Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENANGANAN PASCA PANEN

PRAKTIKUM PENCUCIAN BAHAN PANGAN

KAMILIA YULI WIJAYANTI 362041311050 3B

DOSEN PENGAMPU
ASTRI IGA SISKA, S.Pi., M.P NIK. 2021.36.245

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1.1.1 Mengetahui perbedaan bahan pembersih terhadap kualitas bahan
pangan.

1.2 Dasar Teori


Pembersihan merupakan proses yang bisa dikatan sederhana tetapi
mampu memberikan dampak dan manfaat yang sangat besar. Pembersihan
bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau bahan yang tidak diinginkan
yang menempel atau terbawa pada hasil pertanian setelah bahan tersebut
dipanen. Kebersihan komoditas pertanian sangat berpengaruh terhadap
mutu terutama kenampakan bahan. Selain itu kotoran atau benda asing lain
dapat menjadi sumber cemaran yang akan mengakibatkan kerusakan bahan,
terutama jika cemaran itu berupa mikroorganisme. Oleh karena itu, sebelum
dipasarkan, hasil pertanian harus dibersihkan dari kotoran dan bagian-
bagian yang tidak diperlukan.
Kotoran-kotoran pada bahan hasil pertanian dapat dikelompokkan
berdasarkan wujudnya dapat menjadi beberapa kelompok, seperti:
a. Kotoran berupa tanah
Kotoran berupa tanah merupakan kotoran hasil yang menempel pada
bahan hasil pertanian pada saat bahan dipanen, terutama komoditas
umbi-umbian seperti singkong, kentang, talas, wortel, dan lain-lain.
Kotoran dapat berupa tanah, debu, dan pasir. Kotoran ini merupakan
media yang baik bagi tempat tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme yang berpotensi dapat merusak bahan hasil pertanian.
Kotoran berupa debu dan tanah juga dapat mengkontaminasi sayur dan
buah terutama bagian tanamn yang berdekatan dengan tanah.
b. Kotoran berupa sisa pemungutan hasil
Jenis kotoran ini antara lain berupa kotoran-kotoran sisa
pemungutan hasil tanaman yang merupakan bagian tanaman, seperti:
daun, dahan, ranting, biji, kulit, dan lain-lain.
c. Kotoran berupa benda asing
Kotoran benda asing adalah kotoran yang bukan merupakan bagian
dari tanaman. Kotoran berupa benda-benda asing seperti paku, batu,
puntung rokok, dan lain-lain. Kotoran tersebut ada karena kecerobohan
dalam penanganan hasil panen.
d. Kotoran biologis
Kotoran biologis merupakan kotoran yang berupa makhluk hidup
maupun hasil metabolisme seperti serangga dan kotoran biologis
lainnya yang tercampur dengan hasil pertanian. Kotoran ini dapat
membawa bibit penyakit seperti kolera, tipus, desentri, dan lain-lain.
e. Kotoran mikrobiologis
Kotoran mikrobiologis yang berupa mikroorganisme maupun hasil
metabolisme seperti jamur, bakteri dan lain-lain yang tercampur dengan
bahan hasil pertanian. Kotoran ini juga dapat membawa bibit penyakit.
f. Kotoran berupa sisa bahan kimia
Kotoran jenis ini merupakan bahan kimia yang berasal antara lain
dari obat-obatan pestisida, pupuk, asap kendaraan dan indstri yang
mencemari udara serta limbah-limbah buangan pabrik yang mencemari
sungai dan laut. Kotoran ini dapat menyebabkan keracunan pada
konsumen.
Dilihat dari segi mikrobiologis, air yang digunakan untuk mencuci
harus bebas dari mikroorganisme yang menjadi wabah penyakit. Ada dua
metode pembersihan pada bahan panan yaitu Pembersihan Cara basah (Wet
Cleaning Method) dan Pembersihan cara kering (Dry
Cleaning)Pembersihan bahan dengan Cara basah (Wet Cleaning Method)
biasanya direndam ke dalam air dengan waktu tertentu untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada bahan. Perlakuan ini
biasanya dibantu dengan penggosokan secara hati-hati agar bahan tidak
tergores.
Metode pembersihan cara basah meliputi menggetarkan atau mengocok
(soaking), menyemprot (spraying), mengapungkan kontaminan (floating),
pembersihan ultrasonik, menyaring (filtration), mengendapkan (settling).
Sedangkan, Metode pembersihan cara kering (Dry Cleaning) merupakan
metode yang pembersihannya tanpa menggunakan air. Pembersihan cara
kering ini meliputi penyaringan (screening), penyikatan, hembusan udara,
menggosok, pemisahan secara magnetic, pengayakan, abrasi, elektrostatik,
radio isotop dan sinar x.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
2.1.1. 4 Buah Ember
2.1.2. Timbangan
2.1.3. ATK
2.1.4. Kertas Hasil

2.2 Bahan
2.2.1 12 Buah Tomat
2.2.2 Bayclin 100 ppm
2.2.3 Sunlight/mama lemon (klorin 200 ppm + Natrium Sulfide)
2.2.4 Soda kue (Natrium bikarbonat)
2.2.5 Air

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Menyediakan ember 4 buah, masing-masing diberi air sebanyak 3
liter.
2.3.2 Ember 1 ir, ember 2 larutan mama lemon, ember 3 larutan soda
kue, ember 4 larutan byclin (klorin).
2.3.3 Setiap bahan direndam kedalam tiap-tiap ember selama 10 menit,
20 menit, dan 30 menit.
2.3.4 Setiap bahan diangkat sesuai dengan waktu yang ditentukan,
tiriskan dan kering anginkan.
2.3.5 Setiap bahan diamati perubahan berat, warna, dan tekstur.
2.3.6 Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah perendaman dengan
disertai foto.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 3 1 Tabel Pengamatan
Bahan Bahan Menit ke-
Parameter
Pangan Pembersihan 0 10 0 20 0 30
Berat 49,70 49,75 60,69 60,79 57,09 57,14
Air Warna OT OT O O O O
Tekstur K K K K K K
(klorin 200 Berat 47,37 47,38 63,27 63,38 68,25 68,40
ppm + Warna OK OK O O O OK
Natrium
Tekstur K K K K K K
Tomat sulphide)
Berat 46,83 46,89 52,92 53,04 61,54 61,62
Natrium
Warna OK OK O OK O O
bikarbonat
Tekstur K K K K K K
Berat 54,87 54,92 56,53 56,65 59,16 59,26
Klorin Warna OT OT O OK O O
Tekstur K K K K K K

Keterangan:
OT : Orange Tua
O : Orange
OK : Orange Kekuningan
K : Keras

3.2 Pembahasan
Terdapat tiga perlakuan pada kegiatan praktikum penanganan pasca
panen mengenai pencucian bahan pangan salah satu komoditas yaitu tomat.
Bahan pangan ini diamati dalam kurun waktu menit ke-0 dari masing-
masing perlakuan hingga menit ke-10, menit ke-20, menit ke-30.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praltikum penanganan pasca panen
pencucian bahan pangan, menunjukkan bahwa terdapat kenaikan berat pada
perendaman bahan tomat disetiap indikator bahan pembersihan, meskipun
perubahan tersebut tidak terlihat begitu jelas.
Selain itu, pada bahan pangan tomat mengalami perubahan warna.
Pada larutan klorin 200 ppm + natrium sulphide menit ke 30 terlihat adanya
perubahan warna dari orange ke orange kekuninga, pada larutan natrium
bikarbonat menit ke 20 terdapat perubahan warna dari orange ke orange
kekkuninngan, begitu juga pada larutan klorin pada menit ke 20.
Pada bahan pangan tomat ini, parameter tekdtur tidak mengalami
perubahan tekstur sama sekali. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel yang
menunjukkan bahwa, tekstur bahan pangan tomat tepat keras tidak ada
perubahan.
Pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengaruh
penggunaan air dengan larutan pencuci buah (mama lemon) terhadap
pengurangan residu pestisida atau kotoran lainnya sangat terlihat jelas.
Prediksi sebelumnya yang dicuci dengan larutan pencuci buah (mama
lemon) akan lebih rendah dibandingkan dengan dicuci air mengalir tetapi
kenyataannya yang dicuci dengan air mengalir lebih rendah dibandingkan
dengan dicuci dengan mama lemon saja, ini mungkin disebabkan bahwa
setelah dicuci dengan larutan pencuci buah (mama lemon) langsung
diekstrak tanpa dicuci lagi dengan air mengalir sehingga residu pestisida
yang lengket pada buah sebagian tetap terikut dengan buah yang diekstrak,
sementara kalau dicuci dengan air mengalir residu pestisida yang lengket
pada buah akan hilang bersama air mengalir tersebut.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pada pengamatan pencucian bahan pangan tomat menunjukkan bahwa
adanya perubahan berat pada setiap perlakuan, terdapat perubahan pada
beberapa larutan pencucian dan pada menit tertentu. Selain itu, penggunaan
larutan pembersih yang digunakan dapat dilihat bahwa larutan pembersih
air dan mama lemon lebih disarankan dalam melakukan pencucian atau
pembersihan bahan pangan. Sedangkan larutan bayclin tidak disarankan
untuk digunakan pada proses pencucian atau pembersihan bahan pangan
kerana mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan keracunan.

4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum dan hasil pembahasan adapun saran yang
dapat disampaikan yaitu dalam melakukan kegiatan pencucian atau
pembersihan bahan pangan baik buah dan sayuran lebih baik menggunakan
bahan larutan yang aman digunakan dan tidak mengandung bahan kimia.
Selain itu, sebaiknya membersihkan bahan dengan bahan pencuci yang
kemudian dibersihkan kembali dengan air yang mengalir untuk
menghilangkan atau membersihkan bahan dari sisa-sisa larutan pembersih.
DAFTAR PUSTAKA
Ganesha. 2012. Praproses Bahan Hasil Pertanian. Diakses pada 25 Maret 2022 di
http://pradiskagita.blogspot.com/2012/06/rangkuman-i.html
Taufiqullah. (2022, Oktober 20). TN Pangan. Retrieved from tneutron.net:
https://www.tneutron.net/pangan/prinsip-dan-tujuan-membersihkan-bahan/
Widyantari, N., Triani, I. L., & Gunam, I. (2015). Pengaruh Perlakuan Pencucian
dan Perebusan Terhadap Kadar Residu Insektisida dan Karakteristik
Sensoris pada Sayuran Kembang Kol (Brassica oleracea var.botrytis L).
jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 130-139.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai