Anda di halaman 1dari 3

FORM ANALISIS JURNAL

Penulis Arif Mz
Tahun terbit 2017
Judul Pengaruh Madu terhadap Luka Bakar
Lembaga penerbit -
Volume, nomer & Volume 7 Nomor 5, 71-74
Halaman
Tanggal terbit Desember 2017
N ASPEK YANG ISI JURNAL
O DINILAI
I. JUDUL
Pengaruh Madu terhadap Luka Bakar
II. PENDAHULUAN
1. Latar belakang Luka bakar merupakan salah satu insiden
yang sering terjadi di masyarakat. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013,
prevalensi luka bakar di Indonesia sebesar 0,7%.
Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 1-4 tahun.
Penanganan dalam penyembuhan luka
bakar antara lain mencegah infeksi dan memberi
kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berpoliferasi dan
menutup permukaan luka.
Penyembuhan luka melewati tiga fase, yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling.
Faktor yang bisa mengganggu dan menghambat
proses penyembuhan ini adalah infeksi.
Luka bakar biasanya dinyatakan dengan
derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka
bakar. Beratnya luka tergantung pada dalam,
luas, dan letak luka. Terdapat 3 derajat pada luka bakar. Luka
bakar derajat I hanya mengenai lapis luar
epidermis, kulit merah, sedikit edema dan nyeri.
Tanpa terapi sembuh dalam 2-7 hari.
Persembuhan luka merupakan suatu
proses yang kompleks karena berbagai kegiatan
bioseluler dan biokimia terjadi berkesinambungan
Pertumbuhan bakteri patogen seperti
Escherichia coli, Listeria monocytogenes, dan
Staphylococcus aureus dapat dihambat oleh
pemberian madu. Dari segi estetika pemakaian madu
memiliki
kelebihan karena dapat digunakan untuk
menghaluskan kulit, serta pertumbuhan rambut
dibandingkan pemakaian antibiotik. Selainitu,
madu diduga berperan sebagai antibakteri dan
saat ini sudah dimanfaatkan sebagai penanganan
korban luka bakar sudah diketahui banyak
manfaatnya. Namun belum ada pembuktiannya
secara ilmiah. Untuk itu, perlu dilakukan
penelitian mengenai peran madu sebagai
antibiotika pada luka bakar.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
III. METODE
PENELITIAN
1. Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
Penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan
penelitian menggunakan rangkaian observasi
2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah klien dengan
luka kaki diabetik grade II dan III.
3. Variabel Penelitian Efektivitas Penggunaan Madu Campuran
Proses Penyembuhan Luka Di Poli Kaki Diabetik
4. Teknik pengumpulan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
data penelitian ini adalah non probability sampling
dengan metode Porposive Sampling.
5. Teknik analisis data Data dianalisis sesuai variable penelitian, dimana
sampel dianalisis secara deskripsi dan tabulasi
sesuai dengan tahapan proses penyembuhan luka
dengan waktu pencapaian proses tersebut. Data
juga di tampilkan dalam bentuk dokumentasi dan
gambar proses setiap penyembuhan luka sesuai
dengan tahapan.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Dari 15 sampel luka kaki diabetic dengan grade 2
dan 3 yang diteliti Rata-rata granulasi tumbuh pada
hari ke 14 sampai dengan 21 hari perawatan.
2. Pembahasan Rata-rata granulasi tumbuh pada hari ke 14 sampai
dengan 21 hari perawatan. Madu campuran yang
digunakan tentunya memiliki kandungan atau
komposisi yang relatif sama ,yakni mengandung
asam amino, karbohidrat total, protein, vitamin A,
vitamin C, kalsium, besi, sodium (natrium), total
lemak dan kolesterol, namun yang berbeda disini
adalah komposisi air yang ada didalam madu
campuran. Kandungan air yang terdapat dalam
madu akan memberikan kelembaban pada luka,
sehingga proses granulasi luka tumbuh dengan
baik.
V. KESIMPULAN,
SARAN DAN
IMPLIKASI
KEPERAWATAN
1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian adalah
pengobatan tradisional (nonfarmakologi) dengan
menggunakan madu campuran dapat pertumbuhan
dari granulasi luka kaki diabetic.
2. Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
pengobatan altenatif madu campuran dapat
digunakan sebagai acuan penelitian dengan
variabel yang berbeda
3. Implikasi Implikasi keperawatan dalam penelitian ini adalah
Keperawatan pengobatan alternatif madu campuran dapat
diaplikasikan dalam dunia keperawatan untuk
mempercepat proses granulasi luka pada pasien
dengan kaki diabetik.

Anda mungkin juga menyukai