Anda di halaman 1dari 1

4.3.

2 Pengaruh Komponen Abiotik terhadap Agroekosistem

Komponen abiotik terdiri dari suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu tanah,
dan warna tanah. Komponen abiotik yang ada pada dataran tinggi dan dataran rendah berbeda.
Komponen tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Berdasarkan data pengamatan,
suhu udara pada dataran tinggi (UB Forest) lebih rendah daripada suhu udara dataran rendah
(Jatikerto). Hal ini disebabkan karena semakin tinggi dataran maka semakin rendah suhu udara yang ada
di daerah tersebut. Pendapat ini sejalan dengan Raharjeng (2015), dataran rendah memiliki temperature
udara yang lebih tinggi daripada dataran tinggi. Suhu ini berpengaruh pada laju penguapan dari jaringan
tumbuhan ke udara, semakin tinggi suhu udara maka transpirasi akan semakin tinggi. Komponen lainnya
yaitu kelembaban udara, tingkat kelembaban udara pada dataran tinggi (UB forest) lebih rendah
daripada tingkat kelembaban udara pada dataran rendah (Jatikerto). Faktor alam yang terjadi di dataran
tinggi (UB forest) menyebabkan kelembaban yang seharusnya tinggi menjadi lebih rendah daripada
dataran rendah (Jatikerto) dan kelembaban pada dataran rendah seharusnya lebih rendah dari dataran
tinggi. Untuk faktor intensitas cahaya pada dataran tinggi (UB forest) tingkat intensitasnya lebih rendah
daripada dataran rendah (Jatikerto), hal ini disebabkan karena UB forest terletak pada dataran tinggi
sedangkan Jatikerto terletak pada dataran rendah sehingga intensitas yang didapatkan lebih sedikit
dibandingkan intensitas yang diterima di Jatikerto, diperkuat dengan pendapat Istiawan dan Kastono
(2019), perbedaan ketinggian tempat akan mempengaruhi intensitas cahaya yang ada, semakin tinggi
tempat maka intensitas cahaya yang sampai kepermukaan semakin kecil. Untuk warna tanah pada
dataran tinggi dan dataran rendah berbeda, warna tanah pada dataran tinggi (UB forest) 7,5 YR 3/1
(very dark grey) sedangkan warna tanah pada dataran rendah (Jatikerto) 10 YR 2/2 (very dark brown).
Menurut Meli et al (2018). semakin gelap warna tanah, semakin tinggi kandungan bahan organik
didalamnya. Sedangkan untuk suhu tanah pada dataran tinggi (UB Forest) di kedalaman 0-5 cm 29˚C, 5-
10 cm 21˚C, 10-20 28˚C, dan 20-30 26˚C. Suhu tanah pada dataran rendah (Jatikerto) di kedalaman 0-5
cm 31˚C, 5-10 cm 28˚C, 10-20 27˚C, dan 20-30 28˚C. Menurut Lubis (2007), semakin rendah suhu maka
semakin sedikit air yang diserap oleh akar.

Meli, V. Saeri, S. dan Sutarman, G. 2018. Perkebunan dan Lahan Tropika. Identifikasi Sifat Fisika Tanah
Ultisols Pada Dua Tipe Penggunaan Lahan di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten
Ketapang. Jurnal Universitas Tanjungpura. 8(2), 80-90.

Istiawan, Nugraha. D. dan Dody, Kastono. 2019. Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh terhadap Hasil
dan Kualitas Minyak Cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) di Kecamatan Samigaluh, Kulon
Progo. 8(1): 27-41

Raharjeng, Anita. R. P. 2015. Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Hubungan Kekerabatan Tanaman
Sansevieria trifasciata L. Jurnal Biota.

Lubis, K. S. 2007. Aplikasi Suhu dan Aliran Panas Tanah. Fakultas Pertanian Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai