Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing : Samudra Prihatin Hendra B, S.Kep., Ns., M.Ed

Disusun oleh :

Nama : Kristian Budi Setiawan

Nim : 1811020087

Kelas : 6B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
A. Pengertian
Gastritis merupakan inflamasi dari mukosa lambung klinis berdasarkan
pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, kerapuhan bila trauma yang ringan
saja sudah terjadi perdarahan (Hadi, 2002).
Gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambungyang
disebabkan oleh faktor iritasi,infeksi,dan ketidak aturan dalam polamakan misalnya
makan terlalu banyak,cepat,telat makan,makan makananyang terlalu banyak bumbu dan
pedas.hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis (Okfiani, 2011).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik,
difus, atau lokal.Karakteristik dari peradangan ini antara lain anoreksia, rasa penuh atau
tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Mardalena, 2015). Peradangan local
pada mukosa lambung ini akan berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain.
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronis (Nurarif & Kusuma, 2015).
B. Tanda dan Gejala
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :
1. Gastritis akut
a) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
b) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Hal
ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan
asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.
c) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
2. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.Hanya sebagian
kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan.Gejalanya bermacam-macam , tergantung pada penyebab
gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti)
dan merasa tidak nyaman diperut sebelah atas.
C. Etiologic
Penyakit gastritis menurut Sukarmin (2013) sering berkaitan :
a) Pemakaian obat anti inflamasi non-steroid Beberapa obat anti inflamasi seperti
aspirin, asam mefenamat, aspilets dapat memicu kenaikan produksi asam
lambung yang berlebihan dan mengiritasi mukosa lambung.
b) Konsumsi alkohol berlebihBahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat
merusak sawar pada mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya
iritasi pada mukosa lambung.
c) Banyak merokokPenyakit gastritis pada perokok dapat dipicu oleh pengaruh asam
nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi tahan
lapar sehingga asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan
makanan. Trauma mekanik.
d) Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat
kecelakaan yang cukup kuat dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
lambung sehingga dapat mengalami perdarahan hebat.
e) Infeksi mikroorganismeKoloni bakteri Helicobacter Phylori yang menghasilkan
toksik dapat merangsang pelepasan gastrin dan peningkatan sekresi asam
lambung
D. Patofisiologi
Mukosa barrier lambung pada umumnya melindungi lambung dari pencernaan
terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika
mukosa barrier ini rusak maka timbul peradangan pada mukosa lambung (gastritis).
Setelah barrier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa dan dibentuk dan diperburuk oleh
histamin dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCI dapat berdifusi baik kedalam
mukus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan terjadinya
bengkak, perdarahan dan erosi pada lambung.
Alkohol, aspirin refluk isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi
barrier.Perlahan –lahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk kongesti vaskular,
edema, peradangan sel supervisial. Manifestasi patologi awal dari gastritis adalah
penebalan. Kemerahan pada membran mukosa dengan adanya tonjolan. Sejalan dengan
perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan mengecil, atropi
gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi sel utama dan
parietal memburuk.
Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber –sumber faktor intrinsiknya
hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan penumpukan vitamin B12
dalam badan menipis secara merata yang menyebabkan anemia yang berat. Degenerasi
mungkin ditemukan pada sel utama dan parietal sekresi asam lambung menurun secara
berangsur, baik jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai tinggal mucus dan air.
Resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat setelah 10 tahun
gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode gastritis akut atau
dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronik (Dermawan & Rahayuningsih, 2010).
E. Pathways

Bakteri Zat korosif Stress

Infeksi Gangguan difus Stimulant nervus vagus


barrier mukosa

Reflek enteric dinding lambung

Hormone gastrin

Peningkatan asam lambung Stimulant sel pariental

Iritasi mukosa lambung

Peradangan mukosa
lambung

Ansietas NYERI Hipotalamus


AKUT

Kurang informasi Aktivitas lambung

DEFICIT Asam lambung


PENGETAHUAN

Kontraksi otot

Intake nutrisi inadekuat Anoreksia, mual,muntah

KETIDAKSEIMBANGAN Kehilangan cairan


NUTRISI

DEFISIT CAIRAN
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit gastritis menurut Adwan dkk. (2013) :
1. Antasida berisi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Antasida
meredakan mulas ringan atau dispepsia dengan cara menetralisasi asam di perut.
2. Histamin blocker, seperti famotidine dan ranitidine. Bersifat menurunkan produksi
asam dengan mempengaruhi langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara
menghambat rangsangan sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.
3. Inhibitor pompa proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole,
rabeprazole, esomeprazole, dan dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat
produksi asam melalui penghambatan terhadap electron yang menimbulkan potensial
aksi pada saraf otonom vagus.
4. Jika gastritis disebabkan oleh NSAID (Nonsteroid Antiinflamasi Drug) seperti
aspirin, aspilet maka penderita disarankan untuk berhenti minum obat tersebut.
5. Apabila penyebabnya adalah Helicobacter Pylorimaka perlu penggabungan obat
antasida, PPI, dan antibiotic seperti amoksilin dan klaritromisin untuk membunuh
bakteri.
6. Pemberian makanan yang tidak langsung merangsang, karena makanan seperti
pedas,kecut, dan asam dapat meningkatkan suasana asam pada lambung sehingga
dapat meningkatkan resiko inflamasi pada lambung.
7. Manajemen stress karena stress dapat mempengaruhi sekresi asam lambung melalui
nervus vagus.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang penyakit gastritis menurut Sukarmin (2013) antara lain :
1. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa adanya kuman Helicobacter
Pyloridalam darah dan dapat juga digunakan untuk memeriksa anemia yang terjadi
akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan feses
Memeriksa apakah terdapat kuman Helicobacter Pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi, dan adanya darah dalam feses
menunjukkan adanya perdarahan pada lambung.
3. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dalam tes ini dapat terlihat adanya keabnormalan pada saluran cerna bagian atas.
Dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil fleksibel (endoskop) melalui
mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan atas usus kecil.
4. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini dapat melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Pasien akan diminta menelan cairan barium sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini
akan melapisi saluran cerna.
DAPUS

1. Binsaleh, P., & Taamu, H. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D DENGAN
GANGGUANSISTEM PENCERNAAN GASTRITIS AKUT DI POLIKLINIK RAWAT
INAP LANUD HALUOLEO (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
2. Marlin Samaila, P. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “Tn. S”
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS AKUT DI PUSKESMAS
RAWAT INAP WAJO KOTA BAUBAU (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Kendari).
3. ALDY AKBAR, R. A. K. H. M. A. T. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN GASTRITIS DENGAN NYERI AKUT DI RUANG DAHLIA II RSUD
CIAMIS.
4. INTAN VRADILLA, C. I. N. D. Y. (2020). STUDI LITERATUR: ASUHAN
KEPERAWATAN DEWASA PADA PENDERITA GASTRITIS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).
5. Purba, T. R. (2017). Asuhan Keperawatan pada Ny. P dengan Prioritas Masalah
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Gastritis di Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia.

Anda mungkin juga menyukai