ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pupuk organik cair yang
didekomposisi dengan Trichoderma sp terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe dan
konsentrasi terbaik pupuk organik cair yang didekomposisi dengan Trichoderma sp terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman cabe. Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan
rekomendasi pemupukan yang tepat dengan menggunakan pupuk organik cair yang dapat
meningkatkan produksi tanaman cabe besar var. Lokal Toraja. Penelitian ini merupakan percobaan
faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan
yang diulang 3 kali. Perlakuan yang dicobakan adalah: K0 (Tanpa pupuk), K1 (20ml/ltr air), K2
(40 ml/l air), K3 (60 ml/l air) dan K4 (80 ml/l air). Variabel yang diamati pada penelitian ini
meliputi parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman (cm), umur berbungan (hari) dan parameter
hasil yaitu jumlah buah per tanaman (buah), bobot per buah (g) dan bobot per tanaman (g). Seluruh
variabel yang diamati dianalisis dengan Sidik Ragam dan bila hasil analisi Sidik Ragam
menunjukkan beda nyata maka dilakukan analisis uji lanjutamn dengan menggunakan uji BNJ
pada taraf taraf uji 0,05. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pupuk cair organik dengan
konsentrasi 80 ml/liter air memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman jumlah cabang,
umur berbunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot buah per plot.
Kata kunci: Cabe besar var. lokal, pupuk organik cair, Trichoderma sp,
teknologi budidaya tanaman. Inovasi didapatkan juga lebih mudah diserap oleh
teknologi yang sesuai akan menjadi prospek tanaman karena sudahdalam bentuk ion.
cerah untuk pengembangan lada katokkon Pupuk organik cair dapat dibuat dari kotoran
kedepannya sebagai salah satu komoditas ternak maupun sisa-sisa tumbuhan. Salah satu
unggulan masyarakat Toraja bukan hanya teknologi dari pembuatan pupuk cair dapat
untuk kebutuhan masyarakat Toraja saja tapi menggunakanTrichoderma sp. untuk
dapat diperkenalkan kedaerah lain. Salah satu mempercepat penguraian (Lukitaningsih,
cara untuk meningkatkan produksi lada 2009).
katookkon adalah teknologi pemupukan yang
ramah lingkungan dengan menggunakan Pupuk kandang merupakan pupuk yang
pupuk organik yang didekomposisi penting di Indonesia. Selain jumlah ternak
menggunakan mikroorgaisme. Ada banyak yang cukup banyak dan volume kotoran
jenis mikroorganisme yang dapat ternak cukup besar, pupuk kandang secara
ditambahkan ke dalam pupuk kandang kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikroba
ataupun ke dalam tanah (pupuk biologis) yang dibandingkan limbah pertanian. Pupuk
dapat membantu proses dekomposisi bahan kandang yang umum digunakan berasal dari
organik di alam tanah. Salah satu kotoran terrnak seperti sapi, kerbau, kambing,
mikroorganisme fungsional yang dikenal luas ayam, babi, kuda dan domba (Hartatik dan
sebagai pupuk biologis tanah adalah jamur Widowati, 2010).
Trichoderma sp. Spesies Trichoderma
disamping sebagai organisme pengurai, dapat Penelitian ini diadakan untuk mengetahui
pula berfungsi sebagai agen hayati dan pengaruh berbagai konsentrasi pupuk organik
stimulator pertumbuhan tanaman. cair yang didekomposisi menggunakan
Pupuk organik cair adalah salah satu bentuk Trichoderma sp. terhadap pertumbuhan dan
pupuk organik yang kini mulai produksi tanaman cabe varietas lokal Toraja.
dikembangkan, di samping bahannya mudah
Kerangka Berpikir
873 | JURNAL KIP - Vol. IV. No. 2, Juli 2015 – Oktober 2015
METODE PENELITIAN
Cara Pembuatan pupuk cair adalah sebagai
Penelitian berlangsung pada bulan Maret berikut ; kotoran kerbau kering sebanyak 5 kg
sampai Juni 2015, di Green House Fakultas dimasukkan ke dalam ember ditambahkan
Pertanian Universitas Kristen (UKI) Toraja Trichoderma sp. 10% dari bobot kotoran
yang bertempat di Kelurahan Tallunglipu kerbau kering (0,5 kg Trichoderma sp)
Matallo, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten kemudian ditambahkan air 20% dari muatan
Toraja Utara. Dengan ketinggian tempat 750 ember (2 liter), diaduk hingga homogen.
m dpl, dengan tipe iklim B (Scmidit Ember ditutup dengan plastik dan diikat
Ferguson), jenis tanah liat dengan pH 6,0. dengan tali rapiah lalu disimpan di tempat
Alat-alat yang digunakan dalam percoaan ini yang teduh. Setiap 3 hari suhu dalam ember
adalah cangkul, alat tulis, kamera, alat dicek dengan mengupayakan pada kisaran 27
semprot, termometer, timbangan sedang – 30 0C. Bila lebih dari 300C ditambahkan air
bahan yang digunakan adalah pupuk kandang 240 ml ke dalam ember lalu diaduk. Setelah
kerbau, Trichoderma sp. tanah, polybag, 21 hari, maka pupuk akan matang dengan ciri-
Lakban, bibit cabe. ciri tidak berbau, warna hitam dan suhu stabil
jadi 27 0C. Cairan disaring dengan kain untuk
Percobaan disusun dalam Rancangan Acak memisahkan pupuk cair dan sisa-sisa kotoran.
Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan Cairan tersebut dimasukkan kedalam botol.
yaitu : K0 = Tanpa pupuk ,K1= 20 ml/ltr air, Sebelum diaplikasikan pupuk organik cair
K2 = 40 ml/ltr air, K3 = 60 ml/ltr air, K4 = 80 tersebut diencerkan dengan konsentrasi 10%.
ml/ltr air. Setiap perlakuan terdiri dari 4 Pupuk organik cair siap digunakan.
(empat) tanaman yang diulang 3 kali.
Berdasarkan analisis statistik (sidik ragam dan untuk perbesaran dan pembelahan sel yang
uji BNT 0,05) menunjukkan bahwa banyak terdapat pada jaringan meristem.
konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh
nyata terhadap seluruh komponen Selanjutnya Samosir (1994) menyatakan
pertumbuhan dan produksi tanaman lada bahwa Unsur nitrogen berperan dalam
katokkon yang diamati. Hal ini menunjukkan pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ
bahwa pemberian pupuk organik cair pada tanaman. Fospor berperan untuk pertumbuhan
konsentrasi yang berbeda memberikan benih, akar, bunga, dan buah. Kalium untuk
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan berperan sebagai pengatur proses fisiologi
dan perduksi tanaman cabe varietas lokal tanaman seperti fotosintetis, akumulasi,
Toraja. Perlakuan yang tidak diberikan pupuk translokasi, transportasi karbohidrat,
organik cair (kontrol) memperlihatkan membuka menutupnya stomata, atau
pertumbuhan dan produksi yang paling rendah mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
dan semakin tinggi konsentrasi yang diberikan
semakin baik pertumbuhan dan produksi Masa peralihan dari fase vegetatif ke generatif
tanaman. Keadaan ini menunjukkan bahwa (umur berbunga) selain faktor genetik juga
pemberian pupuk organik cair dapat oleh faktor lingkungan diantaranya adalah
menciptakan lingkungan tumbuh/media tanam ketersediaan unsur hara sehingga proses
yang lebih baik yang dapat menstimulir fisiologi dan tanaman dapat berjalan dengan
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. baik. Proses fisiologi tanaman diantaranya
fotosintesis dan respirasi yang optimal berarti
Konsentrasi pupuk organik cair 80 ml/l air tersedia energi yang cukup untuk mendukung
(K4) memberikan hasil yang terbaik terhadap insiasi pembungaan. Sejalan dengan apa yang
tinggi tanaman, jumlah cabang yang terbentuk dikatakan oleh Amindow Jaya (2002) bahwa
dan umur berbunga. Hal ini menunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan hara maka
bahwa pada konsentrasi tersebut pupuk cair semua proses fisiologi dalam tubuh tanaman
sudah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan akan berjalan baik sehingga menyebabkan
biologi tanah. Tekstur tanah yang lebih remah pertumbuhan tanaman akan berlangsung
memungkinkan pertumbuhan dan dengan baik Proses inisiasi pembungaan
perkembangan akar yang lebih baik sehingga merupakan salah satu fase (generatif) yang
meningkatkabn fungsi akar dalam menyerap merupakan proses metabolisme tinggi untuk
air dan unsur hara. Kandungan unsur hara mendukung pembelahan dan pembesaran sel.
terutama N, P dan K pada pupuk organik cair
mampu meningkatkan kandungan unsur hara Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
tanah sehingga menjadi lebih tersedia bagi konsentrasi pupuk organik cair 80 ml/liter air
tanaman. Ketiga unsur tersebut merupakan memberikan pengaruh terbaik terhadap
unsur hara makro yang esensial bagi produksi yaitu jumlah buah per tanaman,
pertumbuhan vegetatif tanaman karena bobot buah pertanaman, bobot buah perplot.
perannya dalam pembelahan dan pembesaran Hal ini karena pertumbuhan generatif pada
sel serta menyediakan energi bagi konsentri tersebut juga menunjukkan
metabolisme tanaman. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan terbaiknya. Pertumbuhan
Gardner et al (1991) yang menyatakan bahwa generatif tanaman selain ditentukan oleh
Pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh faktor genetiknya dan lingkungan selama fase
terserapnya unsur hara esensial seperti generatif juga sangat ditentukan oleh
nitrogen, fosfor, dan kalium yang berfungsi pertumbuhan vegetatifnya. Fase vegetatif
Driyunitha, Pairi’: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair …| 876
Daya Hidup Semai Tusam (Pinus Rachman Susanto. 2002. Pertanian Organik.
mercusi et Vries). Kanisius. Yogyakarta.
Nawangsangih A. A, H.P. Imdad Takaran dan Samosir S.S.R. 1994. Kimia Tanah. Jurusan
A. Wahyudi, 199. Cabai Hot Beauty. Ilmu Tanah. Faperhut. UNHAS
Penebar Swadaya, Jakarta. Suseno, 2002. Teknologi Pasca panen
Pasalli’ A.R. 2000. Pengaruh Pemberian Lombok. UI. Press. Jakarta
Takaran Bokahsi Pupuk Kandang Ayam Taufik, M. 2008. Efektivitas Agens Antagonis
dan Dosis Agro-88. Terhadap Trichoderma sp. Pada BerbagaiMedia
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tumbuh Terhadap Penyakit Layu Tanaman
Lombok Besar (Capsicum sp) Varietas Tomat. (online), (www.peipfi-komda-
Lokal Toraja. sulsel.org).
Pracaya, 2001. Budidaya Cabe Besar. Widyastuti, 2007. Efektifitas Trichoderma sp
Kanisius, Yogyakarta dalam Peningkatan Kesuburan Lahan.
Primanthoro, 2001. Teknologi Budidaya dan UGM Press. Yogyakarta.
Pasca panen Cabe. UGM Press,
Yogyakarta.
Driyunitha, Pairi’: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair …| 878