Anda di halaman 1dari 10

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK MENJADI KOMPOS

Inawaty Sidabalok1, Andi Kasirang1, dan Suriani1


1
Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar
E-mail : nina_bosri@yahoo.com

Ringkasan Eksekutif
Kelurahan Parangloe Kecamatan Tamalanrea terletak di Kawasan Industri Makassar,
profesi warga Parangloe pada umumnya adalah petani dan karyawan perusahaan dengan
jumlah penduduk sebanyak 10.122 jiwa. Kelurahan Parangloe memiliki organisasi PKK
yang diketuai oleh Ibu Lurah Parangloe dengan 4 pokja yang terdiri atas pengurus pokja
PKK sebanyak 28 orang. Kegiatan PKK umumnya dalam aktivitas sosial kemasyarakatan
diantaranya pembinaan rumah sehat warga, pengolahan sampah plastik serta pembentukan
kelompok wanita tani yang mengelolah kebun sayuran organik.
Kesadaran warga dalam menciptakan kebersihan lingkungan sangat diperlu-kan
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kegiatan penanganan dan pe-ngelolaan
limbah organik di lingkungan tempat tinggal masyarakat sangat bermanfaat khususnya
dalam menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Masalah penanganan limbah organik ini
menjadi tanggung jawab setiap warga masyarakat sehingga kelompok ibu-ibu PKK merasa
punya kewajiban untuk memanfaatkan sampah atau limbah organik.
Ipteks bagi masyarakat PKK parangloe ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi dalam penanganan sampah oleh PKK Parangloe, sehingga solusi yang
ditawarkan adalah mengadakan pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan limbah organik.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : untuk melatih kelompok-kelompok masyarakat
kota dalam bidang Lingkungan hidup, untuk memperkuat masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan serta kesehatan lingkungannya, untuk mendorong masyarakat agar
menjadi manusia yang bersih, sehat dan peduli akan kesehatan lingkungan baik secara
pribadi maupun bagi lingkungannya.
Metode pendekatan yang di tawarkan dan telah disepakati oleh mitra meliputi empat
kegiatan utama, (1) Pendekatan umum, (2) Penentuan peserta pelatihan, (3) Jenis dan
prosedur pelatihan (Strategi Pelatihan), dan (4) Skala kegiatan. Pelaksanaan kegiatan ini
meliputi sosialisasi program, pelatihan pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos,
pemanfaatan alat decomposer aerob dalam produksi kompos yang hasilnya dipakai dalam
budidaya tanaman sayuran anggota kelompok mitra.

Kata Kunci: IbM, pemanfaatan, limbah organik, kompos.

Executive Summary
Parangloe the Village District of Tamalanrea located in Makassar Industrial Area,
profession Parangloe citizens in general are farmers and employees of companies with a
population of 10.122 inhabitants. Kelurahan Parangloe have PKK organization chaired by
Mrs. headman Parangloe with four working groups consisting of officials working group
PKK as many as 28 people. PKK activity generally in social activities including coaching
healthy home residents, processing plastic waste and the establishment of women farmers
who manage an organic vegetable garden.
Awareness of citizens in creating a clean environment is indispensable in social life.
Therefore, handling activities and pe-ngelolaan organic waste in your neighborhood
community is very useful, especially in creating a clean and healthy environment. Organic

85
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

waste management problem is the responsibility of every citizen so that the group PKK feel
obligated to make use of waste or organic waste.
Science and technology to society Parangloe PKK aims to overcome the problems
encountered in the handling of waste by the PKK Parangloe, so that the solution offered is
training the management and utilization of organic waste. The purpose of this activity is: to
train groups of urban society in the field of Environment, to strengthen the community in
maintaining the cleanliness of the environment and the health of the environment, to
encourage people to become a man that is clean, healthy and environmental health care,
both personally and for environment.
Method approach in the offer and agreed upon by the partners include four main
activities: (1) general approach, (2) Determination of trainees, (3) type and procedure
training (Training Strategy), and (4) Scale activity. Implementation of these activities
include socialization, training household waste into compost, the use of the tool in the
decomposer aerobic compost production results are used in vegetable production partner
group members.

Keywords: IbM, utilization, organic waste, compost.

A. PENDAHULUAN telah maju dan berhasil. Keberhasilan ini


Hingga saat ini sampah perkotaan didukung dengan adanya kampanye yang
masih menjadi masalah serius di berbagai disosialisasikan oleh pemerintah antara
kota besar. Beberapa kendala yang lain melalui konsep 4 R (Reduce, Reuse
dihadapi dalam memecahkan masalah Recycle dan Replant), yaitu mengurangi
sampah ini antara lain disinyalir antara timbulan sampah, menggunakan kembali
lain karena masih rendahnya kesadaran bahan yang berpotensi menimbulkan
masyarakat dalam menciptakan sampah dan mendaur ulang sampah baik
kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat sampah organik (sisa makanan, sayuran,
dari kebiasaan membuang sampah yang buah-buahan atau hijauan lainnya)
tidak pada tempatnya, dan adanya maupun sampah non organik (potongan
persepsi masyarakat tentang penanganan kaca, kertas, logam, plastik, karet dan
sampah masih tertumpu pada pemerintah, bahan non organik lainnya).
padahal masalah kebersihan adalah Luas wilayah kelurahan Parangloe
tanggung jawab bersama antara adalah 6,53 km2, terdiri atas 20 RT dan 6
masyarakat dengan pemerintah, serta RW, dengan jumlah penduduk sebanyak
terbatasnya lahan untuk pengumpulan dan 10.122 jiwa. Saat ini masyarakat
pembuangan sampah akhir, serta Parangloe telah memiliki kelompok
terbatasnya dana transportasi sampah. wanita tani dan PKK yang telah
Sementara tumpukan sampah meningkat memanfaatkan lahan tidur yang ada dalam
dari hari ke hari. budidaya tanaman hias, sayuran dan buah.
Mengelola sampah pada dasarnya Sehingga diharapkan kegiatan
membutuhkan peran aktif dari masyarakat pemanfaatan limbah organik berkontribusi
terutama dalam mengurangi jumlah dan bersinergi dengan kelompok tersebut,
timbulan sampah, memilah jenis sampah dimana produk pupuk organik tersebut
hingga berupaya menjadikan sampah dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
menjadi lebih bermanfaat. Hal ini telah tanaman sayuran dan pada akhirnya
banyak dilakukan diberbagai negara yang

86
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

menghasilkan tanaman yang sehat dan dipakai kalau dikelola dengan prosedur
bergizi. yang benar (Sudrajat, 2014).
Olehnya itu maka dipandang perlu Sampah atau limbah organik dapat
melaksanakan pelatihan dan pen- mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
dampingan terhadap ibu-ibu PKK di terurai menjadi bahan yang lebih kecil
Kelurahan Parangloe dan kelompok dan tidak berbau (sering disebut dengan
wanita tani (KWT) Nusa Indah di kompos). Kompos merupakan hasil
Kecamatan Tamalanrea kota Makassar, pelapukan bahan-bahan organik seperti
tentang bagaimana memanfaatkan limbah daun-daunan, jerami, alang-alang,
rumah tangga dan limbah organik sampah, rumput, dan bahan lain yang
sehingga dapat menjadi pupuk organik sejenis yang proses pelapukannya
untuk menghasilkan tanaman sayuran, dipercepat oleh bantuan manusia.
hias dan buah yang sehat dan bergizi. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur
Sedangkan target dan luaran yang akan mayur, pasar buah, atau pasar ikan,
dicapai dalam kegiatan pengabdian ini jenisnya relatif seragam, sebagian besar
adalah adalah: (95 %) berupa sampah organik sehingga
1. Terciptanya kelompok lebih mudah ditangani. Sampah yang
perempuan mandiri yang bisa berasal dari pemukiman umumnya sangat
memanfaatkan limbah organik beragam, tetapi secara umum minimal 75
menjadi pupuk organik. % terdiri dari sampah organik dan sisanya
2. Terjadinya transfer ilmu anorganik.
pengetahuan dan teknologi Kompos merupakan pupuk organik
tentang bagaimana buatan manusia yang dibuat dari proses
memanfaatkan limbah organik. pembusukan sisa-sisa buangan mahluk
3. Terciptanya masyarakat yang hidup (tanaman maupun hewan).
bersih, sehat dan peduli akan Kompos tidak hanya menambah unsur
kesehatan lingkungan baik secara hara, tetapi juga menjaga fungsi tanah
pribadi maupun bagi sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
lingkungannya. baik (Yuwono,D., 2005). Pengunaan
kompos sebagai sumber nutrisi tanaman
B. SUMBER INSPIRASI merupakan salah satu program bebas
Sampah atau limbah organik masih bahan kimia, walaupun kompos tergolong
menjadi salah satu permasalahan penting miskin unsur hara jika dibandingkan
di Indonesia terutama di sekitar dengan pupuk kimia. Namun, karena
perkotaan, di sektor pertanian, di pasar- bahan-bahan penyusun kompos cukup
pasar tradisional dan skala rumah tangga. melimpah maka potensi kompos sebagai
Pemanfaatan sampah atau limbah organik penyedia unsur hara kemungkinan dapat
menjadi sumber energi merupakan salah menggantikan posisi pupuk kimia,
satu solusi dalam mengatasinya. Sampah meskipun dosis pemberian kompos
organik adalah barang yang dianggap menjadi lebih besar dari pada pupuk
sudah tidak diperlukan dan dibuang oleh kimia, sebagai penyetaraan terhadap dosis
pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa pupuk kimia (Santi, 2006).

87
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Kompos berasal dari sisa bahan diskusi kelompok terarah (FGD),


organik, baik dari tanaman, hewan, dan praktek di kelas dan kunjungan ke
limbah organik yang telah mengalami wilayah yang berhasil dalam
dekomposisi atau fermentasi. Pada menjaga serta menghijaukan
dasarnya, pupuk kandang dan pupuk hijau lingkungannya (study banding).
merupakan bagian dari kompos. Jenis (b) Penentuan Peserta Pelatihan
tanaman yang sering digunakan untuk Penentuan peserta pelatihan
kompos diantaranya adalah jerami, sekam dilakukan dengan metode Purpossive
padi, pelepah pisang, gulma, sayuran Sampling yaitu dengan menunjuk
busuk, sisa tanaman jagung dan sabuk secara langsung keempat Pokja PKK
kelapa. Sementara itu, bahan dari hewan yang ada di kelurahan Parangloe.
ternak yang sering digunakan untuk Jumlah peserta pelatihan yang di
kompos diantaranya kotoran ternak, urin, rencanakan adalah 50 (Lima Puluh)
pakan ternak yang terbuang dan cairan orang.
biogas. Kompos adalah hasil akhir suatu (c) Jenis dan Prosedur Pengumpu
proses dekomposisi tumpukan lan Data
sampah/serasah tanaman dan bahan Data yang digunakan adalah data
organik lainnya. Keberlangsungan proses hasil survey yang digali dengan
dekomposisi ditandai dengan nisbah C/N pendekatan Partisipatory Rural
bahan yang menurun sejalan dengan Aprisial (PRA) berstruktur. Data
waktu. Bahan mentah yang biasa primer diperoleh dari responden
digunakan seperti : daun, sampah dapur, sedangkan data sekunder diperoleh
sampah kota dan lain-lain dan pada dari instansi yang terkait.
umumnya mempunyai nisbah C/N yang (d) Skala Kegiatan
melebihi 30 (Sutedjo, 2002). Kegiatan pengabdian ini akan
meliputi 1 kelurahan yaitu Kelurahan
C. METODE Parangloe di Kecamatan Tamalanrea,
1. Prosedur Kegiatan Kota Makassar, Propinsi Sulawesi
Prosedur kegiatan pelatihan Selatan.
pengelolaan dan pemanfaatan limbah
Organik bagi Kelompok Masyarakat 2. Lokasi dan Waktu Pelatihan
(KM) menuju Masyarakat Mandiri di Lokasi pelatihan dipilih secara
Kelurahan Parangloe Kecamatan purpossive (sengaja) yaitu dalam Kota
Tamalanrea Kota Makassar ini meliputi Makassar sendiri dengan pertimbangan
empat kegiatan utama, (a) Pendekatan bahwa kota tersebut merupakan daerah
umum, (b) Penentuan peserta pelatihan, tempat dimana masyarakat tersebut
(c) Jenis dan prosedur pelatihan (Strategi tinggal sehingga mereka dapat dengan
Pelatihan), dan (d) Skala kegiatan. mudah menjangkau tempat pelatihan
(a) Pendekatan Umum tersebut. Kegiatan ini direncanakan akan
Kegiatan ini merupakan kegiatan berlangsung pada bulan Mei sampai
Pendidikan dan Pelatihan, selain Oktober 2013. Dan pendampingan
memberi pengetahuan kepada peserta dilakukan hingga akhir Desember 2013.
pelatihan juga melatih dengan metode

88
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

3. Metode Pelatihan Dari hasil sosialisasi dapat diperoleh


Metode yang digunakan dalam data tentang jumlah masyarakat yang
pelatihan ini meliputi : (1) Ceramah dan mempunyai kepedulian terhadap
Diskusi, (2) Kelompok Diskusi Terarah lingkungan beserta dengan kondisi tempat
(KDT/FGD) (3) Pembagian Kelompok tinggal dari masing-masing kelompok.
berdasarkan kriteria tempat tinggal Peserta dibagi dalam 4 kelompok besar
masing masing KSM, (4) Praktek dan berdasarkan dari karekteristik masing-
Latihan di kelas, (5) Kunjungan/studi masing tempat tinggal : perumahan,
banding ke wilayah / lingkungan yang kawasan kumuh, industri rumah tangga.
berhasil dalam menjaga kebersihan 4.3. Pelatihan Pengelolaan Limbah
lingkungannya, (6) Praktik Langsung Organik
pada lapangan dengan kondisi lingkungan Pelatihan dilakukan dalam 4
khususnya diwilayah masing masing, (5) tahapan yaitu (1). Pendidikan di kelas,
Deskripsi kendala-kendala yang dihadapi pemberian teori di dalam kelas (2) Praktik
dalam pengelolaan dan pemanfaatan dan Latihan di Kelas, diskusi dan
Limbah Organik (6) Praktik pemanfaatan memberikan contoh kasus (3) Kunjungan
Limbah Organik. lapangan, studi banding ke wilayah /
kelurahan yang berhasil dan (4) Praktik
4. Lingkup dan Rencana Kegiatan pada lingkungan dari masing-masing
Pelaksanaan pelatihan dibagi ke peserta (penerapan teori yang diperoleh
dalam lima tahapan kegiatan yaitu: (1) pada kenyataan di lapangan). Untuk
Persiapan (sosialisasi ke kelompok kegiatan yang terakhir ini kelompok-
swadaya masyarakat), (2) Penentuan kelompok pengelolah tetap dalam
Peserta dan pembagian kelompok, (3) pengawasan dan pembinaan sampai
Pelatihan Pengelolaan Limbah Organik, mereka betul-betul sudah mandiri.
(4) Praktek Lapang, (5). Penulisan 4.4. Partisipasi Mitra dalam kegiatan
Laporan dan (5) Perbaikan Laporan ini adalah :
Akhir, Penggandaan dan Distribusi 1. Ikut terlibat langsung dalam
Laporan. kegiatan FGD, PRA
4.1. Persiapan 2. Menentukan anggota KSM yang
Pada tahapan ini dilakukan menjadi peserta
persiapan mulai dari sosialisasi pada 3. Memberikan laporan tahap awal
masyarakat sasaran, sosialisasi dengan tentang kondisi dan karektiristik
tokoh-tokoh masyarakat dan aparat masyarakat.
pemerintah tentang rencana pelatihan 4. Pembagian kelompok berdasarkan
pengelolaan limbah organik, penentuan jenis wilayah
lokasi pelatihan dengan pertimbangan 5. Pembinaan kelompok
tidak terlalu jauh dari kediaman
masyarakat Parangloe, penyiapan sarana D. KARYA UTAMA
dan prasarana, serta konsultasi. Tim bersinergi secara bersama-sama
4.2. Penentuan Peserta dan Pembagian dalam merancang bentuk pelatihan
Kelompok pengelolaan dan pemanfaatan sampah
organik dan turut serta melibatkan mitra

89
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Peningkatan Kesejahteraan Keluarga yang mempunyai kepedulian terhadap


(PKK) dan Kelompok Wanita Tani lingkungan beserta dengan kondisi tempat
(KWT) Nusa Indah Kelurahan Parangloe tinggal dari masing-masing kelompok.
Kecamatan Tamalanrea Kota metro Peserta dibagi dalam 4 kelompok besar
Makassar. Tim peneliti bertindak sebagai berdasarkan dari karekteristik masing-
penaggungjawab dan pengarah masing tempat tinggal: perumahan,
pelaksanaan kegiatan. PKK dalam hal ini kawasan kumuh, industri rumah tangga.
sebagai pelaksana kegiatan bersama Pelatihan
dengan kelompok-kelompok masyarakat. Setelah merangkum masalah yang
Sosialisasi pada masyarakat sasaran, dipaparkan anggota mitra pada tahap
sosialisasi dengan tokoh-tokoh sosialisasi maka tim merancang sebuah
masyarakat dan aparat pemerintah tentang pelatihan pengolahan sampah rumah
rencana pelatihan pengelolaan limbah tangga menjadi kompos dengan bantuan
organik, penentuan lokasi pelatihan alat dekomposter aerob. Pelatihan ini
dengan pertimbangan tidak terlalu jauh dilakukan dengan menghadirkan anggota
dari kediaman masyarakat Parangloe, mitra pertama dan kedua. Pelatihan ini
penyiapan sarana dan prasarana, serta dilakukan selama dua hari dan dihadiri
konsultasi. Dari hasil sosialisasi dapat oleh 34 orang peserta dan 6 pemateri.
diperoleh data tentang jumlah masyarakat

Gambar 1. Pemaparan materi Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi kompos

Gambar 2. Keseriusan peserta dalam mengikuti jalannya pelatihan

90
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Gambar 3. Penyerahan alat Dekomposter aerob kepada mitra


Pendampingan saat sekarang ini, alat tersebut difungsikan
Kegiatan pendampingan dilakukan dengan baik oleh mitra. Secara
terhadap tingkat pemanfaatan alat berkelompok mitra memanfaatkan alat
dekomposter aerob yang dibagikan tersebut. Setiap kelompok memiliki satu
kepada mitra dalam mengolah sampah alat dekomposter yang ditempati untuk
organic limbah rumah tangga mereka mengolah limbah organik anggota
menjadi produk yang berguna. Sampai kelompok masing-masing.

Gambar 4. Pengolahan limbah organik rumah tangga dengan dekomposter aerob.

Demplot Aplikasi Kompos sayuran seperti kangkung, bayam, sawi


Dekomposter aerob yang dan cabe disebuah lahan kosong yang ber-
diberikan kepada kelompok mitra dapat ada dekat dari tempat tinggalnya. Selama
memproduksi kompos sebanyak 30 ± 40 ini, kelompok Tani nusa Indah telah
kg kompos / 2 bulan. Sampai saat mengembangkan sayuran organik untuk
sekarang ini mitra telah 2 kali memanen komsumsi rumah tangga semua anggota
komposnya. Pemanenan pertama dan sebagian untuk dipasarkan. Namun
digunakan untuk menyuburkan tanaman pupuk yang digunakan masih pupuk
pekarangan warga sekitar. Umumnya kandang yang dibeli dari usaha
pekarangan masyarakat Kelurahan peternakan sapi yang ada di Kelurahan
Parangloe masih tergolong luas sehingga Untia. Dengan adanya alat dekompoter
mereka memanfaatkan dengan sayuran, aerob ini, masyarakat Kelurahan
tanaman buah dan tanaman hias. Parangloe kini memproduksi kompos
Sementara kompos hasil untuk tanaman sayuran mereka sehingga
pemanenan kedua digunakan di kebun tidak perlu lagi mengeluarkan dana
mitra, kelompok wanita Tani Nusa Indah. pembelian pupuk ataupun tergantung pada
Kelompok tersebut menanam tanaman

91
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

pihak lain untuk pemenuhan pupuk membungkus makanan, kita dapat


kandang ataupun pupuk kompos. menggunakan tempat-tempat
makanan yang berasal dari kertas
E. ULASAN KARYA atau plastik sehingga mudah untuk
Kompos merupakan hasil di daur ulang lagi, sedikit informasi
perombakan bahan organik oleh mikroba bahwa styrofoam itu adalah bahan
dengan hasil akhir adalah kompos. yang tidak bisa di daur ulang.
Pengomposan merupakan salah satu 2. Reuse.
alternatif pengolahan limbah padat Reuse ini adalah sebuah cara
organik yang banyak tersedia disekitar pelestarian lingkungan dengan
kita. Dari sisi kepentingan lingkungan, meng-gunakan kembali sebuah
pengomposan dapat mengurangi volume barang, contohnya kita dapat
sampah dilingkungan kita, karena memberikan pakaian kita yang
sebagian besar sampah tersebut adalah sudah tidak terpakai lagi oleh kita
sampah organik. Ditinjau dari sisi namun masih layak dipakai kepada
ekonomi, pengomposan sampah padat kepada panti asuhan apabila pakaian
organik berarti, bahwa barng yang semula tersebut sudah tidak layak
tidak memiliki nilai ekonomis dan bahkan dipergunakan lagi, maka maka kita
memerlukan biaya yang cukup mahal dapat menjadikannya sebagai lap
untuk menanganinya dan sering pembersih.
menimbulkan masalah sosial, ternyata 3. Recycle
dapat diubah menjadi produk yang Yang satu ini tentunya tidak asing
bermanfaat dan bernilai ekonomis. lagi bagi masyarakat. Recycle
Pengomposan pada dasarnya merupakan merupakan sebuah cara pelestarian
upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia lingkungan dengan cara mendaur
agar mampu mempercepat proses ulang kembali sebuah barang,
dekomposisi bahan organik. Yang contohnya kita dapat mendaur ulang
dimaksud mikrobia adalah bakteri, fungi sampah-sampah organik yang ada di
dan jasad renik, sedangkan bahan organik rumah kita menjadi kompos, dan
adalah jerami, sampah kota, limbah lain-lain.
pertanian, kotoran hewan/ ternak dan 4. Replant
sebagainya (Surtinah, 2013). Replant adalah cara pelestarian
Hasil studi dan identifikasi lingkungan dengan cara menanam
lapangan serta koordinasi dengan ibu-ibu kembali tanaman hijau di daerah
PKK di Kelurahan Parangloe dan yang hampir sudah tidak ada
kelompok wanita tani (KWT) Nusa Indah tanaman hijau lagi ataupun kita
di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar, dapat mengadakan replant ini di
maka permasalahan prioritas yang dapat daerah hutan yang sudah hampir
diselesaikan selama pelaksanaan program rusak.
ipteks bagi masyarakat (ibM) yang bisa Dengan demikian pemanfaatan
diterapkan dalam mengolah sampah atau limbah organik menjadi kompos
limbah organik menjadi kompos adalah yang berasal dari sampah
sebagai berikut: masyarakat kota sebagai bahan
1. Reduce. pupuk organik untuk tanaman
Reduce adalah tindakan pelestarian merupakan pilihan yang sangat
lingkungan dengan mengurangi baik, mengingat di daerah sekitar
pemakaian barang-barang yang lokasi pengabdian (Parangloe)
kurang perlu, salah satu contoh kita sangat mudah didapatkan bahan
seharusnya dapat mengurangi pembuatan kompos yang terdiri dari
pemakaian styrofoam untuk

92
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

limbah rumah tangga, pasar, industri c) Terciptanya lingkungan masyarakat


dan lain-lain. yang bersih, sehat dan peduli akan
kesehatan baik secara pribadi maupun
F. KESIMPULAN bagi lingkungannya.
Berdasarkan hasil capaian Sedangkan manfaat kegiatan
kegiatan yang telah dilaksanakan di pengabdian yang diharapkan yaitu: a) Ter-
Kelurahan Parangloe, maka dapat bentuknya kelompok masyarakat yang
disimpulkan bahwa: produktif, mampu mengelola limbah
a. Dengan iptek pengelolaan dan organik secara mandiri dengan baik dan
pengolahan limbah atau sampah efisien sehingga menjadi bermanfaat dan
organik rumah tangga yang bernilai ekonomi. b) Kedua kelompok
ditawarkan diterima dengan baik mitra mampu mengadopsi dan
oleh masyarakat Parangloe. menerapkan teknologi tepat guna yang
b. Masyarakat kini dapat mengolah berdampak pada peningkatan pendapatan
sampah organik rumah tangga dan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
sekitarnya dengan alat
dekomposter aerob yang diperoleh H. DAFTAR PUSTAKA
dari program IbM ini dan hasilnya $QGRNR $JXV ´%XGLGD\D 3DGL
digunakan untuk pemupukan 6HFDUD 2UJDQLN´ &HWDNDQ NH-5,
tanaman sayuran mitra. Jakarta: Penebar Swadaya
c. Pembinaan lanjutan di Kelurahan Djuarnani, Nan. 2005. Cara cepat
Parangloe masih diperlukan dalam Membuat Kompos. PT. Agromedia
hal pengolahan sampah organik Pustaka. Depok.
dengan bantuan alat pencacah Murni Y, F. Iskarima, A. Padulemba.
yang memudahkan penguraian di Optimasi Proses Pembuatan
dalam alat dekomposter. Selain itu Kompos dari Sampah Organik
pembinaan pemanfaatan lahan dengan Cara Fermentasi
pekarangan yang cukup luas cukup Menggunakan EM4. Institut Sains
potensial untuk pengembangan dan Teknologi AKPRIND,
berbagai jenis tanaman hias, Yogyakarta.
sayuran dan buah. Santi T. Kartika, 2006. Pengaruh
pemberian pupuk kompos terhadap
pertumbuhan tanaman tomat
G. DAMPAK DAN MANFAAT (lycopersicum esculentum mill).
KEGIATAN Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.3
Dampak dari kegiatan pengabdian No.9, Desember 2006.
ini adalah: a) Mendorong pengembangan Sudrajat, 2014. Mengelola Sampah Kota,
dan peningkatan kemampuan kelompok Niaga Swadaya, Jakarta.
mitra (PKK dan KWT Nusa Indah, Suriani, 2009. Pemanfaatanm kompos
Parangloe) secara mandiri dalam sampah rumah tangga dan Bacillus
mengelola dan memanfaatkan limbah sp dalam mengendalikan Hama
organik menjadi pupuk organik untuk Penggerek Buah Kakao. Tesis.
menghasilkan tanaman sayuran yang UNHAS.
sehat dan bergizi. b) Meningkatkan Surtinah, 2013. Pengujian kandungan
kemampuan sumberdaya manusia (SDM) unsur hara dalam kompos yang
kelompok mitra sebagai hasil dari proses berasal dari serasah tanaman jagung
terjadinya transfer ilmu pengetahuan dan manis (zea mays saccharata). Jurnal
teknologi tentang bagaimana cara Ilmiah Per-tanian Vol. 11, No. 1.
mengelola limbah organik yang baik Agustus 2013.
menjadi pupuk organik yang bermanfaat.

93
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Sutejo, Mulyani., 2002. Pupuk dan Cara kelompok mitra yaitu PKK Parangloe dan
Pemupukan. PT. Rineka Cipta, KWT Nusa Indah Parangloe atas
Jakarta. kerjasamanya dalam kegiatan PPM ini,
Yuwono Dipo. 2005. Kompas. Penebar serta Pemerintah Kecamatan Tamalanrea
swadaya. Jakarta. Kota Makassar yang memberikan izin
untuk melaksanakan kegiatan PPM di
I. PERSANTUNAN daerah tersebut, dan LP2M Universitas
Ucapan terima kasih kepada Islam Makassar atas bimbingan dan
DITLITABMAS DIKTI atas dana yang arahannya selama pelaksanaan kegiatan
diberikan sehingga kegiatan PPM ini tersebut.
dapat dilaksanakan, juga kepada kedua

94

Anda mungkin juga menyukai