Askep Trakeostomy
Askep Trakeostomy
PENDAHULUAN
1
perubahan anatomis dan fisiologis jalan napas pasca trakeostomi.Selain itu,
pasien juga harus mengetahui bagaimana cara membersihkan dan mengganti
kanul trakheostomi, agar pasien dapat secara mandiri menjaga kesehatan
tubuhnya, apabila pasien pulang dengan kanul trakhea masih terpasang. Dalam
hal ini peran perawat sangat penting sebagai educator dan role mode dalam
perawatan mandiri pasien trakheostomi. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
dijelaskan berbagai macam hal mengenai trakheostomi dan bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien trakheostomi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan anatomi dan fisiologi trakea
1.3.2 Menjelaskan definisi, sejarah, dan fungsi trakeostomi
1.3.3 Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi trakeostomi
1.3.4 Menjelaskan klasifikasi trakeostomi
1.3.5 Menjelaskan penatalaksanaan trakeostomi
1.3.6 Menjelaskan komplikasi trakeostomi
1.3.7 Menjelaskan prosedur perawaan selang trakeostomi
1.3.8 Menjelaskan web of caution trakeostomi
1.3.9 Menjelasan asuhan keperawatan pasien dengan trakeostomi
2
1.4 Manfaat
Mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu mengaplikasikan
penatalaksanaan dan asuhan keperawatan klien dengan trakeostomi.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gambar 2. Anatomi Trakea
5
Istilah trakeotomi dan trakeostomi dengan maksud membuat
hubungan antara leher bagian anterior dengan lumen trakea, sering
saling tertukar. Definisi yang tepat untuk trakeotomi ialah membuat
insisi pada trakea, sedang trakeostomi ialah membuat stoma pada
trakea.
Dapat disimpulkan, trakeostomi adalah tindakan operasi
membuat jalan udara melalui leher dengan membuat stoma atau
lubang di dinding depan/ anterior trakea cincin kartilago trakea ketiga
dan keempat, dilanjutkan dengan membuat stoma, diikuti
pemasangan kanul. Bertujuan mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian
atas saat pasien mengalami ventilasi yang tidak adekuat dan
gangguan lalulintas udara pernapasan karena obstruksi jalan nafas
bagian atas. (Tembem, Doraemon. 2011. Trakeostomi (Online)).
Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar
udara dapat masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas
bagian atas. Trakeostomi merupakan tindakan operatif yang memiliki
tujuan membuat jalan nafas baru pada trakea dengan membuat
sayatan atau insisi pada cincin trakea ke 2,3,4.
(Handoko,Wisnu.2013.ASKEP Trakeostomi (Online)).
Trakeostomi adalah operasi membuat jalan udara
melalui leher langsung ke trakea untuk mengatasi asfiksi apabila
ada gangguan pertukaran udara pernapasan, tindakan membuat
stoma atau lubang agar udara dapat masuk ke paru-paru dengan
memintas jalan nafas bagian atas, prosedur operasi yang bertujuan
untuk membuat suatu jalan nafas didalam trakea servikal, tindakan
dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan napas agar udara dapat masuk ke
paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas. (Alaika, Moch
Badrun. 2012. Makalah Trakeostomi (Online)).
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan napas agar udara
dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan napas bagian atas
6
1,2,3. Novita, Gege Dwi. 2012. Trakeostomi (2) (Online).
2.2.2 Sejarah
Tindakan pembedahan ini memiliki reputasi yang cukup panjang.
Buku suci agama Hindu Rig Veda yang ditulis antara tahun 2000 dan
1000 SM menjelaskan suatu tindakan yang dapat menyatukan
kembali pipa udara apabila tulang rawan leher dipotong. Namun para
ahli sejarah menganggap Asclepiades yang lahir sekitar 124 SM
merupakan orang pertama yang melakukan operasi ini.
Trosseau dan Bretonneau mempopulerkan operasi ini di
Perancis. Mereka melakukannya untuk menangani kasus difteria
(infeksi akut yang disebabkan Corymebacterium Diphteriae di mana
gejala klinik eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri ini. Salah satu
gejala adalah obstruksi pernafasan : sesak, retraksi dinding thoraks,
sianosis dengan penanganan pemberian oksigen atau pun
trakeostomi). dengan angka keberhasilan 25 persen (pada saat itu
angka tersebut merupakan angka penyembuhan yang cukup tinggi).
Pada tahun 1932 dengan usulan Wilson bahwa koreksi jalan
nafas dapat dilakukan pada kasus – kasus paralisis pernafasan yang
sulit, khususnya poliomielitis. Galloway juga ikut berperan dalam
7
mengarahkan pemikiran pada era ini, dengan melakukan trakeostomi
untuk indikasi seperti cedera kepala, cedera dada yang berat,
intoksikasi barbiturat dan kontrol jalan nafas paska bedah.
Saat ini tengah dikembangkan teknik trakeostomi perkutaneus
yang mana secara umum adalah suatu prosedur elektif, teknik ini
tidak sesuai untuk situasi emergensi. (Tembem, Doraemon. 2011.
Trakeostomi (Online)).
8
No. Penyebab Contoh
1. Kongenital/bawaan - Stenosis (penyempitan) subglotis atau trakea
atas.
- Anomali trakeoesofagus.
- Haemangioma (adalah kumpulan pembuluh
darah kecil yang membentuk benjolan di
bawah kulit). Haemangiomas pada, dagu
rahang atau leher anak kadang-kadang dapat
mempengaruhi jalan napas nya,
menyebabkan kesulitan bernapas. Tanda
pertama dari hal ini adalah stridor, ketika anak
membuat suara serak dengan napas masing-
masing. Jika hemangioma tumbuh, dapat
menyumbat jalan napas. Pada beberapa
anak, laser pengobatan hemangioma jalan
napas selama microlaryngobronchoscopy a
(MLB) meningkatkan masalah pernapasan,
tetapi kadang-kadang seorang anak mungkin
perlu memiliki trakeostomi (pembukaan ke
batang tenggorokan buatan) untuk
meningkatkan pernapasan mereka.
2. Infeksi - Epiglotitis akut
- Laryngotracheobronchitis
- Angina Ludwig (radang berat disertai supurasi
di daerah bawah mulut)
3. Keganasan Tumor laring, faring, lidah, atau trakea atas
tingkat lanjut dengan stridor.
4. Trauma - Di maksilofasial.
- Luka tembak, tusuk di leher.
- Menghirup asap.
- Menelan cairan korosif.
5. Kelumpuhan pita - Postoperasi komplikasi tiroidektomi
suara - Operasi esophagus
- Operasi jantung, cerebral bulbar.
9
6. Benda asing . - Terhirup objek yang bersarang di saluran
nafas atas menyebabkan stridor.
- Adanya benda asing di subglotis. Stoma
berguna untuk mengambil benda asing dari
subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas
untuk bronkoskopi.
10
atau isi lambung, trakeostomi harus dilakukan. Kondisi itu di
alami karena:
11
8,pasien beresiko aspirasi karena refleks
pelindung hilang.
3. Trauma - Patah tulang wajah yang parah.
Dapat mengakibatkan aspirasi darah dari
saluran nafas atas.
3. Gagal nafas.
12
2. Penurunan tingkat
kesadaran
3. Trauma ke kandang
otot toraks
2.3.2 Kontraindikasi
1. Antisipasi adanya penyumbatan karena karsinoma (sejenis
kanker).
2. Infeksi pada tempat pemasangan.
3. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, contoh:
Hemofili.
13
2.4.2 Letak Insisi
1. Insisi Vertikal.
Dilakukan pada keadaan darurat
2. Insisi Horisontal.
Dilakukan pada keadaan elektif.
14
1. Darurat Sementara Vertikal, dibuat di anatara
cincin trakea 1 dan 2 atau 2
dan 3.
15
c. Pinset anatomi.
d. Gunting panjang tumpul.
e. Sepasang pengait tumpul.
f. Benang bedah.
g. Klem arteri, gunting kecil yang tajam.
h. Kanul trakea dengan ukuran yang sesuai.
2. Jenis Pipa
a. Cuffed Tubes.Selang dilengkapi dengan balon yang dapat
diatur sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi.
b. Uncuffed Tubes.
16
Digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita
yang tidak mempunyai risiko aspirasi.
17
e. Fenestrated Tubes.
Trakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di
sebelah posteriornya, sehingga penderita masih tetap
merasa bernafas melewati hidungnya. Selain itu, bagian
terbuka ini memungkinkan penderita untuk dapat berbicara
(Kenneth, 2004).
3. Ukuran.
Ukuran trakeostomi standar adalah 0 – 12 atau 24 – 44
French. Trakeostomi umumnya dibuat dari plastik, namun dari
perak juga ada. Tabung dari plastik mempunyai lumen lebih
besar dan lebih lunak dari yang besi. Tabung dari plastik
melengkung lebih baik kedalam trakea sehingga iritasi lebih
sedikitdan lebih nyaman bagi klien.
18
Dengan posisi seperti ini leher akan lurus dan trakea akan terletak
di garis median dekat permukaan leher.
c. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik
dan ditutup dengan kain steril. Obat anestetikum disuntikkan di
pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi.
19
Gambar14. Sayatan di leher
b. Dengan gunting panjang yang tumpul, kulit serta jaringan di
bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan
pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan
susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan ini dan
jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah
ditemukan. Pembuluh darah vena jugularis anterior yang tampak
ditarik ke lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya
cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem
pada dua tempat dan dipotong ditengahnya. Sebelum klem ini
dilepaskan ismuth tiroid diikat kedua tepinya dan disisihkan ke lateral.
Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat.
20
Gambar15. Proses Trakeostomi
21
- Sumbatan darah/secret
2. Postoperatif - Emfisema subkutan
- Pneumotoraks / pneumomediastinum
- Tabung berpindah
- Tabung tersumbat
- Infeksi luka
- Trakea nekrosis
- Pendarahan sekunder
- Masalah menelan
22
9. Ambil kateter pengisap dengan tangan non dominan dan hubungkan ke
pengisap
10. Masukkan selang kateter samapi pada karina tanpa memberikan isapan,
untuk menstimulasi reflek batuk
11. Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan perlahan 360
derajat tanpa menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan
pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia
12. Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali nafas
13. Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih.
14. Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapan
15. Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea
16. Bilas selang pengisap
17. Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor.
23
Gambar16. Prosedur perawatan tracheostomy tube
Trakeostomi
24
Post operasi
Pre operasi
Gagguan Gangguan
Ansietas Mikroorganisme / Kerusaka
citra diri komunikasi
benda asing masuk n
verbal
ke dalam trakhea integritas
kulit
Menstimulus sel
goblet untuk
memproduksi mukus
Bersihan jalan napas
Resiko infeksi tidak efektif
Produksi mucus
Media yang baik untuk meningkat
berkembangnya mikroba Akumulasi sekret
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.1 Pengkajian
Anamnesa
IDENTITAS
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
25
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya.
Pemeriksaan Fisik
B1: Ronchi, RR meningkat, Saturasi O2 menurun
Pengkajian Psikososial
Ansietas terjadi pada pasien dengan trakeostomi.
Periode Praoperasi
1. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
pembedahan yang akan dijalani dan dampak kondisi pada gaya
hidup.
26
Periode Pascaprosedur
1. Resiko tinggi inefektif bersihan jalan napas yang berhubungan
dengan peningkatan sekresi sekunder terhadap trakeostomi,
obstruksi kanula dalam atau perubahan posisi selang trakeostomi.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan
penumpukan sekresi berlebihan dan bypass pertahanan pernapasan
atas.
3. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk menghasilkan bicara sekunder terhadap
trakeostomi.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan pola seksualitas yang berhubungan
dengan perubahan penampilan, takut penolakan.
5. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan proses penyakit, anoreksia,
disfagia, odinofagia, dan status puasa pasca operasi.
6. Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik
yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang
perawatan trakeostomi, tindak kewaspasaan, tanda dan gejala
komplikasi, perawatan kedaruratan dan perawatan lanjut.
3.1.3 Intervensi
Periode Praoperasi
DIAGNOSA KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1. Ansietas yang 1. Menyebutkan 1. Pertegas 1. Menjelaskan
berhubungan alasan untuk penjelasan tentang apa
dengan kurang trakeostomi dokter tentang yang
pengetahuan dan hasil yang pembedahan diperkirakan
tentang diperkirakan. dan alasannya. terjadi dapat
27
pembedahan Bila membantu
yang akan 2. Menyebutkan memungkinkan, mengurangi
dijalani dan keterbatasan jelaskan bahwa ansietas klien
dampak kondisi bicara dan trakeostomi yang
pada gaya hidup komunikasi sementara berhubungan
yang diindikasikan dengan
diantisipasi. dalam edema ketakutan akan
pascaoperasi hal-hal yang
3. Menggambark setelah biopsy, tidak diketahui
an perawatan distress dan tidak
segera pernapasan diperkirakan.
pascaoperasi berat, dan
dan tindakan gangguan lain,
perawatan diri. dan bahwa
trakeostomi
4. Praoperasi, permanen
menunjukkan adalah
kemampuan alternative
untuk untuk intubasi
berkomunikasi endotrakeal
secara efektif atau
menggunakan nasotrakeal.
metode lain
selain bicara. 2. Jelaskan istilah 2. Pengertian
dan konsep tentang
umum, berikan terminologi
literature dan memperbaiki
peralatan pemahaman
aktual, bila dan membantu
memungkinkan. mengurangi
Pastikan klien ansietas.
mengenal hal
berikut:
28
a.Prosedur
trakeostomi
b.Stoma
c.Selang
trakeostomi
d.Suction dan
kateter
suction
e.Kolar
pelembab
trakeal
3. Diskusikan 3. Menyiapkan
potensial squele klien untuk apa
bedah yang
trakeostomi, diperkirakan
termasuk: dapat
a.Perubahan mengurangi
penampilan ansietas karena
tubuh. ketidaktahuan.
b.Perubahan
fungsi tubuh,
misalnya:
bernapas,
bcara,
menyanyi,
batuk, dan
pembersihan
sekresi.
29
komunikasi teknik
(misal: kertas komunikasi
atau papan sebelum
gambar). Minta prosedur
klien memungkinkan
menggunakan perawat untuk
peragaan ulang mendeteksi dan
untuk berupaya untuk
menunjukkan memperbaiki
kemahiran. adanya
kekurangan
yang serius.
Penguasaan
terhadap
pengganti
komunkasi daat
membantu
menurunkan
perasaan asing
dan kesepian,
meningkatkan
rasa kontrol
klien dan
mengurangi
ansietas.
Periode Pascaprosedur
DIAGNOSA KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1. Resiko tinggi 1. Klien akan 1. Tinggikan 1. Posisi ini
inefektif bersihan mempertahan kepala tempat memudahkan
30
jalan napas yang kan selang tidur 30-45 pernapasan
berhubungan trakeostomi derajat. optimal dengan
dengan paten. meningkatkan
peningkatan drainase
sekresi sekunder 2. Klien batuk sekrasi.
terhadap dengan efektif
trakeostomi, untuk 2. Anjurkan klien 2. Napas dalam
obstruksi kanula membersihkan untuk bernapas mengurangi
dalam atau jalan napas. dalam dan penumpukan
perubahan posisi batuk secara sekresi, batuk
selang teratur. membantu
trakeostomi. mengeluarkan
sekresi.
3. Berikan 3. Pelembaban
pelembaban diperlukan
adekuat udara untuk
inspirasi. menggantikan
pelembaban
bypass yang
normalnya
diberikan
struktur
nasofaringeal.
Kurang
pelembaban
dapt mengarah
pada
pengeringan
mukosa trakeal
dan gagguan
proses
transport
31
mukosaliar
dengan
mengakibatkan
rusaknya
mukosa dan
kemungkinan
trakeitis (Martin,
1989).
32
6. Secara teratur 6. Sekresi kering
inspeksi dan dapat
bersihkan menghambat
selang jalan napas
trakeostomi. atau menjadi
sumber infeksi.
33
telah diberi b.Memberi
pelumas, perlindungan
ukuran yang infeksi.
tepat (kurang c.Kateter yang
dari setengah terlalu besar
diameter dapat
selang menghambat
trakeostomi), jalan napas,
lumasi selang kateter yang
kateter non- tidak dilumasi
silikon denga dapat
pelumas larut mengetuk
air, selang
nonpetroleum trakeostomi..
.
2. Kaji batas
stoma terhadap 2. Drainase
edema yang tak abnormal dapat
biasanya, tanda menunjukkan
kerusakan kulit, infeksi (purulen,
drainase, bau atau
pendarahan, kebocoran
bau, eritemia, duktus torakal
lesi dan krepitus (seperti susu).
udara.
3. Ganti balutan
trakeostomi 3. Penggantian
setiap shift atau balutan teratur
sesuai membantu
kebutuhan. mempertahank
an batas stoma
tetap kering dan
34
bebas mukus.
4. Hindari iritasi
jaringan 4. Ikatan harus
disekitarnya cukup aman
dengan untuk
mengendurkan mencegah
ruang satu jari gerakan turun
di antara naik selang
pengikat dan trakeostomi
leher. dalam trakea
tetapi tidak
terlalu kencang
karena dapat
menekan vena
jugularis
eksterna.
5.
a.Bersihkan 5. Pembersihan
sekitar stoma teratur
setiap 4 jam menghilangkan
dan sesuai sumber
kebutuhan, kontaminasi
gunakan potensial.
hydrogen Dokter mungkin
peroksida membiarkan
setengah stoma tanpa
kuat dan balutan selama
larutan periode
salin,dan pascaoperasi
usap dengan segera untuk
salin. memudahkan
b.Oleskan salep pengkajian dan
antibakteri pembersihan.
35
bila
dipesankan.
c.Bila selang
trakeostomi
dijahit,
bersihkan
sekitar stoma
menggunaka
n bola kapas.
36
penghasilan bunyi dan
bicara dan bahwa
bagaimana kerusakan
trakeostomi bunyi mungkin
mengganggu sementara,
mekanisme ini. dapat
membantu klien
mengatasi
kerusakan
bicara dan
dapat
mendorong
penggunaan
metode
komunikasi
pengganti
(Trwley, 1987).
3. Setelah 3. Penggunaan
mengidentifikasi bentuk
metode komunikasi
komunikasi pengganti dapat
pengganti yang membantu
tepat, menurunkan
instruksikan ansietas dan
klien untuk perasaan
mempraktikkan terisolasi dan
pada asing
praoperasi, bila meningkatkan
memungkinkan. kontrol
Ajarkan staf dan terhadap situasi
para pendukung dan
untuk meningkatkan
37
mempraktikkan kenyamanan
juga komunikasi (Sawyer,1990).
pengganti.
5. Singkirkan 5. Teknik
penghambat komunikasi
ekstra yang efektif oleh
dapat pendengar
mempengaruhi meningkatkan
komunikasi pemahaman
efektif. (Mapp, 1988).
a. Berikan
lingkungan
yang tenang
dan tentram.
b. Kurangi
38
rangsangan
eksternal
(misal: televisi,
radio dan
pembicaraan
orang lain).
c. Menghadap
klien saat
berkomunikasi.
d. Berikan waktu
yang adekuat
untuk klien
melakukan,
menyelesaikan
dan berespon
terhadap
komunikasi.
e. Hindari menyela
atau
menyelesaikan
kalimat yang
klien ucapkan,
biarkan klien
berkomunikasi
sesuai
keinginannya.
f. Gunakan
pernyataan
ulang untuk
memastikan
pemahaman.
g. Gunakan
keterampilan
39
mendengar
aktif.
h. Berikan
dukungan
emosional,
menenangkan
dan dorongan.
6. Bila dijelaskan 6. Menjad mampu
sejak awal, bicara akan
anjurkan klien menurunkan
mempraktikkan perasaan
teknik terisolasi dan
komunikasi terasing.
verbal setelah
trakeostomi
dipasang, untuk
klien dengan
selang
sementara atau
setelah mereka
diberi alat
komunikasi
tambahan
(misal: laring
elektronik)
untuk mereka
dengan
trakeostomi
permanen.
40
seksualitas yang dan diperkirakan membantu klien
berhubungan kekhawatirann pada fungsi menerima dan
dengan ya mengenai tubuh (misal: mengatasi
perubahan efek bernapas, perubahan dan
penampilan, trakeostomi berbicara, mempertahank
takut penolakan. pada fungsi membersihkan an peran
seksual. sekresi), hubungan,
penampilan dan harga diri dan
2. Mengungkapk mobilitas, identitas
an niat untuk keintiman seksual.
menceritakan dengan orang
pada terdekat dan
pasangan. kemampuan
untuk tetap aktif
dalam
seksualitas.
41
bahwa minat seks
dan keintiman fisik
ketika sakit adalah
normal, dorong
saling berbagi
perasaan dengan
pasangan.
Limited
information.
Berikan hanya
informasi yang
tepat untuk kondisi
dan kekhawatiran
tertentu klien.
Specificinstruction
s
berikan instruksi
dan saran yang
rinci untuk
mengatasi
masalah dan
kekhawatiran
spesifik.
Intensive therapy
Lakukan rujukan
pada ahli spesialis
untuk terapi yang
lebih intensif,
sesuai kebutuhan.
42
3. Tenangkan klien 3. Penenangan ini
dan pasangan dapat
bahwa membantu
kekhawatiran mengurangi
dan rasa takut ansietas, dan
mereka adalah memudahkan
normal dan koping positif
diperkirakan. dan komunikasi
terbuka.
4. Biarkan 4. Pemberian
pasangan untuk privasi dapat
saling berbagi mendorong
rasa menenai pasangan klien
kekhawatiranny untuk
a dalam ruang mengungkapka
tersendiri, bila n perasaan dan
memungkinkan. kekhawatiran
Area yang yang
menjadi merupakan
kekhawatiran komponen
biasanya penting dalam
termasuk resiko perencanaan
menyakiti atau intervensi
bahkan efektif..
membuat klien
kehabisan
napas
(sufokasi)
selama aktivitas
seksual.
43
dan pasangan stoma dapat
untuk melihat membantu klien
letak dan pasangan
trakeostomi. menerima
kenyataan
tentang
perubahan
fungsi dan
penampilan
tubuh, yang
memudahkan
koping positif.
44
menggunaka
n pelindung
atau penutup
stoma
sebagai
kewaspadaan
tambahan.
b.Sekresi dan
bau
menusuk.
Anjurkan
penggunaan
parfum atau
aftershave
untuk
menutupi
bau, atau
gunakan oto
stoma untuk
menutupi
sekresi
c.Penampilan
menjijikkan.
Anjurkan
menutupi oto
stoma
dengan scraf,
krag baju
tinggi, atau
ascot,
instruksikan
45
klien pria
untuk
menggunaka
n kaos
ukuran krag
besar untuk
menutupi oto
stoma tanpa
perlu
mengikatnya.
d.Keletihan
Anjurkan
periode
istirahat
sebelum
melakukan
aktivitas
seksual dan
anjurkan
posisi yang
meminimalka
n
penggunaan
energi klien
(misal: klien
di bawah
atau kedua
pasangan
miring).
e.Penurunan
libido
46
Jelaskan
bahwa ini
adalah
normal
setelah
pembedahan,
karena
banyak faktor
termasuk
keletihan,
kekhawatiran
tentang
penampilan
dan bau,
nyeri serta
ansietas.
Tenangkan
klien bahwa
libido akan
kembali bila
faktor-faktor
tersebut
teratasi.
47
terhadap mempertahan dan pentingnya perlu nutrisi
perubahan kan berat nutrisi pada pasca operasi
nutrisi: kurang badan atau pemulihan optimal dapat
dari kebutuhan penurunan jaringan pasca membantu
tubuh yang tidak lebih dari operasi. meminimalkan
berhubungan 2 kg dalam miskosepsi dan
dengan proses periode pasca memudahkan
penyakit, operasi. kepatuhan
anoreksia, 2. Klien klien.
disfagia, mengkonsums
odinofagia, dan i jumlah cairan 2. Pantau berat 2. Kecenderungan
status puasa dan nutrisi badan. berat badan
pasca operasi. adekuat untuk dapat
memenuhi mengindikasika
kebutuhan n kebutuhan
metabolisme suplemen diet
basal pada atau perubahan
periode pasca teknik
operasi. pemberian
3. Masukkan makan pada
nutrisi dan klien dengan
cairan adekuat peningkatan
tanpa aspirasi kebutuhan
atau tersedak nutrisi atau
sebelum mereka yang
pulang. akan
dipuasakan
selama lebih
dari 1 sampai 2
hari (Taylor,
1989).
48
kemampuan operasi dapat
pasien untuk menyebabkan
menelan tanpa disfagia atau
batuk atau odinofagia.
aspirasi. Aspirasi
tersembunyi
terjadi pada
30% sampai
50% pasien
dengan disfagia
(Mendelsohn,
1993).
Selang
trakeostomi
dapat
menambatkan
laring,
membatasi
gerak laring
selama
menelan dan
karenanya
mencetuskan
aspirasi
(Mendelsohn,
1993).
Pemberian
makan akan
perlu dihentikan
dan dokter
diberitahu bila
klien teraspirasi.
Aspirasi refluks
49
asam akut
dapat
menimbulkan
mortalitas
sampai 50%,
tidak seperti
prandial
(selama
deglutisi) atau
aspirasi saliva,
kerusakan
utama adalah
iritasi asam
pada jaringan
paru daripada
infeksi bakteri
(Mendelsohn,
1992).
4. Semi padat
4. Evaluasi atau makanan
konsistensi dihaluskan
makanan yang mungkin
dapat ditoleransi lebih
ditoleransi baik, karena
pasien tanpa awal menelan
aspirasi. dan gerakan
makanan dari
konsistensi ini
dikontrol lebih
baik daripada
cairan
(Mendelsohn,19
50
93).
5. Untuk
5. Pertahankan memudahkan
kepala tempat menelan dan
tidur dalam membantu
Fowler's tinggi mencegah
atau pasien aspirasi
harus duduk di (Black,1993).
kursi saat
makan.
6. Ini dapat
6. Inspeksi area menjadii
periostoma dan pertanda
sekresi trakeal aspirasi,
terhadap karenanya
makanan bila pemebrian
diberikan makanan harus
makanan dihentikan dan
peroral. dokter
diberitahu
(Swayer,1990).
7. Suture baru
7. Pertahankan memerlukan
status puasa waktu untuk
bila trakeostomi menyembuh
dilakukan untuk
dengan mencegah
prosedur bedah gangguan atau
yang mencakup kontaminasi
jahitan mukosa. insisi mukosa
(Sigler,1993).
51
8. Untuk
8. Berikan makan mempertahank
melalui selang an berat badan,
(sesuai memudahkan
ketentuan atau penyembuhan
yang telah luka dan
dipesankan) membantu
dan ajarkan mencegah
prinsip-prinsip infeksi (Sigler,
pemberian 1993).
makan melalui
selang.
9. Untuk menjaga
9. Pertahankan suture tetap
hygiene oral bersih dan
yang baik merangsang
sebelum dan nafsu makan.
setelah makan
bila diberikan
makanan
peroral.
10. Bila klien
10. Bekerja sama mendapat
dengan ahli gizi makan melalui
untuk selang atau
memastikan mengalami
kebutuhan kesulitan
nutrisi pasien mempertahank
bila klien an masukan
mengalami nutrisi adekuat,
defisit nutrisi masukan dari
pra operasi atau ahli gizi
52
masukan nutrisi mungkin
dibatasi pada diperlukan
periode pasca untuk
operasi. menetapkan
kebutuhan
nutrient dan
cairan bagi
klien untuk
memudahkan
pemulihan luka
dan mencegah
dehidrasi.
53
tepat
menghilangk
an sumber
infeks
potensial dan
ostruksi.
d.Pengisian d.Pengisian
normal saline salin steril
normal steril tracheostomy
atau berfungsi
desinfeksi sebagai
dapat dbuat lavage dan
dengan mengiritasi
merebus 1 trakea dan
quart air bronkus,
selama 10 karenanya
menit, merangsang
tambahkan 1 batuk untuk
sendok teh mengeluarka
garam, n sekresi
diamkan kental.
hingga dingin, Tindakan ini
tuang dalam membatasi/m
wadah steril enghilagkan
dan kebutuhan
masukkan untuk suksion
dalam lemari dirumah
pendingin. (Martin,
Keluarkan 1989).
setelah 1
minggu.
54
penutup atau melindungi
krag stoma. stoma, dan
menyaring
partikel debu,
dan
menghangatk
an udara
yang masuk
trakea. Juga
meningkatka
n kosentrasi
kelembaban
udara yang
diinspirasi,
yang
memudahk
pernafasan
dan
membantu
megencerkan
sekresi.
f. Dapatkan f. Penyulhan
peralatan tentang
yang dimana
diperlukan bahan dapat
(selang diperoleh
trakeostomi dapat
atau balutan menurunkan
sesuai ansietas dan
kebutuhan, kehabisan
bantalan, persediaan.
plester twill,
larutan salin
55
dan peralatan
suction).
2. Pertegas 2. Pelembaban
tentang adekuat
pentingnya menurunkan
kelembaban pengeringan
adekuat dan mukus dan
latihan batuk memudahkan
teratur serta pengeluran
latihan napas sekresi.
dalam.
56
panas atau resiko infeksi.
sangat dingin.
b.Pemajanan
terhadap
gelembung
udara, debu,
dan
semprotan
aerosol.
7. Ajarkan 7. Memahami
penatalaksan tentang
kedaruratan penatalaksanaa
terhadap n kedaruratan
57
perubahan yang tepat
posisi selang. dapat
mencegah
respon panik
bila perubahan
posisi terjadi.
58
menghubinginy lain dalam
a. situasi serupa
atau mugkin
bantuan.
59
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat
masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.
Trakeostomi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi
pasien dengan ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi jalan pernafasan
bagian atas. Insisi yang dilakukan pada trakea disebut dengan trakeotomi
sedangkan tindakan yang membuat stoma selanjutnya diikuti dengan
pemasangan kanul trakea agar udara dapat masuk ke dalam paru-paru dengan
menggunakan jalan pintas jalan nafas bagian atas disebut dengan trakeostomi
60
4.2 Saran
Mahasiswa yang mempelajari makalah ini memahami trakeostomi secara
keseluruhan dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
trakeostomi dengan cermat. Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah,
mohon dimaklumi.
61