Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PENGUKURAN KELELAHAN KERJA DENGAN METODE OBJEKTIF DAN

SUBJEKTIF PADA TENAGA KERJA DI PT. SASTRAMAS ESTETIKA MEGAMAS KOTA


MANADO
Nugrah Yulianti Limbong*, Johan Josephus*, Paul A. T. Kawatu*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Kelelahan kerja yaitu kelelahan tubuh akibat dari perpanjangan kegiatan untuk melakukan kerja dalam waktu
yang ditentukan. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot atau kelelahan fisik merupakan kelelahan
kerja gejala objektif yang diukur dengan menggunakan reaction timer baik rangsang suara maupun rangsang
cahaya yang ditampilkan secara digital pada alat pemeriksaan dan kelelahan umum atau kelelahan mental
merupakan kelelahan kerja gejala subjektif yang diukur dengan menggunakan kuesioner alat ukur perasaan
kelelahan kerja (KAUPK2).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Desember 2014 - Maret 2015. Populasi pada penelitian ini yaitu total sampling atau keseluruhan tenaga
kerja buruh bangunan dengan jumlah 40 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran kelelahan
kerja dengan metode objektif yang menggunakan reaction Timer dan metode subjektif yang menggunakan
KAUPK2.
Metode objektif (reaction timer), yaitu : kelelahan normal 3 orang (7,5%), kelelahan ringan 17 orang
(42,5%), kelelahan sedang 6 orang (15,0%), dan kelelahan berat 14 orang (35,0%). Metode subjektif (KAUPK2),
yaitu : tidak lelah 4 orang (10,0%), lelah ringan 15 orang (37,5%), lelah sedang 17 orang (42,5%), dan sangat
lelah 4 orang (10,0%).

Kata Kunci : Kelelahan Kerja, Metode Objektif, Metode Subjektif

ABSTRACT
Fatigue is the body fatigue as a result of an activity prolongation to do the work in a determined time. There are
two types of fatigue, the muscle fatigue or physical fatigue, they are the fatigue objective symptoms and they are
measured by using a reaction timer both sound and light stimulation which displayed digitally on an
examination instrument.General fatigue or mental fatigue is a subjective symptom of fatigue which is measured
by using work fatigue feeling measuring instrument questionnaires (KAUPK2).
This is a descriptive study with survey method. The study is conducted in December 2014 - March 2015.
The population of this study is total sampling or the whole labors with the number of 40 people. Data collection
is conducted through the measurement of work fatigue with an objective method that uses reaction timer and
subjective method uses KAUPK2.
The objective method (reaction timer), they are:normal fatigue is 3 people (7.5%), mild fatigue is 17
people (42.5%), moderate fatigue is 6 people (15.0%), and hard fatigue is 14 people( 35.0%). The subjective
method (KAUPK2), they are: not tired of 4 is people (10.0%), mild fatigue is 15 people (37.5%), moderate
fatigue is 17 people (42.5%), and very tired is 4 people (10.0 %).

Keywords: Work Fatigue, Objective Method, Subjective Method

1
PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati
Kesehatan kerja merupakan bagian dari dan Solikhah (2012) tentang Hubungan
kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan Kelelahan Kerja dengan Kinerja Perawat di
masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam
dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan Fatimah Kabupaten Cilacap dengan hasil
kerja bertujuan untuk memperoleh derajat penelitian yang menggunakan KAUPK2,
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, menyimpulkan bahwa tingkat kelelahan kerja
mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan perawat di bangsal rawat inap Rumah Sakit
masyarakat lingkungan perusahaan tersebut Islam Fatimah Cilacap sebesar 63,8%, dan
(Notoatmodjo, 2007).Pelaksanaan kesehatan tergolong dalam tingkat kelelahan yang tinggi.
dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu Penelitian yang dilakukan oleh Zuraida, dkk
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja (2013) tentang Analisis Beban Kerja dan
yang aman, sehat, bebas dari kecelakaan kerja Kelelelahan Kerja Karyawan Front Liner di
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya Insititusi “X” dengan hasil penelitian yang
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas disimpulkan bahwa hasil dari kuesioner
kerja (Adnani, 2011). memiliki nilai sebesar 0.8 atau berada pada
Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan level yang baik. Ini menunjukkan perasan
tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi kelelahan berada pada tingkat aman yaitu agak
semuanya berakibat kepada penurunan daya sering terjadi, jarang, dan sangat jarang terjadi.
kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk Penelitian yang dilakukan oleh Shinta, dkk
bekerja. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu (2013) tentang Hubungan antara Faktor
kelelahan otot dan kelelahan umum Individu dengan Kelelahan pada Pekerja
(Suma’mur, 2009). Pembuat Tahu di Pabrik Tahu Kelurahan
Penelitian kelelahan kerja di Indonesia Jomblang, Kecamatan CandisariSemarang
sejak beberapa tahun yang lalu diperoleh Tahun 2013, menyimpulkan bahwa hasil
pemahaman bahwa kejadian kelelahan kerja kelelahan yang menggunakan waktu reaksi
ada hubungannya dengan lingkungan kerja yaitu kelelahan terendah 173,4 milidetik dan
yang tidak mendukung dengan pekerja baik hasil kelelahan tertinggi 372,8 milidetik. Tidak
cuaca kerja, kebisingan, getaran maupun bahan adanya pekerja yang mengalami tingkat
kimia tertentu dan gizi kerja disamping kelelahan kerja sedang dan kelelahan kerja
kelelahan kerja juga berhubungan dengan stres berat. Maka dari hasil pengukuran waktu reaksi
kerja, shift kerja, kualitas tidur, dan tersebut, gambaran secara keseluruhan pada
pengetahuan K3 bekerja (Maurits, 2010). pekerja pembuat tahu tingkat kelelahan yang
dialami tergolong tingkat kelelahan ringan.

2
Penelitian ini menggunakan pengukuran arsitektur, divisi sipil, divisi mechanical,
kelelahan kerja dengan metode objektif dan electrical, plumbing, dan divisi perumahan.
subjektif.Metode objektif menggunakan alat Peneliti mengambil responden di PT.
waktu reaksi (reaction timer) dengan tujuan Sastramas Estetika Megamas Kota Manado
untuk menentukan waktu yang diperlukan yaitu pada bagian pekerja buruh bangunan
antara pemberian rangsang sampai timbulnya yang berjumlah 40 orang. Buruh bangunan ini
respon terhadap rangsang tersebut, dalam hal merupakan pekerja borongan yang akan
ini dipilih rangsang suara (dengan mendengar membangun Hotel Whiz di Kota Manado.
suara) dan atau rangsang cahaya (dengan Buruh bangunan dikontrol oleh mandor yang
melihat sinar) yang ditampilkan secara digital bekerja bersama dan bertanggungjawab pada
pada alat pemeriksaan, sedangkan Metode bangunan tersebut. Berdasarkan uraian di atas,
subjektif menggunakan Kuesioner Alat Ukur peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) dengan tentang Gambaran Pengukuran Kelelahan
tujuan untuk mengetahui semua perasaan yang Kerja dengan Metode Objektif dan Subjektif
tidak menyenangkan pada pekerja yang Pada Tenaga Kerja di PT. Sastramas Estetika
mengalami kelelahan kerja. Gejala subjektif Megamas Kota Manado.
adalah perasaan kelelahan kerja pada pekerja
METODE PENELITIAN
yang mengalami kelelahan kerja, sedangkan
Penelitian yang dilaksanakan merupakan
gejala objektif adalah keadaan kelelahan secara
penelitian deskriptif dengan metode
fisiologis yang mengalami penurunan aktivitas
survei.Waktu penelitian dilaksanakan dari
(Maurits, 2010).
bulan Desember 2014-bulan Maret 2015.
Penelitian dilaksanakan pada Perusahaan
Tempat penelitian dilakukan pada
PT. Sastramas Estetika yang berlokasi di
PerusahaanPT. Sastramas Estetika Megamas
Megamas Kota Manado. Perusahaan ini
Kota Manado.Populasi pada penelitian ini
awalnya berdiri pada tanggal 30 juli 2002.
yaituTotal Sampling ataukeseluruhanpekerja
Pada saat itu, PT. Sastramas Estetika hanya
buruh bangunan yang berjumlah 40 orang di
bergerak pada pekerjaan konstruksi dan
PT. Sastramas Estetika Megamas Kota
arsitektur. Setelah 6 tahun beroperasi dengan
Manado.
hasil dan reputasi yang baik di beberapa proyek
Instrumen penelitian adalah peralatan
yang telah ditangani, maka untuk lebih
yang digunakan oleh peneliti untuk
mengoptimalkan pelayanan mereka kepada
mendapatkan data sesuai dengan tujuan
klien, PT. Sastramas Estetika saat ini telah
penelitian, antara lain :
mengelola 4 divisi pokok, yaitu divisi

3
1. Lembar Kuesioner Alat Ukur Perasaan kesalahan-kesalahan serta ketidaklengka-
Kelelahan Kerja (KAUPK2) dengan daftar pan dalam proseseditingdan entry.
pertanyaan sebanyak 17 itemyang telah Setelah data diolah, maka akan dilakukan
digunakan sebelumnya. analisis data untuk memperoleh makna dan arti
2. Alat ukur waktu reaksi (reaction timer) dari hasil penelitian yang dilakukan. Analisis
tipe HAP 6027. data hasil penelitian yang dilakukan yaitu
Data primer dalam penelitian ini adalah melalui analisis univariat yang bertujuan untuk
Melalui wawancara dan Pengukuran secara menjelaskan atau mendeskripsikan tingkat
langsung kepada responden dengan kelelahan kerja pada responden pekerja buruh
menggunakan reaction timer dan Kuesioner bangunan.
Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja.Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekunder adalah data yang diperoleh secara
Tabel 3. Distribusi Gambaran Pengukuran
tidak langsung dari objek penelitian. Data
Tingkat Kelelahan Kerja dengan
sekunder dalam penelitian ini yaitu
Metode Objektif (reaction timer)
melaluireferensi buku dan jurnal berisi teori
Pada Tenaga Kerja Buruh Bangunan
yang relevan dengan objek yang diteliti.Setelah
di PT. Sastramas Estetika Megamas
data penelitian terkumpul dan lengkap, maka
Kota Manado
akan dilakukan langkah-langkah sebagai
Tingkat Kelelahan
berikut : n %
Kerja
1. Editing (Penyuntingan data). Hasil wa- Kelelahan Normal 3 7,5
wancara yang diperoleh atau dikumpulkan Kelelahan Ringan 17 42,5
Kelelahan Sedang 6 15,0
melalui kuesioner akan disunting (edit)
Kelelahan Berat 14 35,0
terlebih dahulu untuk mengecek keleng- Jumlah 40 100,0
kapan data, keseragaman data, dan kesi-
nambungan data untuk menjamin validitas Tabel 3 menunjukkan terjadinya tingkat
data. kelelahan kerja yang menggunakan reaction
2. Entry Data (Memasukkan Data). Data timer pada tenaga kerja di PT. Sastramas
dimasukkan dalam bantuan aplikasi kom- Estetika Megamas Kota Manado dengan hasil
puter sesuai dengan jawaban masing- kategori tingkat kelelahan kerja yaitu
masing dari pertanyaan kuesioner dan responden yang mengalami kelelahan normal
hasil dari pengukuran reaction timer. sebanyak 3 orang (7,5%), responden yang
3. Cleaning (Pembersihan Data). Melihat mengalami kelelahan ringan sebanyak 17 orang
dan mengetahui kemungkinan adanya (42,5%), responden yang mengalami kelelahan
sedang sebanyak 6 orang (15,0%), dan

4
responden yang mengalami kelelahan berat yang ditimbulkannya akan dirasakan oleh
sebanyak 14 orang (35,0%). perusahaan berupa penurunan produktivitas
Data diatas menunjukkan sebagian besar perusahaan. Tenaga kerja sebagai aset investasi
responden mengalami kelelahan ringan dengan perusahaan perlu dikelola dengan baik dan
persentase 42,5%, yang banyak terdapat pada benar, antara lain dengan memperhatikan
kelompok umur 17-26 tahun. Hasil ini didu- faktor-faktor yang kemungkinan timbulnya
kung dengan penelitian oleh dilakukan oleh kelelahan, dalam hal ini diharapkan tingkat
Wati dan Haryono (2011) tentang Hubungan kelelahan tenaga kerja dapat ditekan dan
antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja dikendalikan ke tingkat yang wajar agar
Karyawan Laundry di Kelurahan Warungboto produktivitas kerja tidak mengalami gangguan
Kecamatan Umbul- harjo Kota Yogyakarta, (Budiono, dkk, 2003).
menyimpulkan bahwa terjadinya kelelahan Kelelahan fisik merupakan kelelahan
kerja dan beban kerja yang tidak normal dalam kerja gejala objektif yang dapat diukur dengan
kategori kelelahan ringan pada responden menggunakan waktu reaksi (reaction
dengan menggunakan reaction timer. timer).Waktu reaksi dipergunakan untuk
Kelelahan adalah suatu mekanisme pengukuran kelelahan kerja, namun
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari dikemukakan bahwa waktu reaksi ini
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi dipengaruhi oleh faktor rangsangnya sendiri
pemulihan setelah istirahat.Kelelahan diatur baik rangsang suara maupun rangsang cahaya
secara sentral oleh otak.Pada susunan syaraf yang ditampilkan secara digital pada alat
pusat terdapat sistem aktivitas (bersifat pemeriksaan (Maurits, 2010).
simpatis) dan inhibisi (bersifat
parasimpatis).Istilah kelelahan biasanya Tabel 4. Distribusi Gambaran Pengukuran
menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari Tingkat Kelelahan Kerja dengan
setiap individu, tetapi semuanya bermuara Metode Subjektif (KAUPK2) Pada
kepada kehilangan efisiensi dan penurunan Tenaga Kerja Buruh Bangunan di PT.
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh Sastramas Estetika Megamas Kota
(Tarwaka, 2010). Manado
Terdapat keterkaitan yang erat antara Tingkat Kelelahan
n %
Kerja
kelelahan yang dialami tenaga kerja dengan
Tidak Lelah 4 10,0
kinerja perusahaan. Lebih jelasnya, apabila Lelah Ringan 15 37,5
tingkat produktivitas seorang tenaga kerja Lelah Sedang 17 42,5
terganggu yang disebabkan oleh faktor Lelah 1 2,5
Sangat Lelah 3 7,5
kelalahan fisik maupun psikis, maka akibat Jumlah 40 100,0

5
Tabel 4 menunjukkan terjadinya tingkat tidak jelasnya tanggungjawab, kekhawatiran
kelelahan kerja yang menggunakan KAUPK2 yang mendalam dan konflik batin serta kondisi
pada tenaga kerja di PT. Sastramasa Estetika sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Pengaruh
Megamas Kota Manado dengan hasil kategori dari keadaan yang menjadi sebab kelelahan
tingkat kelelahan kerja yaitu responden yang tersebut seperti berkumpul dalam tubuh dan
tidak lelah sebanyak 4 orang (10,0%), respon- mengakibatkan perasaan lelah.Perasaan lelah
den yang mengalami lelah ringan sebanyak 15 demikian yang berkadar tinggi dapat
orang (37,5%), responden yang mengalami menyebabkan seseorang tidak mampu lagi
lelah sedang sebanyak 17 orang (42,5%), bekerja sehingga berhenti bekerja sebagaimana
responden yang lelah sebanyak 1 orang (2,5%), halnya kelelahan fisiologis mengakibatkan
dan responden yang sangat lelah sebanyak 3 tenaga kerja yang bekerja fisik menghentikan
orang (7,5%). kegiatannya oleh karena merasa lelah bahkan
Data diatas menunjukkan sebagian besar yang bersangkutan tertidur oleh karena
responden lelah sedangdengan persentase kelelahan. Tenaga kerja yang mulai merasa
42,5%, yang banyak terdapat pada kelompok lelah dan dipaksakan untuk terus bekerja, maka
umur 17-26 tahun, sedangkan di urutan kedua kelelahan akan semakin bertambah dan kondisi
terbanyak pada kelompok umur 17-26 tahun lelah demikian sangat mengganggu kelancaran
dengan kategori lelah ringan sebanyak 15 pekerjaan serta berefek buruk kepada tenaga
orang (37,5%). Hasil ini didukung dengan kerja yang bersangkutan (Suma’mur, 2009).
penelitian Muharmi dan Ariesyady (2012) Perasaan kelelahan kerja yang dialami
tentang Ergonomi Terhadap Beban dan Posisi oleh tenaga kerja di Indonesia, dapat diukur
Kerja Manual Material Handling di dengan menggunakan KAUPK2.Perasaan
Departemen Maintenance Support Service kelelahan kerja adalah gejala subjektif lelah
(Studi Kasus : PT. Chevron Pacific Indonesia), pada pekerja yang mengalami kelelahan kerja
menyimpulkan bahwa hasil pengukuran dan merupakan semua perasaan yang tidak
kelelahan secara subjektif menunjukkan sekitar menyenangkan (Maurits, 2010).
34,48% pekerja lapangan (terpapar) tingkat
KESIMPULAN
kelelahan rendah dan 65,52% mengalami
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
tingkat kelelahan sedang.
PT. Sastramas Estetika Kota Manado tentang
Kelelahan umum adalah monotonnya
Gambaran Pengukuran Kelelahan Kerja
pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental
dengan Metode Objektif dan Subjektif pada
serta fisik yang tidak sejalan dengan kehendak
Tenaga Kerja di PT. Sastramas Estetika
tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan
lingkungan yang berbeda dari estimasi semula,

6
Megamas Kota Manado, maka diperoleh persentase 42,5% atau 17 orang dan hasil
kesimpulan sebagai berikut : penggunaan KAUPK2 yang terbanyak
1. Hasil dari tingkat kelelahan kerja dengan yaitu responden yang mengalami lelah
menggunakan metode objektif (reaction sedang dengan persentase 42,5% atau 17
timer) pada tenaga kerja buruh bangunan orang.
di PT. Sastramas Estetika Megamas Kota
Manado, menyimpulkan bahwa responden SARAN
yang mengalami kelelahan ringan 17 Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
orang (42,5%), responden yang menga- dikemukakan saran sebagai berikut :
lami kelelahan berat 14 orang (35,0%), 1. Bagi Perusahaan
responden yang mengalami kelelahan a. Melakukan monitoring kelelahan
sedang 6 orang (15,0%), dan responden kerja secara berkala pada pekerja.
yang mengalami kelelahan normal 3 orang b. Melakukan penyuluhan kepada
(7,5%). pekerja tentang faktor resiko
2. Hasil dari tingkat kelelahan kerja dengan kelelahan kerja dan bahaya terjadinya
menggunakan metode subjektif kelalahan kerja dengan bekerjasama
(KAUPK2) pada tenaga kerja buruh pada Dinas Kesehatan (Dinkes) dan
bangunan di PT. Sastramas Estetika Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).
Megamas Kota Manado, menyimpulkan c. Memberikan jam istirahat yang cukup
bahwa responden yang mengalami lelah kepada pekerja dan pada jam istirahat
sedang 17 orang (42,5%), responden yang sebaiknya melakukan pengawasan
mengalami lelah ringan 15 orang (37,5%), pada pekerja.
responden yang tidak lelah 4 orang 2. Bagi Pekerja atau Karyawan
(10,0%), responden yang sangat lelah 3 a. Mengikuti penyuluhan tentang faktor
orang (7,5%), dan responden yang lelah 1 resiko kelelahan kerja dan bahaya
orang (2,5%). terjadinya kelalahan kerja yang akan
3. Gambaran tingkat kelelahan kerja yang dilaksanakan.
terbanyak dengan menggunakan metode b. Memperhatikan kondisi yang
objektif dan subjektif pada tenaga kerja mempengaruhi kelelahan kerja
buruh bangunan di PT. Sastramas Estetika seperti gizi (asupan kalori).
Megamas Kota Manado, menyimpulkan c. Memanfaatkan jam istirahat sebaik
bahwa hasil penggunaan reaction timer mungkin agar dapat memulihkan
yang terbanyak yaitu responden yang kelelahan kerja.
mengalami kelelahan ringan dengan

7
3. Bagi Peneliti Notoatmodjo. S, 2007. Kesehatan Masyarakat
Peneliti selanjutnya perlu melakukan Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
penelitian tentang “Faktor-faktor dan Suma’mur, 2009.Higiene Perusahaan dan
Penyebab Terjadinya Kelelahan Kerja Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta:
Pada Tenaga Kerja Buruh Bangunan”. CV Sagung Seto.
Shinta, Yuantari, dan Asfawi, 2013. Hubungan
DAFTAR PUSTAKA Antara Faktor Individu dengan Kelelahan
Adnani. H, 2011.Ilmu Kesehatan Masyarakat. pada Pekerja Pembuat Tahu di Pabrik
Yogjakarta: Nuha Medika. Tahu Kelurahan Jomblang, Kecamatan
Budiono, Jusuf, dan Pusparini, 2003. Bunga Candisari Semarang Tahun 2013.
Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi (Online) http://eprints.dinus.ac.id. Diakses
Kesehatan Keselamatan Kerja. Semarang: Tanggal 06 Februari 2015.
Badan Penerbit Universitas di Ponegoro Tarwaka, 2010.Ergonomi Industri Dasar-
Semarang. Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Kurniawati dan Solikhah, 2012. Hubungan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
Kelelahan Kerja dengan Kinerja Perawat Harapan Press.
di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam Wati. M dan Haryono. W, 2011. Hubungan
Fatimah Kabupaten Cilacap. Jurnal Antara Beban Kerja dengan Kelelahan
Kesehatan Masyarakat UAD Vol. 6 No. 2 Kerja Karyawan Laundry di Kelurahan
Juni Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota
2012.(Online)https://www.google.com/url Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyara-
. Diakses Tanggal 20 Januari 2015. kat UAD Vol. 5 No. 3 September 2011.
Maurits.K. S. L, 2010. Selintas Tentang (Online) http://download.portalgaruda.org.
Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Diakses Tanggal 10 Februari 2015.
Books. Zuraida, Jorinatan, Perkasa, dan Senjaya, 2013.
Muharmi. I dan Ariesyady. D. H, 2012. Analisis Beban Kerja dan Kelelahan
Penilaian Ergonomi Terhadap Beban dan Kerja Karyawan Front Liner di Institusi
Posisi Kerja Manual Material Handling di “X”. Inasea Vol. 14 No. 2 Oktober 2013.
Departemen Maintenance Support Service (Online) http://journal.binus.ac.id. Diakses
(Studi Kasus: PT. Chevron Pacific Tanggal 04 Februari 2015.
Indonesia). (Online) http://www.ftsl.itb.
ac.id. Diakses Tanggal 10 Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai