PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Papan tulis, merupakan “alat” yang sangat diperlukan disetiap sekolah dan di kelas. Bahkan
papan tulis dikatakan fasilitas yang mutlak diperlukan, seperti halnya diperlukan meja dan
kursi. Dengan papan tulis, pengajar dapat menulis dan menjelaskan materi pelajaran secara
efektif dan efisien, sehingga pembelajar dapat menerima pelajaran dengan baik. Papan tulis
dapat di gunakan secara baik, dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunanaan papan
tulis.Papan tulis, belum dapat dikategori sebagai “media pembelajaran”, tetapi sebagai alat
pelajaran. Papan tulis dapat dikategori sebagai media pembelajaran, apabila “papan tulis”
tersebut telah difungsikan atau digunakan untuk memberikan informasi atau digunakan untuk
menjelaskan meteri pelajaran atau papan tulis itu sendiri fungsinya telah memberikan
informasi kepada penerima pesan atau “pembelajar”.
Papan tulis merupakan alat yang lazim digunakan, tetapi pertanyaannya bagaimana saudara
dapat menggunakan papan tulis dengan baik, efektif, dan efisien dalam menjelaskan pelajaran
di kelas?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar para mahasiswa khususnya calon guru
mengetahui sejarah papan tulis, kelebihan dan keunggulan serta mengoptimalkan penggunaan
papan tulis sebagai media pembelajaran.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa mengetahui kelemahan dan
kekurangan papan tulis sebagai media pembelajaran, serta bagaimana cara mengoptimalkan
penggunaannya. Dengan begini mahasiswa dan calon guru mampu menguasai papan tulis
sebagai media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Papan Tulis
Papan hitam pada zaman dahulu hanyalah sekeping batu untuk mencatat nota di atasnya
tanpa menggunakan kapur tulis karena pada masa itu kapur tulis masih belum wujud lagi.
Kanak-kanak hanya menggunakan batu kecil untuk menulis di atasnya. Tulisan dengan
mudahnya dipadam menggunakan sehelai kain buruk.
Pada lewat kurun ke-18 dan awal kurun ke-19, ‘’papan batu’’ ini sering digunakan di
sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. ‘’Papan batu’’ ini ditambat
pada rangka kayu untuk membantu mengukuhkannya dan mengelakkannya daripada retak.
Pada masa itu, kertas amat mahal dan sukar untuk didapati dan oleh sebab itu, ‘’papan batu’’
ini amat sesuai sebagai pengganti.
Namun, pada suatu ketika, ‘’papan batu’’ ini mulai digunakan dengan kaedah terbaru.
Seorang guru geografi yang bekerja di Scotland dilaporkan telah mengambil ‘’papan batu’’
daripada pelajar-pelajarnya dan menggantungkannya pada dinding. Dia kemudiannya
menggunakannya untuk membuat papan tulis yang boleh diubah untuk menulis maklumat
geografi yang membolehkan pelajarnya membaca bersama-sama. Revolusi papan hitam
bermula dari sini.
Idea ini diaplikasikan dengan cepat. Penggunaan papan hitam dalam cara ini yang pertama
sekali direkodkan ialah di benua Amerika Utara, yaitu apabila papan hitam digunakan di
Akademi Ketenteraan Amerika Syarikat di West Point. Akademi ketenteraan yang lain juga
kemudiannya mengikut kaedah penggunaan papan hitam ini dan akhirnya, kaedah ini telah
tersebar di semua sekolah-sekolah yang lain.
Pada sekitar 1850-an, sekolah-sekolah telah dilengkapkan dengan papan hitam bersama-sama
dengan beberapa perkakas lain seperti dapur (yang menggunakan kayu untuk memasak) dan
bangku. Walau bagaimanapun, penggunaan papan hitam masih lagi belum menjadi sesuatu
yang biasa.
Apabila teknologi semakin maju, batu yang digunakan untuk menulis pada papan hitam telah
digantikan dengan kapur tulis. Kapur tulis yang lembut ini lebih mudah untuk digunakan
pada papan hitam dan juga lebih mudah untuk dibersihkan. Kain buruk yang pernah
digunakan untuk memadam tulisan pada papan hitam telah digantikan dengan pemadam
papan hitam yang baru, yang mana mampu menyerap lebih banyak habuk kapur tulis dan
mengelakkannya daripada berterbangan di udara. Papan hitam juga tidak lagi diperbuat
daripada ‘’papan batu’’ tetapi kepingan besi dengan porselin.
Sejak kebelakangan ini, banyak sekolah telah menggantikan papan hitam dengan papan putih
karena bimbang dengan masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat habuk kapur tulis.
B. Proses Penggunaan Papan Tulis Sebagai Media Pembelajaran
Papan tulis, merupakan “alat” yang sangat diperlukan disetiap sekolah dan di kelas. Bahkan
papan tulis dikatakan fasilitas yang mutlak diperlukan, seperti halnya diperlukan meja dan
kursi. Dengan papan tulis, pengajar dapat menulis dan menjelaskan materi pelajaran secara
efektif dan efisien, sehingga pembelajar dapat menerima pelajaran dengan baik. Papan tulis
dapat di gunakan secara baik, dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunanaan papan
tulis. Papan tulis, belum dapat dikategori sebagai “media pembelajaran”, tetapi sebagai alat
pelajaran. Papan tulis dapat dikategori sebagai media pembelajaran, apabila “papan tulis”
tersebut telah difungsikan atau digunakan untuk memberikan informasi atau digunakan untuk
menjelaskan meteri pelajaran atau papan tulis itu sendiri fungsinya telah memberikan
informasi kepada penerima pesan atau “pembelajar”.
keterampilan menggunakan papan tulis perlu dipelajari dan karena itu pengajar-pengajar
lulusan tenaga kepengajaran akan dapat menggunakan papan tulis secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ada tekhnik khusus yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam menggunakan papan tulis
agar tujuan pembelajaran bisa di capai dengan baik, diantaranya :
1. penyajian tulisan harus benar-benar jelas,agar semua siswa dapat melihatnya secara merata
dan jelas.
2. Menyajikan materi secara terperinci.
3. Menulis dan menggambar haruslah berbentuk sederhana.
4. Menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam papan tulis kepada siswa apabila ada yang masih
belum dimengerti.
5. Setelah itu usahakan murid untuk mencoba kedepan kelas tentang materi pelajaran yang
sedang berlangsung.
C. Keunggulan Papan Tulis
Penggunaan papan tulis pada saat menjelaskan materi pelajaran, memiliki nilai manfaat yang
sangat penting, antara lain :
1. Tidak memerlukan banyak pekerjaan dan persiapan.
2. Penyajian pelajaran dapat dilakukan dengan jelas oleh pengajar selangkah demi selangkah
dan secara sistematis.
3. Dapat menjelaskan hal-hal sesaat (misalnya untuk menjawab pertanyaan).
4. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dapat dilihat dan segera diperbaiki oleh
pengajar secara langsung.
5. Merangsang pembelajar untuk dapat belajar secara efektif.
6. Pembelajar dapat melihat dan dapat membaca dengan jelas apa yang ditulis oleh pengajar
di papan tulis.
7. Memotivasi pembelajar untuk terbiasa bekerja pada papan tulis.
D. Kelemahan Papan Tulis
Manfaat dan nilai penggunaan papan tulis dalam proses pembelajaran di kelas sangat besar,
tetapi ada beberapa hal yang secara langsung atau tidak langsung dapat membatasi pengajar
menggunakan papan tulis, yaitu:
1. Ada sebagian pengajar merasa tidak tenang apabila menggunakan papan tulis. Merasa
tidak mempunyai kecakapan menulis, menggambar yang bagus dan indah di papan tulis. Hal
ini menyebabkan keragu-raguan dan timbul rasa segan untuk menggunakan papan tulis
sebagai media pembelajaran.
2. Pengajar segan untuk mempersiapkan dan membersihkan papan tulis sebelum mengajar,
karena takut tangan kotor terkena debu kapur. Atau untuk mempersiapkan suatu demonstrasi
melalui papan tulis memerlukan waktu dan meminta perhatian, ketekunan tersendiri dari
pengajar. Akibatnya dapat menimbulkan rasa segan ketika menggunakan papan tulis.
3. Adanya alat-alat modern yang mulai digunakan dalam proses pembelajaran di kelas,
seperti slide, kaca terbus cahaya, film, vidio, VCD, LCD, dll.
4. Banyak buku-buku pelajaran yang dapat dibeli dan dimiliki oleh pembelajar, dari pada
mencatat pelajaran dari papan tulis.
5. Pembelajar tidak selalu dapat melihat pelajaran dengan mudah di papan tulis, karena
mungkin pengajar berdiri di depan papan tulis dan menutupi tulisan di papan tulis.
6. Apabila pembelajar diberi kesempatan untuk menggunakan papan tulis, maka memerlukan
waktu yang banyak, mengurangi jumlah bahan yang akan diajarkan, dan membosankan.
7. Demonstrasi dan ilustrasi yang disajikan pengajar pada papan tulis, seringkali tidak dapat
ditangkap pembelajar dengan jelas, sukar dilihat dan kemungkinan tidak dimengerti
pembelajar, karena pengajar berdiri di depan papan tulis.
8. Debu kapur, dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan pengajar, yaitu sakit paru-paru,
tenggerokan, gangguan kulit, dan pernapasan. Apalagi ventilasi ruangan tidak begitu baik .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada lewat kurun ke-18 dan awal kurun ke-19, ‘’papan batu’’ ini sering digunakan di
sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. ‘’Papan batu’’ ini ditambat
pada rangka kayu untuk membantu mengukuhkannya dan mengelakkannya daripada retak.
Pada masa itu, kertas amat mahal dan sukar untuk didapati dan oleh sebab itu, ‘’papan batu’’
ini amat sesuai sebagai pengganti.
Namun, pada suatu ketika, ‘’papan batu’’ ini mulai digunakan dengan kaedah terbaru.
Seorang guru geografi yang bekerja di Scotland dilaporkan telah mengambil ‘’papan batu’’
daripada pelajar-pelajarnya dan menggantungkannya pada dinding. Dia kemudiannya
menggunakannya untuk membuat papan tulis yang boleh diubah untuk menulis maklumat
geografi yang membolehkan pelajarnya membaca bersama-sama. Revolusi papan hitam
bermula dari sini.
Kelebihan papan tulis:
a. Tidak memerlukan banyak pekerjaan dan persiapan.
b. Penyajian pelajaran dapat dilakukan dengan jelas oleh pengajar selangkah demi selangkah
dan secara sistematis.
c. Dapat menjelaskan hal-hal sesaat (misalnya untuk menjawab pertanyaan).
d. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dapat dilihat dan segera diperbaiki oleh
pengajar secara langsung.
e. Merangsang pembelajar untuk dapat belajar secara efektif.
f. Pembelajar dapat melihat dan dapat membaca dengan jelas apa yang ditulis oleh pengajar
di papan tulis.
g. Memotivasi pembelajar untuk terbiasa bekerja pada papan tulis.
Media Sederhana yang cukup mudah dibuat oleh guru adalah media dua dimensi. Media
dua dimensi adalah media yang hanya memiliki ukuran panjangdan lebar atau media yang
berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi media grafis, media
papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
Media pembelajaran dua dimensi yang dibahas dalam uraian ini
adalah media papan atau media bentuk papan. Media papan disebut juga
media bentuk papan karena perangkatnya berbentuk bilah papan dan
digunakan untuk meletakkan pesan yang dikehendaki.
Terdapat beberapa jenis media yang tergolong media papan. Media-
media tersebut adalah papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan
papan magnet. Berikut ini dipaparkan tentang media-media papan
tersebut.
A. Papan Tulis
Papan tulis merupakan media dua dimensi yang paling terkenal dan
telah cukup lama digunakan di berbagai tempat. Pemanfaatan papan tulis
tidak hanya di lingkungan sekolah, melainkan juga di rumah-rumah sakit,
kantor-kantor, lembaga-lembaga pendidikan, dan bahkan keluarga.
Kapan papan tulis mulai digunakan orang tak dapat diketahui dengan
pasti. Berabad-abad lamanya papan tulis telah digunakan untuk papan
tulis bermacam-macam. Bahan yang paling lazim untuk pembuatan
papan tulis adalah kayu yang dicat hitam.
Papan tulis berbahan kayu yang dicat hitam memerlukan kapur tulis untuk memanfaatkan
papan tulis itu sebagai media pembelajaran. Selain papan tulis berwarna hitam,terdapat juga
papan tulis berwarna putih dengan permukaan yang lebih halus. Papan tulis putih (white
board) memerlukan spidol untuk alat tulisnya. Dewasa ini warna papan tulis cukup
bervariasi, tidak hanya hitam dan putih, tetapi juga warna-warna lain. Penggunaan warna lain
tersebut dimaksudkan untuk menambah keefektifan dan mengurangi kelelahan mata.
1. Aktivitas pebelajar atau siswa sulit diawasi apabila guru terlalu lama
menulis di papan tulis
2. Debu kapur tulis dapat mengotori lingkungan dan bila dihirup oleh
guru dan siswa dapat mengganggu kesehatan
3. Tulisan guru yang kurang bagus dapat memberi dampak yang
kurang menguntungkan, baik bagi guru maupun siswa.
1. Dahulu papan tulis yang umum digunakan adalah papan tulis yang
memiliki sandaran. Saat ini mulai banyak digunakan papan tulis
yang dilekatkan pada dinding ruang kelas. Papan tulis yang
dilekatkan pada dinding kelas lebih menghemat ruangan kelas.
2. Selain papan tulis bersandaran dan dilekatkan pada dinding, ada
beberapa bentuk papan tulis yang lain, misalnya papan tulis lipat
dan papan tulis geser.
3. Ukuran papan tulis sebaiknya disesuaikan dengan ukuran kelas.
Pada umumnya ukuran papan tulis sekurang-kurangnya adalah 3
meter x 1,20 meter.
Penggunaan cetakan papan tulis akan banyak membantu guru yang
memiliki kemampuan menggambar yang kurang baik. Dengan bantuan
alat ini, guru tertolong untuk membuat gambar-gambar dengan cepat,
walaupun hanya berupa pola dari gambar yang akan dibuat. Cetakan
papan tulis dapat dibuat dari bahan kayu, karton tebal, plastik, logam,
keramik, dan lain-lain.
Stensil papan tulis merupakan pola gambar pada kertas manila atau
kertas karton. Pada pola tersebut dibuat lubang-lubang sebagai tempat
masuknya bubuk kapur tulis. Dengan menempelkan pola pada papan tulis
dan membubuhkan debu kapur tulis pada penghapus, maka akan
berbentuk pola yang diinginkan di papan tulis. Setelah stensil papan tulis
diangkat, selanjutnya guru menghubungkan titik-titik bekas kapur
tersebut, sehingga pola yang terbentuk semakin sempurna.