Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK : 1

1. AMANDA PUTRA
2. ANISA SUCI RAMADANI
3. ANJELY ANGGUN PERTIWI
4. AYU ASMARA SARI
“Prinsip Pencegahan Infeksi,
Pemrosesan Alat, Dan
Penanganan Sampah.”
A. Pengertian Pencegahan Infeksi .
Pencegahan Infeksi adalah upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.

B. Prinsip Pencegahan Infeksi.


Ada berbagai praktek pencegahan infeksi yang
membantu mencegah mikroorganisme
berpindah dari satu individu ke individu
lainnya (ibu, bayi baru lahir, dan para penolong
persalinan) sehingga dapat memutus rantai
penyebar infeksi.
penatalaksanaan pencegahan infeksi antara lain
sebagai berikut :

1.Transmisi Kuman .
Transmisi kuman merupakan proses
masuknya kuman ke dalam tubuh
manusia yang dapat menimbulkan
radang.
proses tranmisi kuman melibatkan beberapa unsur di
antaranya:

a). Reservoir merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan


mikroorganisme dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan maupun tanah.

b). Jalan Masuk merupakan jalan masuknya mikroorganisme ketempat


penampungan dari berbagai kuman, seperti saluran pernapasan,
pencernaan, kulit dan lain-lain.

c). Inang (host) tempat berkembangnya mikroorganisme yang dapat


didukung oleh ketahanan kuman.

d). Jalur Keluar yaitu tempat keluar mikroorganisme dari reservoir, seperti,
sistem pernapasan, sistem pencernaan, alat kelamin dan lain-lain.

e). Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai


kuman mikroorganisme ke berbagai tempat seperti, air, makanan, dan
udara.
Tindakan Pencegahan Infeksi:

2. Antiseptik.
1. Aseptik. yaitu upaya pencegahan infeksi
dengan cara membunuh atau
yaitu tindakan yang dilakukan
menghambat pertumbuhan
dalam pelayanan kesehatan. mikroorganisme pada kulit dan
jaringan tubuh lainnya.

3. Dekontaminasi. 4. Pencucian.
tindakan yang dilakukan agar benda yaitu tindakan menghilangkan
mati dapat ditangani oleh petugas
semua darah, eairan tubuh atau
kesehatan secara aman, terutama
petugas pembersihan medis sebelum setiap benda asing seperti debu
pencucian dilakukan. dan kotoran.
Lanjutan………

5. Desinfeksi. 6. Sterilisasi.
yaitu tindakan yaitu tindakan
menghilangkan sebagian untuk
besar (tidak semua) menghilangkan
mikroorganisme
semua
penyebab penyakit dari
benda mati. Desinfeksi mikroorganisme
tingkat tinggi dilakukan (bakteri, jamur,
dengan merebus atau parasit, dan virus)
dengan menggunakan termasuk bakteri
larutan kirnia. endospora.
Rekomendasi prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi untuk isolasi:
a.Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang

baik (memiliki jendela terbuka, atau pintu terbuka)

b. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan


ruangan bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik.
c. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika
tidak memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat
tidur berbeda).
d. Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang benar-

benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau gangguan kekebalan.
e. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan pasien
atau lingkungan pasien.
Lanjutan………

f. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali

pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih

dan segera ganti jika sudah basah.

g. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar)

diberikan kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin.


h. Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah
terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien.
Cuci tangan

Cuci tangan harus dilakukan :


• Segera setelah tiba ditempat kerja.

• Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu atau bayi baru

lahir.
• Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir.
 
• Sebelum memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril.

• Setelah melepaskan sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan

sarung tangan).
• Setelah kekamar mandi.
• Sebelum pulang kerja
Prosedur cuci tangan :
a. Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan.
b. Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir
c. Gosok dengan kuat kedua tangan, gunakan sabun biasa atau
yang mengandung
anti mikroba selama 15 sampai 30 detik (pastikan menggosok
sela – sela jari).
d. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir.
e. Keringkan tangan anda dengan handuk bersih dan kering.
Jangan
menggunakan handuk yang juga digunakan oleh orang lain.
f. Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah
digunakan,
kumpulkan air di baskom dan buang ke saluran limbah atau
jamban di kamar
mandi.
Memakai sarung tangan dan pelengkapan
lainnya

Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak
utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya) atau peralatan,
sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi.
Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika sarananya sangat
terbatas, sarung tangan bisa digunakan berulang kali jika dilakukan
dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.
Tekni aseptik meliputi beberapa aspek

Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi

Menjaga tingkat sterilitas atau disinfeksi tingkat tinggi


1. Gunakan kain steril

2. Berhati-hati jika membuka bungkusan atau memindahkan benda- benda ke daerah yang

steril/ disinfeksi tingkat tinggi

3. Hanya benda-benda steril disinfeksi tingkat tinggi atau petugas dengan atribut yang sesuai

yang diperkenankan untuk memasuki daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi

4. Anggap benda apapun basah, terpotong atau robek sebagai benda yang terkontaminasi

5. Tempatkan daerah steril/disinfeksi tingkat tinggi jauh dari pintu atau jendela
Pemrosesan alat
Perlengkapan / bahan – bahan untuk mencuci peralatan :

1) Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks.
2) Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi).

3) Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml, untuk membilas bagian dalam kateter, termasuk kateter

penghisap lendir).
4) Wadah plastik atau baja antikarat (stainless steel).
5) Air bersih. daan sabun atau deterjen.
Tahap – tahap pencucian dan pembilasan :
• Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan.
• Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi.

• Agar tidak merusak benda – benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci

segera bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam.


Untuk mencuci kateter (termasuk kateter penghisap lendir), lakukan
tahap- tahap berikut ini :

. Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari

lateks pada kedua tangan.

. Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter penghisap lendir).

. Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya

tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen.
. Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih.
. Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
dilakukan proses DTT.
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan
sterisilisasi
* Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir

semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda- benda mati /

instrumen.

* Disinfeksi Tingkat Tinggi adalah tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan

cara merebus atau secara kimiawi.


* Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme (Bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri
pada benda-benda mati atau instrumen.
DTT dengan cara merebus :

1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.


2. Gunakan air setiap kali mendesinfeksi peralatan.

3. Rendam peralatan sehingga semuanya terendam di dalam air.


4. Mulai panaskan air.

5. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.


6. Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan

waktu dimulai.
7. Rebus selama 20 menit.

8. Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus.


9. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan

atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapaian
desinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga).

10. Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan
berpenutup.
 Penanganan Sampah Medis Basah dan Cair yang Terkontaminasi (darah, feses,
urin dan cairan tubuh lainnya.
. Gunakan sarung tangan tebal
. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah
. Cuci toilet dan bak secara hati-hati
. Dekontaminasi wadah specimen dengan larutan klorn 0,5 %
. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair
 Penanganan Sampah Medis Padat (Misalnya  pembalut yang sudah digunakan
dan benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi dengan darah atau materi
organic lainnya.
. Gunakan sarung tangan tebal
. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci
. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama
. Melakukan pembakaran atau penguburan
. Cuci tangan setelah menangani sampah
 Penanganan Sampah Medis berupa Benda Tajam (Jarum, silet, mata
pisau dan lain-lain)
. Gunakan sarung tangan tebal.
. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat sampah yang tahan pecah
. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang memerlukan
. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik
. Letakkan tutup pada permukaan yang datar dank eras
. Kemudian dengan satu tangan, pegang alat suntik
. Jika tutup sudah menutup jarum suntik, gunakan tangan yang lain untuk
merapatkan tutup tersebut
. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah ¾ penuh, tutp atau sumbat dengan kuat.
. Buang wadah yang sudah ¾ penuh tersebut dengan cara menguburnya
. Cuci tangan sesudah mengolah wadah sampah benda tajam tersebut
kemudian dekontaminasi dan cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai