Anda di halaman 1dari 68

MAKALAH SEMINAR

Asuhan Keperawatan Pasien Nn.M Dengan Gangguan


Post Operasi Tumor Mammae Di Ruang Bedah
RSUD Palembang Bari Tahun 2021

Oleh:
1. Ari Hardiani (22221014)
2. Ario Suganda (22221015)
3. Arista Reresari (22221016)
4. Ayu Yulia (22221017)
5. Barlian (22221018)
6. Bayu Yudha Samudra (22221019)

Pembimbing Lahan : Diana Novita Sari, S.Kep.,Ners


Pembimbing Akademik : Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH


PALEMBANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor mammae merupakan kelainan mammae yang sering terjadi
pada wanita. Tumor terbagi memjadi dua, tumor jinak dan tumor ganas.
Tumor jinak memiliki ciri-ciri tumbuh secara terbatas, memiliki selubung,
tidak menyebar dan bila dioperasi dapat dikeluarkan secara utuh sehingga
dapat sembuh sempurna, sedangkan tumor ganas memiliki ciri-ciri yaitu dapat
menyusup ke jaringan sekitarnya, dan sel kanker dapat ditemukan pada
pertumbuhan tumor tersebut. Fibroadenoma merupakan tumor jinakyang
sering ditemukan, pada kelainan ini terjadi pertumbuhan jaringan ikat maupun
kelenjar, yang banyak ditemukan pada wanita usia muda 10-30 tahun
(www.depkes.go.id)
Di seluruh dunia 8,2 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat
kanker. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah orang meninggal dunia akibat
kanker meningkat menjadi 11,5 juta bila tidak dilakukan upaya pencegahan
dan pengendalian yang efektif. Berdasarkan estimasi Globocan, International
Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker mammaeadalah
kanker dengan persentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan persentase
kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia. Di Indonesia
berdasarkan data sensus tahun 2014- 2015 jumlah penduduk Indonesia
mencapai 254,9 juta jiwa. Selain itu BPS menunjukkan dari total tersebut
penduduk laki-laki mencapai 128,1 juta jiwa dan perempuan sebanyak 126, 8
juta jiwa. Ketua Yayasan Kanker Mammae Indonesia (YLKPI), Linda
Gumelar mengatakan kanker mammaemerupakan jenis kanker tertinggi pada
klien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia. Pada tahun
2010 jumlah klien kanker mammae28,7 persen dari total penderita kanker.
Secara umum prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) prevalensi
tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2013
yaitu mulai dari 1,4/1000 penduduk menjadi 1,79/1000 penduduk di tahun
2018. Prevalensi penderita kanker pada penduduk provinsi Jawa Timur
sebesar 1,6/1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi adalah daerah
Yogyakarta 4,86/1000 penduduk, diikuti oleh Sumatera Barat 2,47/1000
penduduk dan Gorontalo 2,44/1000 penduduk. Data lainnya, yaitu Globocan
menyebutkan pada tahun 2018 kanker di Indonesia sebanyak 136,2/100.000
penduduk. Sedangkan untuk angka kejadian pada perempuan yang tertinggi
adalah kanker payudara atau Ca Mammae yaitu sebesar 42,1/100.000
penduduk dengan rata-rata kematian 17/100.000 penduduk. Angka ini
menempatkan Indonesia menjadi urutan ke-8 dengan kasus terbanyak di Asia
Tenggara dan peringkat ke 23 se-Asia.
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), masalah keperawatan yang
mungkin saja muncul dari penyakit kanker payudara diantaranya yaitu seperti
ketidakefektifan pola nafas, nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, gangguan citra tubuh, resiko infeksi, ansietas dan defisit
pengetahuan tentang kondisi, prognosis serta pengobatan dari kanker
payudara itu sendiri. Karena tingginya permasalahan mengenai kanker
payudara di Indonesia maka dari itu sangat dibutuhkan perhatian khusus,
terutama pada masalah keperawatan defisit pengetahuan.
Menurut Girsang dan Hasrul (2015) dalam penelitiannya yang
berjudul Gambaran Persiapan Perawatan Fisik dan Mental Pada Pasien Pre
Operasi Kanker Payudara, seseorang yang akan menghadapi operasi
mengalami perasaan takut, cemas, belum siap mental, bingung dan tidak siap
menerima hal yang akan terjadi pada dirinya. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan informasi yang didapat pasien. Oleh karena itu
sangatlah dibutuhkan pengetahuan yang lebih terkait penyakit agar tidak
terjadi komplikasi pasca bedah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Girsang dan Hasrul
(2015), asuhan keperawatan pada klien yang akan dioperasi ditujukan untuk
mempersiapkan klien semaksimal mungkin agar bisa dioperasi dengan baik,
pemulihan dengan cepat serta terbebas dari komplikasi pasca bedah. Kesiapan
yang paling utama adalah kesiapan fisik dan mental. Kesiapan fisik dan
mental tersebut dapat dicapai dengan adanya pengetahuan yang cukup.
Dengan adanya informasi dan pengetahuan yang cukup, maka akan
mengurangi komplikasi pasca bedah serta mempersiapkan mental pasien
dalam menghadapi operasi dan menurunkan ketakutan maupun kecemasan
pasien. Untuk membantu pasien dalam menerima informasi dibutuhkan media
yang tepat. Media yang paling tepat dan efektif untuk pasien Pre Op yaitu
leaflet, karena media ini menyajikan tulisan dan gambar yang mudah
dimengerti oleh pasien dan secara biaya lebih murah serta bisa dibawa
kemana-mana. Selain itu, penggunaan media leaflet juga sangat membantu
pasien dalam menerima informasi untuk meningkatkan pengetahuanya karena
dengan adanya media pasien akan lebih mudah menerima informasi dan
diperkuat oleh teori. (Puji Rizky Affandi, dkk, 2017).
Dari latar belakang tersebut, peran perawat sangatlah penting untuk
mengatasi masalah terutama dalam promotif dan preventif. Tenaga
perawat/paramedic dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan
tersebut, serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan
penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu
kesatuan yang utuh secara bio psiko-sosial-spiritual.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien post
operasi tumor mammae.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Nn. M
dengan post operasi tumor mammae
b. Mampu melakukan analisa data dan menegakkan diagnosa
keperawatan prioritas pada Nn. M dengan post operasi tumor mammae
c. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada Nn. M dengan
post operasi tumor mammae
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Nn. M dengan
post operasi tumor mammae
e. Mampu melakukan evaluasi pada Nn. M dengan post operasi tumor
mammae
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Tumor mammae adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae di mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak
dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).
Tumor payudara merupakan benjolan di payudara. Timbulnya benjolan
pada payudara dapat merupakan indikasi adanya jenis tumor/kanker payudara.
Namun, untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan patologis
(Sihombing dan Sapardin 2014)
Tumor mammae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mammae (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).

B. Etiologi
Menurut Nugroho T. (2011) Sampai saat ini,penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah
terindentifikasi yaitu:
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko tumor payudara dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara.
b. Riwayat Keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia
d. Riwayat Reproduksi
Melahirkan anak pertama di atas 35 tahun,menikah tapi tidak melahirkan
anak serta ibu yang tidak menyusui
e. Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan penggunaan pada usia lebih tua.
f. Riwayat menstruasi
Early menarche (sebelum 12 tahun) dan late menopouse (setelah 50 tahun)

C. Manifestasi Klinis
Pada masa awal pertumubuhan tumor,gejala sulit di deteksi sehingga kasus ini
biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudah mencolok dan
bisa di raba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah (Nugroho T. 2011):
a. Terbentuknya massa utuh atau jaringan yang tidak biasa,sifatnya
kenyal,muncul di payudara atau sekitarnya, misalnya di bawah lengan.
b. Penderita merasakan nyeri di tempat massa tersebut.
c. Lekukan pada permukaan payudara dan kulit berada di atas tumor menjadi
seperti kulit jeruk.
d. Lepasnya papilla mammae.
e. Puting susu mengeluasrkan cairan yang tidak normal,bahkan bisa
mengeluarkan darah.
f. Ada batas yang tegas dan ada penekanan jaringan sekitar.
g. Memiliki kapsul dan soliter

D. Komplikasi
Potensial komplikasinya dapat dapat mencakup sebagai berikut :
limfedema terjadi saat limfe yang digunakan untuk menjamin aliran balik
limfe bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan baik. Jika nodus aksilaris
harus mengambil alih fungsi. Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan
setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang proksimal. Jika terjadi limfedema
keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang
diangkat selama pembedahan (Fatimah, 2009)
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penatalaksanaan tumor/kanker payudara dilakukan
dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi
hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi).
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman
jenis terapi ini mengharuskan 19 terapi dilakukan secara individual
(Manurung, 2018).

Ada beberapa penanganannya, antara lain:


a. Pembedahan
1) Biopsi Eksisi
Biopsi eksisi adalah pengangkatan seluruh jaringan yang sakit sampai tepi
yang sehat di sekitarnya bila tumor < 5cm. Prosedur biopsi terkadang
membutuhkan sayatan kulit pada pelaksanaannya. Hal ini memungkinkan
adanya risiko infeksi atau pendarahan. Namun risiko ini pada dasarnya
tidak terlalu tinggi karena sayatan yang dibuat juga cenderung kecil.
Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi
massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada
metastase atau penyebaran tumor.
2) Eksterfasi FAM
Adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk pengangkatan
tumor yang terdapat pada payudara. Dimana tumor ini sifatnya masih
jinak namun jika dibiarkan maka akan terjadi penambahan pada masa
tumor dan tumor ini terdapat dibawah kulit dan mempunyai selaput atau
seperti kapsul, mudah digoyangkan, dan lunak. Terapi dari FAM dengan
operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara,
tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nanti akan di ganti
oleh jaringan normal secara perlahan.
3) Biopsi insisi
Dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat,
dilakukan untuk tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 5 cm.
Adapun Tumor primer biasanya prosedur pembedahan yang dilakukan
pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis
tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah
dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara
yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara
(mastectomy).
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon
dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir.
d. Kemoterapi Obat
kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan
secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya 21 adalah
Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim
yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

F. Patofisiologi
Benjolan jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi
yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia. Benjolan biasanya ditemukan pada
kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan
dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma
dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik
yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian
benjolan jinak payudara berdasarkan histologik yaitu (Sander M, Aleq. 2012):
a. Kelenjar yang berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.
b. Jaringan ikat yang mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
G. PATHWAY

Faktor resiko :
Genetic
Pertumbuhan sel abnormal
Hormonal
Merokok, alcohol, pola makan
Hyperplasia pada sel mammae Tumor jinak

CA MAMMAE

Mendesak jaringan sekitarnya Mensuplai nutrisi ke jaringan Ca Mendesak pembuluh darah

Aliran terhambat hingga terjadi hipoxia


Pembengkakan Mammae Pe ↓ hipermetabolisme jaringa lain →BB turun

Peningkatan massa tumor Bakteri patogen


Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Keluar cairan putih di nanah

Tindakan pembedahan

Pre Op Post Op
Efek anestesi

Ketidakefektifan Pola Nafas


Stress psikologi Massa tumor mendesak jaringan Fisiologi Psikologi

Insisi jaringan mammae


Perubahan bentuk mammae
Nyeri akut

Defisit Pengetahuan
Ansietas Gangguan Citra Tubuh
Kerusakan integritasTerputusnya otot/jaringan sekitar aksila
kulit/jaringan

Pendidikan kesehatan

Resiko Infeksi
(Sander, 2012)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dua jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi dini benjolan pada
payudara adalah mammografi dan ultrasonografi (USG), menggunakan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Nuklear skintigrafi. (Nugroho T.
2011).
1. Mammografi
Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak
teraba; jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Ketepatan 83 –
95%, tergantung dari teknisi dan ahli radiologinya. Mammografi adalah
metode terbaik untuk mendeteksi benjolan yang tidak teraba namun
terkadang justru tidak dapat mendeteksi benjolan yang teraba atau kanker
payudara yang dapat dideteksi oleh USG. Mammografi digunakan untuk
skrining rutin pada wanita di usia awal 40 tahun untuk mendeteksi dini
kanker payudara. (Nugroho T. 2011).
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat dibedakan lesi solid dan kistik. (Nugroho
T. 2011)

I. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan tahap yang paling menentukan
bagi tahap berikutnya sehingga pengkajian harus dilakukan dengan teliti
dan cermat. Pengkajian keperawatan pada klien dengan biopsy excisi
meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, pengkajian diagnostik, dan
pengkajian penatalaksanaan medik. Pada anamnesa keluhan utama yang
kemungkinan besar muncul pada klien biopsy excisi adalah nyeri akut.
Pengkajian nyeri akut dapat dilakukan dengan pendekatan PQRST,
dimana pendekatan ini mampu membantu perawat dalam menentukan
rencana atau intervensi keperawatan. Komponen-komponen dalam
pengkajian diantarana:
2. Pengumpulan data
a. Identitas klien
Pengkajian identitas klien berupa nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal
operasi, nomor medrec, diagnosa medik dan alamat. (Rohmah, 2010).
b. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab baik ayah, ibu, suami, istri, atau pun anak
yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama, hubungan dengan klien dan alamat. (Rohmah,2010).
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit
Klien dengan tindakan pembedahan biopsy excisi di payudara
biasanya dengan keluhan nyeri pada payudaranya. (Sylvia. 2015)
2) Keluhan utama saat dikaji
Klien dengan tindakan pembedahan biopsy excisi mempunyai
keluhan utama nyeri saat dikaji, hal ini.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Perlu ditanyakan antara lain apakah klien pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya atau punya penyakit yang
menular. (Rohmah, 2010).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji apakah ada angota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit yang sama dengan klien atau apakah ada penyakit yang
sifatnya keturunan maupun menular. (Rohmah, 2010)
d. Pola aktivitas sehari-hari
Disini dikaji pola aktivitas klien di rumah (sebelum sakit) dan selama
di RS. Pengkajian pola aktivitas ini meliputi pola nutrisi, eliminasi,
istirahat tidur, personal hygiene dan aktivitas (Rohmah, 2010). Pada
klien tindakan pembedahan biopsy excisi biasanya dipuasakan terlebih
dahulu sampai bising ususnya kembali normal. Untuk klien tindakan
pembedahan biopsy excisi aktivitasnya jadi sedikit terhambat sehingga
perlu bantuan keluarga dan perawat dalam memenuhi kebutuhan
aktivitasnya (Gunawan Wibisana, 2017).
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan biasanya menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi dan aukultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan
persistem secara berurutan dimulai dari sistem pernapasan,
kardiovaskuler, percernaan, genotiurinaria, endokrin, persarafan,
integumen, reproduksi, muskuloskeletal, penglihatan, wicara dan
THT. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik persistem, terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaaan TTV dan antropometri. (Rohmah,
2010)
1). Sistem pernapasan
Klien dengan tindakan pembedahan biopsy excisi yang mengalami
nyeri biasanya terdapat pernafasan cepat akan tetapi tidak ada batuk
dan penumpukan sekret pada jalan nafas. (Gunawan Wibisana, 2017)
2). Sistem kardiovaskuler
Pada sistem ini klien dengan keluhan nyeri biasanya akan
menyebabkan nadi bisa meningkat (Gunawan Wibisana, 2017).
3). Sistem pencernaan
Pada sistem ini bising usus ada, jarang terjadi mual dan muntah.
4). Sistem perkemihan
Pada sistem ini intake outpute cairan masih dalam batas normal.
5). Sistem muskuloskeletal
Klien dengan tindakan biopsy excisi dengan masalah nyeri pada
sistem ini akan mengalami kelemahan rentang gerak pada bagian yang
terdapat tindakan pembedahan tersebut (Gunawan Wibisana, 2017)
6). Sistem integumen
Suhu tubuh normal. Namun jika terjadi infeksi, suhu tubuh akan
meningkat, adanya perubahan terhadap kelembapan pada turgor kulit,
terdapat luka sayatan post op. (Gunawan Wibisana, 2017)
7). Sistem persyarafan
Pada umumnya pada sistem persyarafan tidak terdapat kelainan,
keadaan umum baik dan keadaan compos mentis, glasslow coma scale
15. Pada 12 nervus tidak terjadi kelainan yang signifikan.
8). Sistem endokrin
Umumnya pada sistem ini tidak terjadi kelainan pada sistem endokrin
seperti adanya pembesaran tiroid dan getah bening.
9). Sistem reproduksi
Pada sistem reproduksi umumnya hanya ada keluhan pada nyeri pada
payudara yang terdapat luka sayatan post op,namun tidak mengganggu
sistem reproduksi lainnya (Sylvia. 2015).
10). Sistem Penglihatan
Tidak adanya kelainan pada penglihatan akibat tindakan pembedahan.
11). THT
Pada THT tidak terdapat kelainan yang signifikan terhadap klien yang
mengalami tindakan pembedahan biopsy excisi.
f. Diagnosa
1) Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional.
2) Gangguan kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan
penurunan mobilitas
3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi.
4) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisiologis.
5) Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6) Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada bentuk
tubuh karena proses penyakit.
J. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
Kecemasan berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang
dengan krisis situasional. keperawatan ... x ....... jam menenangkan.
tingkat kecemasan klien 2. Jelaskan semua tindakan dan
Batasan Karakteristik: dapat menurun,dengan apa yang akan dirasakan
Perilaku: kriteria hasil : selama tindakan.
- Penurunan 3. Berikan informasi yang aktual
1. Tidak mengatakan
produktivitas tentang diagnosa, tindakan dan
terjadi kecemasan.
- Gerakan ekstra prognosis.
- Tampak waspada 2. Tidak terjadi gangguan 4. Dorong secara tepat kepda
- Insomnia tidur. keluarga untuk mendampingi
Afektif: 3. Tidak terjadi serangan klien
- Gelisah panik. 5. Dukung perilaku klien secara
- Distres 4. Tangan tidak tepat.
- Peka gemetaran. 6. Dengarkan klien dengan penuh
- Gugup 5. Tidak marah yang perhatian.
Fisiologis: berlebihan 7. Ciptakan suasana saling
- Wajah tegang percaya dengan klien.
- Tremor tangan 8. Dorong klien untuk
- Gemetar mengungkapkan perasaan,
persepsi dan ketakutan.
9. Anjurkan klien untuk
menggunakan teknik relaksasi.
10.Kaji tanda-tanda cemas
secara verbal dan nonverbal
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Nilai tingkat pengetahuan
berhubungan dengan keperawatan … x … jam, klien tentang penyakitnya
kurangnya paparan klien akan mengetahui 2. Jelaskan secara obyektif
informasi. tindakan yang akan pendidikan kesehatan yang
Batasan Karakteristik: dilakukan, dengan kriteria diberikan pada klien
- Ketidakakuratan hasil: 3. Dorong keluarga untuk
melakukan tes a. Klien mengetahui membantu klien dalam
- Ketidakakuratan informasi kesehatan merubah perilaku kesehatan
mengikuti perintah b. Klien berperilaku 4. Berikan informasi yang tepat
- Kurang pengetahuan sesuai dengan kepada keluarga tentang
- Perillaku tidak tepat kondisinya kemajuan klien
(mis., histeria, c. Klien mampu 5. Hindari memberikan harapan
bermusuhan, agitasi, menghindari perilaku kosong
apatis) yang merugikan 6. Hindari taktik menakut-
kesehatan nakuti
klien dalam merubah pola
perilaku klien.
7. Diskusikan dengan klien
tentang perubahan gaya
8. Jelaskan secara tepat
kemungkinan komplikasi
kronis
9. Berikan informasi secara
tepat
tentang kondisi klien saat ini

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakuka f. Lakukan pengkajian nyeri


dengan agen injuri asuhan keperawatan secara komprehensif termasuk
fisiologis. .... x 24 jam klien dapat lokasi , karakteristik, durasi,
Batasan karakteristik: menurunkan nyeri dengan frekuensi, kualitas, intensitas
- Diaforesis kriteria hasil : dan faktor pencetus nyeri
- Dilatasi pupil a. Tidak melaporkan nyeri g. Kontrol lingkungan yang
- Ekspresi wajah nyeri b. Tidak menunjukan dapat mempengaruhi nyeri
(mis., mata kurang ekspresi nyeri (misal : suhu ruangan,
bercahaya, tampak c. Tidak mengerang dan pencahayaan , dan
kacau, gerakan mata menangis kebisingan)
berpencar atau tetap d. Tidak meringis h. Observasi reaksi nonverbal
pada satu fokus ) e. Tidak menggosok dari nyeri
- Fokus pada diri area nyeri i. Ajarkan teknik
sendiri nonfarmakologis (misal :
- Sikap melindungi area hipnosis, relaksasi, akupresur,
nyyeri pijatan, sensasi dingin/panas,
- Perubahan posisi distraksi, terapi bermain,
untuk menghindari terapi aktivitas, terapi musik, )
nyeri baik sebelum, setelah, bahkan
selama terjadi nyeri bila
memungkinkan
j. Berikan medikasi untuk
mengurangi nyeri
k. Tingkatkan istirahat
l. Dorong klien untuk
mengungkapkan pengalaman
nyerinya

m. Berikan infoirmasi tentang


nyeri, termasuk penyebab
nyeri, berapa lama akan
terjadi, antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
n. Turunkan faktor –faktor yang
dapat mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
Resiko Infeksi Setelah dilakukan .... x 24 1. Bersihkan lingkungan setelah
Faktor resiko: jam klien tidak terjadi dipakai klien lain.
- Gangguan peristalsis peningkatan infeksi dengan 2. Batasi jumlah pengunjung.
- Gangguan integritas kriteria hasil: 3. Ajarkan teknik cuci tangan pada
kulit a. Tidak ada kemerahan klien dan keluarga.
- Vaksinasi tidak b. Tidak ada discharge 4. Cuci tangan sebelum dan setelah
adekuat yang berbau busuk. melakukan tindakan di tempat
- Kurang pengetahuan c. Tidak ada sputum klien.
untuk menghindari purulen 5. Pakai sarung tangan steril sesuai
pemajaan patogen. d. Tidak ada demam indikasi.
- Malnutrisi e. Ada nafsu makan 6. Pertahankan lingkungan aseptik
- Obesitas selama pemasangan alat
- Merokok (tindakan invasif).
- Stasis cairan tubuh. 7. Pastikan menggunakan teknik
perawatan luka secara tepat.
8. Berikan antibiotik bila perlu.
9. Ajarkan kepada klien dan
keluarga tanda dan gejala Infeksi
Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji secara verbal dan non
Batasam karakteristik: keperawatan ….. x 24 jam verbal respon klien terhadap
- Perubahan fungsi klien self esteem dengan tubuhnya.
tubuh kriteria hasil: 2. Merespon frekuensi mengkritik
- Perubahan struktur a. Body image positif dirinya
tubuh b. Mampu 3. Jelaskan tentang pengobatan,
- Tidak ada bagian mengidentifikasi kemajuan dan prognosis
tubuh kekuatan personal penyakit.
- Perubahan pandangan Mempertahankan interaksi 4. Dorong klien mengungkapkan
tentang penampilan sosial perasaannya.
tubuh seseorang 5. Fasilitasi kontak dengan
- Menghindari melihat individu lain dalam kelompok
tubuh seseorang kecil
- Perubahan gaya hidup
- Perubahan dallam
keterlibatan sosial.

BAB III
PROFIL RUMAH SAKIT BARI PALEMBANG
A. Selayang Pandang
Rumah Sakit umum Daerah palembang BARI merupakan unsur
penunjang pemerintah daerah di bidang kota pelayanan kesehatan yang
merupakan satu - satunya Rumah sakit milik pemerintah kota palembang
BARI terletak di jalan panca usaha N0.1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan
seberang Ulu 1 dan berdiri diatas tanah seluas 4,5 H. Bangunan berada lebih
kurang 800 meter dari jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001, dibuat
jalan alternatif dari Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI dari jalan
poros Jakabaring..

B. Visi, Misi, dan Motto


Visi:
Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
Misi:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yg berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan pada
etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu manejement sumber daya kesehatan.
3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
Motto:
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
Tujuan:
1. Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai standar mutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang teijangkau yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
C. Sejarah
1. Sejarah Berdirinya
Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya
merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian
diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995 dengan
SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 lalu ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997.
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : HK.00.06.2.2.4646 , RSUD
Palembang BARI memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar pada
tanggal 7 November 2003 kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat
Master Plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pembangunan gedung dimulai dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung
Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006)
pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan dengan
pembangunan : Gedung Administrasi, Gedung Pendaftaran, Gedung
Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung
Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan Cafetaria. Pada5februari 2008,
berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/III/334/08 RSUD
Palembang BARI memperoleh status Akreditasi penuh tingkat lanjut .
Serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI
berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No. 915.b tahun 2007
penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara
penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008
meliputi Gedung Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat,
Gedung Instalai Gizi (Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung
CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai
Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota palembang
provinsi sumatera selatan tanggal 2 april 2009. Adapun pembangunan
gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi : Gedung Kebidanan,
Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung Hemodialisa.
Selanjutnya pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2010-2011
meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU,
Gedung PICU, Workshop dan Musholah.
1). Pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1994 Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI merupakan geduang Poliklinik atau
Puskesmas Panca Usaha.
2). Pada tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI. Maka dengan SK Depkes Nomor
1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 10 November 1997 di tetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum kelas C.
3). Kepmenkes RI Nomor: HK.00.06.2.2.4646 tentang pemberian statu
akreditas penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI, tanggal 07 November 2003.
4). 4.Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian
status akreditasi penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI, tanggal 05 Februari 2008.
5). Kepmenkes RI Nomro: 24l/MENKES/SK/IV/2009 tentang
peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
menjadi kelas B, tanggal 02 April 2009.
6). Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD Rumah Sakit Umum Daerah
palembang BARI berdasarkan keputusan wali kota Palembang No.
915 B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI
sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
7). KARS-SERT/363/1/2012 tentang status akreditas lulus tingkat
lengkap kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI,
tanggal 25 Januari 2012.
2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
a. Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala
Poliklinik atau Puskesmas Panca Usaha.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG
sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr. H. Dahlan
Abbas, SpB.
d. Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari 2001: Pelaksana Tugas
dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
e. Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah Puspita,
H. A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
f. Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani,
S.H.,M.M.,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

3. Fasilitas dan Pelayanan


a. Fasilitas
1) Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 Jam
2) Farmasi atau Apotek 24 Jam
3) Rawat Jalan atau Poliklinik Spesialis
4) Bedah Sentral
5) Central Sterilized Suplay Separtemen (C S SD)
6) Unit Rawan Intensif (PICU, NICU & CICU)
7) Rehabilitation Medik
8) Radiologi 24 jam
9) Laboratorium Klinik 24 Jam
10) Patologi Anatomi
11) Bank Darah
12) Hemodialisa
13) Medical Check Up
14) ECG dan EEG
15) USG 4 Dimensi
16) Endoskopi
17) Kamar Jenazah
18) Ct Scan 64 Slides
b. Pelayanan
Pelayanan Rawat Jalan (Spesialis)
1) Poliklinik Spesialis Penyakit dalam
2) Poliklinik Spesialis Bedah
3) Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4) Poliklinik Spesialis Anak
5) Poliklinik Spesialis Mata
6) Poliklinik Spesialis THT
7) Poliklinik Spesialis Syaraf
8) Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin
9) Poliklinik Spesialis Jiwa
10) Poliklinik Jantung
11) Poliklinik Gigi
12) Poliklinik Psikologi
13) Poliklinik Terpadu
14) Poliklinik Akupuntur
15) Poliklinik Rehabilitasi Medik
c. Pelayanan Rawat Inap
1) Rawat Inap VIP dan VVIP
2) Rawat Inap Kelas I, II, dan III
3) Rawat Inap Penyakit Dalam Perempuan
4) Rawat Inap Penyakit Dalam Laki-Laki
5) Perawatan Anak
6) Perawatan B edan
7) Perawatan ICU
8) Perawatan Kebidanan
9) Perawatan Neonatus/Nicu/PICU
d. Instalasi Gawat Darurat
1) Dokter j aga 24 j am
2) Ambulans 24 Jam
e. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Laboratorium Klinik
2) Instalasi Radiologi
3) Instalasi Farmasi
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Gizi
6) Bank Darah
7) Instalasi Pemulasan Jenazah
8) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
9) Instalasi Laundry
10) Central Sterilized Suplay Departement (CS SD)
11) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
12) Kasir
13) Hemodialisa
f. Fasilitas kendaraan operasional
1) Ambulance 118
2) Ambulance bangsal
3) Ambulance siaga
4) Ambulance trauma center
5) Mobil jenazah

BAB IV
TINJAUAN ASKEP

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN


KEPERAWATAN DASAR PROFESI
IKesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama Mahasiswa : Kelompok III


Tempat Praktek : Ruang Bedah
Tanggal Praktek : 05 Oktober 2021
Pengkajian Dilakukan Tanggal 06 Oktober 2021 jam 08:00 WIB

1. Identitas Klien
Nama : Nn. M No RM :612246
Usia : 16 Tahun Tgl Masuk : 04
Oktober 2021
Jenis : Perempuan Tgl Pengkajian : 06
Oktober 2021
Kelamin Sumber Informasi : Keluarga
Alamat : Kalidoni Keluarga Terdekat : Ibu
No Telepon :- Status : Kawin
Status : Belum Kawin Alamat : Kalidoni
Agama : Islam No Telepon :-
Suku/ Bangsa : Indonesia Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : IRT
Lama :- Lama Bekerja :-

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pasien datang ke rumah sakit mengeluh nyeri hilang timbul pada payudara
kiri mengatakan ada benjolan timbul sejak ± 2 minggu, benjolan dirasakan
membesar dan nyeri hilang timbul.
b. Keluhan utama (saat pengkajian)
Pasien mengatakan nyeri pada luka post Operasi
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi payudara kiri, nyeri hilang
timbul. dengan skala 4.
d. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami:
a. Kecelakaan : Tidak pernah
b. Operasi (jenis dan waktu) : Tidak pernah
c. Penyakit (kronis dan akut) : Tidak Pernah
d. Terakhir masuk RS : Tidak Pernah
2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)
Tidak ada alergi obat
3. Imunisasi (tambahan; flu, pneumonia, tetanus, dll)
Tidak dilakukan pengkajian
4. Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok : - - -
b. Kopi : - - -
c. Alkohol : - - -
5. Obat-obatan yang digunakan
Jenis Lamanya Dosis
- - -

3. Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien
.
4. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat
sampai pengambilan kasus kelolaan)
5. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)
Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom
data tambahan bila perlu.
1. Peningkatan Kesehatan
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( ), Halitosis ( )
Bibir: lembab( √ ), pucat( ),sianosis( ),labio/palatoskizis( ),
stomatitis( )
Gusi: ( ), plak putih( ), lesi( )
Gigi: Normal( √ ), Ompong( ), Caries( ), Jumlah gigi: 32
Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
b. Leher
Kaku Kuduk ( ) Simetris( ), Benjolan ( ) Tonsil ( )
Kelenjar Tiroid : normal ( √ ), pembesaran ( )
Tenggorok : kesulitan menelan ( - )

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


BB sebelum sakit: 60 kg BB sakit:60 kg
Program Diit RS :
Makanan yang disukai:
Selera makan: Baik
Alat makan yang digunakan:
Pola makan ( 3 x/ hari)
Porsi makan yang dihabiskan: 1 porsi habis
Pola Minum gelas/hari) : 8 gelas/hari
Intake Makanan : Tidakk dikaji
Intake Cairan : Tidak dikaji
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( ), kembung( ),
asites( ),
Palpasi : massa ( - ), nyeri ( - )
Kuadran I : -
Kuadran II : -
Kuadran III : -
Kuadran IV : -
Auskultasi : bising usus 15 x/mnt
Perkusi : Timpani ( √ ), redup ( )
BAB : warna kuning kecoklatan Frekuensi 1x/hari
Konsisitensi: padat lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( - )
Konstipasi ( - )
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
3. Eliminasi dan Pertukaran
a. BAK
b. Warna: kuning
c. Konsistensi:
d. Frekuensi: 1 x/ hari
e. Urine Output : -
f. Penggunaan Kateter: -
g. Vesika Urinaria: Membesar - Nyeri tekan -
h. Gangguan; Anuaria ( - ), Oliguria ( - ), Retensi Uria ( - ), nokturia ( -
), Inkontinensia Urin ( - ), Poliuria ( - ), Dysuria ( - ) Jalan nafas:
Sputum ( - ), warna sputum ( - ) konsisitensi: -
Batuk ( - ) frekuensi:-
Dada :
Bentuk: Simetris ( √ ), Barrel chest/dada tong( ), pigeon chest/dada
burung ( ) benjolan ( √ ), dll
Paru-paru:
Inspeksi: RR 20 x/ min,
Palpasi: Normal ( √ ), ekspansi pernafasan( ), taktil fremitus( )
Perkusi: Normal/ Sonor( √ ), redup/pekak( ), hiper sonor( )
Auskultasi: irama( ), teratur( √ ),
Suara nafas: vesicular( √ ), bronkial( ), Amforik ( ), Cog Wheel Breath
Sound ( ) metamorphosing breath sound ( )
Suara Tambahan: Ronki ( - ), pleural friction( - )
Data Tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur, dll):
Kebiasaan Tidur siang: 2jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
Persendian:
Nyeri Sendi ( - ), pergerakan sendi: aktif
ROM ( Range Of Motion): Tidak dilakukan pengkajian
Kekuatan Otot :baik
Kelainan Otot: Tidak ada
Tonus/aktifitas
Aktif ( √ ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( ) lemah ( ) melengking ( ), Sulit menangis ( )
Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili( )
Reflek Pat0logis : ada
Babinsky : + ( √ ), - ( )
Kernig : + ( √ ), - ( )
Brudzinsky : + ( √ ), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + ( √ ), - ( )
Triceps : + ( √ ), - ( )
Patella : + ( √ ), - ( )
Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( - )
Perkusi: redup( ), pekak( )
Auskultasi: HR 80 x/mnt. Aritmia( - ),Disritmia( - ) , Murmur ( - )

Mandi: 2 x/hari
Sikat gigi :2 x/hari
Ganti Pakaian: 2x/hari
Memotong kuku 1x/minggu
Data Tambahan : Aktivitas klien dibantu keluarga, seperti mandi dan
berpakaian.
Masalah keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
5. Persepsi/Kognitif
Kesehatan Umum : lemah
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang( √ ),berat ( ), pucat ( ), sesak ( ),
kejang( )
1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak( √ ), Tegas( ), Datar( ),
Menonjol( ), Cekung( )
b. Rambut: warna hitam (√ ) mudah dicabut ( - ), ketombe( - ), kutu( - )
2. Mata
Mata: jernih( √ ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus: 6/6( √ ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( √ ), negatif( ),kiri negatif( )
positif( ),
alat bantu: kacamata( - ), Softlens( - )
Conjungtiva: merah jambu( √ ), anemis( )
Sklera: Putih( √ ), Ikterik( )
3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( - )
c. Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
4. Telinga, Hidung, Tenggorok
a. Telinga: Normal ( √ )Abnormal ( ) Sekret( )
b. Hidung: Simetris ( √ )Asimetris ( ) Sekret ( ) Nafas cuping
hidung ( )
c. Tenggorok: Tonsil( √ ), radang( )
Data Tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya: pasien mengatakan
mengeluh cemas dan khawatir mengenai kondisinya saat ini
Persepsi klien terhadap dirinya : pasien mengatakan ingin cepat sembuh
Konsep diri :
Tingkat kecemasan: sedang
Citra Diri/Bodi image: pasien mengatakan tidak merasa malu akan penyakit
yang dideritannya
Data tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan: Ansietas

7. Peran Hubungan
Budaya:
Suku:
Agama yang di anut: Islam
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Masalah sosial yang penting: tidak ada
Hubungan dengan orang tua: hubungan drngan orang tua baik
Hubungan dengan saudara kandung: baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : baik

Data Tambahan : Tidak ada


Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

8. Seksualitas Dan Reproduksi


Genitalia dan Anus
Laki-laki
Penis: normal/ada ( - ), Abnormal -
Scrotum dan testis: normal( ), hernia( ), hidrokel( )
Anus ; normal/ada ( ), atresia ani( )
Perempuan
Vagina: sekret( ), warna( )
Anus: normal/ada ( √ ), atresia ani( )
Riwayat kehamilan dan kelahiran : belum pernah
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan

9. Toleransi/Koping Stress
GCS :15
E: 4
V: 5
M:6
Data Tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

10. Prinsip Hidup


Budaya:
Pasien tidak memiliki budaya yang dapat mempengaruhi status kesehatan
Spritual / Religius:
Pasien beribadah sholat 5 waktu ketika sehat, Ketika sakit pasien tidak dapat
beribadah sholat, pasien hanya berdo’a , Pasien berharap agar segera sembuh
Psikologis:
Pasien mengatakan sakit merupakan proses normal dalam kehidupan, Pasien
mengetahui masalah dan penyakit yang dialaminya saat ini
Sosial:
Pasien mengatakan sering mengikuti kegiatan di masyarakat, Pasien
mengatakan tidak memiliki masalah dengan tetangga sekitar tempat tinggal
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

11. Keselamatan / Perlindungan


Tingkat Kesadaran : Composmentis ( √ ), Apatis ( ), Somnolen ( ), Sopor (
),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu 36,7O C, Nadi 80 x/min, TD 120/70 mmHg, RR 20x/min
Warna kulit :
Sianosis ( - ), I kterus ( - ), eritematosus rash ( - ), discoid lupus ( - ), oedema
( - ), Bula ( - ), Ganggren ( - ), nekrotik jaringan ( - ), Hiperpigmentasi
( - ) Echimosis ( - ), Petekie ( - )
Turgor Kulit: elastis ( √ ), tidak elastis ( )
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

12. Kenyamanan
Provaiking : pasien mengatakan nyeri post operasi
Quality : nyeri seperti ditusuk
Regio : mammae sinistra
Scala :4
Time : nyeri hilang timbul

Data Tambahan: Tidak ada


Masalah keperawatan: Nyeri akut

Terapi
Tanggal Terapi : 05-10-2021/07-10-2021
Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. Ringer 20x/ IVFD Kristaloid Untuk menambah Dapat
Laktat menit cairan dan menimbulkan
elektrolit presipitasi padda
aliran darah
2. Ketorolac 3x30 IV analgesik Untuk Jangan
mg mengurangi rasa dikonsumsi pada
nyeri kondisi:
1. Sakit maag
aktif atau
baru-baru ini.
2. Luka pada
dinding
lambung.
3. Perdarahan
dari operasi
baru-baru ini,
dll.
3. Ceftriaxon 2x1 IV antibiotik Untuk mengatasi Pada individu
e gr infeksi dengan riwayat
hipersensitivitas
terhadap obat ini
atau golongan
sefalosporin
lainnya.

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium ( Tanggal Pemeriksaan ) : 04 Oktober 2021
Eritrosit : 5.20 juta/uL
Leukosit : 10.9 ribu/uL

Rontgen ( Tanggal Pemeriksaan ) : 04 Oktober 2021


- CTR > 50 % cor tak membesar
- Corakan bronkovaskuler normal
- Tidak tampak infiltrate
- Diafragma kanan dan kiri licin
- Sinus kostofienikus kanan dan kiri lancip
- Tulang-tulang intak
- Soft tissue baik.

Analisis Data:

DATA KLIEN ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
DS: Tumor Mammae NYERI AKUT

- Klien mengeluh nyeri
Post Op
pada luka post op 
Terputusnya Kontinuitas
DO: Jaringan
- Keadaan umum lemah Penyembuhan luka
- Klien tampak meringis 
Respon Nyeri
- Kesadaran

composmentis Nyeri Akut
- TTV: TD: 120/70
mmHg, RR: 20 x/mnt,
T: 36,70C, HR: 80 x/mnt
- Pengkajian Nyeri
P: Post Op Tumor
Mammae
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Mammae sinistra
S: Skala Nyeri 4
T: Hilang Timbul

DS: Tumor Mammae GANGGUAN



- Klien mengeluh nyeri INTEGRITAS JARINGAN
Post Op
pada luka post op 
Fisiologi
DO: 
Insisi jaringan mammae
- Tampak luka jahitan

post op. Gangguan integritas
jaringan
- Pengkajian Nyeri
P: Post Op Tumor
Mammae
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Mammae sinistra
S: Skala Nyeri 4
T: Hilang Timbul

DS: Post op tumor mammae GANGGUAN CITRA



- Mengungkapkan TUBUH
Psikologi
perasaan negatif tentang 
perubahan tubuh. Perubahan bentuk
mammae
- Mengungkapkan 
perubahan gaya hidup. Gangguan Citra
Tubuh
DO:
- Klien tampak tidak
percaya diri.
Prioritas Masalah Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan
3. Gangguan citra tubuh
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisik ditandai dengan
mengeluh nyeri.
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan mobilitas
ditandai dengan nyeri.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan (mis,
pembedahan, kemoterapi,terapi radiasi) ditandai dengan mengungkapkan
kecacatan/kehilangan bagian tubuh.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Rabu / 06-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

No Standar Diagnosa RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi 1x24 jam nyeri akut Manajemen Nyeri:
dengan agen pencendera berhubungan dengan agen pencendera fisik 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fisik ditandai dengan ditandai dengan mengeluh nyeri dapat frekuensi, kuallitas, intensitas nyeri.
mengeluh nyeri. terselesaikan dengan indikator hasil sebagai 2. Identifikasi skala nyeri
DS: berikut: 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Klien mengeluh nyeri Tingkat Nyeri: mengurangi rasa nyeri.
pada luka post op No Indikator A T 4. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
1. Keluhan nyeri 2 5 nyeri.
DO: 2. Meringis 2 5
3. Sikap protektif 3 5 5. Anjurkan menggunakan analgetik secara
- Keadaan umum lemah
4. Gelisah 3 5 tepat.
- Klien tampak meringis 5. Berfokus pada diri sendiri 2 5
Keterangan:
- Kesadaran
1. Menurun
composmentis
2. Cukup meningkat
- TTV: TD: 120/70
3. Sedang
mmHg, RR: 20 x/mnt,
T: 36,70C, HR: 80 x/mnt 4. Cukup menurun
- Pengkajian Nyeri 5. Menurun
P: Post Op Tumor
Mammae
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Mammae sinistra
S: Skala Nyeri 4
T: Hilang Timbul

2. Gangguan Integritas Setelah dilakukan intervensi 1x24 jam Gangguan Perawatan Luka:
jaringan berhubungan Integritas jaringan berhubungan dengan 1. Monitor karakteristik luka (mls, drainase,
dengan penurunan mobilitas penurunan mobilitas ditandai dengan nyeri dapat warna, ukuran, bau).
ditandai dengan nyeri. terselesaikan dengan indikator hasil sebagai 2. Monitor tanda-tanda infeksi.
DS: berikut: 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
- Klien mengeluh nyeri Pemulihan Pasca Bedah: pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan.
pada luka post op No Indikator A T 4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
1. Kenyamanan 2 5 5. Ajarkan mengkonsumsi makanan tinggi
DO: 2. Selera makan 2 5
3. Kemampuan perawatan diri 2 5 kalori dan protein.
- Tampak luka jahitan
4. Kemampuan melanjutkan 2 5 6. Ajarkkan prosedur perawatan luka secara
post op.
pekerjaan mandiri.
- TTV: TD: 120/70 5. Waktu penyembuhan 2 5
6. Area luka operasi 2 5 7. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.
mmHg, RR: 20 x/mnt, Keterangan:
T: 36,70C, HR: 80 x/mnt 1. Menurun
- Pengkajian Nyeri 2. Cukup menurun
P: Post Op Tumor 3. Sedang
Mammae 4. Cukup meningkat
Q: seperti ditusuk-tusuk 5. Meningkat
R: Mammae sinistra
S: Skala Nyeri 4
T: Hilang Timbul

3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi 1x24 jam gangguan Promosi Citra Tubuh:
berhubungan dengan efek citra tubuh berhubungan dengan efek 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
tindakan/pengobatan (mis, tindakan/pengobatan (mis, pembedahan, tahap perkembangan.
pembedahan, kemoterapi,terapi radiasi) ditandai dengan 2. Diskusikan perubahan tubuh dan
kemoterapi,terapi radiasi) mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian ffungsinya.
ditandai dengan tubuh dapat terselesaikan dengan indikator hasil 3. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
mengungkapkan sebagai berikut: terhadap harga diri.
kecacatan/kehilangan Citra Tubuh: 4. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
bagian tubuh. No Indikator A T perubahan citra tubuh.
DS: 1. Melihat bagian tubuh 2 5 5. Latih peningkatan penampilan diri (mis,
2. Menyentuh bagian tubuh 3 5
- Mengungkapkan 3. Verbalisasi kecacatan 2 5 berdandan).
perasaan negatif bagian tubuh 6. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
tentang perubahan 4. Verbalisasi kehilangan 2 5 terhadap citra tubuh.
tubuh. bagian tubuh
5. Respon nonverbal pada 2 5
- Mengungkapkan
perubahan tubuh
perubahan gaya hidup. Keterangan:
1. Memburuk
DO:
2. Cukup memburuk
- Klien tampak tidak
3. Sedang
percaya diri.
4. Cukup membaik
- Tampak luka jahitan
5. Membaik
post op.
- TTV: TD: 120/70
mmHg, RR: 20 x/mnt,
T: 36,70C, HR: 80 x/mnt
- Pengkajian Nyeri
P: Post Op Tumor
Mammae
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Mammae sinistra
S: Skala Nyeri 4
T: Hilang Timbul
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Rabu / 06-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

Diagnosa Keperawatan Tanggal & Waktu Implementasi Keperawatan Nama & TTD
Perawat
Nyeri akut berhubungan 08:00 WIB 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
dengan agen pencendera durasi, frekuensi, kuallitas, intensitas
fisik ditandai dengan nyeri.
mengeluh nyeri. Respon :
P : Post Op Tumor Mammae
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Mammae sinistra
S : Skala nyeri 4
T : Hilang Timbul
08:30 WIB 2. Mengidentifikasi skala nyeri.
Respon : Skala nyeri 4
08:50 WIB 3. Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
Respon : Pasien diajarkan menarik napas
dalam
09 : 30 WIB 4. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
Respon : Pasien tampak memahami apa
yang dijelaskan perawat.
10 : 00 WIB 5. Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat.
Respon : Diberikan ketorolac 3x30mg
melalui IV
Gangguan Integritas 08:00 WIB 1. Memonitor karakteristik luka
kulit/jaringan berhubungan Respon : luka post op pada payudara
dengan penurunan mobilitas sebelah kiri, pada luka tidak tampak
ditandai dengan nyeri. kemerahan
08: 45 WIB 2. Memonitor tanda-tanda infeksi.
Respon : Tidak tampak kemerahan pada
luka post op
09 : 15 WIB 3. Membersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan.
Respon : Pasien tampak tenang saat
dibersihkan luka post op
09 : 40 WIB 4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi.
Respon : Pasien tampak memahami apa
yang dijelaskan perawat
10 :00 WIB 5. Mengajarkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein.
Respon : Pasien tampak memahami apa
yang diajarkan perawat.
10 : 30 WIB 6. Mengajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri.
Respon : Pasien tampak mengerti apa
yang diajarkan perawat.
11 : 15 WIB 7. Mengkolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu.
Respon : Ceftriaxone 2x1 gr melalui IV
Gangguan citra tubuh 08:00 WIB 1. Mengidentifikasi harapan citra tubuh
berhubungan dengan efek berdasarkan tahap perkembangan.
tindakan/pengobatan (mis, Respon : Pasien mengatakan ingin cepat
pembedahan, sembuh
kemoterapi,terapi radiasi) 09 : 00 WIB 2. Mendiskusikan perubahan tubuh dan
ditandai dengan fungsinya.
mengungkapkan Respon : Pasien mengungkapkan
kecacatan/kehilangan perasaan negatif tentang perubahan
bagian tubuh. tubuh.
09 : 45 WIB 3. Mendiskusikan perbedaan penampilan
fisik terhadap harga diri.
Respon : Pasien tampak tidak percaya
diri.
10 : 13 WIB 4. Menjelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh.
Respon : Keluarga pasien tampak
memahami apa yang dijelaskan perawat
10 : 45 WIB 5. Melatih peningkatan penampilan diri
(mis, berdandan).
Respon : Pasien tampak membersihkan
tubuhnya
11 : 00 WIB 6. Menganjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuh.
Respon : Pasien mengatakan tidak
percaya diri akan dirinya
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Rabu / 06-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

Diagnosa Keperawatan Tanggal & Waktu Evaluasi Keperawatan Paraf


Nyeri akut berhubungan 06-10-2021 & 14:00 S: Pasien mengatakan nyeri pada luka post op payudara
dengan agen pencendera WIB sebelah kiri
fisik ditandai dengan O: P: pasien nyeri pada luka post op
mengeluh nyeri. Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Payudara kiri
S: skala nyeri 3
T: hilang timbul
A: Masalah Teratasai sebagian
No Indikator A S T
1. Sikap protektif 3 4 5
2. Gelisah 3 4 5
3. Berfokus pada diri sendiri 2 4 5

P: Intervensi dilanjutkan
No Indikator A S T
1. Keluhan nyeri 2 3 5
2. Meringis 2 3 5
Gangguan Integritas 06-10-2021 & 14:00 S: Klien mengeluh nyeri pada luka post op
kulit/jaringan berhubungan WIB O: Tampak luka jahitan post op
dengan penurunan A: Masalah Teratasi Sebagian
mobilitas ditandai dengan No Indikator A S T
nyeri. 1. Kenyamanan 2 4 5
2. Selera makan 2 4 5

P: Intervensi dilanjutkan
No Indikator A S 7
1. Kemampuan perawatan diri 2 3 5
2. Kemampuan melanjutkan 2 3 5
pekerjaan
3. Waktu penyembuhan 2 3 5
4. Area luka operasi 2 3 5

Gangguan citra tubuh 06-10-2021 & 14:00 S: Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan
berhubungan dengan efek WIB tubuh.
tindakan/pengobatan (mis,
O: Tampak luka jahitan post op.
pembedahan,
A: Masalah Teratasi Sebagian
kemoterapi,terapi radiasi)
No Indikator A S T
ditandai dengan
mengungkapkan 1. Verbalisasi kecacatan 2 4 5
kecacatan/kehilangan bagian tubuh
bagian tubuh. 2. Verbalisasi kehilangan 2 4 5
bagian tubuh
P: Intervensi dilanjutkan.
No Indikator A S T
1. Melihat bagian tubuh 2 3 5
2. Menyentuh bagian tubuh 3 3 5
3. Respon nonverbal pada 2 3 5
perubahan tubuh

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Kamis / 07-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

Diagnosa Keperawatan Tanggal & Waktu Implementasi Keperawatan Nama & TTD
Perawat
Nyeri akut berhubungan 10:00 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri.
dengan agen pencendera Respon : Skala nyeri 3
fisik ditandai dengan 10 : 25 WIB 2. Memberikan teknik nonfarmakologis
mengeluh nyeri. untuk mengurangi rasa nyeri.
Respon : Pasien diajarkan menarik napas
dalam
11 : 35 WIB 3. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
Respon : Pasien tampak memahami apa
yang dijelaskan perawat.
12 : 55 WIB 4. Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat.
Respon : Diberikan ketorolac 3x30mg
melalui IV
Gangguan Integritas 10:00 WIB 1. Memonitor karakteristik luka
kulit/jaringan berhubungan Respon : luka post op pada payudara
dengan penurunan mobilitas sebelah kiri, pada luka tidak tampak
ditandai dengan nyeri. kemerahan
11 : 00 WIB 2. Memonitor tanda-tanda infeksi.
Respon : Tidak tampak kemerahan pada
luka post op
11 : 29 WIB 3. Membersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan.
Respon : Pasien tampak tenang saat
dibersihkan luka post op
11 : 46 WIB 4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi.
Respon : Pasien tampak memahami apa
yang dijelaskan perawat
12 : 30 WIB 5. Mengajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri.
Respon : Pasien tampak mengerti apa
yang diajarkan perawat.
12: 55 WIB 6. Mengkolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu.
Respon : Ceftriaxone 2x1 gr melalui IV
Gangguan citra tubuh 10:00 WIB 1. Mengidentifikasi harapan citra tubuh
berhubungan dengan efek berdasarkan tahap perkembangan.
tindakan/pengobatan (mis, Respon : Pasien mengatakan ingin cepat
pembedahan, sembuh
kemoterapi,terapi radiasi) 10 : 15 WIB 2. Mendiskusikan perubahan tubuh dan
ditandai dengan fungsinya.
mengungkapkan Respon : Pasien tidak lagi
kecacatan/kehilangan mengungkapkan perasaan negative
bagian tubuh. tentang perubahan tubuh.
10 ; 45 WIB 3. Mendiskusikan perbedaan penampilan
fisik terhadap harga diri.
Respon : Pasien tampak mulai ada rasa
percaya diri
11 : 30 WIB 4. Menjelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh.
Respon : Keluarga pasien tampak
memahami apa yang dijelaskan perawat

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Kamis / 07-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

Diagnosa Keperawatan Tanggal & Waktu Evaluasi Keperawatan Paraf


Nyeri akut berhubungan 07-10-2021 & 14:00 S: Pasien mengatakan nyeri pada luka post op payudara
dengan agen pencendera WIB sebelah kiri
fisik ditandai dengan O: Skala nyeri 2
mengeluh nyeri. A: Masalah Teratasai sebagian
No Indikator A S T
1. Meringis 2 5 5
2. Sikap protektif 3 5 5
3. Gelisah 3 5 5
4. Berfokus pada diri sendiri 2 5 5
P: Intervensi dilanjutkan
No Indikator A S T
1. Keluhan nyeri 2 4 5
Gangguan Integritas 06-10-2021 & 14:00 S: Klien mengeluh nyeri pada luka post op
kulit/jaringan berhubungan WIB O: Tampak luka jahitan post op
dengan penurunan A: Masalah Teratasi Sebagian
mobilitas ditandai dengan No Indikator A S T
nyeri. 1. Kenyamanan 2 5 5
2. Selera makan 2 5 5
3. Kemampuan perawatan diri 2 4 5
P: Intervensi dilanjutkan
No Indikator A S T
1. Kemampuan melanjutkan 2 3 5
pekerjaan
2. Waktu penyembuhan 2 4 5
3. Area luka operasi 2 4 5
Gangguan citra tubuh 06-10-2021 & 14:00 S: Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan
berhubungan dengan efek WIB tubuh.
tindakan/pengobatan (mis,
pembedahan, O: Tampak luka jahitan post op.
kemoterapi,terapi radiasi) A: Masalah Teratasi Sebagian
ditandai dengan No Indikator A S T
mengungkapkan 1. Verbalisasi kecacatan 2 5 5

kecacatan/kehilangan bagian tubuh


2. Verbalisasi kehilangan 2 5 5
bagian tubuh.
bagian tubuh
3. Respon nonverbal pada 2 5 5
perubahan tubuh
P: Intervensi dilanjutkan.
No indikator A S T
1. Melihat bagian tubuh 2 3 5
2. Menyentuh bagian tubuh 3 3 5
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Jum’at / 08-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

Diagnosa Keperawatan Tanggal & Waktu Implementasi Keperawatan Nama & TTD
Perawat
Nyeri akut berhubungan 11 : 00 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri.
dengan agen pencendera Respon : Skala nyeri 1
fisik ditandai dengan 14:00 WIB 2. Menganjurkan menggunakan analgetik
mengeluh nyeri. secara tepat.
Respon : Diberikan ketorolac 3x30mg
melalui IV
Gangguan Integritas 11:20 WIB 1. Membersihkan dengan cairan NaCl atau
kulit/jaringan berhubungan pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan.
dengan penurunan mobilitas Respon : Pasien tampak tenang saat
ditandai dengan nyeri. dibersihkan luka post op
13 : 00 WIB 2. Mengajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Respon : Pasien tampak mengerti apa
yang diajarkan perawat.
3. Mengkolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu.
Respon : Ceftriaxone 2x1 gr melalui IV
Gangguan citra tubuh 10:00 WIB 1. Mendiskusikan perbedaan penampilan
berhubungan dengan efek fisik terhadap harga diri.
tindakan/pengobatan (mis, Respon : Pasien tampak percaya diri dan
pembedahan, sudah menerima keadaannya
kemoterapi,terapi radiasi)
ditandai dengan
mengungkapkan
kecacatan/kehilangan
bagian tubuh.
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn.M Diagnosa Medis : Post Op Tumor Mammae


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : Jum’at / 08-10-2021
Ruangan : Bedah Shift : Pagi

Diagnosa Keperawatan Tanggal & Waktu Evaluasi Keperawatan Paraf


Nyeri akut berhubungan 08-10-2021 & 14:00 S: Pasien mengatakan nyeri pada luka post op payudara
dengan agen pencendera WIB sebelah kiri
fisik ditandai dengan O: Skala Nyeri 0
mengeluh nyeri. A: Masalah Teratasai
No Indikator A S T
1. Keluhan nyeri 2 5 5
2. Meringis 2 5 5
3. Sikap protektif 3 5 5
4. Gelisah 3 5 5
5. Berfokus pada diri sendiri 2 5 5
P: Intervensi dihentikan
Gangguan Integritas 08-10-2021 & 14:00 S: Klien mengeluh nyeri pada luka post op
kulit/jaringan berhubungan WIB O: Tampak luka jahitan post op
dengan penurunan A: MasalahTeratasi
mobilitas ditandai dengan No Indikator A S T
nyeri. 1. Kenyamanan 2 5 5
2. Selera makan 2 5 5
3. Kemampuan perawatan diri 2 5 5
4. Kemampuan melanjutkan 2 5 5
pekerjaan
5. Waktu penyembuhan 2 5 5
6. Area luka operasi 2 5 5
P: Intervensi dihentikkan

Gangguan citra tubuh 08-10-2021 & 14:00 S: Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan
berhubungan dengan efek WIB tubuh.
tindakan/pengobatan (mis,
O: Tampak luka jahitan post op.
pembedahan,
A: Masalah Teratasi
kemoterapi,terapi radiasi)
No Indikator A S T
ditandai dengan 1. Melihat bagian tubuh 2 5 5
mengungkapkan 2. Menyentuh bagian tubuh 3 5 5
3. Verbalisasi kecacatan 2 5 5
kecacatan/kehilangan
bagian tubuh
bagian tubuh. 4. Verbalisasi kehilangan 2 5 5
bagian tubuh
5. Respon nonverbal pada 2 5
perubahan tubuh
P: Intervensi dihentikan.
BAB V
PEMBAHASAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses


keperawatan. Pengkajian yang kami lakukan dalam asuhan keperawatan pada
klien Nn.M dengan kasus Post Oerasi Tumor Mammae yang dilakukan
diruang Bedah Rumah Sakit Palembang Bari meliputi biodata, keluhan utama
(saat masuk RS), keluhan saat pengkajian, riwayat perjalanan penyakit,
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik sampai data penunjang. Pada saat
pengkajian kami menggunakan instrument pengkajian sebagai pedoman yaitu
menurut 12 domain NANDA.
Data pengkajian yang kami lakukan pada studi kasus pada klien Nn.M
dengan kasus Post Oerasi Tumor Mammae yang dilakukan diruang Bedah
Rumah Sakit Palembang Bari, data – data yang kami temukan diantaranya
adalah keluhan utama pada saat pasien masuk RS Klien mengeluh nyeri pada
payudara sebelah kiri. Keluhan utama saat pengkajian yaitu Pasien datang ke
rumah sakit mengeluh nyeri pada payudara kiri mengatakan ada benjolan
timbul sejak ± 2 minggu, benjolan dirasakan membesar dan nyeri hilang
timbul. Riwayat perjalanan penyakit, Nn.M datang kerumah sakit tanggal 05
oktober 2021 dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Pasien
mengatakan nyeri pada luka post Operasi. Riwayat Kesehatan Saat ini pasien
mengatakan nyeri pada luka post operasi payudara kiri, nyeri hilang timbul.
dengan skala 4. Pasien di diagnosa medis post operasi tumor mammae.
Dari uraian pengkajian diatas, maka kami mengambil 3 diagnosa yaitu
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisik ditandai dengan
mengeluh nyeri. Gangguan Integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
penurunan mobilitas ditandai dengan nyeri. Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan (mis, pembedahan,
kemoterapi,terapi radiasi) ditandai dengan mengungkapkan
kecacatan/kehilangan bagian tubuh.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisik ditandai dengan
mengeluh nyeri.
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktuall atau fungsionall, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan . Intervensi dan implementasi yang
dilakukan adalah Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kuallitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Berikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, Fasilitasi istirahat dan
tidur, Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, Anjurkan
menggunakan analgetik secara tepat (SIKI, 2018).
Penanganan untuk menurunkan nyeri adalah Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kuallitas, intensitas nyeri, Mengidentifikasi
skala nyeri. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri, Memfasilitasi istirahat dan tidur, Menjelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri, Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
(SIKI, 2018)
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan
mobilitas ditandai dengan nyeri.
Gangguan integritas kulit/jaringan adalah kerusakan kulit (dermis
dan/atau epidermis)atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia,otot,
tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen). Intervensi dan
implementasi yang dilakukan adalah Monitor karakteristik luka (mls,
drainase, warna, ukuran, bau), Monitor tanda-tanda infeksi, Lepaskan
balutan dan plaster secara perlahan, Bersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan, Berikan salep yang sesuai ke
kulit, Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase, Jelaskan tanda
dan gejala infeksi, Ajarkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein., Ajarkkan prosedur perawatan luka secara mandiri, Kolaborasi
pemberian antibiotik, jika perlu (SIKI,2018).
Penanganan untuk gangguan integritas kulit/jaringan adalah
Memonitor karakteristik luka (mls, drainase, warna, ukuran, bau),
Memonitor tanda-tanda infeksi, Melepaskan balutan dan plaster secara
perlahan, Membersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan, Memberikan salep yang sesuai ke kulit., Menjelaskan
tanda dan gejala infeksi, Mengajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri, Mengkolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu (SIKI, 2018).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan
(mis, pembedahan, kemoterapi,terapi radiasi) ditandai dengan
mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh.
Gangguan citra tubuh adalah bperubahan persepsi tentang penampilan,
struktur dan fungsi fisik individu. Intervensi dan implementasi yang
dilakukan adalah Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan, Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur
terkait citra tubuh, Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya, Diskusikan
perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri, Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan citra tubuh, Latih peningkatan penampilan
diri (mis, berdandan), Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap
ccitra tubuh (SIKI,2018).
Penanganan untuk gangguan citra tubuh adalah Mengidentifikasi
harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan, Mengidentifikasi
budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh,
Mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya, Mendiskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga diri, Menjelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan citra tubuh, Melatih peningkatan penampilan
diri (mis, berdandan), Menganjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh (SIKI, 2018).
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Nn.M dengan Post
Operasi Tumor Mammae maka kami mengambil kesimpulan bahwa proses
keperawatan telah dilaksanakan dengan baik mulai dari pengkajian sampai
evaluasi, maka kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang kami lakukan dalam asuhan keperawatan pada klien Nn.M
dengan kasus Post Oerasi Tumor Mammae yang dilakukan diruang Bedah
Rumah Sakit Palembang Bari meliputi biodata, keluhan utama (saat masuk
RS), keluhan saat pengkajian, riwayat perjalanan penyakit, kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik sampai data penunjang. Pada saat pengkajian kami
menggunakan instrument pengkajian sebagai pedoman yaitu menurut 12
domain NANDA.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisik ditandai dengan
mengeluh nyeri.
b. Gangguan Integritas kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan
mobilitas ditandai dengan nyeri.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan
(mis, pembedahan, kemoterapi,terapi radiasi) ditandai dengan
mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan telah disusun berdasarkan panduan SLKI dan SIKI
4. Implementasi Keperawatan
Kami telah melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang telah
disusun dan tidak semua intervensi tersebut dapat di implementasikan
seluruhnya dalam tindakan keperawatan ke klien.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menggunakan SOAP yaitu, Subyektif, Obyektif,
Analisa, dan Planning.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidik
Diharapakan pihak akademik memberikan waktu yang lebih panjang untuk
proses bimbingan agar tercapai hasil asuhan keperawatan yang lebih optimal
bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan lagi proses asuhan
keperawatan baik secara teoritis maupun secara klinis agar asuhan
keperawatan berjalan normal.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mempelajari tentang bagaimana cara
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post Operasi Tumor
Mammae secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Data estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun
2012.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018)

Girsang, Hasrul (2015) Gambaran Persiapan Perawatan Fisik dan Mental Pada Pasien
Pre Operasi Kanker Payudara.

Kusuma Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis


dan NANDA NIC NOC. Penerbit Mediaction
Manurung, Nixson (2018). Keperawatan Medikal Bedah, konsep, Mind mapping Dan
Nanda Nic Noc– Jilid 3. Jakarta : TIM.
Nugroho, Taufan. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Niha Medika
Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC . jogjakarta: Mediaction.

Rohmah, Nikmatur, Walid & Saiful. (2010). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sihombing M, Aprildah Nur Sapardin. Faktor Risiko Tumor Payudara pada
Perempuan Umur 25-65 Tahun di Lima Kelurahan Kecamatan Bogot Tengah.
Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2014;5(3)3740
Sobri, Farida Briani. Dan Gunawan Wibisana.2017. Manajemen Terkini Kanker
Payudara.. Jakarta: Media Aesculapius.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 2017. Edisi 1. Cetakan III.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 2018. Edisi 1. Cetakan II
Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 2018. Edisi 1.akan II
(www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai