S44011 Yiyin Mariska
S44011 Yiyin Mariska
E-mail: yiyin_mariska@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang kajian risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang ada pada setiap tahapan dalam
kegiatan proses produksi yang dilakukan di area pabrik pengolan pabrik karet di Baranangsiang, Bogor tahun 2012.
Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai consequences, exposure, dan probability dari setiap kegiatan
proses produksi lalu dibandingkan dengan standar level risiko samikuantitatif W.T Fine J untuk mengetahui tingkat
risiko yang dimiliki pada setiap kegiatan proses produksi.. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang ada
pada setiap kegiatan proses produksi meliputi very high, priority 1, Substansial, Priority 3 dan acceptable. Pada
penelitian ini skor yang paling tinggi adalah 900 dan yang paling rendah adalah 10. Dari hasil analisis risiko yang
diperoleh dapat digunakan sebagai bahan masukan kajian risiko di pabrik karet untuk menurunkan level risiko
dengan menggunakan berbagai pengendalian.
Kata kunci:
Penilaian risiko, pabrik karet, tingkat risiko, consequences, exposure, probability, W.T Fine.
Abstract
This research discusses the risk assessment of occupational health and safety that exist in every steps at production
process of rubber manufacturing in Baranangsiang, Bogor 2012. Risk assessment is done by analyzing the value of
consequences, exposure, and probability in every steps of production process which is then compared to standard
level of risk semi quantitative W.T. Fine to determine level of risk that exist at each stage of production process.The
result of research explain that level of risk which is exist in every steps of production process has different level is
very high, priority 1, Substansial, Priority 3 dan acceptable. In this research the highest score is 900 and the lowest
value is 10. Result of risk analysis obtained can be used as input in the risk assessment process in rubber
manufacturing and to be able to lower the risk with using various risk controls.
Key words:
Risk assessment, rubber manufacturing, level of risk, consequences, exposure, probability, W.T Fine.
1. Pendahuluan
Perkembangan industri belakangan ini mendasarkan temuan mereka pada temuan angka
meningkat dengan cepat seiring dengan perkiraan lebih tinggi pada kanker-kanker tertentu
perkembangan zaman yang membutuhkan banyak dan kematian dari penyakit diatara para pekerja
tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja ini pabrik kimia karet di North Wales. Mereka melihat
menuntut adanya perlindungan tehadap tenaga kerja paparan khusus pada bahan kimia yang disebut 2-
agar dapat bekerja secara selamat dan sehat. merkaptobenzotiazol (MBT = 2-
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mencakup mercaptobenzothiazole) yang telah dimasukkan pada
identifikasi terhadap bahaya, penilaian risiko dan penelitian sebelumnya sebagai bahan penyebab
tindakan pengendalian dapat dilakukan agar tidak kanker (karsinogen) (http://www.birmingham.ac.uk).
terjadi berbagai hal yang tidak diinginkan seperti Bahan-bahan kimia lain yang umum digunakan
kecelakaan dan timbulnya penyakit-penyakit akibat dalam pabrik karet seperti amoniak,nitrogen,
kerja serta kerugian besar yang akan ditanggung oleh mangan, besi, magnesium, fosfor, klorin dan bahan
perusahaan. kimia lain yang ditambahakan dalam proses
Menurut Gabungan Perusahaan Karet Indonesia pembuatan produk karet yang dapat menyebabkan
(GAPKINDO), untuk jumlah konsumsi karet dunia penyakit pada manusia.
dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan, Walaupun telah banyak industri pengolahan
jika pada tahun 2009 konsumsi karet dunia sebesar karet yang memperhatikan K3 dalam program
9,277 juta ton, untuk tahun 2010 naik menjadi 10,664 perusahaan, akan tetapi masih ada perusahaan yang
juta ton. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik bahwa mengalami kecelakaan kerja seperti pada peralatan
untuk luas areal karet Indonesia sebagai yang terbesar centrifugal pabrik karet yang meledak yang menelan
di dunia dengan luas 3,4 juta hektar, diikuti Thailand korban 1 orang meninggal dunia dan orang lainnya
seluas 2,6 juta hektar dan Malaysia 1,02 juta hektar. luka-luka. Keterangan yang diberikan APK yang
Meski memiliki lahan terluas, produksi karet menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah murni
Indonesia tercatat sebesar 2,4 juta ton atau di bawah kecelakaan kerja tentunya sangat tidak beralasan,
produksi Thailand yang mencapai 3,1 juta ton, pasalnya, pabrik tersebut adalah sebuah perusahaan
sedangkan produksi karet Malaysia mencapai 951 BUMN yang sudah menyandang piagam
ribu ton .(http://pphp.deptan.go.id). penghargaan tentang keselamatan kerja dan sudah
Direktur Eksekutif Gapkindo Suharto menerapkan sistem Zero Accident ( Nol Kecelakaan
Honggokusumo mengatakan Kapasitas ). Begitu juga dengan sistem SMK3 ( Sistem
pabrik pengolahan karet di dalam negeri tahun lalu keselamatan dan kesehatan kerja ) dan Budaya 3K (
mencapai 3,8 juta ton, tahun Komunikasi, Konsultasi dan Koordinasi ), namun
ini juga masih sama. Namun, karet yang tersedia pada kenyataannya diperusahaan ini masih tetap
pada tahun lalu hanya sekitar terjadi kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa,
2,4 juta ton, sedangkan tahun ini diperkirakan naik sehingga ada kesan adanya kelemahan dalam hal
tipis menjadi 2,5 juta ton. Saat ini terdapat 130 pengawasan terhadap karyawan dan peralatan yang
pabrik pengolahan karet dengan kapasistas 3,8 juta dipakai didalam pabrik karet tersebut.
ton, tetapi bahan baku karet yang tersedia hanya 2,4 (http://regional.kompasiana.com).
juta. (http://www.bumn.go.id). Dari data ini, dapat Dari kasus diatas dapat dilihat bahkan pada
diketahui bahwa industri karet di Indonesia cukup perusahaan setingkat BUMN masih mengalami
besar sehingga program-program K3 harus dapat kecelakaan kerja. Hal ini dapat menjadi perhatian
ditanamkan pada setiap perusahaan yang ada karena untuk lebih meningkatkan aspek K3 dalam program-
bahaya-bahaya dari proses produksi pengolahan karet program di perusahaan baik perusahaan dalam skala
menjadi produk membutuhkan bahan-bahan kimia besar maupun skala kecil sehingga dapat
yang dapat menyebabkan penyakit bagi pekerja dan meminimlisir terjadinya kecelakaan kerja dan
terjadinya kecelakaan pada saat penggunaan penyakit akibat kerja yang dapat merugikan
peralatan kerja. perusahaan dengan melakukan identifikasi bahaya,
Menurut penelitian yang dipublikasikan di dalam penilaian risiko, dan tindakan pengendalian. Karena
Occupational and Enviromental Medicine 2009, kurangnya perhatian tentang K3 dalam perusahaan
bahan kimia yang biasa digunakan dalam pabrik skala kecil maka penulis mengambil judul penelitian
produk karet dapat menyebabkan kanker pada yaitu “Kajian Risiko Keselamatan dan Kesehatan
pekerja yang terpapar secara reguler. Para peneliti Kerja Di Pabrik Karet Baranangsiang, Bogor”.
Tabel 2. Identifikasi Bahaya dan Risiko pada Proses Persiapan dan penggilingan Karet Menjadi Lembaran Karet
4. Memasukkan bahan Nyeri dan pegal akibat kelelahan Ergonomi Tidak ada
baku ke dalam mesin Penyakit akibat terhirup bahan kimia Kimia Tidak ada
penggiling lalu Penyakit akibat tertelan bahan kimia Kimia Tidak ada
melakukan proses Luka bakar akibat kontak dengan Fisik Menggunakan
penggilingan mesin panas sarung tangan
Penyakit akibat terhirup uap karet Kimia Tidak ada
Cedera akibat terpeleset fisik Tidak ada
Kebakaran akibat oli tercecer terkena Fisik Tidak ada
percikan api
Kebakaran akibat cerobong mesin Fisik Tidak ada
panas terkena atap kayu
5. Memindahkan lembaran Cedera akibat terjatuh Fisik Tidak ada
karet yang telah Nyeri dan pegal akibat kelelahan Ergonomi Tidak ada
tercampur ke meja Penyakit akibat terhirup bahan kimia Kimia Tidak ada
Penyakit akibat terhirup uap karet Kimia Tidak ada
6. Membuang kotoran pada Luka akibat tertusuk alat pembuang Fisik Tidak ada
lembaran karet (bladah) kotoran
Nyeri dan pegal akibat kelelahan Ergonomi Tidak ada
Penyakit akibat terhirup bahan kimia Kimia Tidak ada
Tabel 3. Identifikasi Bahaya dan Risiko pada Proses Pembuatan Pelat Sepatu
Tabel 4. Analisis Risiko dan Recommended level Proses Persiapan dan Penggilingan Karet Menjadi Lembaran Karet
Keterangan
C: Consequences Nilai Risiko = C x E x P
E: Exposure
P: Probability
PPE
10. Kebakaran akibat cerobong mesin panas Engineering Perombakan atap yang terbuat dari kayu menjadi
terkena atap kayu seng.
Administrative Pengecekan secara berkala keadaan cerobong agar
tidak dekat dengan atap, penyediaan APAR dekat
dengan lokasi cerobong
PPE
11. Cedera akibat terjatuh Engineering Pemotongan kaki- kaki meja menjadi lebih rendah
Administrative Tidak menaiki meja saat menarik karet
PPE Penggunaan sepatu
12. Luka akibat tertusuk alat pembuang kotoran Engineering Membuat ujung alat menjadi tumpul
Administrative Pergantian pekerja setiap 30 menit sekali
PPE Penggunaan sarung tangan
Pembahasan Analisis Risiko dan Pengendalian disarankan yaitu dengan penyediaan ruangan
khusus untuk penimbangan bahan kimia dan
Bahaya dan risiko yang telah teridentifikasi penggunaan exhaust fan untuk menyedot
kemudian dilakukan penilaian risiko dengan debu yang beterbangan, merapikan dan
menggunakan criteria W.T. Fine. Level risiko yang menutup bahan kimia yang ada agar tidak
diketahui dari existing level dimana risiko yang telah tercecer dan menguar ke udara dan terakhir
diketahui sudah dilakukan tindakan pengendalian dari untuk melindungi diri pekerja digunakan
pabrik. kemudian diberikan rekomendasi masker untuk menutup hidung dan mulut.
pengendalian dari penulis sehingga didapatkan level Level risiko yang didapatkan setelah
risiko yang lebih rendah. melakukan pengendalian yaitu sebesar 90
dimana level risiko turun menjadi
Proses persiapan dan penggilingan karet menjadi substansial yang berarti perlu perbaikan
lembaran karet terdapat 12 jenis risiko. secara teknis atau sebesar 70% risk
a. Luka akibat tersayat pisau reduction dari nilai risiko awal yaitu 900.
Proses pemotongan bahan menggunakan
pisau pemotong menghasilkan risiko yang d. Cedera akibat terpeleset
acceptable dimana diperlukan tindakan Risiko terpeleset karena pekerja tidak
pengendalian agar risiko dapat dikurangi menggunakan alas kaki sehingga berisiko
seminimal mungkin. Tindakan pengendalian terpeleset saat berjalan ataupun mengangkut
yang dapat direkomendasikan yaitu dengan barang. Level risiko yang dihasilkan dari
penggunaan sarung tangan dan pergantian proses ini adalah acceptable dimana risiko
pekerja setia\p 30 menit agar pekerja tidak masih dapat diterima karena masih jarang
merasa lelah saat bekerja sehingga tidak terjadi dan konsekuensi yang diterima tidak
melukai diri mereka sendiri. Level risiko terlalu besar. Pengendalian yang dapat
setelah dilakukan pengendalian akan disarankan yaitu dengan membersihkan
berubah dari nilai risiko 30 menjadi 10 lantai dari bahan-bahan yang licin dan
dengan risk reduction sebesar 66,67%. penggunaan sepatu yang tehan terhadap
licinnya lantai. Level risiko yang didapatkan
b. Penyakit akibat terhirup debu dari karet setelah dilakukan pengendalian yaitu 10 dari
Bahan baku karet limbah yang dipotong risiko awal yaitu 30 dengan risk reduction
mengandung debu yang beterbangan diudara sebesar 66,67%.
sehingga dapat mengganggu kesehatan
pekerja, dari risiko ini dihasilkan level risiko e. Nyeri dan pegal akibat kelelahan
Priority 3 yang berarti perlu dilakukan Risiko kelelahan berasal dari kegiatan yang
pengawasan secara berkesinambungan. dilakukan saat berdiri ataupun mengangkut
Tindakan pengendalian yang dapat barang sehingga dapat menghasilkan level
direkomendasikan yaitu dengan risiko priority 1 dimana perlu dilakukan
housekeeping menyusun lembaran karet penanganan secepatnya. Tindakan
dengan baik dan menyemprotkan air agar pengendalian yang dapat diberikan yaitu
debu tidak beterbangan dan juga dengan dengan penambahan tempat duduk untuk
penggunaan masker pada pekerja. Level pekerjaan yang membutuhkan waktu berdiri
risiko yang didapatkan setalah dilakukan yang lama dan pergantian pekerja agar
rekomendasi pengendalian yaitu 30 dari pekerja tetap berkonsentrasi saat bekerja.
nilai resiko awal sebesar 60 dengan risk Level risiko yang didapatka setelah
reduction yaitu 50%. melakukan pengendalian yaitu acceptable
dengan niali risiko 30 dari niai risiko awal
c. Penyakit akibat terhirup bahan kimia yaitu 300 dengan risk reduction sebesar
Bahan kimia yang digunakan dalam proses 90%.
pembuatan lembaran karet ini sangatlah
berbahaya karena debu kimia tersebut f. Penyakit akibat tertelan bahan kimia
beterbangan di ruang yang digunakan oleh Bahan kimia yang digunakan dalam proses
pekerja. Level risiko yang dihasilkan dari produksi dapat tertelan oleh pekerja dari
proses ini adalah very high yang berarti debu yang beterbangan karena tidak
perlu dihentikan aktivitas hingga risiko digunakannya masker untuk melindungi
dapat dikurangi samapi batas yang dapat mulut. Level risiko yang dihasilkan dari
diterima. Tindakan pengendalian yang dapat proses ini adalah very high yang berarti
perlu dihentikan aktivitas hingga risiko untuk melindungi diri pekerja digunakan
dapat dikurangi samapi batas yang dapat masker untuk menutup hidung dan mulut.
diterima. Tindakan pengendalian yang dapat Level risiko yang didapatkan setelah
disarankan yaitu dengan penyediaan ruangan melakukan pengendalian yaitu sebesar 90
khusus untuk penimbangan bahan kimia dan dimana level risiko turun menjadi
penggunaan exhaust fan untuk menyedot substansial yang berarti perlu perbaikan
debu yang beterbangan, merapikan dan secara teknis atau sebesar 70% risk
menutup bahan kimia yang ada agar tidak reduction dari nilai risiko awal yaitu 900.
tercecer dan menguar ke udara dan terakhir
untuk melindungi diri pekerja digunakan i. Kebakaran akibat oli tercecer terkena
masker untuk menutup hidung dan mulut. percikan api
Level risiko yang didapatkan setelah Penggunaan oli dalam proses produksi juga
melakukan pengendalian yaitu sebesar 90 sangat berbahaya mengingat sifat oli yang
dimana level risiko turun menjadi mudah terbakar, banyaknya oli yang tumpah
substansial yang berarti perlu perbaikan dan kebiasaan pekerja yang merokok saat
secara teknis atau sebesar 70% risk bekerja dapat menyebabkan kebakaran.
reduction dari nilai risiko awal yaitu 900. Level risiko yang dihasilkan dari kegiatan
ini yaitu very high yang berarti perlu
g. Luka bakar akibat kontak dengan mesin dilakukan penghentian aktivitas.
panas Rekomendasi tindakan pengendalian yang
Peralatan yang digunakan untuk dapat diberikan yaitu dengan penambahan
penggilingan mengandung panas yang dapat drum penampung oli bekas yang tercecer
mengakibatkan luka bakar pada pekerja dari peralatan, membersihkan ceceran oli,
akan tetapi pekerja telah menggunakan penyediaan APAR dengan penempatan
sarung tangan yang dapat menghalangi dekat dengan lokasi penyimpanan oli dan
panas langsung dari mesin ke tangan melarang pekerja merokok dalam lokasi
pekerja. Level risiko yang dihasilkan dari kerja. Level risiko yang didapatkan setelah
risiko ini yaitu substansial dimana perlu dilakukan pengendalian yaitu substansial
dilakukan perbaikan secara teknis. dimana nilai risikonya 150 dari nilai risiko
Pengendalian yang dapat disarankan yaitu awal yaitu 500 dengan risk reduction sebesa
penggunaan tongkat untuk menyentuh karet 70%.
yang ada pada mesin penggiling, penyediaan
sarung tangan pengganti dan penggunaan j. Kebakaran akibat cerobong mesin panas
sarung tangan. Level risiko yang didapatkan terkena atap kayu
dari tindakan pengendalian ini yaitu sebesar Cerobong yang berasal dari mesin
30 atau acceptable dari nilai risiko semula penggiling diarahkan keluar dari atap
yaitu 150 dengan risk reduction sebesar bangunan akan tetapi dekat dengan atap
80%. yang terbuat dari kayu yang telah lapuk
sehingga sangat mungkin untuk terbakar
h. Penyakit akibat terhirup uap karet karena cerobong tersebut mengeluarkan
Uap karet yang berasal dari karet yang panas panas. Level risiko yang dihasilkan dari
dapat menyebabkan penyakit pada pekerja proses ini yaitu very high. Pengendalian
karena mengandung bahan kimia yang yang dapat dilakukan yaitu dengan
bersifat karsinogen ditambah dengan tidak perombakan atap yang terbuat dari kayu
digunakannya masker penutup hidung. menjadi seng, pengecekan secara berkala
Level risiko yang dihasilkan dari proses ini keadaan cerobong agar tidak dekat dengan
adalah very high yang berarti perlu atap dan penyediaan APAR dekat dengan
dihentikan aktivitas hingga risiko dapat lokasi cerobong. Level risiko yang
dikurangi samapi batas yang dapat diterima. didapatkan setelah dilakukan pengendalian
Tindakan pengendalian yang dapat yaitu substansial dengan nilai risiko 150 dari
disarankan yaitu dengan penyediaan ruangan 750 dengan risk reduction sebesar 80%.
khusus untuk penimbangan bahan kimia dan
penggunaan exhaust fan untuk menyedot k. Cedera akibat terjatuh
debu yang beterbangan, merapikan dan Risiko terjatuh ini berasal dari pekerja yang
menutup bahan kimia yang ada agar tidak menaiki meja saat menarik karet dari mesin
tercecer dan menguar ke udara dan terakhir penggiling mengingat meja yang digunakan
tidak permanen dan rapuh dapat membuat dengan penambahan tempat duduk untuk
pekerja terjatuh. Level risiko yang pekerjaan yang membutuhkan waktu berdiri
dihasilkan yaitu acceptable. Pengendalian yang lama dan pergantian pekerja agar
yang dapat dilakukan yaitu pemotongan pekerja tetap berkonsentrasi saat bekerja.
kaki-kaki meja agar lebih rendah sehingga Level risiko yang didapatka setelah
jaraknya tidak terlalu jauh dari tanah, tidak melakukan pengendalian yaitu acceptable
menaiki meja saat menarik karet melainkan dengan niali risiko 30 dari niai risiko awal
dari pinggir meja dan penggunakan sepatu yaitu 300 dengan risk reduction sebesar
yang dapt menahan pekerja agar tidak 90%.
terpeleset dan jatuh. Level risiko yang
didapatkan setelah melakukan pengendalian c. Luka bakar akibat kontak dengan mesin
yaitu acceptable dengan nilai risiko 10 dari panas
nilai risiko awal 30 dengan risk reduction Peralatan yang digunakan untuk
sebesar 66,67%. penggilingan mengandung panas yang dapat
mengakibatkan luka bakar pada pekerja
l. Luka akibat tertusuk alat pembuang akan tetapi pekerja telah menggunakan
kotoran sarung tangan yang dapat menghalangi
Saat melakukan kegiatan membersihkan panas langsung dari mesin ke tangan
kotoran dari karet atau disebut dengan pekerja. Level risiko yang dihasilkan dari
bladah dengan menggunakan alat kawat risiko ini yaitu substansial dimana perlu
yang dibengkokkan, pekerja berisiko dilakukan perbaikan secara teknis.
tertusuk alat bladah tersebut. Tindakan Pengendalian yang dapat disarankan yaitu
pengendalian yang dapat diberikan yaitu dengan memberikan waktu agar mesin yang
membuat ujung kawat menjadi tumpul, panas menjadi lebih dingin, dan penggunaan
pergantian pekerja setiap 30 menit agar tidak sarung tangan. Level risiko yang didapatkan
kelelahan dan kehilangan konsentrasi dan dari tindakan pengendalian ini yaitu sebesar
penggunaan sarung tangan. Level risiko 30 atau acceptable dari nilai risiko semula
yang didapatkan setelah melakukan yaitu 150 dengan risk reduction sebesar
pengendalian yaitu acceptable dengan nilai 80%.
risiko 10 dari nilai risiko awal 30 dengan
risk reduction sebesar 66,67%. d. Nyeri dan pegal akibat kelelahan otot
tangan
Proses pembuatan pelat sepatu Risiko kelelahan berasal dari kegiatan yang
terdapat 7 risiko dilakukan saat memutar setis mesin cetak
a. Luka akibat terpotong alat penggunting sehingga dapat menghasilkan level risiko
Proses pemotongan bahan menggunakan priority 1 dimana perlu dilakukan
gunting menghasilkan risiko yang penanganan secepatnya. Tindakan
acceptable dimana diperlukan tindakan pengendalian yang dapat diberikan yaitu
pengendalian agar risiko dapat dikurangi dengan penambahan pekerja untuk
seminimal mungkin. Tindakan pengendalian bergantian memutar setis mesin pencetak.
yang dapat direkomendasikan yaitu dengan Level risiko yang didapatka setelah
penggunaan sarung tangan dan pergantian melakukan pengendalian yaitu acceptable
pekerja setia\p 30 menit agar pekerja tidak dengan niali risiko 30 dari niai risiko awal
merasa lelah saat bekerja sehingga tidak yaitu 300 dengan risk reduction sebesar
melukai diri mereka sendiri. Level risiko 90%.
setelah dilakukan pengendalian akan
berubah dari nilai risiko 30 menjadi 10 e. Ledakan akibat selang LPG bocor
dengan risk reduction sebesar 66,67%. Penggunaan gas LPG dalam proses produksi
juga sangat berbahaya mengingat sifat gas
b. Nyeri dan pegal akibat kelelahan yang mudah meledak. Level risiko yang
Risiko kelelahan berasal dari kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini yaitu very high
dilakukan saat berdiri ataupun mengangkut yang berarti perlu dilakukan penghentian
barang sehingga dapat menghasilkan level aktivitas. Rekomendasi tindakan
risiko priority 1 dimana perlu dilakukan pengendalian yang dapat diberikan yaitu
penanganan secepatnya. Tindakan dengan pembuatan tempat pada tempat yang
pengendalian yang dapat diberikan yaitu tidak mudah terjangkau oleh pekerja,
pengecekan selang dan kenop gas secara tidak terlalu mengerti tentang bahaya dan risiko
berkala, penyediaan APAR dengan serta penyakit yang mereka terima selama
penempatan dekat tabung gas. Level risiko bekerja akan tetapi mengetahui tindakan-
yang didapatkan setelah dilakukan tindakan pengendalian untuk diri mereka sendiri
pengendalian yaitu substansial dimana nilai seperti penggunaan alat pelindung diri.
risikonya 150 dari nilai risiko awal yaitu 500
dengan risk reduction sebesar 70%.
Daftar Pustaka
4. Simpulan
Australia, Standard Association. 1999, Risk
Dari penilitian yang telah dilakukan maka dapat Management: AS/NZS 4360. Ne
disimpulkan bahwa: South Wales: Standard Association of
Pada pabrik pengolahan karet ini terdapat Australia.
dua jenis proses produksi yaitu pengolahan Australia, Standard Association. 2004, Risk
bahan baku karet menjadi lembaran karet dan Management: AS/NZS 4360. New
proses pembuatan pelat sepatu. South Wales: Standard Association of
Jenis bahaya yang didapatkan pada tahap Australia.
pengolahan karet menjadi lembaran karet yaitu Audit ceklist SMK3 (Peraturan Mentri Tenaga Kerja
bahaya fisik, kimia, dan ergonomi sedangkan No. 05/MEN/1996).
ntuk risikonya yaitu luka akibat tersayat pisau, http://safety4abipraya.wordpress.com [25
gangguan pernafasan akibat terhirup debu dari Desember 2012]
karet, penyakit akibat terhirup bahan kimia, Cross, Jean. Prof. 1998. Risk Management Study
cedera akibat terpelesat, nyeri dan pegal akibat Notes Departemen of Safety Science,
kelelahan, penyakit akibat tertelan bahan kimia, University New South Wales, Australia.
luka bakar akibat kontak dengan mesin panas, Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
penyakit akibat terhirup uap karet, kebakaran Indonesia Nomor : Kep.333/Men/1989
akibat oli tercecer terkena percikan api, Tentang Diagnosis Dan Pelaporan
kebakaran akibat cerobong mesin panas terkena Penyakit
atap kayu, cedera akibat terjatuh, dan luka akibat Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil
tertusuk alat pembunag kotoran. Pada tahap Pertanian. 2012. Artikel Potensi dan
pembuatan pelat sepatu terdapat bahaya fisik, Perkembangan Pasar Ekspor Karet
kimia dan ergonomi sedangkan risikonya yaitu Indonesia di Pasar Dunia.
luka akibat terpotong alat penggunting, nyeri dan http://pphp.deptan.go.id/disp_informasi/1
pegal akibat kelelahan, luka bakar akibat kontak /5/54/1185/potensi_dan_perkembangan_
dengan mesin panas, nyeri dan pegal akibat pasar_ekspor_karet_indonesia_di_pasar_
kelelahan otot tangan, penyakit akibat terhirup dunia.html. [25 Desember 2012]
uap karet dan ledakan akibat selang LGP bocor. International Labour Office. 1999. Yearbook of
Dari bahaya dan risiko yang didapatkan Labour Statistics. Geneve: ILO.
kemudian dilakukan penilaian risiko sehingga Internasional Ltd. Sydney, Australia.
didapatkan nilai risiko dan tingkat risiko. Level Kementrian BUMN. 2010. Artikel Gapkindo Minta
risiko tertinggi yang didapatkan yaitu very high Izin Pabrik Karet Dibatasi.
dengan nilai risiko terbesar 900. Level risiko http://www.bumn.go.id/ptpn13/publikasi/
terrendah yang didapatkan yaitu acceptable berita/gapkindo-minta-izin-pabrik-karet-
dengan nilai risiko terkecil sebesar 30. dibatasi/. [25 Desember 2012]
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010.
mengurangi risiko yaitu berupa rekayasa Artikel Tips Menggunakan LPG yang
peralatan, upaya administratif, dan penggunaan Aman dan Benar.
alat pelindung diri. Pengendalian yang diberikan http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-
diperkirakan dapat dilakukan oleh pekerja atau migas/3403-tips-menggunakan-lpg-yang-
disediakan oleh pemilik pabrik. Sedangkan aman-dan-benar.html. [25 Desember
upaya pengendalian yang dilakukan oleh pekerja 2012]
ataupun pemilik pabrik sangat kurang memadai, Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
sehingga pengendalian yang disarankan Lingkungan No. 25 tahun 1996 tentang
diharapkan dapat diterapkan. Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan
Pengetahuan pekerja tentang keselamatan dan Pengumpulan Minyak Pelumas
dan kesehatan kerja cukup kurang karena pekerja Bekas.