf tinggi dari
instrument yang mendahuluinya. Gamelan Barong pada umumnya fungsinya
untuk mengiri tarian Barong. Yang biasanya gamelan ini berisi cerita karena
tarian barong ada yang bericita. Gamelan barong mengikuti cerita dari barong
yang di tarikan. Pada saat perang maka gamelannya keras.

e) Joged Pingitan

Joged Pingitan adalah gamelan bamboo yang berlaras pelog di pergunakan untuk
mengiringi tari Joged Pingitan atau gandrung. Gamelan joged pingitan sama
dengan gamelan Gandrung. ). Jadi gamela Jogen Pingitan, yang ditarikan di pura
atau tempat yang tertentu, dan bukan untuk hiburan seperti tarian Joged yang
biasa.

f) Gong Gansa Jongkok

Sebutan umum untuk instrument-instrumen seperti gender, giying, pemade, kantil,


jublag, dan jegogan. Ada dua jenis gangsa yaitu gansa gantung(bilahnya di
gantung) dan gangsa jongkok(bilahnya dipaku pada resonator).

g) Babonangan

Nama lainnya adalah ponggang atau babonangan, sebuah barungan yang terdiri
dari beberapa instrument pukul yang memakai pencon, seperti reong, trompong,
kajar, kempli, kempur, dan gong. Gamelan bonang memakai dua buah kendang
yang dimainkan memakai panggul. Adapun repertoire dari gamelan bonang ini
ialah sejenis lagu-lagu gilak, dimana trompong baik fungsi sebagai pembawa
melodi, kendang sebagai pemurde irama, kajar, kempli, kempur, dan gong sebagai
pemangku lagu sedangkan reong memainkan kotekan. Gamelan bonang dipakai
untuk mengiringi pawai adat.
h) Rindik Gandrung

Rindik adalah gamelan bamboo yang berlaras pelog di pergunakan untuk


mengiringi tari Gandrung atau Joged Pingitan. Dan Gandrung adalah Gamelan
yang di pakai untuk mengiringi tarian Gandrung dimana gamelan ini sama
bentuknya dengan Gamelan Joged Pingitan. ). Jadi gamelan Rindik Gandrung itu
adalah gamelah yang di gunakan untuk mengiringi Tarian Gandrung atau Jogen
Pingitan

3. Gamelan Golongan Baru.

Yang termasuk gamelan golongan baru adalah :

a) Pengarjaan

Gamelan yang di gunakan unutk mengiri Drama Tari Arja. Dimana Gamelan ini
merib dengan Gambuh atau Smarpagulingan. Karena dalam pengarjaan itu adalah
drama tari yang berisi cerita-cerita tentang istana senteris.

b) Gong Kebyar

gong kebyar.jpg

Gong Kebyar adalah sebuah ansambel gamelan Bali yang dipekirakan muncul
tahun 1915. di daerah Bali Utara (Singaraja) tepatnya di desa Jagaraga (Sawan).
Ada pula informasi yang lain bahwa yang memulai tradisi Kebyar I Gst Bagus
Panji di desa Bungkulan. Istilah kebyar dari kata “byar-byar” yaitu sinar yang
datang secara tiba-tiba. Sesuai dengan namanya gamelan ini bermakna cepat, tiba-
tiba dan keras. Musik yang dihasilkan dari gamelan ini memang penuh dengan
kejutan-kejutan secara tiba-tiba, menghentak secara keras dengan tempo cepat
yang dinamis. Gamelan ini selain untuk menyajikan tabuh-tabuh instrumental juga
untuk mengiringi tari-tarian kekebyaran.

c) Pejangeran

Gamelan Janger memakai laras Selendro, dengan laras gender wayang yang di
pakai. Sedangkan dari reportoirennya diambil lagu-lagu janger. Dimana memakai
instrumennya mengguanakqan 2 buah tangguh gender wayang, 2 buah kendang
krumpung, 2 -4 buah suling, 1 buah kajar, 1 buah tawa-tawa, 1 buah kelenang, 1
buah rebana, 1 buah pangkong ceng-ceng. Gamelan golongan Baru yang dipakai
untuk mengiringi tari Janger, adalah sebuah tarian sosial di Bali.

d) Joget Bung Bung

Gamelan yang tergolong baru, yang di gunakan untuk mengiringi tarian Joged
Bumbung. Suatu tarian sosial di Bali, di mana seoarang penari wanita menjawat
seorang penonton unutk di ajak menari di panggung Gamelan Joged Bungbung
disebut juga gamelan gerakan tangan, karena pokok-pokok instrumennya adalh
Gerantang, yaitu gender yang terbuat dari bamboo, berbentuk bung-bung dan
memakai laras slendro 5 nada. Larasnya serupa dengan laras gamelan gender
wayang.

e) Gong Suling

Gamelan yang berisi barungan yang terdiri dari 30 buah suling, menirukan
orkestrasi dari Gong Kebyar. Lagunya diambil dari reportoir Gong Kebyar dan
dapt dipakai untuk mengiringi tari kebyar. Yang terdiri dari suling besar,
menengah dan kecil, yang berfungsi sebagai jegogo, calung, pamade dan kantil
dalam gamelan Gong Kebyar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa, gamelan memiliki
beberapa fungsi diantaranya : sebagai pengiring upacara ke agamaan, mengiri
tarian-tarian, tarian yang sacral maupaun tarian yang sifatnya hiburan, dan
berfungsi sebagai hiburan karena dapat di tontonkan. Dan gamelan juga dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu gamelan tua, gamelan madya, dan
gamelan baru. Karena dari beberapa gamelan ada yang bersifat sakral yaitu
Gamelan Slonding yang ada di Karangasem. Gamelan Tua, yang trdiri dari,
Saron, Selonding Kayu, Gong Besi, Gong Luwang, Slonding Besi, Angklung
Kalentang, Gender Wayang. Gamelan Madya yang terdiri dari : Pengambuhan,
Semarpagulingan, Pelegongan, Bebarongan, Joged Pingitan, Gong Gangsa
jongkok, Babonangan, Rindik Gndrung. Dan Gamelan Baru, yang terdiri dari :
Pengarjaan, Gong kebyar, Pejangeran, Angklung bilah 7, Joged Bung-bung, Gong
Suling. Dari beberapa gamelan yang ada di Bali ada yang bersifat sakral yaitu
Gamelan Slonding yang ada di Karangasem.

3.2 Saran
Sebagai warga indonesia sepatutnya kita melestarikat kesenian karawitan
gamelan. Jangan sampai kesenian kaawitan yang selama ini kita junjung dan
lestarikan direbut negara tetangga menjadi punah dinegara kita seiring
perkembangan jaman. Jaman boleh berubah, tapi tradisi dan ciri khas kita harus
dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Tasman, (1987)., Karawitan tari, Sebuah pengamatan tari gaya


Yogyakarta,
STSI: Surakarta.

Miller, terj. Bramantyo, tt., Pengantar apresiasi musik, tidak diterbitkan

Marto Pangrawit, (1975)., Pengetahuan Karawitan, ASKI: Surakarta

Rustopo, (1991)., Gendhon Humardani: Pemikiran dan kritiknya, STSI


Press:
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai