PRA PROPOSAL
Oleh
ANTIKA CAHYANI
NIM : 16.IK.460
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
2019
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4
1. Tujuan Umum...................................................................................................4
2. Tujuan Khusus..................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................6
A. Landasan Teori........................................................................................................6
1. Pendidikan Kesehatan........................................................................................6
a. Pengertian....................................................................................................6
b. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................6
2. Pengetahuan.......................................................................................................7
a. Pengertian....................................................................................................7
b. Tingkat Pengetahuan....................................................................................7
c. Faktor-faktor Yang Yempengaruhi Pengetahuan........................................8
d. Pengaruh Pendidkan Kesehatan terhadap Pengetahuan Ibu Balita
tentang Imunisasi MR.................................................................................9
3. Imunisasi MR.....................................................................................................10
a. Epidemiologi Campak dan Rubella.............................................................10
b. Gambaran Penyakit Campak dan Rubella serta CRS di Indonesia.............12
c. Pengertian Imunisasi ...................................................................................14
d. Tujuan Imunisasi..........................................................................................15
e. Manfaat Imunisasi........................................................................................15
f. Sasaran Imunisasi........................................................................................15
g. Dampak Imunisasi.......................................................................................16
iii
h. Pengertian Vaksin........................................................................................16
i. Syarat Pemberian Vaksin MR......................................................................17
j. Cara Pemberian Vaksin MR........................................................................17
k. Kampanye Imunisasi Measles Rubella........................................................18
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................20
A. Lokasi, Waktu, dan Sasaran Penelitian......................................................................20
B. Metode Penelitian .....................................................................................................20
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................................20
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vaksinasi adalah salah satu intervensi untuk kelangsungan hidup anak yang
paling hemat biaya dan dipraktikkan di seluruh dunia. Semua negara di dunia
memiliki program imunisasi untuk memberikan vaksin yang tepat sasaran dan
bermanfaat, secara khusus berfokus pada wanita hamil, bayi dan anak-anak, yang
berisiko tinggi terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (Dharmalingam,
2017). Salah satu indicator tercapainya program Universal Child Immunization
(UCI). Pencapaian UCI merupakan gambaran cakupan imunisasi pada bayi (0-11)
bulan secara nasional hingga ke tingkat pedesaan. WHO dan UNICEF menetapkan
indikator cakupan imunisasi adalah 90% ditingkat nasional dan 80% disemua
kabupaten. Program Imunisasi merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective(hemat) dan telah
diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956 (Veronica, 2015).
adanya vaksin, penyakit ini termasuk penyakit yang sangat umum terjadi di Amerika
Serikat, khususnya di kalangan anak-anak. Penyakit ini masih sering muncul di
berbagai belahan dunia (Immunizaton Action Coaliton, 2018). Penyakit campak dan
rubella dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan anak di Indonesia,
sehingga pemerintah melaksanakan kampanye vaksinasi MR (MMR VIS - Indonesia,
2012). Anak yang sudah melakukan vaksinasi 80-95 % akan terhindar dari penyakit
berbahaya. Semakin banyak cakupan imunisasi bayi dan anak maka semakin terlihat
penurunan angka kesakitan dan kematian (Ranuh, 2011). Vaksin MR (Measles
Rubella) memberikan manfaat seperti dapat melindungi anak dari kecacatan dan
kematian akibat komplikasi pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan
penyakit jantung bawaan (Ditjen P2P, 2016).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneiti tertarik
untuk meneliti Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Imunisasi MR terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah “Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Imunisasi MR terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita dalam Imunisasi MR di Wilayah Kerja Puskesmas
Banjarmasin ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umun
Mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Imunisasi MR terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita dalam Imunisasi MR di Wilayah Kerja
Puskesmas Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan dan minat ibu tentang imunisasi MR
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di Puskesmas
b. Mengetahui tingkat pengetahuan dan minat ibu melakukan imunisasi MR
setelah pendidikan kesehatan ibu tentang imunisasi MR di Puskesmas
c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
dan minat ibu tentang imunisasi MR di Puskesmas
5
D. Manfaat penelitian
1. Teoritis
Dari segi teoritis hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk
mengembangkan ilmu keperawatan anak melalui pendidikan kesehatan imunisasi
terhadap tingkat pengetahuan ibu balita tentang imunisasi MR agar dapat
dikembangkan sebagai dasar ilmu keperawatan anak
2. Praktis
a. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu keperawatan anak
terkait pengaruh pendidikan kesehatan imunisasi terhadap tingkat
pengetahuan ibu balita tentang imunisasi MR. Penelitian ini juga dapat
dijadikan referensi bagi tenaga pendidik dalam menyampaikan materi
perkuliahan.
b. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat
terkait pengaruh pendidikan kesehatan imunisasi terhadap tingkat
pengetahuan ibu balita tentang imunisasi MR.
c. Tempat penelitian
Memberikan informasi tambahan bagi perawat atau tenaga kesehatan lainnya
dalam melakukan pendidikan kesehatan terkait imunisasi MR.
d. Peneliti
Memberi sumber data yang baru bagi peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti lebih lanjut pengaruh pendidikan kesehatan imunisasi terhadap
tingkat pengetahuan dan minat ibu tentang imunisasi MR
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar ada individu,
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri.
Sehingga pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan
untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal (Apilaya, 2016).
b. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan ialah (Apilaya, 2016) :
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada
4) Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih
besar pada kesehatan (dirinya)
5) Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah
dan mencegah penyakit menular.
6) Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi,
keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan
dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.
7) Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan
terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya
7
Gambar 1
Negara dengan Kasus Campak Terbesar di Dunia tahun 2016
Sumber: Kemenkes RI 2016
Dari gambaran di atas menunjukkan Indonesia merupakan salah satu dari
negara-negara dengan kasus campak terbanyak di dunia.
Penyebab Rubella adalah togavirus jenis rubivirus dan termasuk golongan
virus RNA. Virus dapat berkembang biak di nasofaring dan kelenjar getah
bening regional, dan viremia terjadipada 4 – 7 hari setelah virus masuk tubuh.
Virus tersebut dapat melalui sawar plasenta sehingga menginfeksi janin dan
dapat mengakibatkan abortus atau Congenital Rubella Syndrome/CRS. Masa
penularan diperkirakan terjadi pada 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah
rash. Masa inkubasi Rubella berkisar antara 14 – 21 hari. Gejala Rubella
ditandai dengan demam (37,2°C) dan bercak merah/rash makulopapuler disertai
pembesaran kelenjar limfe di belakang telinga, leher belakang dan suboccipital
(INFODATIN,2018).
Konfirmasi laboratorium dilakukan untuk diagnosis pasti rubella dengan
melakukan pemeriksaan serologis atau virologis. IgM rubella biasanya mulai
muncul pada 4 hari setelah rash dan setelah 8 minggu akan menurun dan tidak
terdeteksi lagi, dan IgG mulai muncul dalam 14-18 hari setelah infeksi dan
puncaknya pada 4 minggu kemudian dan umumnya menetap seumur hidup.
12
Virus rubella dapat diisolasi dari sampel darah, mukosa hidung, swab
tenggorok, urin atau cairan serebrospinal. Virus di faring dapat diisolasi mulai 1
minggu sebelum hingga 2 minggu setelah rash.
Rubella pada anak sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau
bahkan tanpa gejala sehingga sering tidak terlaporkan. Sedangkan rubella pada
wanita dewasa sering menimbulkan arthritis atau arthralgia. Rubella pada
wanita hamil terutama pada kehamilan trimester 1 dapat mengakibatkan abortus
atau bayi lahir dengan CRS. Bentuk kelainan pada CRS (INFODATIN,2018):
a. Kelainan jantung :
1) Patent ductus arteriosus
2) Defek septum atrial
3) Defek septum ventrikel
4) Stenosis katup pulmonal
b. Kelainan pada mata :
1) Katarak kongenital
2) Glaukoma kongenital
3) Pigmentary Retinopati
c. Kelainan pendengaran
d. Kelainan pada sistem saraf pusat:
1) Retardasi mental
2) Mikrocephalia
3) Meningoensefalitis
e. Kelainan lain :
1) Purpura
2) Splenomegali
3) Ikterik yang muncul dalam 24 jam setelah lahir
4) Radioluscent bone
b. Gambaran Penyakit Campak dan Rubella serta CRS di Indonesia
Setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih dari 11.000
kasus suspect campak dan dari hasil konfirmasi laboratorium, 12 – 39%
diantaranya adalah campak pasti (lab confirmed) sedangkan 16 – 43% adalah
13
rubella pasti. Dari tahun 2010 sampai 2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus
campak dan 30.463 kasus rubella. Jumlah kasus ini diperkirakan masih rendah
dibanding angka sebenarnya di lapangan, mengingat masih banyaknya kasus
yang tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan swasta serta kelengkapan
laporan surveilans yang masih rendah.
Gambar 2
Estimasi Kasus Campak dan Rubella di Indonesia Tahun 2015 – 2017
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat 18 provinsi (52,9%) yang
mengalami peningkatan kasus dalam tiga tahun terakhir, yaitu Sumatera Utara,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jawa Timur,
Banten, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua
Barat. Provinsi Banten dan Jawa Timur mengalami peningkatan yang signifikan
di antara 18 provinsi tersebut.
Berdasarkan data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit,
Kemenkes RI (2018) total angka kejadian campak di Indonesia pada tahun 2017
yang sudah terlapor adalah 14.640 kasus, dan masih ada beberapa wilayah yang
beluh terdata atau belum melaporkan angka kejadian campak. Sedangkan untuk
tahun 2018 Kemenkes RI belum menginformasikan angka kejadian campak di
Indonesia.
14
Gambar 2.3
Jumlah kasus campak selama 2017 di Indonesia
c. Pengertian imunisasi MR
Imunisasi adalah Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2013).
Imunisasi MR adalah kombinasi vaksin Campak dan Rubella untuk
perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella.
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala
penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash)
disertaidengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat
15
4) Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali pakai
atau kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering. Apabila
lengan anak tampak kotor diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu.l
5) Penyuntikan dilakukan pada otot deltoid di lengan kiri atas.
6) Dosis pemberian adalah 0,5 ml diberikan secara subkutan (sudut kemiringan
penyuntikan 45o). Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar,
kemudian ambil kapas kering baru lalu ditekan pada bekas suntikan, jika ada
perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga darah berhenti.
BAB III
METODE PELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, N.S., dan Mega Rinawati. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika
Proverawati, A., dan Citra Setyo Dwi Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi.
Yogyakarta : Nuha Offset
Satgas Imunisasi PP IDAI. 2014. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta : Penerbit Buku
Kompas
23