Makalah Asuransi Laut
Makalah Asuransi Laut
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian asuransi laut?
2. Apa hak dan kewajiban pihak-pihak dalam asuransi laut?
3. Apa fungsi asuransi laut?
4. Apa saja bagian dari kontrak laut?
5. Bagaimana cara mengajukan klaim asuransi laut?
C. Tujuan
Asuransi laut diadakan karena adanya keadaan gawat di laut, hal
ini berarti bahwa sangat perlu untuk setiap perusahaan pengangkutan laut
untuk mengasuransikan usahanya tersebut. Pihak-pihak yang terkait dalam
asuransi laut juga perlu diketahui. Dalam penyelesaian klaim, juga terdapat
kemungkinan adanya keterkaitan dengan pihak lain baik sebagai penyebab
maupun sebagai korban kejadian yang menyebabkan kerugian.
1
D. Kegunaan
Pengetahuan mengenai asuransi laut atau “marine insurance”
sangatlah penting bagi orang-orang yang bekerja pada perusahaan dan jasa
kepelabuhanan, dimana jika terjadi kasus-kasus, maka ia dapat berperan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dibidang tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Perkembangan pesat asuransi laut di negara-negara tersebut dapat
dimaklumi karena negara-negara tersebut dapat dimaklumi karena
negara-negara tersebut banyak berlayar melalui laut dari dan ke
negara-negara seberang laut (overseas countries) terutama daerah-
daerah jajahan mereka. Pada waktu pembentukan Code de Commerce
Prancis pada awal abad ke-19, asuransi laut dimaksukkan dalam
kodifikasi. Pada waktu pembentukan wetboek van koophandel
Nederland, di samping asuransi laut dimaksukkan juga asuransi
kebakaran, asuransi hasil panen, dan asuransi jiwa. Sementara di
Inggris, asuransi laut diatur secara khusus dalam Undang-undang
Asuransi Laut (Marine Insurance Act) yang dibentuk pada tahun 1906.
Berdasarkan asas konkordasi, wetboek van koophandel Nederland
diberlakukan pula di Hindia Belanda melalui Staatsblad Nomor 23
Tahun 1847.
2. Pengertian Asuransi
Berdasarkan pasal 246 KUH Dagang : “Asuransi atau
pertanggungan merupakan suatu perjanjian dimana seorang
penanggung dengan merupakan suatu perjanjian dimana seorang
penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya
kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian, karena
kehilangan, kerusakan, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan,
dan yang akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti.”1
3. Pengertian Asuransi Laut
Asuransi pengangkutan laut merupakan suatu perjanjian
pertanggungan antara penanggung dan tertanggung atas kepentingan
yang berhubungan dengan kapal sebagai alat pengangkut dan barang
sebagai muatan kapal dari kemungkinan risiko kerusakan/kerugian
yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya laut atau bahaya lain yang
berhubungan dengan bahaya laut.2
1
Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 73.
2
Hakim, “Asuransi Laut,” (Mei 6, 2008).
4
B. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Asuransi Laut
1. Penanggung
Penanggung (Insurer), yaitu pihak yang menerima pengalihan
risiko yang mungkin dihadapi oleh Tertanggung. Hak utama dari
seorang Penanggung adalah mendapatkan premi dalam jumlah yang
telah ditentukan, dan kewajibannya adalah memberikan penggantian
kepada Tertanggung karena sesuatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita.
2. Tertanggung
Tertanggung (insured), yaitu pihak yang mengalihkan risiko yang
mungkin dihadapinya. Kewajiban dan hak yang paling utama dari
tertanggung adalah membayar sejumlah tertentu, serta mengajukan
klaim kepada Penanggung apabila risiko yang dipertanggungkannya
benar-benar terjadi.
C. Manfaat Asuransi
1. Bagi Penanggung
Kesediaan penanggung untuk memberikan proteksi atas risiko
yang dialihkan oleh Tertanggung dikarenakan premi yang diperoleh
dari Tertanggung sendiri, sebagai balas jasa proteksi asuransi selama
periode pertanggungan. Premi disini mencerminkan besarnya biaya-
biaya dan keuntungan yang diharapkan oleh Penanggung dalam
produksi jasa-jasa asuransinya.
2. Bagi Tertanggung
Manfaat asuransi bagi tertanggung (khususnya bagi pengusaha)
adalah menambah efisiensi atau menguntungkan. Sebab apabila
kepentingan yang di asuransikan terkena risiko dan mengakibatkan
kerugian yang paling besar, maka pemiliknya akan mendapatkan ganti
rugi hanya dengan membayar premi yang jumlahnya sedikit, dan juga
5
para pengusaha tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan kegiatan
usahanya, karena telah terhindar dari risiko kerugian dan kemacetan
perkembangan usahanya dikemudian hari.3
3
John Sinyal, “Shipping,” hal. 42
6
Dalam prinsip ini, Penanggung hanya menerima pengajuan klaim atau
tertanggung hanya berhak mendapat ganti rugi apabila terbukti bahwa
kerugian tersebut terjadi dari risiko yang dijamin dalam polis.4
4
Ibid, hal. 44-46.
5
Ibid, hal. 42.
7
Premi asuransi (Insurance Premium) adalah sejumlah uang yang
dibayarkan oleh Tertanggung kepada Penanggung sebagai imbalan dari
kesediaan Penanggung mengambil alih risiko yang mungkin akan dihadapi
oleh Tertanggung.
Perbedaan pokok antara golongan asuransi jumlah (misalnya
asuransi jiwa) dengan golongan asuransi kerugian (misalnya asuransi
pengangkutan laut) terletak pada fungsi premi. Pada asuransi jiwa, premi
berfungsi sebagai tabungan dan sebagai harga jasa proteksi asuransi.
Sedangkan pada asuransi laut, fungsi premi asuransi hanya sebagai harga
dari jasa proteksi asuransi yang diberikan oleh pihak Penanggung selama
jangka waktu kontrak (masa berlakunya jaminan polis).6
6
Ibid, hal. 47-48.
8
Open Policy adalah polis yang menutup pertanggungan sejumlah
barang yang pengapalannya akan ditentukan kemudian.
e. Open Cover
Open cover adalah suatu polis yang menutup sejumlah barang
dalam jangka waktu tertentu sedangkan pelaksanaannya akan
ditentukan sesudah pengapalannya.
2. Isi Polis
Polis adalah suatu kontrak dan harus di isi secara lengkap
mengenai pokok persetujuan kedua belah pihak mengenai hak dan
kewajibannya.
Sesuai dengan pasal 256 KUH Dagang, yang harus dicantumkan
dalam polis asuransi adalah :
a. Nama penanggung atau nama orang-orang yang menanggung;
b. Nama tertanggung;
c. Keterangan lengkap mengenai objek yang ditutup;
d. Jumlah uang pertanggungan (uang asuransi);
e. Bahaya atau risiko yang ditutup (risiko-risiko yang dijamin);
f. Jangka waktu pertanggungan (mulai dan berakhirnya)
g. Premi pertanggungan;
h. Semua hal dan keadaan penting bagi suatu pertanggungan serta
persetujuan lain yang telah dicapai antara pihak-pihak yang
bersangkutan.7
3. Masa Berlakunya Pertanggungan
Tentang kapan berlakunya pertanggungan dan saat tidak
berlakunya ini ditentukan oleh Pasal-pasal 624 sampai dengan Pasal
634 KUHD.
9
apabila ia diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan
pemberat, pada saat dimulainya memuat bahan tersebut.
10
a. Batal/berakhir sebelum waktunya :
1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah
(tidak ada itikad baik/utmost good faith).
2) Tertanggung tidak mempunyai kepentingan yang di
asuransikan (Insurable Interest).
3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis, seperti
penyimpangan dalam hal dan percobaan perjalanan yang tidak
sesuai dengan ketentuan polis.
4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku untuk Polis
Perjalanan).
5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.
b. Berakhir secara wajar :
1) Jika perjalanan telah selesai (berlaku untuk Polis Perjalanan).
2) Jika tanggal jatuh tempo telah sampai (berlaku untuk Polis
Berjangka).
3) Setelah penanggung membayar total kerugian klaim.
4) Jika pembatalan dilakukan oleh kedua belah pihak.9
9
John Sinyal, “Shipping,” hal. 59.
11
b. Faktur dan daftar perincian barang, meliputi jenis pengepakkannya,
dan sebagainya.
c. Laporan survey.
d. Surat-menyurat dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
penyebab kerugian.
Sering pula ada pihak penanggung menolak atas klaim yang timbul,
maka penanggunglah yang harus membuktikannya, untuk mengindari
pertengkaran-pertengkaran yang mungkin akan terjadi.
2. Barraty
Kecurangan nahkoda dan/atau kru kapal untuk mengambil alih
kapal dari pemiliknya dan kemudian menguasainya dan
menggunakan/membawa kapal tersebut ketempat yang tidak disetujui
pemiliknya.
3. Thieves
Yang ditutup, atau di berikan ganti ruginya oleh asuransi hanyalah
pencurian yang dilakukan secara diam-diam. Risiko pencurian tidak
termasuk kecurian biasa.
12
4. Jettison
Jettison adalah membuang barang ke laut guna penyelamatan
kepentingan umum kapal dan barang-barang lainnya.10
BAB III
10
Ibid, hal. 55.
13
DISKUSI
A. KASUS
1. Contoh Kasus
Dalam asuransi laut pada dasarnya memberikan ganti rugi yang
terbilang kecil karena jauh dari nilai awal dari objek yang diasuransikan.
Hal ini membuat ketika terjadinya suatu kecelakaan dilaut, objek yang
diperjanjikan hilang atau mengalami kerusakan. Maka PT Jasa Raharja
Putera hanya akan melakukan penggantian yang kecil sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Hal tersebut karena kecilnya kemungkinan terjadi
kecelakaan maupun kehilangan dilaut.
Penggantian yang relatif kecil membuat tertanggung merasa
dirugikan dan melakukan penuntutan terhadap perusahaan yang
memberikan ganti rugi atas barang miliknya. Penggantian lain bisa
dilakukan jika tertanggung melakukan perjanjian asuransi dengan
perusahaan lain. Untuk kerusakan hanya salah satu perusahaan
penanggung yang bisa melakukan ganti rugi. Untuk kehilangan semua
perusahaan harus melakukan ganti rugi. Untuk penggantian yang kecil dan
tidak sesuai dengan harapan tertanggung maka PT Jasa Raharja Putera
lebih sebagai mediator. Penengah antara tertanggung dan perusahaan kapal
yang dipakai pada saat perjalanan laut.
Proses penyelesaian dari masalah tersebut akan dibahas dan dicari
jalan keluar sebagaimana seharusnya sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk Asuransi Kapal sendiri biasanya dilakukan oleh individu. Ketika
terjadi kehilangan, kerusakan maupun kasus yang sempat hangat
diperbincangkan yaitu kapal tersebut dibajak oleh perompak. Maka
asuransi atas kapal tersebut biasanya ditanggungkan pada satu perusahaan
asuransi. Tetapi bisa juga ditanggungkan ke lebih dari satu perusahaan
asuransi. Hal tersebut dilakukan karena biasanya ganti rugi yang diberikan
relatif lebih kecil dari benda yang diasuransikan. Hal ini sering memicu
terjadinya masalah.
14
2. Pembahasan Secara Umum
JP Insurance memberikan asuransi laut dalam produknya di bidang
Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance), Asuransi Pengangkutan
(Marine Cargo Insurance) dan Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut
(Carrier’s Liability Insurance). Untuk asuransi lain diluar produknya
merupakan hasil dari perjanjian kerjasama yang dilakukan PT Jasa Raharja
Putera dengan subjek hukum/pajak lainnya. Tetapi meski diberikan
asuransi diberbagai bidang terkait dengan kapal dan laut tersebut. Asuransi
yang sering dilakukan adalah asuransi pengangkutan. Hanya sebagian
kecil yang melakukan asuransi atas kapal yang lebih sering dilakukan oleh
perseorangan.
Ketika terjadinya sebuah kerusakan atau kehilangan atas barang yang
diasuransikan tentu harus melalui proses tertentu untuk bisa mendapatkan
ganti rugi. Adapun mekanisme dari penggantian rugi dalam PT Jasa
Raharja Putera/JP Insurance adalah :
a. Jika terjadi kerugian yang dialami tertanggung maka melaporknnya
kepada JP Insurance
b. JP Insurance akan merespon dengan melakukan survey on the spot
c. Tertanggung melakukan proses administrasi atas kerigian tersebut
serta melengkapi berkas-berkas
d. Apabila penyebab terjadinya kerugai tidak terjamin maka JP
Insurance akan mengeluarkan Surat Penolakan Klaim. Namun
apabila diterima akan dilakukan proses penyelesaian ganti rugi
yang disepakati.
15
a. Tertanggung sesegera mungkin melaporkan/menyampaikan
keterangan tertulis mengenai kerugian yang terjadi dengan tidak
merubah/merusak objek yang mengalami kerugian.
b. Pengajuan klaim untuk barang atau kendaraan bermotor dilakukan
dengan mengisi Formulir Klaim atau keterangan tertulis
(surat/faksimile) dengan melampirkan :
Copy Polis
Copy SIM dan STNK (untuk penggantian kendaraan
bermotor)
Surat tuntutan kerugian
Surat keterangan kejadian
Estimasi kerugian
Surat keterangan dari kepolisian
Dokumen pendukung lainnya yang diperlukan
16
menjadi faktor yang mendorong terjadinya masalah antara
tertanggung dan penanggung (perusahaan asuransi).
3. Analisis Kasus
Dalam penggantian rugi tidaklah didapatkan dengan cara mudah, harus
melalui proses yang dapat membuktikan bahwa kerugian benar-benar
terjadi dan terbukti. Karena telah banyak wanprestasi yang melakukan
kerugian yang fiktif. Hal tersebut pada dasarnya batal demi hukum dan
dapat menyebabkan batalnya suatu perjanjian asuransi.
Sesuai dengan budaya perusahaan dari JP Insurance yaitu :
a. Jujur dalam bertindak
b. Disiplin dalam bertindak
c. Tanggap dalam memberikan layanan perlindungan
d. Cermat dalam menciptakan solusi perlindungan
e. Santun dalam menjadi mitra sekaligus sahabat perlindungan
17
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sering kali terjadinya penggantian
rugi yang tidak sesuai dengan harapan dari tertanggung. Kesan ini yang
sering dialami masyarakat ketika mengikuti atau membuat sebuah
asuransi. Dalam kerugian yang dialami dalam perjalanan laut misalnya.
Penggantian kerugian yang diberikan oleh PT PELNI dan Darmalautan
misalnya dengan penumpangnya dan barang bawaannya. Karena memang
ganti rugi yang diberikan relatif kecil. Sehingga sering merasa dicurangi
dan menuntut ganti rugi yang lebih besar lagi. Akhirnya untuk mengatasi
hal tersebut PT Jasa Raharja Putera harus ikut campur tangan sebagai
wadah penyelesaian masalah. Dilakukan mediasi antara pihak yan
mengalami kerugian (penumpang) dan pihak yang memberikan ganti
kerugian (PT PELNI dan Darmalautan). Biasanya PT Jasa Raharja Putera
langsung melakukan penunjukan MoU antara PT Jasa Raharja Putera
dengan pihak yang melakukan perjanjian yang dalam hal ini adalah PT
PELNI dan Darmalautan. Setelah penunjukan tersebut masalah tersebut
segera selesai.
18
c. PT. Tugu Jasatama Reasuransi Indonesia (TUGURE)
d. PT. Maskapai Reasuransi Indonesia (MAREIN)
e. Swiss Reinsurance Company, Zurich – Swiss (Swissre)
19
1. Risiko-risiko dalam asuransi laut ada beberapa hal, salah satunya
mengenai kecurangan. Dalam hal kecurangan ini apa yang
diasuransikan? - (Kananda Surya)
Jawab :
Dalam asuransi laut, kepentingan yang ditanggung terdiri dari kapal
dan muatan.
a. Kepentingan yang berhubungan dengan kapal :
Yang langsung diderita pemilik kapal :
Kapal sendiri, seperti kerusakan atas lambung dan mesin kapal,
kepentingan mana dapat diasuransikan dalam penutupan “Hull
& Machinery”
Yang tambang (freight), jika dibayar dimuka dan barang tiba
dalam keadaan rusak atau dibayar di pelabuhan bongkat dan
barangnya rusak (penerima barang tidak mau membayar
freight)
Disbursement, untuk mengatasi harga kapal yang
sesungguhnya lalu menutup asuransi, untuk menjaga
kepentingannya jika terjadi total loss selama periode yang
diasuransikan
20
Tanggung-jawab terhadap anak buah kapal, karena kecelakaan
dan lain-lain (P & I)
21
alasan terlambat dan ongkos pengembalian barang ke tempat
penjual menjadi tanggungan pihak penjual (defeasible interest),
jika hal ini terjadi dan pihak pembeli sudah menjual barang
tersebut sebelum tiba, maka pembelipun akan menderita kerugian
yang dapat diasuransikan (contingent interest).
22
h. Gempa bumi letusan, gunung berapi, sambaran petir
i. Kecelakaan akibat loading-unloading kargo atau bahan baker
j. Bursting of boilers pada kapal, dll
k. Kelalaian nahkoda, crew atau pandu
l. Kelalaian repairers atau charterers
m. Pemberontakan atau pengambilalihan paksa oleh nahkoda dan
crew (barraty)
n. Tindakan pihak berwenang dalam mencegah atau mengurangi
dampak polusi (Pollution Hazard)
o. Tanggung jawab hukum akibat tabrakan kapal (Collission
Liability)
p. Kontribusi General Average and Salvage
q. Biaya-biaya penyelamatan (Sue and Labour)
23
Bahaya-bahaya pembongkaran barang di pelabuhan darurat.
Kesengajaan.
Terorisme, pemogokan.
Pengecualian pada ICC (A) ini juga berlaku pada ICC (B) maupun ICC
(C).
24
3. Apa dasar hukum Asuransi Laut dan bagaimana cara
pembayarannya? - (Fidi Hania)
Jawab :
25
Dalam polis jangka waktu, masa berlakunya jaminan asuransi
berdasarkan jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun dan berlaku
jam 00.00 serta berakhir jam 24.00).
Jangka waktu ini dapat kurang dari satu tahun, dengan ketentuan
Penanggung akan mencantumkan FPIL clause (Full Premium if Lost
Clause) yang artinya apabila terjadi kerugian Total Loss atas kapal
yang dipertanggungkan, maka Penanggung akan membebankan
premi untuk 1 tahun penuh.
26
Saat mulai dan berakhirnya pertanggungan sangat ditentukan oleh
pemakaian kata-kata “at and from” atau “from” pada polisnya. “at
and from” maka risiko asuransi sudah mulai berjalan sejak kapal tiba
di pelabuhan pemberangkatan dan berlangsung terus sampai kapal
tersebut tiba di pelabuhan tujuan. “from” maka risiko asuransi sudah
mulai berjalan sejak kapal mengangkat sauh/jangkar dipelabuhan
pemberangkatan dan berlangsung terus sampai kapal tersebut tiba di
pelabuhan tujuan.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sehubungan dengan perkembangan asuransi di Indonesia, asuransi
laut sangat memegang peranan penting di Negara Indonesia yang secara
geografis adalah sebuah Negara Kepulauan. Indonesia memiliki lebih
17.000 pulau, khususnya pulau-pulau yang telah memiliki penduduk yang
besar jumlahnya seperti yang kita ketahui yaitu, pulau Kalimantan,
Sumatera, Sulawesi, dan yang sedang kita jejaki saat ini pulau Jawa.
Dengan berkembangnya penduduk Indonesia yang sangat pesat,
perkembangan Ekonomi dan Kebutuhan Masyarakat pun mengalami
kemajuan, dengan bentuk wilayah Negara ini, maka sangat jelas
transportasi laut akan sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan
ekonomi. Maka pemahaman tentang asuransi laut sangat dibutuhkan pula,
untuk menghindari kerugian karena kecelakaan di laut yang mungkin akan
terjadi.
B. Saran
Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai
sumber referensi dan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi oleh penulis lainnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Sari, E. K., & Simangunsong, A. (2007). Hukum Dalam Ekonomi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana.
29