Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

ANNIDA HASANAH 16.IK.459


ANTIKA CAHYANI 16.IK.460
ATIK 16.IK.463
DARAWATI KURNIYA 16.IK.464
DWITI HIKMAH SARI 16.IK.466
FAISAL AMIN 16.IK.469
ISNANIAH 16.IK.475
RISMA 16.IK.491
SALIVAHANA ADHITYA 16.IK.492
SILVI YANTI 16.IK.493

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu
mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat
membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak
psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi.
Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran penting
tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis
individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307).
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat
membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak
psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas. (AH. Yusuf, 2015:89)

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh seseorang bervariasi
tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan oleh individu tersebut (Hawari, 2004).
Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan secara umum
antara lain adaalh sebagai berikut:
1. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah tersinggung,
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takutsendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan kosentrasi daya ingat
6. Gejala somatikrasa sakit pada oto dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dngin dan lembab, dan lain
sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).

C. Rentang Respons Tingkat Kecemasan


1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas
menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya kecenderungan untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal
lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak
mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas
motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang,
serta kehilangan pemikiran rasional.

D. Proses terjadinya ansietas


1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan ansietas,
di antaranya sebagai berikut.
a. Faktor biologis.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungki
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatasi stresor.
b. Faktor psikologis
1) Pandangan psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara dua elemen
kepribadian—id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua
elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.
2) Pandangan interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang
mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas
yang berat.
3) Pandangan perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan
pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
4) Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang tindih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Faktor
ekonomi dan latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut.
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan
fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

E. Diagnose Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Panik
2. Kecemasan
3. Ketidakefektifan koping individu

F. Pohon Masalah
G. Intervensi
No. Dx. Keperawatan NOC NIC
1. Panic Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien berfokus pada
keperawatan selama .. X 24 pernafasan lambat dan
jam diharapkan klien panic melatihnya bernafas secara
klien hilang atau berkurang teratur
dengan kriteria hasil : 2. Bantu klien
1. Klien tidak akan mempertahankan kebiasan
menciderai diri sendiri makan teratur dan seimbang
ataupun orang lain 3. Indentifikasi gejala awal
2. Klien akan berkomunikasi dan ajarkan klien
dengan efektif melakukan perilaku
3. Klien akan menyampaikan distraksi misalnya :
pengetahuan tentang berbicara kepada orang lain
gangguan panik dan melibatkannya dalam
4. Klien akan aktivitas fisik
mengungkapkan rasa 4. Libatkan klien dalam
pengendalian diri mempelajari cara
mengucarngi stressor dan
situasi yang menimbulkan
cemas

2. Kecemasan Setelah dilakukan asuhan 1. Eksplorasi perasaan cemas


keperawatan selama .. X 24 klien, perlihatkan diri
jam diharapkan klien cemas sebagai orang yang hangat
klien hilang atau berkurang dan menjadi pendengar
dengan kriteria hasil : yang baik
1. Klien mendiskusikan 2. Bantu klien mengenali
tentang perasaan perasaan cemas dan
cemasnya menyadari nilainya
2. Klien mengidentifikasi 3. Melakukan komunikasi
respon terhadap stress dengan teknik yang tepat
3. Klien mendiskusikan dan dimulai dari topic yang
suatu topic ketika bertemu ringan
dengan perawat 4. Bantu klien
mengidentifikasi respon
terhadap sters
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. Dorong klien untuk
Koping tubuh keperawatan selama .. X 24 menggunakan koping
jam diharapkan klien koping adaptif dan efektif yang
individu efektif dengan telah berhasil digunakan
kriteria hasil : pada masa lampau
1. Klien memiliki koping 2. Bantu klien melihat
terhadap ancaman keadaan saat ini dan
2. Strategi koping positif kepuasan mencapai tujuan
untuk mengetahui sebab 3. Bantu klien untuk
biologi menentukan strategi koping
3. Klien melakukan aktifitas positif
seperti biasanya 4. Konseling dan penyuluhan
keluarga ataupun orang
terdekat tentang penyebab
biologis
5. Dorong klien untuk
melakukan aktivitas yang
disukainya
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : Ruang Kakatua Tanggal dirawat : 09-0X-20XX

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z Umur : 25 tahun No. CM : 08X-0X-XX

II. ALASAN MASUK


Sulit tidur dan melukai diri sendiri serta klien mengaku ketakutan karena selalu dihantui
bayang – bayang kekasihnya yang telah ia bunuh.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
□ Ya
 Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ?
□ Berhasil
□ Kurang berhasil
□ Tidak berhasil
3. Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
 Aniaya fisik 12 ............ √ ..........
□ Aniaya seksual ............ ............ ............. ..........
□ Penolakan ............ ............ ............. ..........
 Kekerasan dlm keluarga 12 ............ √ ..........
□ Tindakan kriminal ……… ............ ............. ..........
Jelaskan : Sering dianiaya oleh ayah kandungnya
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
□ Ada
 Tidak ada
Kalau ada :
Hubungan keluarga : ...................................................
Gejala : ...................................................
Riwayat pengobatan : ...................................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Klien mengatakan sering dianiaya oleh ayahnya pada saat masih kecil

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital : TD 110/80 mmHg N : 98 x/mnt S : 37 0C R : 25 x/m
2. Ukur : BB 60 kg TB : 168 cm
3. Keluhan fisik : Tidak ada keluhan fisik
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Jelaskan : Klien adalah anak tunggal dan klien tinggal sendirian


2. Konsep Diri
□ Citra tubuh :
Klien tidak merasa terganggu dengan keadaan tubuhnya saat ini
□ Identitas :
Klien seorang laki-laki berumur 25 tahun belum pernah menikah
□ Peran :
Klien mengatakan dalam keluarga berperan sebagai anak
□ Ideal diri :
Klien mengatakan merasa tertekan saat ini dan ingin pulang untuk berkumpul
dengan keluarganya.
□ Harga diri :
Klien menyadari bahwa apa yang klien lakukan tidak baik namun berusaha
menjadi yang lebih baik.
3. Hubungan Sosial
□ Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti yaitu ayah dan ibunya
□ Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok / masyarakat
□ Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan bahwa hambatan yang sering terjadi dikarenakan klien adalah
orang yang sensitive dan mudah tersinggung
4. Spiritual
□ Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam
□ Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan selalu sholat dan berdoa kepada Allah agar cepat sembuh

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
□ Tidak rapi
□ Penggunaan pakaian tidak sesuai
□ Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tampak memakai pakaian rumah sakit, semua baju berkancing
2. Pembicaraan
□ Cepat
□ Keras
 Gagap
□ Inkoherensi
□ Apatis
 Lambat
□ Membisu
□ Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : klien tampak terbata-bata menceritakan alasan cemas yang dialaminya
3. Aktifitas motorik
□ Lesu
 Tegang
 Gelisah
□ Agitasi
□ Tik
□ Grimasem
 Tremor
□ Kompulsif
Jelaskan : klien tampak tidak bisa tenang saat melakukan komunikasi dan tangan klien
tampak bergetar
4. Alam perasaan
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Kuatir
□ Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien mengungkapkan rasa cemasnya karena merasa bersalah atas tindakan
yang sudah dilakukan
5. Afek
□ Datar
□ Tumpul
□ Labil
□ Tidak sesuai
Jelaskan : Afek klien sesuai
6. Interaksi selama wawancara
□ Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
□ Kontak mata kurang
□ Defensif
□ Curiga
Jelaskan : klien tidak kooperatif, tampak cemas, gelisah, dan mudah tersinggung.
7. Persepsi
Halusinasi :
 Pendengaran
 Penglihatan
□ Perabaan
□ Pengecapan
□ Penghidu
Jelaskan : Klien mengatakan sering mendengar bisikan bisikan aneh dan sering melihat
bayangan kekasihnya yang sudah dibunuh
8. Isi pikir
□ Obsesi
□ Phobia
□ Hipokondria
□ Depersonalisasi
□ Ide yang terkait
□ Pikiran magis
Waham :
□ Agama
□ Somatik
□ Kebesaran
□ Curiga
□ Nihilistik
□ Sisip pikir
□ Siar pikir
□ Kontrol pikir
Jelaskan : -
9. Arus pikir
□ Sirkumstansial
□ Tangensial
□ Kehilangan asosiasi
□ Flight of idea
□ Blocking
□ Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : -
10. Tingkat kesadaran
□ Bingung
□ Sedasi
□ Stupor
□ Disorientasi waktu
□ Disorientasi orang
□ Disorientasi tempat
Jelaskan : Composmentis.
11. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
Jelaskan : Memori masih baik, klien mampu menceritakan pengalaman masa lalu atau
sekarang
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Mudah beralih
□ Tidak mampu berkonsentrasi
□ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : konsentrasi dan berhitung klien tidak ada gangguan
13. Kemampuan penilaian
□ Gangguan ringan
□ Gangguan bermakna
Jelaskan : klien mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain
14. Daya Tilik Diri
□ Mengingkari penyakit yang diderita
□ Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : klien mampu mengungkapkan tentang penyakitnya dank lien menceritakan
semua tentang penyakitnya. Klien sadar bahwa klien berada di RSJ.

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Ya Tidak
□ Makan  ………….
□ Keamanan  .................
□ Perawatan kesehatan  .................
□ Pakaian  .................
□ Transportasi  .................
□ Tempat tinggal  .................
□ Uang  .................
Jelaskan : .
Klien mampu memenuhi kegiatannya secara mandiri
2. Kegiatan hidup sehari-hari
□ Perawatan diri BT BM
 Mandi ................. 
 Kebersihan diri ................. 
 Makan ................. 
 BAK/BAB ................. 
 Ganti pakaian ................. 
Jelaskan :
Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
□ Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ?
 Ya
 Tidak
Apakah anda makan memisahkan diri ?
 Ya, jelaskan :
.................................................................................................................
 Tidak
Frekuensi makan sehari : 2-3 x
Frekuensi kudapan sehari : jarang
Nafsu makan
 Meningkat
 Menurun
 Berlebihan
 Sedikit-sedikit
Berat badan :
 Meningkat
 Menurun
BB terendah : 55 kg, BB tertinggi : 60 kg
Jelaskan : klien mengatur pola makannya karena untuk menjaga kesehatannya
□ Tidur Ya Tidak
Apakah ada masalah tidur ?  ............
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? ............ 
Apakah ada kebiasaan tidur siang ? ............ 
Lama tidur siang : ±1 jam
Apa yang menolong tidur ? tidak ada
Tidur malam jam : 12 bangun jam : 9
Apakah ada gangguan tidur ?
 Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi
 Somnambulisme
 Terbangun saat tidur
 Gelisah saat tidur
 Berbicara saat tidur
Jelaskan : Karena klien mengalami ketakutan dan merasa cemas
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
 Ya □ Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
 Ya □ Tidak
Mengatur pengunaan obat
 Ya □ Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan
 Ya □ Tidak
Jelaskan : klien mampu mengatasi koping individu
4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : kedua orang tuanya
Terapis : tenaga medis
Teman sejawat : tidak
Kelompok sosial : tidak
Jelaskan :
Klien hanya memiliki kedua orang tuanya yang masih perhatian, dengan di bantu
tenaga medis
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?
□ Ya
 Tidak
Jelaskan : klien mengatakan hanya melakukan kegiatan di rumah saja
VIII. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan apabila ada permasalahan yang dihadapi klien hanya mengikuti
egonya saja

IX. DATA PENUNJANG


1. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan
glukosa dan menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium
2. Uji psikologis

X. PENGOBATAN
1. Farmakoterapi
pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron
di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2. Non farmakoterapi
- Diam ditempat sampai serangan panic berlalu
- Rileks, latihan pernafasan
- Identifikasi rasa takut selama serangan
- Diskusikan cara menghadapi rasa takut “saya tidak mengalami serangan jantung,
hanya panic , akan berlalu”

Anda mungkin juga menyukai