Anda di halaman 1dari 48

2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN PERANCANGAN


Jl. Syech Abdur Rauf No.7 Darussalam, Banda Aceh Email :
lab.kkp@gmail.com
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT serta Salawat dan salam kami
sampaikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya
dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan. Maka penyusunan buku Penuntun
Praktikum Menggambar Mesin Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala telah direvisi dengan baik. Modul Praktikum Menggambar
Mesin merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum matakuliah
Menggambar Mesin bagi Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala,
untuk membentuk dan mengembangkan kompetensi Menggambar Mesin. Modul ini
adalah lanjutan dari Menggambar Teknik, dimana mahasiswa dituntut untuk bisa
memahami bagaimana cara Menggambar Mesin sesuai standar ISO. Isi modul ini ada 5
pembahasan, yaitu : Menggambar Ulir, Baut dan Pegas, Roda Gigi dan, Sambungan Las
dan Sistem Pemipaan.
Semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Praktikum
dan menulis laporan hasil praktikum nantinya.Kami mengucapkan terimakasih kepada
seluruh Dosen, Laboran/Teknisi dan Asisten Laboratorium serta mahasiswa dan pihak-
pihak lain yang telah membantu kami dalam menyelesaikan petunjuk praktikum ini.
Kami sangat menyadari bahwa petunjuk praktikum ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu ide dan saran yang dapat memperbaiki dari pembaca atau pemakai pentunjuk
ini sangat kami harapkan.

Ketua Laboratorium Konstruksi


dan Perancangan Mesin

Ir. Asbar R., MSME


NIP.19570515 198403 1 005

i|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ..................................................................................................1
1. Briefing ............................................................................................................................1
2. Kehadiran ........................................................................................................................1
3. Pelaksanaan Praktikum ....................................................................................................1
4. Pakaian ............................................................................................................................2
5. Standar Dan Ekivalensi Nilai ..........................................................................................2
ALAT-ALAT GAMBAR DAN PENGGUNAANNYA ............................................................3
1. Pendahuluan ....................................................................................................................3
2. Tujuan ..............................................................................................................................3
3. Dasar Teori ......................................................................................................................3
GAMBAR GARIS, HURUF DAN ANGKA ...........................................................................11
1. Pendahuluan ..................................................................................................................11
2. Tujuan Praktikum ..........................................................................................................11
3. Dasar Teori ....................................................................................................................11
4. Pelaksanaan Praktikum ..................................................................................................15
KONSTRUKSI GEOMETRIS .................................................................................................16
1. Pendahuluan ..................................................................................................................16
2. Tujuan Praktikum ..........................................................................................................16
3. Dasar Teori ....................................................................................................................16
4. Pelaksanaan Praktikum ..................................................................................................28
PENYAJIAN BENDA-BENDA TIGA DIMENSI ..................................................................29
1. Tujuan Praktikum ..........................................................................................................29
2. Dasar Teori ....................................................................................................................29
3. Cara-Cara Proyeksi Yang Dipergunakan Pada Gambar Kerja ......................................37
1. Pelaksanaan Praktikum ..................................................................................................40
ATURAN DASAR PENUNJUKAN UKURAN GAMBAR DAN POTONGAN. .................41
1. Tujuan Praktikum ..........................................................................................................41
2. Dasar Teori ....................................................................................................................41
3. Pelaksanaan Praktikum..................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................45

ii | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

TATA TERTIB PRAKTIKUM


LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN PERANCANGAN MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA

1. BRIEFING
a. Praktikan wajib mengikuti briefing. Praktikan yang tidak mengikuti briefing
dianggap GAGAL/TIDAK DIBENARKAN mengikuti praktikum.

2. KEHADIRAN

a. Praktikan hadir untuk praktikum sesuai dengan jadwal yang telah


ditentukan.
b. Praktikan wajib tiba dalam ruangan 10 menit sebelum praktikum
berlangsung.
c. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum lebih dari DUA KALI
dinyatakan GAGAL dalam praktikum.
3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Praktikan tidak dibenarkan untuk menggunakan perangkat elektronik
seperti laptop dan smartphone saat praktikum, kecuali dengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
b. Merokok dilarang baik di dalam ataupun di sekitaran Lab. Konstruksi
dan Perancangan.
c. Praktikan WAJIB membawa Panduan Praktikum dan buku
Menggambar Mesin setiap mengikuti praktikum.
d. Praktikan HARUS membaca Panduan Praktikum sebelum proses
praktikum dimulai.
e. Praktikum dilaksanakan selama 120 menit.
f. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum, dapat
mengumpulkan tugas sesuai jadwal masuk pertemuannya.
g. Praktikan yang memanipulasi kertas gambar akan dianggap GAGAL
dalam praktikum.
h. Peralatan gambar harus lengkap, dilarang meminjam sesama
praktikan.
i. Praktikan dilarang menggunakan JANGKA di mesin gambar,

1|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

praktikan yang melakukan hal tersebut dinyatakan GAGAL dalam


praktikum.
j. Praktikan harus mengikuti PROTOKOL KESEHATAN.

4. PAKAIAN
a. Praktikan diharuskan memakai pakaian yang sopan dan rapi saat praktikum.
➢ Laki-laki:
1. Memakai baju kemeja/polo. Tidak diperkenankan memakai kaos.
2. Tidak dibenarkan menggunakan anting, kalung, dan gelang selama
praktikum.
➢ Perempuan:
1. Tidak dibolehkan memakai kaos.

5. STANDAR DAN EKIVALENSI NILAI


Setiap hasil pekerjaan praktikan dinilai berdasarkan Tabel 1. Nilai akhir (NA)
ditentukan dengan menjumlahkan nilai tugas (NT) dan membaginya dengan
jumlah tugas yang diberikan.
(𝑁𝑇1+𝑁𝑇2 + ⋯ + 𝑁𝑇𝑛)
𝑁𝐴 =
𝑛

Tabel 1. Standar dan Ekivalensi Nilai

Kriteria Penilaian Niai

Peletakan Gambar 5
Kebenaran Gambar Sesuai ISO 20
Kebenaran Gambar Sesuai Tugas 50
Kebersihan Gambar 5
Sikap 5
Kesiapan Gambar 15

2|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

ALAT-ALAT GAMBAR DAN


PENGGUNAANNYA PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang Peralatan Menggambar diberikan agar mahasiswa
mengetahui jenis-jenis alat yang diperlukan untuk Menggambar Teknik.
Gambar Konstruksi Geometri merupakan kegiatan belajar dasar yang
lebih lanjut setelah dua pengetahuan sebelumnya dikuasai. Sedangkan
penguasaan gambar proyeksi menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam
menggambar suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu
benda terhadap suatu bidang gambar.

2. TUJUAN
Setelah mengikuti kegiatan praktikum pertama, mahasiswa diharapkan
dapat memilih peralatan gambar yang tepat untuk teknik menggambar yang
digunakan dan sesuai dengan tujuan menggambar.

3. DASAR TEORI
Dalam Menggambar Teknik dan Mesin perlu diperhatikan beberapa
ketentuan pemilihan dan penggunanaan tentang alat-alat gambar, yaitu:
3.1 Kertas Gambar
a. Jenis Kertas
Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakan
untuk Menggambar Teknik adalah:
1) Kertas Manila
2) Kertas Strimin
3) Kertas Roti
4) Kertas Kalkir

b. Ukuran Kertas
Ukuran kertas yang digunakan sudah ditentukan berdasarkan
standar. Ukuran pokok kertas gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m2

3|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

dengan perbandingan √2 : 1 untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh


dengan membagi dua ukuran panjang A0. Ukuran A2 diperoleh dengan
membagi dua ukuran panjang A1. Demikian seterusnya. Ukuran kertas
gambar dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan perbandingan ukuran
kertas gambar dapat dilihat dari Gambar 1.

Tabel 1. Ukuran Kertas Gambar


Ukuran Garis Tepi
Seri Ukuran Kertas
Kiri C

A0 1.189 × 841 40 20

A1 841× 594 40 20

A2 594 × 420 20 10

A3 420 × 297 20 10

A4 297 × 210 20 10

A5 210 × 148 15 5

Gambar 1. Perbandingan Ukuran Kertas Gambar

4|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

3.2 Pensil Gambar


Pensil adalah alat gambar yang paling banyak dipakai untuk latihan
mengambar atau menggambar gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri dari
batang pensil dan isi pensil.
c. Berdasarkan bentuknya ada dua jenis pensil gambar, yaitu :
1) Pensil Batang
Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untuk
menggunakan pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnya isi
pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil. Gambar pensil
batang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pensil Batang

2) Pensil mekanik
Pensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika
isi pensil habis dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisa
habis. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diameter mata
pensil, misalnya 0.3 mm, 0.5 mm dan 1.0 mm. Gambar pensil
mekanik dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pensil Mekanik

b) Berdasarkan kekerasan isi pensil, pensil dapat dikelompokkan menjadi


pensil keras, sedang dan lunak sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.

5|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Tabel 2. Pensil berdasarkan kekerasannya


Keras 4H 5H 6H 7H 8H Keterangan:

Sedang 3H 2H H F HB B H: Keras

Lunak 2B 3B 4B 6B 7B B: Hitam

HB: Keras-Hitam

F: Agak Keras

Untuk mendapatkan garis dengan ketebalan yang merata dari


ujung ke ujung, maka kedudukan pensil sewaktu menarik garis harus
dimiringkan ± 60° dan selama menarik garis sambil diputar dengan
telunjuk dan ibu jari.

3.3 Rapido
Penggunaan rapido untuk menggambar dengan teknik tinta dianggap lebih
praktis daripada dengan trekpen. Gambar rapido dapat dilihat pada gambar 4.
Ukuran rapido dibedakan berdasarkan ketebalan garis yang dihasilkan mata
rapido.

Gambar 4. Rapido

3.4 Penggaris
Penggaris yang sering digunakan untuk menggambar teknik adalah
penggaris –T dan penggris segitiga.

6|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

d. Penggaris-T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan
bagian kepala berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu
membentuk sudut 90.

Gambar 5. Penggaris-T
e. Penggaris Segitiga
Penggaris segitiga terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut45,
90, 45 dan satu buah penggaris bersudut 30, 90 dan 60. Sepasang
penggaris segitiga ini digunakan untuk membuat garis- garis sejajar,
sudut-sudut istimewa dan garis yang saling tegak lurus. Gambar 11
sampai 16 menunjukkan cara menggunakan penggaris segitiga dan
penggaris-T.

Gambar 6. Penggaris Segitiga

3.5 Jangka
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran
dengan cara menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar
sebagai pusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk
menggambar garis lingkarannya. Gambar 7, memeperlihatkan beberapa jenis
jangka.

7|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 7. Jangka

3.6 Penghapus dan Alat Pelindung Penghapus


Ada dua jenis penghapus, yaitu penghapus lunak dan penghapus keras.
Penghapus lunak untuk menghapus gambar dari pensil dan penghapus keras
untuk menghapus gambar dari tinta. Agar gambar yang akan dihapus tepat
dan tidak menghilangkan gambar yang lain,maka digunakan plat pelindung
penghapus seperti Gambar 8.

Gambar 8. Penghapus dan alat pelindung penghapus

3.7 Alat-alat Penunjang Lainnya


Ada beberapa alat penunjang gambar teknik lainnya yang kadang-kadang
diperlukan di dalam menggambar adalah :
f. Busur derajat
Busur derajat digunakan untuk mengukur dan membagi sudut.

Gambar 9. Busur derajat

8|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

g. Sablon huruf dan angka


Sablon huruf dan angka adalah sebuah alat gambar yang
digunakan untuk menggambar huruf dan angka, agar diperoleh tulisan
yang rapi dan seragam dan mengikuti standar ISO.

Gambar 10. Sablon huruf dan angka

h. Mal lengkung
Mal lengkung digunakan untuk membuat garis lengkung yang
tidak dapat dibuat dengan jangka. Dalam satu set mal lengkung ada 3
jenis mal.

Gambar 11. Mal lengkung

i. Mal bentuk
Untuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu
dengan cepat, maka digunakan mal bentuk.

Gambar 12. Mal bentuk

9|Page
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

3.8 Meja Gambar


Meja gambar adalah meja yang digunakan sebagai alas menggambar.
Meja gambar terdiri dari rangka meja gambar dan daun meja gambar. Tidak
seperti meja biasa, meja gambar dapat diubah-ubah ketinggian dan
kemiringan daun mejanya. Bahan daun meja ada bermacam-macam, yaitu :
daun meja dari papan non magnetik, papan berlapis magnet dan kaca rayben.

Gambar 13. Meja gambar


3.9 Mesin Gambar
Mesin gambar adalah mesin manual yang digunakan untuk memudahkan
menggambar. Mesin gambar dapat menggantikan beberapa fungsi alat
gambar lainnya seperti busur derajat, sepasang penggaris segitiga dan mistar
T. Berdasarkan bentuknya ada dua jenis Mesin Gambar, yaitu: Mesin Gambar
Rol dan Mesin Gambar Lengan.

Gambar 14. Mesin gambar

10 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

GAMBAR GARIS, HURUF DAN


ANGKA
PRAKTIKUM I
1. PENDAHULUAN
Membuat Garis dan Huruf merupakan dua pengetahuan dan keterampilan
yang harus dikuasai mahasiswa pada bagian awal Praktikum Menggambar
Teknik.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti kegiatan praktikum kedua, mahasiswa diharapkan
mampu menggambar garis, huruf dan angka dengan benar dan baik.

3. DASAR TEORI
3.1 Garis
a. Jenis Garis dan Penggunaannya
Dalam gambar teknik, digunakan beberapa jenis garis yang masing-
masing mempunyai arti dan kegunaan yang berbeda-beda. Jenis garis dan
fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Jenis dan fungsi garis

11 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

b. Ukuran dan Jarak Garis


Perbandingan tebal dan jarak antar garis dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 2.1. Ketebalan Garis


Keterangan:
• a : tebal garis
• b : jarak antara sumbu garis
• c : celah antar garis

c. Pertemuan Garis
Menggambar pertemuan garis yang benar sangat penting untuk
dikuasai. Perhatikan Gambar pertemuan garis di bawah ini.

Gambar 2.2. Pertemuan berbagai macam jenis garis

12 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

3.2 Huruf dan Angka


Ada dua tipe huruf di dalam gambar teknik, yaitu huruf berdasarkan ISO
dan huruf berdasarkan proporsi. Berdasarkan ISO dapat dilihat dari Tabel
berikut ini :

Gambar 2.3. Huruf berdasarkan ISO

Dalam menggambar huruf dengan proporsi, setiap huruf memiliki ruang


huruf. Ruang huruf memiliki tinggi dan lebar. Berdasarkan perbandingan
(proporsi) lebar dan tinggi ini huruf-huruf dikelompokkan menjadi 3 kelompok,
yaitu: Huruf Kurus, Huruf Normal Dan Huruf Gemuk. Proporsi huruf kurus
adalah 1 : 2 dan 3 : 5. Garis normal berproporsi 2 : 3 dan 3 : 4. Garis gemuk
dengan proporsi 1 : 1. Lihat Tabel 3 :

Tabel 2.2. Jenis huruf berdasarkan Proporsinya

13 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Beberapa huruf apabila bersebelahan harus dikurangi jarak antar


hurufnya. Ada beberapa jenis pertemuan huruf yang harus dikurangi jaraknya.
a. Pertemuan huruf-huruf bulat.
Huruf-huruf bulat, seperti O, Q, G dan C apabila bertemu, maka jarak
antar huruf dikurangi setengah jarak normalnya.

b. Pertemuan antara huruf L - A dan T – V


Pada pertemuan antara kedua huruf ini, jarak antar huruf hendaknya
dikurangi setengahnya.

Gambar 2.4. Tipe huruf di dalam gambar teknik berdasarkan ISO

14 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Gambarkan kembali gambar (a) dan (b) dengan skala 1:1 pada kertas A3 sesuai
dengan tata letak masing-masing

a) Praktikum I

b) Tugas I

15 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

KONSTRUKSI GEOMETRIS
PRAKTIKUM II
1. PENDAHULUAN

Pada lembar ini akan kita pelajari berbagai cara pembuatan gambar
geometri. Yang dimaksud dengan gambar geometri adalah semua gambar yang
meliputi pembuatan garis, sudut dan bentuk-bentuk geometris. Bentuk geometris
adalah bentuk yang berhubungan dengan sifat garis, sudut, bidang dan
ruang.Gambar mesin menghendaki pengerjaannya digambar dengan teliti dan
cermat, sehingga diperlukan ketrampilan yang baik dalam penggunaan alat-alat
gambar. Sebagai dasar menggambar bentuk-bentuk geometris berikut dijelaskan
beberapa konstruksi dasar geometris.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
• Setelah mengikuti kegiatan praktikum ketiga, mahasiswa diharapkan
dapat menggambar konstruksi geometri dengan baik.
• Mempelajari teknik pembuatan bentuk-bentuk geometris dan memahirkan
penggunaan alat-alat gambar seperti penggaris segitiga, jangka, mal
bentuk dan lain-lain.

3. DASAR TEORI
Pada umumnya konstruksi dasar geometris terbagi atas dua kelompok
yaitu konstruksi dengan garis dan konstruksi dasar dengan lingkaran. Berikut
beberapa contoh penggambaran kedua kelompok konstruksi geometris tersebut.
3.1 Membagi Sebuah Garis dalam Bagian-bagian yang Sama.
Sebagai contoh diambil sebuah garis yang harus di bagi dalam lima bagian
yang sama. Caranya diperlihatkan pada Gambar.3.1.
i. Tarik saebuah garis AC yang membuat sudut sembarang dengan garis
AB. Berilah garis AC lima buah ciri 1 sampai dengan 5, yang
mempunyai panjang yang sama antara masin-masing ciri.
ii. Hubungkanlah titik B dengan titik 5. Titik potong antara garis-gaaris
melalui titik 4 sejajar dengan garis B5. Titik potong antara garis garis-

16 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

garis sejajar ini dengan garis AB merupakan bagian-bagian yang


diminta.

Gambar 3.1. Membagi sebuah garis dalam bagian yang sama

3.2 Menggambar Garis Tegak Lurus


Melalui sebuah titik pada atau di luar sebuah garis tertentu dapat
digambarkan sebuah garis tegak lurus pada garis tersebut, dengan
mempergunakan sebuah penggaris T dan sebuah segitiga, atau dua buah
segitiga, seperti tampak pada Gambar dua.
iii. Letakkan penggaris T atau sebuah segi tiga, sehingga sisinya sejajar
dengan garis AB.
iv. Letakkan sebuah segitiga lain dengan sebuah sisinya menempel pada
sisi penggaris T atau sisi segi tiga pertama melalui titik D, dan tariklah
garis melalui titik D. Garis terahir ini adalah garis yang ditanyakan.
Jika titiknya berada di luar garis AB, misalnya C, dapat di tempuh
dengan cara yang sama. Disini segi tiga kedua harus melalui titik C.

Gambar 3.2. Melukis garis tegak lurus dengan sebuah rol segitiga
Pelaksanaan di atas dapat juga dilakukan secara geometris, seperti tampak
pada Gambar 2.

17 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Lukislah sebuah garis tegak lurus pada sebuah garis AB melalui sebuah titik C,
yang terletak di luar garis AB. Lihat Gambar 3.
i. Gambarlah dengan titik C sebagai titik pusat busur lingkaran yang
memotong garis AB pada titik-titik 1 dan 2.
ii. Dengan titik-titik 1 dan 2sebagai titik pusat, gambarlah dua buah busur
lingkaran yang saling berpotongan di titik 3, dengan jari-jari yang
sama.
iii. Hubungkanlah titik C dengan titik 3 dengan sebuah garis lurus. Garis
penghubung inilah merupakan garis yang ditanyakan.

(a) Garis tegak lurus melalui titik c (b) Garis tegak lurus ujung sebuah garis.
Gambar 3.3. Melukis sebuah garis tegak lurus

Jika titik C terletak pada garis AB, misalnya titik D, cara yang sama dapat
ditempuh juga. Lain halnya jika titik C terletak pada ujungnya garis AB.
Lihat Gambar 3.3(b), di sini dilukiskan sebuah garis tegak lurus pada garis
AB melalui titik B, sebagai berikut.
i. Dengan titik B sebagai titik pusat gambarlah sebuah unsur
lingkaran dengan jari-jari r, yang memotong garis AB pada titik 1.
ii. Dengan titik 1 sebagai titik pusat gambarlah sebuah busur
lingkaran dengan jari-jari yang sama dan memotong busur
lingkaran yang pertama pada titik 2.

18 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

iii. Dengan titik 2sebagai titik pusat gambarlah sebuah busur


lingkaran dengan jari-jari yang sama dan memotong busur
lingkaran yang pertama pada titik 3.
iv. Dengan titik 2sebagai titik pusat gambarlah sebuah busur
lingkaran dengan jari-jari yang sama dan memotong busur
lingkaran yang pertama pada titik C.

Hubungkanlah titik-titik B dan C. Garis penghubung ini adalah garis tegak


lurus yang diminta. Sebuah garis bagi tegak lurus pada sebuah garis
digambarkan menurut Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Garis bagi tegak lurus

i. Dengan titik-titik A dan B buatlah dua buah busur lingkaran


dengan jari-jari yang cukup besar, lebih besar dari setengah
AB.
ii. Busur-busur ini akan saling berpotongan di titik-titik C dan D.
Hubungkanlah titik-titik C dan D, garis penghubung ini adalah
garis yang ditanyakan. Titik E merupakan titik tengah garis
AB.

19 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

3.3 Membagi Dua Buah Sudut


Cara membagi dua buah sudut sembarang diperlihatkan pada Gambar 3.5.
v. Dengan jari-jari yang cukup besar, gambarlah sebuah busur lingkaran
dengan titik A sebagai titik pusat, dan memotong kaki-kaki sudut AB
dan AC pada titik-titik D dan E.
vi. Dengan jari-jari r yang sama buatlah dua buah busur lingkaran ini
akan berpotongan pada titik F.
vii. Garis penghubung AF adalah garis pembagi yang dicari

Gambar 3.5. Membagi dua buah sudut

3.4 Membagi Sudut Siku


Masalah ini dapat diselesaikan secara mudah dengan mempergunakan
sebuah penggaris T dan sebuah segitiga 30o- 60o Gambar 3.6.
Memperlihatkan penyelesaian secara geometris.
a) Gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai titik pusat,
dan memotong AB di AC di E.
b) Dengan jari-jari r yang sama buatlah dua busur lingkaran. Sekali
dengan titik D sebagai titik pusat dan memotong busur lingkaran yang
pertama di titik G.
c) Garis-garis dari A ke F dan G adalah garis-garis yang membagi tiga
sudut siku BAC.

20 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 3. 6. Membagi sudut siku

3.5 Membagi Tiga Buah Sudut Sembarang


Masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan cara pendekatan, seperti
tampak pada Gambar 3.7.
a) Buatlah setengah lingkaran dengan titik O sebagai titik pusat dan jari-
jari secukupnya. Setengah lingkaran ini akan memotong kaki-kaki
sudut pada titik-titik A dan B, dan perpanjang kaki AO di titik C.
b) Dengan jari-jari 2r dan titik-titik pusat A dan C, buatlah busur-busur
lingkaran yang saling berpotongan di titik D.
c) Hubungan B dan D dengan sebuah garis lurus yang memotong
diameter AOC di titik E.
d) Bagilah ruas (segment) garis AE dalam tiga bagian yang sama, dengan
cara yang telah dibahas pada 4.1.1(a). Titik-titik baginya adalah 1 dan
2.
e) Hubungkanlah titik D dengan titik 1dan 2, dengan garis-garis lurus.
Setengah lingkaran masing-masing di F dan G. Garis-garis OF dan OG
adalah garis-garis bagi yang dinyatakan.

21 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 3.7. Membagi tiga buah sudut sembarang

3.6 Segi Lima Teratur


a. Gambarkan dua buah garis sumbu tegak lurus yang melalui titik pusat O
dari lingkaran yang diketahui.
b. Tentukanlah titik bagi (G) dari garis OC dan gambarkan busur lingkaran
dengan jari-jari AG dan titik pusat G. Busur lingkaran ini memotong garis
sumbu CDdi titik H. Maka AH adalah panjang sisi segi lima teratur yang
di inginkan.
c. Dengan titik A sebagai titik pusat dan garis AH sabagai jari-jari,
gambarkan dua buah busur lingkaran yang memotong lingkaran yang
diketahui di titik I dan J.
d. Dengan titik I dan J sebagai titik pusat garis AH sebagai jari-jari.
Gambarkan beruturut-turut busur lingkaran yang memotong lingkaran
yang diketahui di titik-titik K dan L.
e. Hubungkan titik-titik A, J, K, L dan I, maka AJKLI adalah segi lima
teratur yang di inginkan.

22 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 3.8. Segi lima beraturan dalam sebuah llingkaran

3.7 Segi Banyak Teratur


Segi banyak teratur yang dapat digambar secara geometris, hanya segi tiga
sama sisi, bujur sngkar, atau segi banyak teratur yang jumlah sisinya
merupakn jumlah hasil perkalian dari jumlah sisi segi banyak banyak teratur
tersebut diatas. Segi banyak banyak teratur digambar atas dasar pendekatan.

Sebagai contoh diambil sebuah segi tujuh teratur dengan panjang sisi
tertentu, seperti tampak pada Gambar 3.9.
Sudut dalam dari sebuah segi banyak teratur dengan jumlah sisi n,
ditentukan olewh rumus berikut: 2(n-2)(90°/n). Jadi sudut dalam dari segi
tujuh tereatur adalah 5/7 x 180°.
AB pada Gambar 7 adalah panjang sisi segi tujuh teratur yang akan
diselesaikan. Urutan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
viii. Gambarlah sebuah setengah lingkaran CABOF dengan jari-jari AB.
Perpanjanglah BA sehingga titik C, dimana BC =2AB.
ix. Tentukanlah titik E pada garis BC, dimana BE,= 5/7 BC, dan
hubungkanlah titik D dan E , sehingga perpanjangannya memotong
setengah lingkaran pada titik F. Sudut FAB adalah sudut dalam dari
segi tujuh beraturan yang dicari.

23 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

x. Gambarlah garis bagi tegak lurus dari garis-garis AB dan AF, yang
sling berpotongan di O. Maka O adalah titik pusat lingkaran kelilling
dari segitujuh beraturan tersebut.
xi. Dengan jari-jari OA dan titik pusat O gambarlah lingkaran tersebut,
dan bagilah lingkaran ini dengan AB, yang menghasilkan titik-titik G,
H, dan J. Jika titik-titik ini berurutan di hubungkan dengan garis lurus,
maka segi tujuh beraturan yang diminta akan tergambar.

Gambar 3.9. Segi tujuh teratur dengan sisi

3.8 Konstruksi dengan Lingkaran


a. Menggambar bentuk bulat telur
i. Gambarkan lingkaran dengan titik pusat (M), dimana garis AB
dan CD sebagai garis tengahnya, kemudian perpanjang garis AB.
ii. Tentukan titik E dan F dimana DE = CF = CD
iii. Gambarkan busur lingkaran EF dengan titik pusat di B.
iv. Gambarkan pula busur lingkaran DF dan CE dengan titik pusat
di C dan D.

24 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 3.10. Bentuk bulat telur

b. Menggambar busur lingkaran yang menyinggung pada dua garis tegak


lurus
i. Tentukan dua titik T1 pada garis AB dan T2 pada garis CD, dimana
jarak PT1 = PT2 = jari-jari lingkaran singgung r yang diketahui.
ii. Dengan T1dan T2sebagai titik pusat dan jari-jari r, tentukan titik O,
Titik O ini akan menjadi titik pusat lingkaran singgung degan jari-
jari r.
iii. Gambarkan pula busur lingkaran DF dan CE dengan titik pusat di
C dan D.

Gambar 3.11. Busur lingkaran yang menyinggung dua garis tegak lurus

Bila kedudukan antara kedua garis tidak tegak lurus, melainkan


membentuk sudut sembarang, maka penggambaran busur singgungnya
menggunakan cara seperti yang dijelaskan pada gambar berikut.

25 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 3.12. Busur lingkaran yang menyinggung dua garis berpotongan


dengan sudut runcing dan tumpul

3.9 Garis-garis Lengkung


a. Menggambar bentuk ellips dengan empat titik pusat busur
i. Gambarkan sumbu panjang AB dan sumbu pendek CD,
kemudian gambarkan garis AC.
ii. Tentukan titik K pada garis sumbu pendek CD sehingga garis
MK = MA = sumbu panjangdan tentukan titik E pada garis AC
sedemikian sehingga CE = CK.
iii. Gambarkan garis tegak lurus pada AE di tengah-tengahnya yang
memotong sumbu AB di titik G1 dan sumbu CD di H2.
Gambarkan MH2 = MH1 dan MG2 = MG1.
iv. Gambarkan garis H2G2, H1G1 dan H1G2. Titik G1, G2, H1, dan
H2 merupakan titik-titik pusat empat busur lingkaran yang akan
membentuk ellips.

Gambar 3.13. Ellips dengan empat titik pusat busur

26 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

b. Menggambar lengkung gigi evolvente


i. Lengkung gigi evolvente merupakan lengkung gigi yang
dihasilkan oleh sebuah titik pada benang yang dilepas dari
gulungan pada sebuah lingkaran (atau sebaliknya), dengan
ketentuan bahwa benangnya harus tetap tegang.Tahapan
menggambarnya adalah sebagai berikut.
ii. Gambarkan sebuah lingkaran dengan titik pusat O dan gambarkan
garis singgung AB melalui titik A pada lingkaran tersebut.
iii. Bagi keliling lingkaran dan garis singgung dalam bagian-bagian
yang sama dan jumlah yang sama. Berilah tanda pada titik masing-
masing seperti 1, 2, 3, …..... dan 1’, 2’, 3’, ……….
iv. Gambarkan pada titik 1, 2, 3, ….....garis-garis singgungnya.
Gambarkan panjang garis singgung 1-1’ = A-1’, 2-2’ = A-2’, 3-3’
= A-3’ dan seterusnya. Ujung-ujung garis singgung bagian luar
diberi tanda 1”, 2”, 3”, …..Ujung –ujung garis ini bila
dihubungkan dengan garis lengkung akan menghasilkan garis
lengkung evolvente.
v. Gambarkan garis H2G2, H1G1 dan H1G2. Titik G1, G2, H1, dan H2
merupakan titik-titik pusat empat busur lingkaran yang akan
membentuk ellips.

Gambar 4.14. Lengkung gigi evolvente

27 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a) Praktikum II
Gambarkan gambar-gambar dibawah ini dengan kertas A3

b) Tugas II
Ulangi pembuatan gambar pada kertas A3

28 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

PENYAJIAN BENDA-BENDA
TIGA DIMENSI
PRAKTIKUM III
1. TUJUAN PRAKTIKUM
• Setelah mengikuti kegiatan praktikum keempat, mahasiswa diharapkan
dapat menggambar bentuk-bentuk proyeksi dengan baik.
• Mempelajari metode penyajian benda-benda tiga dimensi dan memahami
fungsi setiap bentuk penyajian.

2. DASAR TEORI
Penyajian sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi
pada umumnya dilakukan menggunakan cara proyeksi. Gambar proyeksi adalah
gambar dari suatu benda nyata atau khayalan yang dilukiskan menurut garis-garis
pandangan pengamat pada suatu bidang datar atau bidang gambar. Pada gambar
berikut memberikan ilustrasi mengenai definisi gambar proyeksi, dimana terdapat
tiga buah titik yaitu A, B, C dan diantaranya terdapat sebuah bidang datar P. Jika
titik A dihubungkan dengantitik B dan C oleh garis lurus, maka bidang P akan
dipotong oleh garis AB di D dan AC di E. Titik D dan E pada bidang P disebut
proyeksi dari titik A. Garis lurus AB dan AC disebut garis proyeksi, bidang P
disebut bidang proyeksi dan titik A disebut titik penglihatan.

Gambar 4.1. Sistem proyeksi

Jika sebuah benda dilihat dari titik penglihatan O seperti terlihat pada gambar 2,
maka proyeksi dari benda ini pada bidang proyeksi (P) disebut PROYEKSI
PERSPEKTIF dan gambarnya disebut GAMBAR PERSPEKTIF.

29 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 2.2. Proyeksi sebuah benda

Jika titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi atau
garis-garis sejajar tersebut menunjukkan cara proyeksinya atau disebut
PROYEKSI SEJAJAR.

Gambar 3.3. Proyeksi sejajar

Bila pada proyeksi sejajar berdiri tegak lurus pada bidang proyeksi (P), cara
proyeksinya disebut PROYEKSI ORTHOGONAL. Bila proyeksi membuat sudut
dengan bidang proyeksi (P), cara proyeksi ini disebut PROYEKSI MIRING.

30 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 4.4. Proyeksi orthogonal dan aksonometri

Pada proyeksi miring posisi benda dapat diletakkan sembarang, akan tetapi
permukaan benda di letakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Sehingga
bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, sebagaimana halnya pada
gambar proyeksi orthogonal.

Gambar 4.5. Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring

31 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Beberapa jenis teknik menggambar proyeksi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
proyeksi piktorial dan orthogonal.

Gambar 4.6. Jenis-jenis teknik menggambar proyeksi

Proyeksi piktorial merupakan suatu teknik menampilkan gambar benda yang


mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan
PANDANGAN TUNGGAL. Teknik menggambar proyeksi yang termasuk
dalam kelompok proyeksi pictorial terdiri dari proyeksi aksonometri, proyeksi
miring dan proyeksi perspektif.

2.1 Proyeksi Aksonometri.


Proyeksi ini dilakukan dengan memiringkan bidang atau tepi benda
terhadap bidang proyeksi, sehingga tiga muka dari benda akan terlihat
secara utuh sekaligus seperti bentuk sebenarnya. Terdapat tiga jenis
proyeksi aksonometri yaitu isometri, dimetri dan trimetri.

Gambar 4.7. Jenis-jenis teknik proyeksi aksonometri

32 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Untuk keperluan teknis dan praktis dalam menggambar, harga-


harga pendekatan mengenai besar sudut setiap sumbu terhadap bidang
horizontal dan skala perpendekan garis sumbu pada proyeksi isometric,
dimetri dan trimetric diperlihatkan pada Tabel 1. Berikut:

Gambar 4.8. Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri

2.2 Proyeksi Miring (Oblique).


Pada dasarnya proyeksi miring sama halnya dengan proyeksi sejajar, akan
tetapi garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi.

Gambar 4.9. Gambar benda dengan proyeksi miring

33 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

2.3 Proyeksi Perspektif.


Pada proyeksi perspektif garis—garis pandangan pengamat atau garis
proyeksi dipusatkan pada satu titik.Titik tersebut disebut dianggap sebagai mata
pengamat, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 dan 2.Gambar bayangan
yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut gambar perspektif. Namun, cara
penggambarannya sulit dan rumit, sehingga jarang digunakan dalam gambar
teknik mesin.

2.4 Proyeksi Orthogonal


Gambar proyeksi ini dipergunakan untuk memberikan informasi yang
lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Pada umumnya proyeksi ini tidak
memberikan gambaran lengkap dari benda hanya dengan satu proyeksi saja, akan
tetapi diambil beberapa bidang proyeksi. Biasanya tiga bidang tegak lurus dan
dapat ditambah dengan bidang bantu dimana diperlukan. Bendanya
diproyeksikan secara orthogonal pada tiap-tiap bidang proyeksi untuk
memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang dua dimensi.Dengan
menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut diperoleh gambaran jelas dari
benda yang dimaksud.

Gambar 4.10.Proyeksi orthogonal

34 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

2.5 Gambar Isometri, Dimetri dan Gambar Miring


Dari beberapa teknik penggambaran proyeksi yang telah dijelaskan diatas,
tiga cara proyeksi yang paling umum digunakandalam gambar teknik mesin
adalah proyeksi isometric, proyeksi dimetri dan proyeksi miring.
2.5.1 Gambar Proyeksi Isometri
Gambar proyeksi ini dapat menyajikan gambar benda dengan tepat.Hal
ini disebabkan panjang garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang
sebenarnya.Teknik penggambaran yang dilakukan sederhana dan mudah, karena
tidak ada ukuran-ukuran benda yang mengalami skala perpendekan.

Gambar 4.11. Beberapa Kedudukan sumbu-sumbu isometri

Pada gambar berikut akan memperlihatkan proses pembuatan gambar menurut


teknik penggambaran proyeksi isometri.

Gambar 4.12.Gambar isometri benda

35 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

2.5.2 Gambar proyeksi dimetri


Pada umumnya gambar isometri memiliki kekurangan akibat adanya
garis-garis yang berimpit atau bidang-bidang datar menjadi garis lurus.Maka
kekurangan tersebut diantisipasi menggunakan teknik proyeksi dimetri.

Gambar 4.13. Beberapa Kedudukan sumbu-sumbu dimetri

Pada gambar berikut akan memperlihatkan proses pembuatan gambar menurut


teknik penggambaran proyeksi dimetri.

Gambar 4.14. Gambar dimetri benda

2.5.3 Gambar proyeksi miring


Gambar yang diperoleh dengan proyeksi miring disebut ambar miring.
Gambar miring yang diperoleh dengan sudut kedalaman 45º, diperlihatkan pada
Gambar berikut:

ambar 4.15. Gambar miring beberapa kedudukan benda

36 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 4.16. Gambar miring sebuah “penghubung”

3. CARA-CARA PROYEKSI YANG DIPERGUNAKAN PADA GAMBAR


KERJA
Pada gambar teknik mesin, terutama pada gambar kerja menggunakan
teknik proyeksi orthogonal dan bidang proyeksi yang umum digunakan adalah
bidang horizontal dan bidang vertikal.Bidang utama ini membagi seluruh ruang
dalam empat kwadran. Jika benda yang akan digambar diletakkan di kwadran
pertama dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi maka cara proyeksi ini
disebut proyeksi kwadran pertama atau cara proyeksi sudut pertama. Jika
bendanya diletakkan pada kwadran ketiga, maka cara proyeksi demikian
dinamakan proyeksi kwadran ketiga atau cara proyeksi sudut ketiga.

37 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 4.17. Bidang koordinat utama dan kwadran-kwadran

2.1 Cara Proyeksi Sudut Pertama


Cara proyeksi sudut pertama atau kwadran pertama atau disebut juga
proyeksi Eropa. Benda diletakkan di kwadran satu diproyeksikan pada bidang-
bidang belakang menurut pandangan A, B, C. Pandangan A diproyeksikan pada
BIDANG BELAKANG, maka menghasilkan PANDANGAN DEPAN.
Pandangan B diproyeksikan pada BIDANG BAWAH menghasilkan
PANDANGAN ATAS.Pandangan C diproyeksikan pada BIDANG SAMPING
KIRI menghasilkan PANDANGAN SAMPING KANAN.

Gambar 4.18. Proyeksi kwadran pertama dan hasil proyeksi dari tiga pandangan

38 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

2.2 Cara Proyeksi Sudut Ketiga


Cara proyeksi sudut ketiga atau kwadran ketiga atau disebut juga proyeksi
Amerika. Benda yanga akan digambar seolah-olah diletakkan dalam kotak yang
sisi-sisinya tembus pandang sebagai bidang proyeksi. Pada tiap bidang proyeksi
akan tampak gambar pandangan dari benda menurut arah pandangan yang
ditunjukkan oleh arah panah. Pandangan A diproyeksikan pada BIDANG
DEPAN, menghasilkan PANDANGAN DEPAN.Pandangan B diproyeksikan
pada BIDANG ATAS, menghasilkan PANDANGAN ATAS.Pandangan C
diproyeksikan pada BIDANG SAMPING KIRI, menghasilkan PANDANGAN
SAMPING KIRI. Hasil proyeksi pada ketiga bidang tersebut ditunjukkan pada
Gambar berikut.

Gambar 4.19. Proyeksi kwadran ketiga dan hasil proyeksi dari tiga pandangan

39 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 4.20. Benda dalam kotak kaca dengan enam bidang proyeksi kwadran ketiga
dan hasil

1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a) Latihan
Gambarkan proyeksi isometri untuk ketiga gambar berikut lengkap dengan garis-garis
bantu pada kertas A3.

(a) (b) (c)

b) Tugas
Gambarkan proyeksi isometri dari gambar berikut dengan skala bebas pada kertas A3.

(b) (c) (d)


(a)

40 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

ATURAN DASAR PENUNJUKAN


UKURAN GAMBAR DAN
POTONGAN. PRAKTIKUM IV

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari teknik penunjukan ukuran agar dapat dibaca dengan jelas dan
sederhana sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran dalam pembacaan.

2. DASAR TEORI
Pada gambar teknik mesin, terdapat aturan-aturan dasar dalam pemberian
ukuran dan potongan gambar yang menentukan khas atau fungsi benda,
penempatan pada pandangan atau potongan yang memberikan bentuk benda kerja
paling jelas dalam pemberian ukuran-ukuran biasanya dipilih pandangan depan.

Gambar 5.1. Penenpatan ukuran-ukuran utama ada pandangan depan.

2.1 Ukuran Fungsional, Bukan Fungsional, dan Tambahan.


Ukuran-ukuran dalam suatu gambar dapat digolongkan menurut ukuran
fungsionalnya (F), ukuran bukan fungsional (NF), dan ukuran tambahan (A).
Pengertiannya dapat dilihat pada gambar dibawah sebagai berikut:

41 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 5.2. Ukuran fungsional, bukan fungsional, dan tambahan

a. Ukuran Fungsional (F)


Ukuran yang paling penting untuk mencapai fungsi bentuk benda
pasangannya sesuai dengan kegunaan dalam susunannya. Ukuran ini selalu
diikuti dengan toleransi khusus atau toleransi suaian.

b. Ukuran Bukan Funsional (NF)


Ukuran yang tidak mempengaruhi fungsi bentuk benda secara prinsipal.
Ia hanya diperlulkan untuk membantu proses pengerjaan, pengukuran aatau
pemeriksaan. Ukuran ini biasanya hanya disertai dengan toleransi umum.

c. Ukuran Tambahan (A)


Ukuran yang tidak begitu penting dalam proses pengerjaan suatu benda
kerja. Ukuran ini diberikan hanya sebagai bahan informasi, ditulis dalam
tanda kurung.

2.2 Cara-Cara Penunjukan Ukuran


a. Ukuran Linier
Perlu dicatat bahwa dalam memberikan penjelasan mengenai
ketentuan-ketentuan teknis penunjukan ukuran linier berlaku untuk
ukuran gambar biasa yang dapat dilihat pada jarak baca normal. Seperti
yang terlihat pada Gambar 3.

42 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

Gambar 5.3. Ketentuan-ketentuan teknis penunjukan ukuran.

Keterangan Gambar 3:
1) Tinggi angka pengukuran ± 0,5 mm.
2) Jarak angaka ukuran dengan garis ukur ± 1 mm.
3) Ekor panah ukuran ± 2 mm.
4) Kelebihan garis batas ukuran ± 2 mm
5) Jarak garis ukuran terhadap garis benda ± 10 mm
6) Jarak antara tiap baris ukuran ± 10 mm. Apabila ruang gambar tidak
memungkinkan, jarak tersebut dapat dikurangi.
7) Apabila tanda panah tidak memungkinkan dibuat, maka dapat diganti
dengan titik.
8) Tanda panah ukuran dibuat runcing dan dihitamkan, dengan perbandingan
ukuran seperti ditunjukkan Gambar 3b.

43 | P a g e
Untuk Kalangan Sendiri
Documen Resmi Lab. Konstruksi dan Perancangan Mesin
Program Studi Teknik Mesin Unsyiah

3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a) Latihan
Buat gambar isometri, gambar potongan serta gambar kerja sesuai potongan

b) Tugas

44 | P a g e
Untuk Kalangan
Sendiri Documen Resmi Lab. Konstruksi dan
Perancangan Mesin Program Studi Teknik Mesin
Unsyiah

DAFTAR PUSTAKA

[I]. Chink D.K. “Grafik Arsitektur”. Surabaya : Airlangga.


[II]. Juhana 0, Suratman M. 2000. “Menggambar Teknik Mesin”. Bandung : Pustaka
Grafika.
[III]. Pane S.E., “Perspektif Untuk Para Arsitek”.
[IV]. Sato G.T., Hartanto N.S. 1981. “Menggambar Teknik Mesin Menurut Standar
ISO”. Pradnya Paramita.
[V]. K. L. Naraya, P. Kauniah, K. Venkata Reddy. Machine Drawing, 2006. New Age
International Ltd.
[VI]. Warren J. Luzadder. Menggambar Teknik, 1995
[VII]. Collin H. Simmons, Dennis, E.Maguire. Manual of Engineering Drawing, 2004.
Elsevier.

iv | P a g e

Anda mungkin juga menyukai