Bab 1 - Bioregulator - Enzim, Vitamin, Mineral
Bab 1 - Bioregulator - Enzim, Vitamin, Mineral
BAB I
BIOREGULATOR
Bioregulator adalah katalisator yang bekerja terhadap proses – proses dari suatu sistem
kehidupan, dapat juga disebut biokatalisator. Bioregulator yang terpenting adalah :
1. Enzim
2. Vitamin
3. Mineral
4. Hormon
5. Obat Kontrasepsi
A. Enzim
Enzim atau fermen adalah senyawa – senyawa organik, lazimnya protein yang dapat
mengakibatkan atau mempercepat rekasi biokimia berdasarkan proses katalisa. Enzim ini hanya bekerja
sebagai katalisator organic terhadap reaksi – reaksi dari substrat spesifik. Kegiatan enzim tergantung
kepada suhu, derajat keasaman (pH) dan konsentrasi ion – ion.
Nama dari enzim dibentuk dari nama substrat atau nama reaksi yang dipercepatnya, dengan
menambahkan akhira ase.
Urease : Enzim pengurai ureum
Protease : Enzim pengurai protein
Lipase : Enzim pengurai lemak / lipida
Reduktase : Enzim yang mempercepat reduksi
Hidrolase : Enzim yang mempercepat hidrolisa
1. Penghasil Enzim
Enzim dihasilkan oleh :
mikroorganisme (bakteri atau jamur), misalnya lipase, amilase, streptokinase, penisillinase, dll.
Tumbuh – tumbuhan, dimana zat – zat ini dipisahkan dan kadang – kadang dalam bentuk kristal,
misalnya papase/papain (dari Carica papaya) dan bromelin (dari Annanas sativum).
Berdasarkan senyawa atau gugusan yang terkandung dalam enzim, maka enzim dapat dibedakan atas :
gugus protein, disebut juga apo enzim
gugus non protein, disebut juga gugusan prostetik atau koenzim. Kelompok ini berperan dalam
metabolisme sel –sel tubuh. Contohnya vitamin B-1, nikotinamida, dll.
2. Fungsi Enzim
Enzim – enzim berfungsi dalam :
1) Proses pencernaan dengan menguraikan lemak, protein dan karbohidrat
2) Reaksi – reaksi yang bertalian dengan proses pernafasan
3) Efek –efek dari vitamin berkenaan dengan kerja dari enzim –enzim, misalnya defisiensi suatu
vitamin, sebenarnya kekurangan enzim
4) Keseimbangan hormon – hormon supaya terpelihara dengan sintesa – sintesa hormon atau
penguraian hormon yang berlebihan oleh antagonisnya, misalnya kelebihan hormon insulin diurai
oleh insulinase ; kumulasi hormon – hormon nor adrenalin atau asetilkolin pada organ – organ
ujung diurai oleh MAO dan kolinesterase.
5) Melindungi jaringan tubuh terhadap efek – efek enzim yang dihasilkannya, misalnya zat perintang
tripsin yang dapat meniadakan kelebihan tripsin.
3. Kegunaan Preparat atau Sediaan Enzim
1) Sebagai penolong dalam pencernaan
2) Membersihkan dan menyembuhkan luka – luka, dengan cara mencernakan secara selektif jaringan
– jaringan yang mati tanpa merusak jaringan yang sehat, termasuk juga melindungi saluran darah
yang mengelilingi luka tersebut.
3) Menghilangkan radang atau bengkak yang berguna pada pengobatan luka – luka. Berdasarkan
khasiat anti radang (anti inflamatory enzim) misalnya papase, protease, amilase, seropeptidase,
streptokinase, dll.
4) Sebagai anti koagulansia, untuk menguraikan molekul – molekil fibrin yang menyebabkan
pembekuan darah dan gumpalan – gumpalan darah pada pengobatan trombosis, tromboflebitis.
Misalnya streptokinase.
5) Sebagai pembantu dalam diagnosa (diagnostic enzym) :
a. Glukosa oksidase, untuk menentukan kadar glukosa dalam urine pada diabetes
b. Uricase, untuk menentukan kadar asam urat dalam darah, antara lain pada gangguan ginjal,
encok, dll.
c. Analisa kadar enzim laktat dehidrogenase dalam serum darah, menunjukkan adanya jaringan
yang mati disuatu tempat pada tubuh karena kekurangan darah, antara lain karena adanya
penyakit kanker atau trombosis koroner.
Per Dragee :
Vitazym Papain + Pancreatin + Ox Bile + Kalbe Farma
Curcuma + Liver Extr. + Vitamin /
Mineral
4. Streptokinase Karbikinase 250.000 IU, 750.000 IU, 1.500.000 Kalbe Farma
(Enzym fibrinolitik) IU / vial
B. Vitamin
Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang dalam jumlah sangat kecil dibutuhkan oleh
tubuh untuk memelihara fungsi dan metabolime normal. Vitamin diperoleh tubuh dari makanan sehari –
hari. Tapi ada juga yang diperoleh dari hasil sintesa flora usus, misalnya vitamin K dan asam pantotenat
(vitamin B-5). Bahkan vitamin A dan D dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Umumnya vitamin
merupakan co-enzym dari suatu yang berperan pada proses metabolisme dalam tubuh.
Pada keadaan tertentu tubuh dapat mengalami defisiensi vitamin. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa hal antara lain :
Makanan yang dikonsumsi sehari – hari kurang kandungan vitaminnya
Adanya gangguan pencernaaan, sehingga penyerapan vitamin terganggu
Kebutuhan akan vitamin meningkat, misalnya pada masa kehamilan, masa pertumbuhan dan masa
penyembuhan dari sakit
1. Penggolongan Vitamin
Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibagi atas 2 golongan yaitu :
Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah kecil bersifat essensial bagi banyak proses
metabolisme dalam tubuh. Yang paling banyak dibutuhkan adalah kalium, natrium, kalsium,
magnesium, fosfor dan klorida.
Elemen spura adalah mineral yang dibutuhkan kurang dari 20 mg sehari, yakni besi, seng, tembaga,
mangan, molibden, fluor, krom, iod, selen dan kobalt.
Penggunaan minerasl – mineral, khususnya untuk prevensi dan pengobatan keadaan defisiensi,
terutama garam K dan Ca; begitu pula Na, Cl dan Fospat yang digunakan sebagai infus dalam keadaan
darurat. Dari elemen – elemen spura, hanya Fe, Zn, I, F dan Sr yang digunakan sebagai obat. Zat – zat
lainnya hanya digunakan sebagai tambahan pada preparat multivitamin atau sebagai food suplemen.
2. Natrium klorida
Merupakan kation terpenting bagi cairan ekstra sel dan berperan penting pada regulasi tekanan
osmotik sel. Juga berperan pada pembentukan perbedaan – perbedaan potensial listrik dalam
kontraksi otot dan penerusan impluls saraf. Defisiensinya bisa terjadi akibat kerja fisik yang
terlampau berat dan banyak berkeringat serta banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra.
3. Kalsium
Fungsi utamanya adalah bahan pembangun tulang, berperan penting pada regulasi daya rangsang
dan kontraksi otot – otot serta penerusan impuls saraf. Selain itu Ca mengatur permeabilitas
membran sel bagi K dan Na, aktivasi banyak reaksi enzim seperti pembekuan darah. Defisiensi Ca
menimbulkan kelembekan tulang (osteomalacia) dan mudah terangsangnya otot dan saraf , dengan
akibat serangan – serangan tetania. Contoh garam kalsium : kalsium glukonat, kalsium laktat dan
kalsium sitrat.
4. Seng sulfat
Kadar seng dalam tubuh agak tinggi dibandingkan dengan elemen spura lainnya, yang sebagian
besar terdapat dalam tulang dan prostat. Fungsinya ialah sebagai kofaktor dalam minimal 100
enzim yang terlibat dalam segala proses metabolisme, yaitu :
karboanhidrase, berperan pada gejala buta malam (ko-faktor dari alkoholdehidrogenase, yang
merubah retinol menjadi retinal)
memperbaiki fungsi sel – sel otak bagi lemah ingatan (sering lupa) pada orang tua
stimulasi penyembuhan borok bila terjadi kekurangan
secara lokal berkhasiat sebagai adstringens (penciutan selaput lendir), anti keringat dan
antiseptik lemah
penggunaannya paling banyak alam dermatologi, khususnya ZnO dalam bedak tabur dan salep,
sebagai adstringens dan antiseptik lemah. Selain itu juga pada preparat tetes mata.
5. Fluorida
Fluor terutama ditimbun sebagai apatit di dentin dan email, juga dalam tiroid dan ginjal.
Ekskresinya melalui saluran kemih dan keringat pada transpirasi berlebihan. Penggunaannya paling
banyak untuk prevensi gigi berlubang (carries), yang berdasarkan atas reaksinya dengan apatit.
Fluoro-apatit yang terbentuk bersifat lebih padat dan tahan asam, juga menutupi pori – pori kecil
hingga email lebih sukar larut dalam asam, yang terbentuk setiap kali makan gula dan karbohidrat.
Fluor juga digunakan pada osteoporosis (kurangnya Ca dari tulang).
6. Stronsium klorida
Elemen ini berguna melindungi gigi terhadap pengaruh thermis (panas dan dingin) dan kimiawi
(asam dan gula) yang disertai nyeri. Selain itu juga mengurangi sensitivitas gigi terhadap rangsangan
tersebut dengan jalan membentuk lapisan pelindung keras di luar dentin yang sudah kehilangan
emailnya karena erosi atau pengendapan kalsium. Dengan demikian rangsangan tersebut tidak bisa
mencapai sumsum gigi lagi yang berisi saraf – saraf dan dapat mengakibatkan nyeri.
7. Magnesium
Terdapat dalam tulang dan cairan intra sel, juga sebagai ko-faktor enzim – enzim yang
menghasilkan energi. Berperan penting pada kontraksi otot.
8. Krom
Digunakan untuk kerja insulin yang optimal dalam bentuk aktifnya sebagai senyawa organik GTF
(Glucose Tolerance Factor), yang 20 kali lebih aktif dari pada garam – garam krom anorganik.
9. Tembaga
Merupaka kofaktor bagi cytochromoxidase dan beta hidroksilase yang mengubah dopamin menjadi
noradrenalin, juga penting bagi sintesis hemoglobin. Kekurangannya dapat menyebabkan
kelambanan psikomotor, serangan epilepsi serta kelainan pada rambut.
2. Vitamin B-2 /
Riboflavin, Laktoflavinum
, Beflavin