Anda di halaman 1dari 5

BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi Januari 2019

Vol. 5 No. 1, p 7-11


ISSN: 2442-2622

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN INANG LARVA KUPU-


KUPU DI TAMAN WISATA ALAM SURANADI

Evy Aryanti*, Immy Suci Rohyani, Suripto


Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Mataram
Jl. Majapahit 65 Mataram 63251
*email: earyanti@unram.ac.id

ABSTRAK
Potensi flora dan fauna di Taman Wisata Alam Suranadi cukup melimpah salah satu diantaranya
adalah kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki peranan yang sangat penting sebagai pollinator dan
bioindikator terhadap perubahan kualitas lingkungan. Keberadaan dan keanekaragaman kupu-kupu
sangat dipengaruhi oleh penyebaran dan kelimpahan tumbuhan inang terutama pada masa larva.
Penelitian bersifat deskriptif eksploratif menggunakan metode jelajah. Tumbuhan inang ditentukan
berdasarkan keberadaan larva dan kerusakan daun akibat gigitan ulat kupu-kupu. Tumbuhan inang
yang ditemukan dikoleksi dan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi Flora of Java, Flora of
Malesiana dan URL: http://www.theplantlist.org. Data hasil pengamatan dianalisis secara kuantitatif
untuk menentukan kerapatan relatif, frekuensi relatif dan indeks diversitas Shannon–Wiener (H’).
Berdasarkan hasil analisisi data, ditemukan 26 spesies dari 18 famili tumbuhan yang berpotensi
sebagai tumbuhan inang larva kupu-kupu. Spesies tumbuhan inang yang dominan yaitu Chlorantus
officinalis diikuti oleh Dracontomelon dao dengan Indeks diversitas sebesar 4,1.

Keywords: Tumbuhan inang, larva kupu-kupu, Taman Wisata Alam Suranadi

PENDAHULUAN inang (host plant) (Shalihah,et.all.,2012).


Ketergantungan kupu-kupu terhadap
Kondisi alamnya yang relatif terjaga, keragaman tumbuhan inang, memberikan
menjadikan hutan Taman Wisata Alam hubungan yang erat antara keragaman
(TWA) Suranadi kaya akan kupu-kupu dengan kondisi habitatnya.
keanekaragaman flora maupun fauna. Kupu-kupu sangat sensitif terhadap
Potensi flora dan fauna di TWA ini cukup perubahan kondisi habitatnya, terutama
melimpah mulai dari pepohonan, semak, struktur tumbuhan. Ancaman terhadap
perdu, liana, herba hingga beragam jenis hilangnya jenis tumbuhan tersebut sama
fauna mulai dari kera abu-abu (Macaca saja dengan mengancam keberadaan kupu-
fascicularis) hingga beragam jenis kupu yang dapat menyebabkan terjadinya
serangga salah satu diantaranya adalah kepunahan.
kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki peranan Kupu-kupu sangat membutuhkan
yang sangat penting sebagai pollinator dan tumbuhan inang (pakan) pada masa larva.
dapat dijadikan sebagai bioindikator Larva kupu-kupu merupakan herbivor
terhadap perubahan kualitas lingkungan spesialis. Kebanyakan jenis kupu-kupu
(Lestari, et al., 2015). Hal ini disebabkan sangat bergantung pada satu atau dua jenis
karena kupu- kupu sangat sensitif terhadap tumbuhan inang. Tumbuhan inang
perubahan ekosistem, relatif mudah merupakan tempat larva mendapatkan
dikoleksi, dan sangat popular. nutrisi penting dan zat-zat kimia yang
Keberadaan dan keanekaragaman diperlukan untuk memproduksi warna dan
kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh karakteristik kupu-kupu dewasa
penyebaran dan kelimpahan tumbuhan (Arrummaisa,et.all., 2014). Berdasarkan

7
Aryanti et al.: Keanekaragaman Tumbuhan Inang Larva Kupu-Kupu
kondisi tersebut diperlukan adanya berbagai Analisis Data
upaya untuk menjaga kelestarian kupu-kupu Data hasil pengamatan kemudian
yang merupakan salah satu objek yang dianalisis secara kuantitatif untuk
menjadi daya tarik TWA Suranadi. Salah menentukan indeks kerapatan relatif,
satu upayanya adalah dengan melakukan frekuensi relative (Odum,1993) dan indeks
penelitian mengenai keanekaragaman diversitas Shannon–Wiener (H’).
tumbuhan inang larva kupu-kupu yang ada
di TWA Suaranadi. Penelitian ini a. Kerapatan relatif (KR)
diharapkan dapat membantu dalam upaya
menjaga keanekaragaman jenis kupu-kupa 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐾𝑅 = 𝑥 100%
dan upaya penangkaran kupu-kupu yang 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
ada di TWA Suranadi.
b. Frekuensi relative (FR)
METODE PENELITIAN
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐹𝑅 = 𝑥 100%
Waktu dan Tempat Penelitian 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
Penelitian ini bersifat deskriptif
eksploratif, yaitu menggambarkan secara c. Indeks diversitas Shannon-Wiener (H’)
sistematis dan akurat mengenai fakta yang
𝒔
ada melalui pengamatan langsung di
lapangan. Pengambilan sampel tanaman 𝑯′ = 𝒑𝒊 𝒍𝒐𝒈𝟐𝒑𝒊
inang di lakukan di TWA Suranadi. 𝒊=𝟏
Identifikasi tumbuhan inang dilakukan di H’ = Indeks diversitas Shannon-Wiener
Laboratorium Biologi FMIPA Mataram. pi = Proporsi kelimpahan spesies ke-i
terhadap jumlah kelimpahan
Alat dan Bahan Penelitian total
Alat yang digunakan dalam penelitian s = Jumlah kelimpahan total spesies di
ini adalah alat tulis lapangan, kamera, dalam komunitas
kompas, alat herbarium, gunting atau cutter
dan plastik. Bahan yang diperlukan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah bahan pengawet
berupa alkohol dan formaldehid, sampel Keberadaan kupu-kupu sangat
tumbuhan tempat ditemukan larva kupu- bergantung kepada daya dukung habitatnya,
kupu, peta geografis TWA Suranadi, buku yaitu habitat yang memiliki komponen
kunci identifikasi Flora of Java, Flora of hostplant dan foodplant. Hostplant adalah
Malesiana dan URL: tumbuhan inang yang menjadi makanan
http://www.theplantlist.org. larva dan foodplant adalah tumbuhan yang
menjadi makanan kupu-kupu dewasa.
Pengambilan Data Apabila salah satu, atau bahkan kedua
Metode penelitian yang digunakan komponen tersebut tidak ada, maka kupu-
dalam penelitian ini adalah metode kupu tidak dapat melangsungkan
eksplorasi dan metode jelajah. Tumbuhan kehidupannya (Shalihah et.all., 2012).
inang ditentukan berdasarkan jumlah larva Taman Wisata Alam Suranadi dengan luas
dan kerusakan daun akibat gigitan ulat ± 52 hektar memiliki kekayaan flora yang
kupu-kupu yang ditemukan pada tumbuhan beranekaragam, mulai dari pohon, perdu
tersebut. Tumbuhan inang yang ditemukan ataupun herba. Kondisi tersebut akan dapat
kemudian diawetkan dalam bentuk mendukung keberadaan kupu-kupu untuk
herbarium untuk mempermudah tumbuh dan berkembang dengan baik.
identifikasi. Hasil penelitian menemukan 26
jenis tumbuhan yang berasal dari 20 genus
dan 18 famili di TWA Suranadi yang
berpotensi sebagai tumbuhan inang
8
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019
(hostplant) larva kupu-kupu. Kebanyakan Berdasarkan hasil analisis vegetasi
larva kupu - kupu memakan daun dan tumbuhan inang larva kupu-kupu di TWA
bagian tanaman yang lain. Larva yang lebih Suranadi dapat diketahui nilai kerapatan
besar umumnya memakan tepi daun dan relatif tertinggi (KR) terdapat pada jenis
mengkomsumsi semua bagian daun, kecuali Dracontomelon dao sebesar 7,6 % diikuti
tulang - tulang daun yang besar. Sementara oleh Macaranga tanarius dan
itu, larva yang lebih muda memakan daun Clerodendron japonicum masing-masing
dengan cara melubanginya seperti yang sebesar 7,3% dan 6,7% (Gambar 2).
terlihat pada gambar 1 di bawah ini. Tingginya nilai kerapatan relatif
menunjukkan bahwa jenis tersebut mampu
beradaptasi dengan lingkungan sehingga
mampu mendominasi kawasan TWA
Suranadi. Sementara itu, nilai frekuensi
relatif (FR) tertinggi terdapat pada jenis
Dracontomelon dao sebesar (7,7%) diikuti
oleh Aristolochia tagala dan Macaranga
tanarius masing-masing sebesar (7,3%) dan
a b (7,0%) (Gambar 3). Tingginya nilai
frekuensi pada ketiga jenis tumbuhan ini
menunjukkan bahwa jenis tersebut memiliki
distribusi atau penyebaran yang luas di
TWA Suranadi.
Masing-masing tumbuhan diatas
berasal dari famili Anacardiaceae
(Dracontomelon dao), Euphorbiaceae
(Macaranga tanarius), Verbenaceae dan
c d Aristolochiaceae. Sebagian besar famili
tersebut merupakan pakan inang larva
Gambar 1. Bekas gigitan larva kupu-kupu. kupu-kupu dari famili Nypmhalidae.
(a) Dracontomelon dao; (b)
Macaranga tanarius (c) Aristolochia
tagala (d) Clerodendron japonicum

Density of Hostplant
8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0 Density

Gambar 2. Kerapatan tumbuhan inang larva kupu-kupu di TWA Suranadi.

9
Aryanti et al.: Keanekaragaman Tumbuhan Inang Larva Kupu-Kupu

9,00 Relative Frequency of Hostplant


8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00 Relative frequency

Gambar 3. Frekuensi relative tumbuhan inang larva kupu-kupu di TWA Suranadi.

Menurut (Santosa,et all.,2017) KESIMPULAN


tanaman inang dari famili Nymphalidae
diantaranya yaitu dari famili Annonaceae, Berdasarkan dari hasil penelitian
Malvaceae, Tiliaceae, Rutaceae, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
Sapindaceae, Anacardiaceae, berikut:
Leguminoceae, Melastomataceae, 1. Kerapatan relatif tertinggi terdapat pada
Passifloraceae, Rubiaceae, Acanthaceae, jenis Dracontomelon dao sebesar 7,6%
Loranthaceae, Euphorbiaceae, Moraceae, diikuti oleh Macaranga tanarius dan
dan beberapa lainnya). Kondisi ini Clerodendron japonicum masing-masing
diperkuat dengan penelitian yang telah sebesar 7,3% dan 6,7%
dilakukan oleh (Ariani, et all, 2013); 2. Frekuensi relatif tertinggi tertinggi
menemukan jenis kupu-kupu yang paling terdapat pada jenis Dracontomelon dao
banyak di TWA Suranadi berasal dari sebesar 7,7% diikuti oleh Aristolochia
famili Nymphalidae. Kehadiran suatu tagala dan Clerodendron japonicum
spesies kupu-kupu di suatu tempat masing-masing sebesar 7,3% dan 7,0%
ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan 3. Indeks diversitas tumbuhan inang larva
yang menjadi inang dari ulatnya kupu-kupu di TWA Surandi sebesar 4,1.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah
individu pada masing-masing spesies, maka DAFTAR PUSTAKA
dapat diketahui total indeks diversitas
tumbuhan yang berpotensi sebagai pakan Ariani L, Artayasa. IP, Ilhamdi, Liwa HM.
larva kupu-kupu yang ada di kawasan 2013. Keanekaragaman dan Distribusi
Taman Wisata Alam (TWA) Suranadi Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera) Di
sebesar 4,1. Berdasarkan kriteria Magurran Kawasan Hutan Taman Wisata Alam
(1988) dalam Sartika (2007), diketahui Suranadi Sebagai Media Pembelajaran
bahwa tumbuhan inang larva kupu-kupu Biologi. Prosiding Seminar Nasional
memiliki nilai keanekaragaman jenis tinggi dengan tema: Penelitian, Pembelajaran
jika H’>3. Sains, dan Implementasi Kurikulum
2013.

10
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019
Arrummaisha LD, Rahayu SP, Sulesetijono.
2014. Preferensi kupu-kupu Familia
Nymphalidae pada Tumbuhan di
Wisata Air Terjun Coban Rais Kota
Batu Malang.
http://jurnal_online.um.ac.id/data/artike
l/artikel87E560852741BA6801B74902
A35DA8A3.pdf. Diakses pada hari
sabtu 25 Januari 2019 jam 11.00
WITA.
Lestari DF, Putri RDA, Ridwan M,
Purwaningsih DA. 2015.
Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta:
Lepidoptera) di Wana Wisata Alas
Bromo, BKPH Lawu Utara,
Karangayar, Jawa Tengah. Proseding
Seminar Masyarakat Biodiversitas
Indonesia.Vol 1, No 6 September 2015.
p: 1284-1288
Santosa Y, Purnamasari I, Wahyuni I. 2017.
Perbandingan keanekaragaman kupu-
kupu antara tipe tutupan lahan hutan
dengan kebun sawit. Proseding
Seminar Nasional Masyarakat
Biodiversitas Indonesia. Vol 3, No 1,
Februari 2017 Halaman 104-109.
Sartika M. 2007. Keanekaragaman Jenis
Flora Di Kawasan Karst Gunung
Cibodas, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Shalihah A, Pamula G, Cindy R, Rizkawati
W, Anwar ZI. 2012. Kupu-Kupu Di
Kampus Universitas Padjajaran
Jatinangor, HMDP Unpad.
Suhara. 2009. Ecology-The Relationship
between Organisms and Their
Environment. http://www. Learn about
Butterflies.com/Ecology.htm.10
Februari 2010 , 17.15 Wib.

11

Anda mungkin juga menyukai