Anda di halaman 1dari 8

TINGKAT KERENTANAN TERHADAP BAHAYA BANJIR

DI KELURAHAN RANOTANA

Dwiardy Evander Huren Untulangi Abast1, Ingerid L. Moniaga,ST.,MT²,


& Ir. Pierre H. Gosal, MEDS3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Kota Manado merupakan salah satu kota di Indonesia yang sering mengalami bencana
banjir, seperti banjir bandang yang terjadi pada tanggal 15 Januari 2014. Banjir bandang yang terjadi
di Sembilan kecamatan dari 11 kecamatan Kota Manado pada tahun 2014, telah menyebabkan
kerusakan baik fisik bangunan maupun lingkungan alam. Banjir setinggi 4 sampai 5 meter telah
menyebabkan berbagai kerusakan aset publik, swasta, dan masyarakat terendam air sehingga tidak
bisa berfungsi bahkan sebagian hilang dibawa hanyut banjir. Wilayah kelurahan Ranotana yang
mengalami bencana banjir sebagian besar yaitu kawasan pemukiman yang bermuara kearah sungai
Sario. Hal ini terjadi karena area sempadan sungai berupa ruang terbuka kurang terencana dan tertata
dengan baik.
Penelitian ini dilakukan di lokasi kelurahan Ranotana dengan judul Tingkat Kerentanan Banjir di
Kelurahan Ranotana. Kelurahan Ranotana dipilih sebagai studi kasus untuk kajian ini dengan
pertimbangan permasalahan banjir yang terjadi pada tahun 2014 telah mengakibatkan kerugiaan
material dan fisik yang cukup tinggi di lokasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem
informasi geografis (SIG) dengan metode tumpang susun (overlay) terhadap parameter-parameter
banjir diantaranya, penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan kontur.
Waktu penelitian dilakukan selama 4 bulan yakni pada bulan November 2015 sampai dengan bulan
Februari 2016. Jenis data dan sumber yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa foto kondisi
eksisting pada lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku,
hasil penelitian, jurnal, peta yang meliputi peta adminisrasi, kelerengan, topografi, dan penggunaan
lahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari PC
Komputer dan Printer. Perangkat lunak (software) terdiri dari ArcGIS 10, Microsoft Word, dan
Kamera Digital.

Kata kunci : kerentanan banjir, sistem informasi geografis.

PENDAHULUAN Kantor-kantor pemerintah yang berada di


dataran rendah terendam air sementara banjir
Latar Belakang dan lumpur juga menggenangi ratusan sekolah
Kota Manado merupakan salah satu kota di dan rumah ibadah.Penyebab bencana menurut
Indonesia yang sering mengalami bencana BNPB adalah kondisi hujan ekstrem, dimana
banjir, seperti banjir bandang yang terjadi pada pada DAS Tondano terukur 230 mm/hari
tanggal 15 Januari 2014. Banjir bandang yang (normal <50 mm/hari).Sementara saat
terjadi di Sembilan kecamatan dari 11 bersamaan DAS Tomohon tercatat 200 mm/hari.
kecamatan Kota Manado pada tahun 2014, telah Kondisi ini lebih di perparah dengan adanya
menyebabkan kerusakan baik fisik bangunan pemanfaatan lahan untuk fungsi permukiman
maupun lingkungan alam. Banjir setinggi 4 pada bantaran sungai dan daerah kemiringan
sampai 5 meter telah menyebabkan berbagai yang rawan longsor.
kerusakan aset publik, swasta, dan masyarakat Kota Manado secara administratif terdiri
terendam air sehingga tidak bisa berfungsi dari 11 kecamatan dan 5 sungai besar yakni
bahkan sebagian hilang dibawa hanyut banjir. sungai Tikala, sungai Tondano, sungai Sario,

123
sungai Malalayang, dan sungai Bailang dengan Berdasarkan BAKORNAS PB 2007,
puluhan anak sungai. Kelurahan Ranotana Weru bahwa kerentanan ( Vulnerability) adalah
merupakan salah satu wilayah yang terletak di sekumpulan kondisi atau suatu akibat keadaan
kecamatan Wanea dan dilalui oleh sungai Sario (faktor fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan)
juga mengalami dampak banjir bandang yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya
2014.Wilayah kelurahan Ranotana yang pencegahan dan penanggulangan bencana.
mengalami bencana banjir sebagian besar yaitu Kerentanan ditujukan pada upaya identifikasi
kawasan pemukiman yang bermuara kearah dampak terjadinya bencana berupa jatuhnya
sungai Sario. Hal ini terjadi karena area korban jiwa maupun kerugian ekonomi dalam
sempadan sungai berupa ruang terbuka kurang jangka pendek , terdiri dari hancurnya
terencana dan tertata dengan baik. pemukiman infrastruktur, sarana dan prasarana
Berdasarkan permasalahan tersebut, serta bangunan lainnya, maupun kerugian
maka penulis tertarik melakukan penelitian di ekonomi jangka panjang berupa terganggunya
lokasi kelurahan Ranotana dengan judul Tingkat roda perekonomian akibat trauma maupun akibat
Kerentanan Banjir di Kelurahan Ranotana. kerusakan sumberdaya alam lainnya.
Kelurahan Ranotana dipilih sebagai studi kasus Pemetaan daerah yang rentan terhadap
untuk kajian ini dengan pertimbangan banjir dapat menggunakan pendekatan
permasalahan banjir yang terjadi pada tahun geomorfologi (bentuk lahan). Adapun bentuk
2014 telah mengakibatkan kerugiaan material lahan yang merupakan indikator sering dilanda
dan fisik yang cukup tinggi di lokasi tersebut. banjir adalah dataran banjir, teras marin, rawa,
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem dan rawa belakang (Somantri, L. 2008).
informasi geografis (SIG) dengan metode Kerentanan (vulnerability) adalah
tumpang susun (overlay) parameter-parameter kondisi-kondisi yang ditentukan oleh faktor-
banjir diantaranya, penggunaan lahan, faktor atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi,
kemiringan lereng, dan kontur. dan lingkungan yang meningkatkan
kecenderungan (susceptibility) sebuah
komunitas terhadap dampak bahaya (ISDR,
2004 dalam MPBI, 2007). Kerentanan lebih
Tujuan Penelitian menekankan aspek manusia di tingkat komunitas
Adapun tujuan penelitian ini antara lain : yang langsung berhadapan dengan ancaman
a. Mengidentifikasi kerentanan banjir di lokasi (bahaya) sehingga kerentanan menjadi faktor
penelitian dengan menggunakan Sistem utama dalam suatu tatanan sosial yang memiliki
Informasi Geografis dengan parameter banjir risiko bencana lebih tinggi apabila tidak di
yaitu kemiringan lereng, topografi, dukung oleh kemampuan (capacity) seperti
penggunaan lahan kurangnya pendidikan dan pengetahuan,
b. Mengetahui tingkat kerentanan banjir dan kemiskinan, kondisi sosial, dan kelompok rentan
besaran luasannya. yang meliputi lansia, balita, ibu hamil dan cacat
fisik atau mental. Kapasitas (capacity) adalah
suatu kombinasi semua kekuatan dan
TINJAUAN PUSTAKA sumberdaya yang tersedia di dalam sebuah
komunitas, masyarakat atau lembaga yang dapat
Pengertian Kerentanan mengurangi tingkat risiko atau dampak suatu
Kerentanan adalah suatu keadaan penurunan bencana (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007).
ketahanan akibat pengaruh banjir yang Kerentanan banjir adalah
mengancam kehidupan, mata pencaharian, memperkirakan daerah-daerah yang mungkin
sumber daya alam, infrastruktur, produktivitas menjadi sasaran banjir.Wilayah-wilayah yang
ekonomi, dan kesejahteraan. Hubungan antara rentan banjir biasanya terletak pada daerah datar,
bencana dan kerentanan menghasilkan suatu dekat dengan sungai, berada di daerah cekungan
kondisi resiko, apabila kondisi tersebut tidak dan di daerah pasang surut air laut.Sedangkan
dikelola dengan baik (Wignyosukarto, 2007). bentuklahan bentukan banjir pada umumnya
terdapat pada daerah rendah sebagai akibat

124
banjir yang terjadi berulang-ulang, biasanya d. Daerah Cekungan. Daerah cekungan
daerah ini memiliki tingkat kelembaban tanah merupakan daerah yang relatif cukup luas
yang tinggi dibanding daerah-daerah lain yang baik di dataran rendah maupun di dataran
jarang terlanda banjir. Kondisi kelembaban tinggi. Apabila penatan kawasan tidak
tanah yang tinggi ini disebabkan karena terkendali dan sistem drainase yang kurang
bentuklahan tersebut terdiri dari material halus memadai, dapat menjadi daerah rawan
yang diendapkan dari proses banjir dan kondisi banjir.
drainase yang buruk sehingga daerah tersebut Banjir merupakan fenomena alam yang
mudah terjadi penggenangan air. biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana
banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya
Pengertian Banjir air di suatu kawasan luas sehingga menutupi
Menurut Isnugroho (2006), kawasan rawan permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam
banjir merupakan kawasan yang sering atau cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa
berpotensi tinggi mengalami bencana banjir melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus
sesuai karakteristik penyebab banjir, kawasan hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan
tersebut dapat dikategorikan menjadi empat Bumi yang bergerak ke laut.
tipologi sebagai berikut :
a. Daerah Pantai. Daerah pantai merupakan
daerah yang rawan banjir karena daerah METODOLOGI
tersebut merupakan dataran rendah yang
elevasi permukaan tanahnya lebih rendah Lokasi Penelitian
atau sama dengan elevasi air laut pasang Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan
rata-rata (mean sea level) dan tempat Ranotana Kecamatan Wanea Kota Manado
bermuaranya sungai yang biasanya dengan luas wilayah 25 Ha. Ranotana adalah
mempunyai permasalahan penyumbatan Kelurahan yang didominasi dengan Lahan
muara. kosong, atau lahan yang belum terbangun.
b. Daerah Dataran Banjir (Floodplain Area). Dengan presentasi 44,96% dari Luasan
Daerah dataran banjir (Floodplain Area) Kelurahan Ranotana itu sendiri.
adalah daerah di kanan-kiri sungai yang Tingkat pembangunan di Kelurahan
muka tanahnya sangat landai dan relatif Ranotana ini juga cukup banyak, dengan
datar, sehingga aliran air menuju sungai presentasi 25,46% dari Luasan yang tersisa
sangat lambat yang mengakibatkan daerah setelah Lahan kosong. Waktu penelitian
tersebut rawan terhadap banjir baik oleh dilakukan selama 4 bulan yakni pada bulan
luapan air sungai maupun karena hujan November 2015 sampai dengan bulan Februari
lokal. Kawasan ini umumnya terbentuk dari 2016.
endapan lumpur yang sangat subur sehingga
merupakan daerah pengembangan
(pembudidayaan) seperti perkotaan,
pertanian, permukiman dan pusat kegiatan
perekonomian, perdagangan, industri, dll.
c. Daerah Sempadan Sungai. Daerah ini
merupakan kawasan rawan banjir, akan
tetapi, di daerah perkotaan yang padat
penduduk, daerah sempadan sungai sering
dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat
hunian dan kegiatan usaha sehingga apabila Gambar 1. Lokasi Penelitian Kelurahan Ranotana Weru
Kota Manado
terjadi banjir akan menimbulkan dampak
bencana yang membahayakan jiwa dan harta
benda.

125
Jenis Data dan Sumber Penelitian Gambaran Umum Kelurahan Ranotana
Jenis data dan sumber yang digunakan Kelurahan Ranotana merupakan satu dari
pada penelitian ini adalah jenis data primer dan sembilan Kelurahan yang berada di Kecamatan
data sekunder. Data primer adalah data yang Wanea Kota Manado. Kota Manado memiliki
diperoleh langsung dari lapangan berupa foto karakteristik topografi yang sangat beragam
kondisi eksisting pada lokasi penelitian. datar, berombak, berbukit, dan bergunung.
Sedangkan data sekunder adalah data yang Perkembangan dan pertumbuhan Kota Manado,
diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian, telah menyebabkan pembangunan permukiman
jurnal, peta yang meliputi peta adminisrasi, mengarah ke arah lahan miring (berbukit) yang
kelerengan, topografi, dan penggunaan lahan. berfungsi ekologis dan lindung. Berdasarkan
Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 1 peta kemiringan lereng Kecamatan Wanea
kemiringan lereng di Kecamatan Wanea
Tabel 1. Jenis dan Sumber Data didominasi oleh kemiringan lereng 8-15% seluas
±286,33 Ha, kemiringan yang tidak
mendominasi berada pada kemirigan lereng 25-
40 % seluas ±39,335 Ha (Syafri, S.H dkk, 2015).
Menurut data profil Kecamatan Wanea 2015,
banyaknya bangunan yang berada di
bantaran/tepi sungai paling tinggi 148 buah
terletak di Kelurahan Ranotana. Luas dari
wilayah administratif Kelurahan Ranotana yakni
16,331 ha.

Analisis Persebaran Banjir di Lokasi


Penelitian
a. Penggunaan
Lahan
Analisis penggunaan lahan diwilayah studi
menunjukan data-data sebagai berikut :
Sumber : Peneliti, 2015 Penggunaan lahan yang tertinggi didominasi
oleh Lahan Kosong atau lahan yang belum
terbangun dengan total jumlah luasan sebesar
Instrumen Penelitian dan Metode Analisis 7,343 Ha atau 44,96% dari total luas wilayah
Data studi. Penggunaan lahan dikawasan ini juga
Instrumen yang digunakan dalam penelitian didominasi oleh Permukiman dengan total
adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari jumlah luasan sebesar 4,158 Ha atau dengan
PC Komputer dan Printer. Perangkat lunak tutupan 25,457% dari total luas wilayah studi.
(software) terdiri dari ArcGIS 10, Microsoft Selanjutnya penggunaan lahan dikawasan ini
Word, dan Kamera Digital. adalah Vegetasi dengan total jumlah luasan
Metode analisis yang digunakan untuk sebesar 2,773 Ha atau 16,977% dari total luas
mencapai tujuan penelitian yaitu metode analisis wilayah studi. Yang terakhir penggunaan lahan
kuantitatif dengan menggunakan metode dikawasan ini adalah Semak Belukar dengan
pendekatan analisis tumpang susun / overlay total jumlah luasan sebesar 2,059 Ha atau
dengan menggunakan Sistem Informasi 12,606% dari total luas wilayah studi.
Geografis (SIG). Overlay dilakukan dengan Dari data-data yang diperoleh diatas maka dapat
menggunakan Peta Kemiringan Lereng, disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
Topografi, dan Penggunaan Lahan yang Tingkat Kerentanan terhadap banjir di
merupakan parameter-parameter kerentanan Kelurahan Ranotana ,, dari penggunaan lahan :
banjir dalam penelitian ini. a. Kondisi lahan kosong atau lahan yang belum
HASIL DAN PEMBAHASAN terbangun mendorong proses terjadinya
banjir karena tidak adanya penataan kawasan

126
seperti, sistem Drainase yang mengarahkan a. Pada titik A didapati luasan tingkat
aliran air yang dihasilkan dari volume curah kerentanan banjir adalah 1,382 Ha atau
hujan diwilayah studi. Sehingga air yang 8,461% dari total luas wilayah studi.
tidak mengalir ke saluran drainase itu b. Pada titik B didapati luasan tingkat
meluber ke sembarang tempat seperti kerentanan banjir adalah 1,633 Ha atau
permukiman warga yang terletak di wilayah 9,998% dari total luas wilayah studi.
yang ber topografi lebih rendah, khususnya c. Pada titik C didapati luasan tingkat
yang banyak terdapat diwilayah studi dan kerentanan banjir adalah 1,633 Ha atau
menimbulkan potensi banjir di kawasan 9,998% dari total luas wilayah studi.
tersebut. d. Pada titik D didapati luasan tingkat
b. Kondisi kepadatan Permukiman dikawasan kerentanan banjir adalah 1,023 Ha atau
ini mendorong terjadinya banjir karena 6,263% dari total luas wilayah studi.
adanya Perkerasan tanah yang ditimbulkan e. Pada titik E didapati luasan tingkat
dari permukiman tersebut sehingga Tutupan kerentanan banjir adalah 0,140 Ha atau
lahan dikawasan ini di dominasi oleh 0,857% dari total luas wilayah studi.
material keras berupa Beton dan batu, yang
memperlambat proses Infiltrasi atau Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Kerentanan
penyerapan air kedalam tanah di wilayah
studi.
Tabel 2. Hasil Analisis Penggunaan Lahan

Sumber: Peneliti, 2015

Sumber: Peneliti, 2015

b. Topografi dan
Kelerengan
Peta BaseMap ArcGIS 2.0 adalah peta dasar
kelerengan yang digunakan untuk menentukan
analisa persen lereng/kelas lereng, dan
ketinggian. Peta kelerengan dapat dihasilkan
dengan cara perhitungan garis kontur untuk
mengelompokkan kelas-kelas lereng tertentu. Gambar 2. Peta Kontur Kelurahan Ranotana
Persentase kelas lereng digunakan dalam
penelitian ini untuk menghasilkan klasifikasi
tingkat kerentanan banjir.
Meskipun kelas lereng di lokasi penelitian
sesuai dengan peruntukan lahan pemukiman
namun sering terjadi permasalahan banjir. Hal
ini disebabkan lokasi pemukiman yang berada
di daerah aliran sungai dengan karakteristik fisik
belokan-belokan sungai yang berpeluang besar
terjadinya banjir pada pemukiman sekitar
sungai. Hasil analisis sebaran banjir pada lokasi
penelitian diantaranya :
Gambar 3. Peta Tingkat Kerentanan Banjir

127
berubah karena adanya pengaruh intervensi
manusia pada lahan sehingga penggunaan lahan
menjadi faktor penting dalam mempengaruhi
kerentanan banjir pada suatu wilayah. Beberapa
jenis penggunaan lahan di lokasi penelitian
yakni, permukiman, vegetasi, semak belukar,
dan lahan kosong.
Pengaruh terhadap penggunaan lahan
permukiman di lokasi penelitian yang terletak
pada kawasan konservasi daerah aliran sungai
(DAS) yakni 10-15 m telah membatasi kondisi
fisik drainase aliran sungai Sario, sehingga pada
Gambar 4. Peta Kelerengan Kelurahan Ranotana saat curah hujan tinggi, waktu turun hujan
panjang, berkurangnya area resapan air maka
faktor penyebab banjir melanda permukiman
Analisis Tingkat Kerentanan Banjir di sangat berpeluang tinggi.
Lokasi Penelitian Kemiringan lereng secara tidak langsung
Berdasarkan hasil overlay peta penggunaan berpengaruh terhadap besar kecilnya suatu
lahan, peta kelerengan, peta kontur, dan analisis kejadian banjir. Kemiringan lereng yang besar
faktor-faktor penentu kerentanan banjir akan menyebabkan air hujan yang jatuh tidak
dihasilkan peta kerentanan banjir Kelurahan akan menjadi sebuah genangan tetapi akan
Ranotana ,. Peta kerentanan banjir di Kelurahan diteruskan ke daerah yang lebih rendah.
Ranotana , terdiri tiga bagian, yakni : cukup Semakin besar besar lereng maka semakin cepat
rentan, rentan, dan sangat rentan, dengan air hujan jatuh ke daerah yang lebih rendah.
masing-masing luasannya. Daerah yang sangat Sehingga pada daerah rendah mempunyai
rentan memiliki luas 3,897 Ha (23,86 %) dari kemiringan lereng yang lebih kecil akan terjadi
luas wilayah penelitian. Penggunaan lahan pada akumulasi air dan kemungkinan akan terjadi
wilayah penelitian yakni permukiman, semak penggenangan (Astuti, A.J.W dkk 2013).
belukar, vegetasi, dan lahan kosong.
Penggunaan lahan permukiman atau lahan
terbangun seluas 4,158 Ha (25,543 %), Perencanaan Tataguna Lahan di Kawasan
sedangkan penggunaan lahan semak belukar, Rentan Banjir
vegetasi, lahan kosong atau terbuka seluas Banjir merupakan kejadian yang selalu berulang
12,175 Ha (77,543%). setiap tahun dan bencana Manado merupakan
Penggunaan lahan yang dominan yakni bencana yang sering melanda pemukiman
ruang terbuka. Daerah yang rentan banjir di penduduk Kota Manado yang berada pada
Kelurahan Ranotana , terletak pada kelerengan kawasan daerah aliran sungai. Permasalahannya
0-8 % dengan morfologi dataran. Klasifikasi yaitu bagaimana cara untuk meminimalkan
zona rawan terhadap banjir meliputi daerah yang resiko dan menghindar dari bencana banjir.
paling luas, yakni 10,276 Ha (65,67 %). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zone
Sedangkan zona cukup rawan terhadap banjir atau kawasan yang rentan terhadap banjir berada
merupakan daerah yang paling kecil, yakni pada tiga klasifikasi yaitu zone sangat rawan,
1,710 Ha (10,47 %). Karakteristik parameter- zone rawan, dan zone tidak rawan. Menurut
parameter yang digunakan dalam analisis Noor Dj (2014), terdapat empat cara untuk
kerentanan banjir di Kelurahan Ranotana , mengurangi potensi bahaya banjir, yaitu : (1)
diantaranya penggunaan lahan, kemiringan rekayasa keteknikan, (2) kebijakan tataguna
lereng, dan kontur. lahan dan regulasi, (3) system peringatan dini,
Masing-masing parameter tersebut dan (4) asuransi. Dalam perencanaan tataguna
memiliki karakteristik yang mempengaruhi lahan, metoda pertama dan kedua merupakan
tingkat kerentanan banjir di lokasi penelitian. metoda yang menjadi perhatian utama. Metoda
Penggunaan lahan adalah parameter yang mudah pendekatan rekayasa keteknikan dapat dilakukan

128
dengan pembangunan system drainase yang baik daerah rawan bencana banjir merupakan hal
dan konstruksi bangunan yang tahan banjir serta yang umum diterapkan dan merupakan suatu
membangun system peringatan dini sedangkan kebijakan pemerintah dalam rangka melindungi
pendekatan kebijakan dan peraturan melalui masyarakatnya terhadap bencana banjir.
penerbitan aturan-aturan yang berkaitan dengan Peraturan yang berhubungan dengan larangan
pemanfaatan lahan, khususnya peruntukan lahan membangun pada areal yang mudah tergenang
melalui zonasi kerentanan terhadap bahaya air (floodplain area), dan aturan yang berkaitan
banjir. Hal yang terpenting dalam membuat dengan jenis penggunaan lahan yang diijinkan
kebijakan dan peraturan yakni adanya peraturan serta konstruksi bangunan yang diperbolehkan
yang memastikan masyarakat yang bermukim di merupakan aturan-aturan yang harus dipatuhi
wilayah-wilayah rawan bencana banjir tidak dan dilaksanakan, baik oleh Pemerintah
menjadi subyek dari bencana yang akan (pemberian IMB), swasta, maupun masyarakat
menimpa dan aktivitas masyarakat tidak secara konsisten. Peta Zona Kerentanan Banjir
terganggu apabila terjadi banjir. sangat berguna bagi Pemerintah Daerah, karena
Salah satu pendekatan di dalam peta ini merupakan rujukan dasar dalam
pengendalian banjir adalah dengan cara membuat aturan-aturan yang berkaitan dengan
melakukan perencanaan penanggulangan jenis dan tipe bangunan yang harus dipenuhi
bencana banjir secara komprehensif, seperti dalam membangun infrastruktur serta struktur
misaalnya perencanaan yang disesuaikan dan fondasi bangunan.
dengan zona-zona genangan air, dan diikuti
dengan pembuatan aturan-aturan yang
berhubungan dengan persyaratan konstruksi 4.5 Strategi Pengelolaan Banjir di
bangunan yang diijinkan pada setiap zona. Agar Kelurahan Ranotana
efektif maka dalam perencanaan umum harus Penanggungan bencana banjir di
ada peta dokumen tentang zona-zona genangan Kelurahan Ranotana , dapat diminimalisir
air serta frekuensi kejadian banjir. Informasi dengan mempelajari penyebab terjadinya banjir.
semacam ini sangat penting dan diperlukan Faktor utama yang sangat mempengaruhi
dalam proses perencanaan tataguna lahan, terjadinya bahaya banjir di lokasi penelitian
terutama dalam penetapan peruntukan lahan. yaitu penggunaan lahan khususnya lahan
Dalam pemanfaatan lahan dapat juga terjadi permukiman yang berada dekat pinggiran
dan sangat dimungkinkan membangun sungai. Kebutuhan akan lahan di perkotaan Kota
bangunan di daerah dataran banjir (floodplain Manado telah menyebabkan munculnya
area) akan tetapi harus memenuhi persyaratan- permukiman baru atau alih fungsi lahan pada
persyaratan tertentu, seperti misalnya lahan-lahan yang berfungsi sebagai ekologis
konstruksi bangunannya harus berada diatas (konservasi air) dan cenderung tidak
genangan air atau konstruksi jembatan yang memperhatikan kemampuan dan kesesuaian
melintasi sungai harus ditingkatkan guna lahan. Ketimpangan antara kemampuan lahan
menghindari terpaan arus air ketika terjadi dan kesesuaian lahan dengan pemanfaatan lahan
banjir, dan dapat juga bagian dari areal dataran yang terjadi menyebabkan berkurangnya
banjir difungsikan sebagai ruang terbuka hijau produktivitas lahan dan memicu berbagai
atau digunakan sebagai taman atau sarana olah masalah lingkungan seperti banjir (Astuti, A.J.W
raga. Dalam persiapan perencanaan, dkk 2013).
pertimbangan harus diberikan untuk Kondisi permukiman di lokasi penelitian
pemanfaaatan lahan yang berada di bagian hulu menyebabkan banyak lahan yang awalnya
yang dapat membantu meminimalkan frekuensi tertutup vegetasi menjadi lahan terbangun tanpa
terjadinya banjir. Pemanfaatan lahan dan vegetasi dengan penggunaan material beton
penggunaan aspal dan beton pada lahan harus (perkerasan). Hal ini menyebabkan air hujan
diminimalkan untuk membantu penyerapan air yang jatuh akan menjadi aliran permukaan yang
dan mengurangi runoff. apabila terakumulasi di daerah hilir akan
Aturan yang berkaitan dengan menyebabkan banjir. Akibat lain penyebab
penggunaan lahan dan persyaratan konstruksi di banjir di lokasi penelitian karena alih fungsi

129
lahan pada kawasan di atas lokasi penelitian sangat rentan seluas 3,266 ha atau 19,996%.
yang telah didominasi pula oleh lahan
permukiman terencana yakni kawasan B. Saran
perumahan Citraland. Erosi-erosi yang terjadi a. Pemerintah perlu
pada kawasan diatas menyebabkan sedimen melakukan pemetaan daerah-daerah yang
yang dibawa aliran permukaan yang masuk ke memiliki tingkat kerentanan bahaya banjir
saluran-saluran sungai semakin besar sehingga yang tinggi dalam pengaturan tata ruang
menyebabkan pendangkalan sungai. yang berbasis mitigasi bencana banjir,
Pendangkalan sungai menyebabkan daya khususnya pada daerah aliran sungai di Kota
tamping sungai menjadi berkurang sehingga Manado.
memungkinkan terjadinya banjir ketika debit b. Daerah sempadan
sungain bertambah pada musim penghujan. sungai harus difungsikan sebagai daerah
Pendangkalan sungai tidak hanya terjadi akibat konservasi yang berfungsi sebagai greenbelt
erosi tetapi juga pola perilaku masyarakat yang atau sabuk hijau pengaman kawasan sungai.
membuang sampah ke sungai sehingga Rekayasa teknik yang dapat dilakukan yaitu
menyebabkan pendangkalan sungai akibat bioengineering bisa dikembangkan pada
tumpukan sampah. daerah-daerah sempadan sungai dengan
Strategi pengelolaan banjir di lokasi fungsi ruang publik.
Kelurahan Ranotana , diantaranya factor c. Peta sebagai salah
permanen seperti kemiringan lereng dapat satu informasi spasial penting untuk
ditempuh dengan melakukan konservasi dilengkapi dalam penyajian informasi tata
vegetasi terutama di daerah sempadan sungai ruang guna pengaturan dan pemanfaatan
10-15 m dari permukaan air sungai. Secara ruang kawasan sungai yang terkendali dan
mekanik dapat dibuat teras-teras yang dapat lestari.
menahan laju air larian (run-off). Upaya
mengatasi banjir disebabkan alih fungsi lahan DAFTAR PUSTAKA
yakni dengan mengatur tata ruang kawasan Astuti, A.J.W dkk.Analisis Tingkat Kerentanan
sempadan sungai di Kota Manado dengan Banjir Dengan Pendekatan Geoekosistem Di
membuat aturan dan menegakkan aturan Sub DAS Babura Provinsi Sumatera Utara.
tersebut guna meminimalisir terjadinya alih 2013. JUPIIS 5, No.1. 19-31
fungsi lahan dan taat terhadap rencana tata Heryani, F. Analisis Kerawanan Banjir Berbasis
ruang yang dibuat. Alternatif lain yang dapat Spasial Menggunakan Analyical
ditempuh dengan melakukan relokasi dan Hierarchy Process (AHP) Kabupaten Maros.
pembangunan rumah susun terpadu. Noor, Dj. 2006. Geologi Lingkungan. Graha
Ilmu. 212 hal.
Noor, Dj. 2014. Geologi Untuk Perencanaan.
KESIMPULAN Graha Ilmu. 362 hal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Sibuea, H.Y.P. 2014.Implementasi Undang-
dilakukan maka kesimpulan sebagai berikut : Undang Nomor 24 tahun 2007 Terhadap
1. Hasil identifikasi kerentanan banjir di Penanganan Bahaya Banjir. Info Singkat
Kelurahan Ranotana terdiri atas tiga Hukum VI, 2, 1-4, Januari 2014.
klasifikasi yakni tidak rentan, rentan, dan Kodoatie, R.J. 2013. Rekayasa dan Manjemen
sangat rentan. Tingkat kerentanan banjir Banjir. Andi Yogyakarta. 503 hal.
terletak pada lima zone yaitu pada belokan- Somantri, L. Pemanfaatan Teknik Penginderaan
belokan air ekstrim yang membuat arah air Jauh Untuk Mengidentifikasi Kerentanan dan
tidak teratur dan lempasan air sungai Risiko Banjir. 2008. Gea 8, No.2. 1-6
mengalir sampai ke area sempadan sungai.
2. Tingkat kerentanan banjir di lokasi
penelitian menghasilkan kelas tidak rentan
seluas 0,140 ha atau 0,857% , kelas rentan
seluas 2,405 ha atau 14,724 %, dan kelas

130

Anda mungkin juga menyukai