drg. Desy Fidyawati, Sp.Perio § Desinfeksi setidaknya selalu NOTE: yang warna hitam itu translate-an dari slide, ada dua tahap: yang warna oranye itu dari VN ya yg diomongin • Tahap awal dokternya melibatkan DEFINISI menggosok • Kontrol infeksi – disebut juga ‘exposure permukaan dengan control plan’ oleh OSHA, merupakan kuat (vigorous program yang harus dilakukan untuk scrubbing) untuk menjaga seseorang dari resiko terekspos dilakukan desinfeksi terhadap infeksi dan kemudian di lap • Tindakan yang harus dilakukan sebelum bersih (Termasuk operator menyentuh area yang dapat mendesinfektan mengakibatkan atau terekspos infeksi seluruh permukaan • Tindakan kontrol infeksi: dari kemungkinan o Sterilisasi: penggunaan fisik atau adanya bakteri prosedur kimiawi untuk karena kita mau menghilangkan seluruh permukaan yang mikroorganisme, termasuk jumlah mendekati steril) substansial spora bakteri resisten • Tahap kedua o Penggunaan bahan kimia untuk melibatkan mematikan bakteri-bakteri, membasahi termasuk bakteri resisten dan dalam permukaan dengan jumlah banyak desinfektan dan o Steril: bebas dari seluruh membiarkan mikroorganisme hidup; biasanya permukaan tersebut dideskripsikan sebagai probabilitas basah selama (contoh, probabilitas beberapa waktu, mikroorganisme hidup 1 dari 1 juta) tergantung dari § Bebas dari mikroorganisme produsen bahan o Desinfeksi: destruksi tersebut (Termasuk mikroorganisme patogen dan bagaimana mikroorganisme lainnya dengan fisik membuat/mendesinf atau kimiawi eksi, kemudian § Menghilangkan bakteri membasahi-nya pada patogenik maupun bagian-bagian yang mikroorganisme lainnya mungkin tersentuh secara fisik atau dengan pada saat melakukan menggunakan obat kimia tindakan) juga bisa. Namun masih ada § Desinfektan yang ideal beberapa bakteri yang memiliki sifat: mungkin masih ada (tidak • Aktivitas spektrum benar-benar hilang semua, luas contohnya yang masih ada • Aksi cepat itu bakteri endospora) • Non korosif (Kenapa? § Desinfektan: agen kimiawi Karena mungkin akan yang digunakan pada benda menyetuh bahan- mati untuk menghancurkan bahan yang semua mikroorganisme bersifat/mengandun patogen, namun tidak semua g metal)
JIHAN AZIZA HANIF
• Ramah lingkungan desain untuk mencegah kontaminasi dari (tidak menimbulkan mikroorganisme bahaya) • Teknik asepsis dilakukan untuk tetap • Bebas dari komponen menjaga pasien bebas dari mikroorganisme organik volatile berbahaya selama memungkinkan, dimana • Non toksik dan non hal ini dipastikan dengan menggunakan alat staining steril. o Asepsis: pencegahan kontaminasi • Prosedur yang dilakukan dengan kondisi mikrobial pada jaringan hidup atau steril, diciptakan untuk melindungi bahan steril, dengan menghilangkan kontaminasi dari bakteri. Untuk tindakan atau membunuh mikroorganisme asepsis ini ada beberapa hal yang bisa (melindungi dari kontaminasi diterapkan, contohnya di klinik/RS. Yaitu mikroorganisme ataupun dari barrier (macam-macam barrier dibawah) bakteri, dengan cara • Barrier: gaun, kain penutup/drapes, sarung menghilangkan/membunuh bakteri tangan, dan masker steril tersebut. Menciptakan suasana atau keadaan yang free bacteria dengan cara membunuh atau menghilangkan bakteri tersebut. Tindakan prevention, bukan • Persiapan pasien dan persiapan alat: protective. Kalo protective itu persiapan antiseptik kulit untuk pasien, seperti menggunakan desinfektan instrumen steril dan alat seperti handpiece, tadi) surgical burs, drills, dll (semua alat dan bahan yang akan digunakan dimasukkan ke dalam kantong steril, termasuk bur, sarung tangan, dll)
• Kontrol lingkungan: pintu harus tetap
tertutup, masuk – keluarnya operator harus Keterangan gambar: diminimalkan (kalaupun ada lalu lintas orang 1. Pusat infeksi – infeksi bisa diakibatkan dari: keluar masuk minimal sekali dan sebaiknya a. Agen infeksi tidak dilakukan) b. Penderita yang terkena infeksi c. Jalan masuk d. Jalur transmisi e. Jalan keluar f. Reservoir (tempat pertumbuhan) 2. Diatas merupakan beberapa cara atau • Contact to contact guidelines: hanya kontak transmisi terjadinya infeksi – kalau steril – steril yang boleh dilakukan. Asisten berdekatan dengan agen pembawa infeksi, sekunder biasanya membuka barang non- seperti mikroorganisme, kemudian steril dan tidak akan menyetuh area steril, penderita infeksi, tempat masuk (contoh, instrumen, atau alat (kontak operator Covid-19 jalan masuknya bisa dari rongga menggunakan sarung tangan, gak bisa asal mulut, jalan keluar bisa dari rongga mulut ambil) bisa dari hidung) • Teknik asepsis mengarah pada prosedur yang dilakukan pada kondisi steril yang di
JIHAN AZIZA HANIF
• Persiapan ruang praktek • Insisi intra oral o Ruangan bertekanan negatif a. Insisi dengan bentuk lurus dan o Hepa filter vertikal biasa dilakukan agar estetik o AC non sirkulasi dapat tetap terjaga dengan minimal o Desinfektan per pasien bekas luka. Teknik ini digunakan • Persiapan operator dan asisten – PPE untuk memperoleh akses lesi yang (personal protective equipment, salah lebih dalam dengan minimal invasif satunya dengan menggunakan gown steril) intraoral • Persiapan pasien (untuk persiapan pasien, aman ketika menggunakan rubberdam apalagi pas pandemi. Agar kontaminasi atau portal of entry virus (jikalau pasien ada virus) tidak kena ke operator yang sedang bekerja) Insisi intraoral dengan teknik lurus vertical untuk lesi jaringan lunak atau tulang (dilakukan insisi dengan scalpel, laser/cauter kemudian taruh pisau bedah ke bagian yang akan di insisi. Ketika memegang pisau bedah, sudah ditancapkan jgn ditarik lagi/perbaiki posisi krn bisa terjadi perdarahan. Jadi kalau udah tancapkan harus langsung dikerjakan di insisi sampe ke tulang (misal jika ingin sampe ke tulang) kemudian diarahkan ke, misalnya ke mucobuccal fold (dari attached gingiva Metode sterilisasi dan desinfeksi pada instrumen ke mucobuccal fold) dental (menggunakan chemical desinfection atau b. Teknik insisi lurus dan horizontal autoklaf) untuk tulisan ’15-30 min required per pada sulkus bukal, biasanya cycle’ katanya setiap udah on mode yg 30 menit diindikasikan untuk manajemen gabisa dibuka sampe selesai kelainan periapikal, gigi impaksi, PRINSIP-PRINSIP BEDAH tumor, dan prosedur operasi sinus. Insisi Luka bekas operasi akan terlihat • Insisi terdiri dari membuka sebagian besar lebih jelas dibandingkan dengan jaringan superfisial untuk melihat bagian teknik vertikal (luka bekas operasi yang lebih dalam, merupakan prosedur lebih terlihat jelas karena melibatkan mekanik (seperti scalpel atau gunting) atau daerah mukosa yang bergerak) prosedur termal (seperti electrosurgery atau laser) (Insisi adalah suatu tindakan pembukaan pada bagian permukaan dari suatu jaringan, dari mulai permukaan paling atas sampai bagian paling dalam Insisi horizontal sulkus menggunakan scalpel atau gunting, bisa juga c. Insisi intrapapilari, insisi sulkus atau dengan thermal procedure seperti laser atau insisi gingival margin dilakukan electrosurgery) dengan menggunakan scalpel • Dapat dilakukan secara manual dengan dengan bevel terbalik dan dilakukan scalpel #11, #12, #15 (kalau bedah mulut secara seksional pada interdental mungkin prefer yang #11, kalau perio #15 papilla dan sebagian pada serat agak lurus dan pendek – disuruh browsing suprakrestal dan transpetal dari liat bentuknya) ligamen periodontal • Dengan laser/cauter • Kombinasi keduanya • Macam-macam insisi yang biasa dilakukan di rongga mulut: Insisi intrapapilari atau sulkus untuk mendapatkan akses pada permukaan palatal dari alveolus (ada JIHAN AZIZA HANIF pembuluh darah palatinus inferior, dilakukan insisi flap, flap harus memiliki sisi-sisi yang dengan bevel terbalik, dilakukan mengikuti kontur sejajar satu sama lain atau menyatu dari mahkota gigi à dibuka à dilakukan bergerak dari dasar ke puncak flap pembukaan dari sisi anterior ke posterior) (maka sebaiknya insisi vertikal dibuat d. Insisi gingiva margin dilakukan agak 60-70 derajat sehingga dasar dengan insisi pada sudut 70, flap lebar, bisa untuk memudahkan terhadap akses lesi tulang tetapi penyembuhan) menjaga vaskularisasi yang adekuat o Tinggi flap sebaiknya tidak melebihi dua kali lebar dasar flap. Dasar flap sebaiknya lebih lebar dibandingkan dengan tinggi flap o Jika memungkinkan suplai darah Insisi gingival margin dengan ‘releasing incision’ aksial harus terdapat pada dasar flap dengan dasar lebih lebar daripada apeks (ketika o Dasar flap tidak boleh diregangkan melakukan insisi padamargin gingiva, sebaiknya dan dipegang oleh alat-alat apapun mengarahkannya jangan tegak lurus, tapi yang dapat menyebabkan terjadinya mengarahkan dasarnya lebih lebar [seperti kerusakan pembuluh darah sehingga trapesium]) suplai darah terganggu dan dasar e. Insisi pada gigi molar ketiga bisanya flap kering dengan menggunakan tipe Winter dimana insisi dilakukan mulai dari eksternal oblique ridge ke garis sudut distobukal gigi molar kedua dan dilanjutkan pada sekitar margin gingiva dari molar pertama dan molar kedua (misal odontektomi dengan tipe Winter)
f. Teknik Y-type incision: biasanya • Pencegahan flap ‘dehiscence’: dengan tidak
untuk mengangkat torus palatinus menempatkan tepi flap pada area yang memiliki tekanan (tekanan contohnya pada daerah rongga mulut yang mungkin berada pada sudut-sudut mulut/di daerah tipis dimana tekanannya lebih tinggi) Flap • Pencegahan flap robek: komplikasi akibat • Flap dilakukan untuk membuka akses flap yang sering terjadi adalah robeknya pembedahan pada area yang dituju atau jaringan dimana flap dibuat. Flap yang untuk mengangkat jaringan dari satu tempat pendek memiliki waktu penyembuhan yang ke tempat lain (ketika setelah insisi, sama dengan flap yang panjang (tapi dengan dilakukan flap) flap yang panjang akan mendapatkan akses • Prinsip dasar desain flap dilakukan dengan ke daerah yang mau dilihat lebih besar memperhatikan agar tidak terjadi komplikasi daripada flap pendek. Kalo flap pendek akibat flap berupa nekrosis, dehiscence, dan harus ditarik flap tsb untuk akses yang lebih robek. Flap dentoalveolar yang biasa baik.) dilakukan adalah mukosal flap Suturing • Pencegahan flap nekrosis • Bahan suture adalah serat artifisial yang o Tinggi flap tidak boleh lebih lebar digunakan untuk menyatukan luka sampai dibandingkan dasar flap kecuali bisa bersatu dengan serat natural (kolagen) terdapat arteri mayor pada dasar (tindakan suturing terdiri atas benang dan jarum. Suture material adalah suatu bahan JIHAN AZIZA HANIF artifisial yang gunanya adalah untuk § Proporsional terhadap mempertemukan luka sehingga bisa koefisien friksi material sembuh dengan adanya kolagen pada § Pada saat melakukan kandungannya) tindakan penjahitan, • Tujuan: diujungnya akan melakukan o Menyediakan tension yang sesuai pengikatan atau knot saat penutupan luka tanpa dead o Elastisitas: kemampuan suture untuk space (mempersiapkan tension saat mencapai bentuk aslinya dan penutupan luka agar tidak ada panjang aslinya setelah ditarik jaringan yang nekrosis) o Plastisitas: kemampuan stuure untuk o Menjaga hemostasis (bisa menjaga memanjang ketika ditarik, namun supaya tidak terjadi perdarahan yang tidak kembali ke panjang awal tidak diinginkan atau perdarahan o Memory: kemampuan suture untuk yang tidak diperkiraka, karena pada kembali ke bentuk sebelumnya dasarnya setelah pencabutan gigi setelah dimanipulasi. Merupakan ada perdarahan. Perdarahan normal refleksi kekakuan 5-10 menit biasanya sudah berhenti kalo sampe 15 menit gaberenti, harus waspada) o Penyembuhan primer (proses penyembuhan yang baik yaitu proses penyembuhan yang homesostasis jaringan bekerja dengan baik. Primary intention healing sangat diharapkan karena merupakan penyembuhan luka yang terjadi karena adanya terbentuknya blood Klasifikasi benang ada yang absorbable dan non clot à perdarahan berhenti à absorbable. Absorbable bisa diserap oleh tubuh jaringan/sel-sel nya membentuk (vicryl, plain gut, chromic gut paling sering (fibroblas, koalgen) à jaringan digunakan pada bedah intraoral). merapat pada bagian superfisial Non absorbable tidak bisa diserap tubuh, jadi kalau terlebih dahulu) yang non absorbable seminggu kemudian o Menurunkan rasa nyeri post pasiennya akan datang lagi untuk diangkat operative jahitannya. Mungkin dari 5 jahitan yang ada • Karakteristik bahan suturing mungkin bs tersisa 3/2 atau bahkan masih rapat. o Konfigurasi fisik Ketika primary intention healing bagus, § Monofilamen atau kemungkinan ada bagian yang sudah rapat jadi multifilamen kemungkinan jika awalnya ada 4 jahitan, bs tinggal § Twisted atau braided 2/3 jahitannya. (PTFE sudah jarang digunakan, skrg (keliatan pake mikroskop, yang non absorbable lebih sering digunakan yang biasanya BM pake twisted, natural seperti silk/cotton, yang favorit itu silk perio pake braided karena karena lebih kuat dan tidak terlalu banyak retensi braided lebih halus sehingga makanannya, kecuali kalo jahitannya tidak terlalu tidak menyebabkan tension baik (banyak knot yang mengganggu à retensi pada gingiva) makanan)) o Tensile strength • Jarum § Ukuran dimana benang ini o Jarum memiliki dua tipe yaitu lurus bisa putus dan bengkok o Kekuatan dari ikatan o Sedangkan jarum yang melengkung § Jumlah kekuatan yang terdiri dari dua tipe yaitu dibutuhkan untuk lepas konvensional dan tipe ‘reverse cutting’ JIHAN AZIZA HANIF boleh melebihi tensile strength jaringan yang hendak di suturing. 4-0 biasanya lebih umum digunakan pada bedah periodontal flap (Untuk daerah atau tindakan bedah intraoral, biasanya digunakan 4-0 atau 5-0 Paling sering digunakan yang 3/8 circle karena karena lebih tipis/lebih halus sehingga kalau memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam masuk ke dalam gingiva atau ke jaringan di jaringan yang tipis atau jaringan yang bergerak, dan daerah M3, lebih memungkinkan untuk menempatkan atau memegangnya juga lebih enak dilakukan knot dan tensile strength tidak dan lebih nyaman terlalu kecil sehingga lebih nyaman ketika dilakukan penjahitan dan tidak melukai jaringan)
3 komponen utama yaitu:
Press – fitted end (swage) (bagian akhir sebelum Suturing instrument benang nyatu dengan ujungnya) • Prinsip penjahitan Needle body tempat menaruh hemostat o Needle holder berada 1/3 terakhir Needle point/ujungnya bagian dari body hampir ke arah Ada benang atraumatic dan benang traumatic kalo swage atraumatic benang yang sudah nyatu dengan o Jarum dimasukkan tegak lurus jarum. dengan permukaan jaringan agar tidak terjadi sobekan • Swaged: tempat melekatnya benang jahit, o Masuk dari jaringan yang bergerak merupakan bagian akhir dari jarum ke jaringan yang tidak bergerak • Needle body: merupakan bagian yang o Masuk dari yang tipis ke jaringan terbesar, dan tempat untuk pegangan saat yang tebal dilakukan penjahitan. Umumnya yang o Masuk dari bagian yang dalam ke digunakan adalah 3/8 superfisial • Needle point: o Free tension jangan terlalu ditarik karena bisa jadi kalo tipis permukaannya maka terjadi robekan
Reverse cutting: resiko terjadinya pemotongan
jaringan akibat jarum lebih kecil (untuk bedah intraoral biasanya digunakan reverse cutting: segitiga sama sisi kebalik) Kenapa difavoritkan ini • Teknik suturing karena tajam, ideal untuk kulit o Simple loop modification of Kalo conventional cutting bisa mengakibatkan interrupted suture technique benang putus, kalo reverse cutting lebih enak o Continuous non-interlocking suture karena lebih tajam dan lebih nyaman untuk technique jaringan yang tipis o Vertical mattress suture technique • Suture size (ukuran benang): diameter o Horizontal mattress suture permukaan dari material diukur dari ukuran technique 1-0 ke 10-0. Ukuran 10-0 merupakan o Continuous horizontal mattress diameter terkencil dan tensile strength suture technique terendah. Tensile strenth dari suture tidak o Modification of interrupted suture technique JIHAN AZIZA HANIF o Cross (Crisscross) suture technique Konversi single thumb knot biasanya knot o Periosteal suturing technique duakali, dibentuk duakali kemudian diiket o Coronally repositioned mattress sekali lagi ke arah yang berlawanan supaya suture technique benang tidak terbuka o Vertical sling mattress suture Hemostasis technique • Perdarahan terjadi melebihi waktu o Single interrupted sling suture perdarahan normal yang disebabkan akibat technique berbagai faktor, yaitu sistemik dan lokal o Sling suture about single tooth • Sistemik: kelainan darah o Independent sling suture technique • Lokal: primer, intermediate, sekunder o Fungsinya macam2 ada yang buat (primer: perdarahan yang terjadi sesaat menutup luka, untuk gingiva nya naik, setelah dilakukannya tindakan bedah 5-10 dll menit biasanya gaada perdarahan lagi; • Simple interrupted: simpul ini adalah simpul intermediate: perdarahan yang terjadi yang paling sering digunakan. Jahitan ini setelah 8 jam; sekunder: perdarahan yang merupakan jahitan single dan tidak ada terjadi lebih dari 24 jam, bisa terjadi ketentuan harus dilakukan berapa banyak lepasnya blood clot (sikat gigi terlalu keras dalam menutup luka operasi yang penting karena luka, naik pesawat (makanya tanya ketika menutup luka operasi pastikan bahwa pasien dulu dia mau naik pesawat ga dalam luka tersebut rapat? Gimana cara ceknya? waktu dekat [h+1] sebaiknya tindakan Dengan menggunakan pinset (ditarik) kalo pencabutan ditunda dulu karena tekanan di ada celah sedikit aja, sebaiknya dijahit lagi pesawat takutnya ada pembukaan blood sekali lagi, jaga biar kuman dll gak masuk clot)) • Ada juga pasien disuruh gigit es batu biar perdarahan berkurang, tapi belum ketemu literaturnya Debridemen dan Dekontaminasi Jadi sekali jahit langsung di knot. • Debridemen luka adalah pembersihan luka dengan mengambil jaringan nekrotik dari • Figure of eight: teknik ini dilakukan untuk luka, jaringan iskemi, dan benda asing dari penjahitan soket post operasi atau ekstraksi, jaringan luka yang dapat menghambat hal ini dilakukan untuk menjaga dan penyembuhan luka membantu terjadinya pembekuan darah • Perlunya penggunaan bahan irigasi pada soket setelah ekstraksi • Setelah menjahit, makanya sebaiknya bersihkan, karena ada kemungkinan benda asing ataupun blood clot • Bahanirigasi yang terpilih adalah NaCl. Proses akhir nya kayak membentuk angka 8. Kenapa? Karena garam fisiologis dan bersifat Dimasukin dari bukal kemudian keluar ke palatal antiseptik sehingga diharapkan bisa lalu ditarik jarumnya, ditusukkan ke bagian distal, menghilangkan bakteri atau menjadi lalu di knot seperti gambar 5 tindakan debridemen dan dekontaminasi. • Knot: Kontrol Inflamasi • Derajat edema pasca bedah dapat ditentukan oleh dua variable, yaitu: (a) semakin besar jaringan mengalami luka, semakin besar kemungkinan terjadinya (a) Single thumb knot; (b) konversi dari double edema; (b) semakin longgar jaringan ikat thumb knot menjadi kotak atau simpul pada jaringan luka maka semakin besar karang (reef knot) untuk mencegah kemungkinan edema terjadi tergelincir; (c) konversi dari single thumb • Mengenai variabel a: Karena ketika knot menjadi third thumb knot membuka jaringan luka, kemungkinan
JIHAN AZIZA HANIF
bakteri masuk semakin banyak makanya ketika dilakukan pembedahan, ketika waktu yang dibutuhkan lebih banyak, untuk kontrol inflamasi harus dipikirkan karena ada kemungkinan inflamasi • Mengenai variabel a: Caranya dengan memberikan antibiotik yang lebih kuat atau kombinasi dengan antiradang yang bagus • Mengenai variabel b: Lokasi mana dilakukan tindakan bedah? Karena jaringan ikat di daerah molar 3 itu lebih longgar dibandingkan dengan jaringan ikat didaerah anterior maksila atau anterior mandibula.
AKHIRNYA SELESAI MAAF KL ADA SALAH DI VN NYA OK TRIED