Anda di halaman 1dari 5

newzizzahaz

Tips dan Trik Sukses Lulus Uji Kompetensi Perawat


 kang nur

2 tahun yang lalu

Disadari atau tidak disadari Uji Kompetensi bisa menjadi momok


sebagian perawat lulusan baru, karena tidak jarang ada yang harus mengulang karena nilai
yang didapat masih dibawah standar. Tidak ada remidi, tapi harus ikut di periode berikutnya
sehingga banyak waktu yang terbuang, akibatnya tidak bisa segera mendapatkan pekerjaan
yang layak seperti apa yang dicita-citakan.

Sebetulnya standar nilai kelulusan dari uji kompetensi itu sangat rendah, hanya 48,3. Itu
artinya bila Anda dapat menjawab soal minimal 48, 3% dari soal sudah benar, maka Anda
dikatakan kompeten. Berarti pula dari jumlah 180 soal yang diujikan Anda bisa menjawab
minimal 87 soal, berarti Anda sudah kompeten. Berarti pula ketika jawaban Anda dari 180
soal yang salah sebanyak 93, itu menunjukkan Anda masih kompeten.

Sepertinya mudah untuk mendapatkan nilai 48,3 , tapi pada kenyataannya banyak yang
meleset, sangat sulit mencapai angka kompeten. Kejadian ketidaklulusan UKOM bisa terjadi
pada lulusan perawat yang nilai IP-nya rendah sampai yang cumlaude sekalipun.Mungkin ada
faktor internal atau eksternal yang bisa mempengaruhi ketidaklulusan ini.

Apakah soal-soal yang diujikan terlalu sulit bagi lulusan perawat? Bisa jadi iya, tapi pada
dasarnya sulit tidaknya itu relatif. Bentuk soal sering seperti menggambarkan sebuah cerita,
sehingga perlu dipahami secara seksama, kalau dibaca sambil lalu tidak akan bisa dipahami.
Hal inilah yang membuat soal terasa sulit, apalagi jumlah soalnya lumayan banyak, 180 soal
dengan estimasi waktu 1 soal 1 menit. Soal cerita yang lumayan njlimet seperti itu kadang 1
menit terasa kurang.

Persiapan Pra Ukom

Kalau pingin lulus Ukom jangan sekali-kali meremehkannya. Persiapkan diri Anda sebaik
mungkin. Tapi persiapan Anda bukannya belajar Sistem Kebut Semalam, yaitu belajar
semalam suntuk membaca semua materi sampai kelar. Bukan itu. Soal Ukom merupakan
gambaran kasus di lapangan, jadi Anda harus bisa menganalisa berbagai kasus berdasar teori
yang Anda dapat selama kuliah. Jadi persiapan Anda ya selama Anda kuliah itu, 3 tahun
untuk D3 dan 5 tahun untuk Ners. Gunakan waktu selama kuliah untuk belajar sebaik
mungkin. Setiap praktek di lapangan gunakan untuk membuat asuhan keperawatan berdasar
kasus yang Anda dapat. Asuhan Keperawatan jangan dibuat dari hasil copy paste, tapi benar-
benar dari Analisa Anda sendiri. Jangan jadi AMK yang diplesetkan menjadi Ahli
Mengarang Kasus. Bila Anda banyak belajar dan berlatih di waktu kuliah, in sya Allah
sertifikat kompetensi akan Anda dapatkan dengan mudah.

Belajar sebagai penyegaran


Menjelang Ukom, bolehlah Anda belajar, buka-buka buku teori hanya sebagai penyegaran
saja. Semua materi sudah Anda lahap ketika kuliah, jadi belajarnya tidak usah terlalu
berlebihan. Belajar santai akan memberikan dampak psikologis yang baik pada jiwa Anda
juga meminimalkan gangguan pada fisik Anda. Tidak ada rasa tertekan maupun kelelahan.
Semua bisa dihadapi dengan serius tapi santai.

Soal Ukom tidak pernah sama dari waktu ke waktu, tapi selalu mengacu pada materi-materi
yang itu-itu saja. Dari system anatomi tubuh banyak keluar dari materi system pernapasan,
system jantung dan pembuluh darah, system limpatik, system pencernaan dan hepatobilier,
system syaraf dan prilaku, system reproduksi, dan system ginjal dan saluran kemih.

Dari kebutuhan dasar manusia bisa dipelajari tentang kebutuhan oksigenasi, kebutuhan cairan
dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan rasa aman dan nyaman dan kebutuhan
psikososial.

Semua tahapan proses keperawatan mulai dari pengkajian, penentuan diagnose, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi harus dipelajari.

10 besar penyakit di Indonesia seringkali menjadi penyumbang soal Ukom terbanyak. 10


besar penyakit di Indonesia biasanya tidak jauh-jauh dari hypertensi, luka bakar, diare, stroke,
diabetes melittus, tuberculosa, sindroma coronaria Akut, asthma, DHF,dan Gastritis. Tidak
menutup kemungkinan ada soal di luar kasus tersebut tapi paling cuma sedikit.

Anda juga harus menguasai penanganan trauma, triase, bantuan hidup dasar, pemeriksaan
kehamilan dan pertolongan persalinan.

Jangan lupa pelajari SOP dari tindakan yang sering dilakukan perawat, seperti pemeriksaan
fisik, pemasangan infus, pemasangan kateter, pemasangan NGT, huknah, pemasangan
oksigen, perawatan luka. Jangan lupa pelajari tindakan yang sering terjadi di semua mata
kuliah.

Haduhhhh… pusing ya… itu berarti Anda harus belajar semua yang Anda pelajari selama
kuliah. So… jangan pusing, santai saja, karena semua yang di atas sudah Anda kuasai selama
kuliah.

Pelajari materi yang bukan favorit Anda.

Ada yang menyarankan agar kita belajar dari yang kita sukai dulu, dan abaikan yang tidak
kita sukai. Tapi menurut saya yang seperti ini harus kita balik ketika Ukom terjadi. Pembuat
soal Ukom itu tidak akan melihat kita menyukai apa sehingga soal dari semua mata kuliah
akan kita dapati. Suka tidak suka kita akan mendapati soal dari mata kuliah yang kita benci
setengah mati, dan kita harus menjawab dengan benar tentunya.

Ketika saya Ukom, saya lebih serius mempelajari mata kuliah jiwa, karena saya sangat benci
dengan mata kuliah ini. Ternyata yang dibenci malah banyak bermunculan, dan alhamdulillah
saya bisa menjawab soalnya dengan mudah karena sudah saya pelajari dengan baik. Untuk
mata kuliah favorit tetap dipelajari, tapi santai saja, karena sudah menjadi yang disukai maka
akan lebih mudah mengingatnya.

Ikuti Try Out


Jangan remehkan try out. Ada beberapa orang yang tidak ikut try out, mungkin merasa diri
sudah mampu, atau sudah cukup dengan mempelajari soal-soal yang didapat dari ukom
tahun-tahun yang lalu. Ada grup telegram yang berisikan bimbingan membahas soal-soal
ukom, tapi semua hal itu tidak akan bisa menggantikan fungsi try out. Try out merupakan
latihan dari ukom, latihan mengerjakan soal dibawah tekanan, karena suasana try out sudah
dibuat sama seperti ketika ukom.  Tekanan menghadapi pengawas yang selalu mencatat
aktifitas mencurigakan kita, pengawas dalam hal ini tidak akan menegur kita, tapi hanya
mencatat.

Tekanan paling besar adalah berburu dengan waktu yang ada. Ruangan ber-AC bisa menjadi
terasa panas ketika diberitahu waktunya tinggal sedikit sedang soal yang dikerjakan masih
banyak. Apalagi ketika kanan kiri depan belakang kita sudah selesai duluan, dan membuat
suasana sedikit gaduh, huaduh… rasanya semakin panik.

Nilai try out akan menggambarkan seberapa siap kita menghadapi ukom. Bila nilai try
out kita belum kompeten, nanti kita bisa tahu sisi mana dari diri kita yang salah dan perlu
diperbaiki. Mungkin perlu banyak belajar kasus lagi, atau kurang tepat dalam memanagemen
waktu, atau permasalahan yang lain. Bila nilai ukom kita sudah kompeten tapi masih pas-
pasan, jangan terlena, Anda masih harus meningkatkan nilai Anda agar bisa aman dan tidak
terpeleset menjadi tidak kompeten. Sedangkan yang sudah kompeten dengan nilai bagus,
maka itu berarti Anda sudah siap dan trik anda sudah jitu, pertahankan kalau perlu tingkatkan
lagi. Jeda antara try out dan ukom cukup lama, sehingga bisa untuk perbaikan pada diri kita.

Jeda Try Out dan Ukom untuk Perbaiki Diri

Sebuah prinsip yang harus kita tanamkan dalam ukom adalah, “Semua teman satu angkatan
adalah saudara, bukan rival”. Maksudnya adalah, dalam satu angkatan harus lulus ukom
semua, dengan cara kita saling membantu satu sama lain. Membantu bukan berarti saling
memberikan jawaban, bukan itu, tetapi saling berbagi trik, saling berbagi dalam pembahasan
soal, saling berbagi bagaimana agar bisa menyelesaikan soal dengan baik. Hal ini bisa
diwujudkan ketika jeda try out dan ukom. Gunakan waktu ini untuk saling berbagi dalam
menyelesaikan soal, atau dalam memanage waktu agar tidak kehabisan waktu ketika soal
belum terselesaikan.

Ukom tidak akan tercantum nilai apalagi juaranya. yang ada hanya kompeten dan tidak
kompeten. Jadi sebisa mungkin semua bisa kompeten, yang tentunya ini akan menjadi sebuah
kebanggaan tersendiri bagi Anda dan bagi semua dosen pembimbing.

Bagi yang nilai try outnya masih dibawah standar cari letak letak kesulitannya, agar segera
bisa dicari solusinya secara bersama-sama. Ketika tahu letak kesalahan dan solusinya agar
segera berlatih supaya ketika Ukom sudah siap untuk mengerrjakan semua soal. Ada
beberapa persoalan yang menjadi kendala dalam pengerjaan Ukom, saya rasa hal ini juga
dialami oleh sebagian besar mahasiswa, diantaranya adalah :

 Banyak kehilangan waktu. Banyak yang mengatakan tidak bisa mengerjakan soal di menit-
menit terakhir. Ketika pengawas mengatakan waktu tinggal 15 menit, ada yang masih menyisakan
30 s/d 60 soal belum dikerjakan. Karena merasa sudah tidak bakalan selesai dengan tepat waktu
maka langkah yang diambil adalah menjawab tanpa membaca soal dan pilihan jawaban. Hanya
mengandalkan keberuntungan saja, siapa tahu ada jawaban yang benar.
 Masalah yang lain adalah tidak bisa melingkari jawaban dengan benar. Maksudnya adalah…
Awalnya lembar jawaban disediakan dalam bentuk kertas dengan metode jawaban menggunakan
pensil 2b, jawaban berbentuk lingkaran kecil ditebalkan dengan menggunakan pensil 2b, tidak
boleh melebihi garis lingkaran. Tapi era sekarang metode ini sudah mulai diganti dengan
menggunakan komputer langsung, hanya saja pengadaan komputer butuh biaya yang banyak,
maka dari itu masih ada beberapa daerah yang masih menggunakan lembar kertas sebagai
jawaban soal ukom. Cara menjawab dengan pensil 2b inilah kemungkinan menjadi salah satu
faktor kegagalan Ukom, Mungkin kurang tebal atau coretan terlalu keluar dari garis lingkaran.

Siasat agar tidak kehilangan banyak waktu

Soal 180 biji dikerjakan dalam waktu 180 menit, itu berarti 1 soal dikerjakan selama 1 menit.
Ada beberapa teman yang tidak menyadari ketika mengerjakan 1 soal melebihi 1 menit.
Tahu-tahu ketika pengawas memberikan peringatan tentang estimasi waktu baru tersadar,
bahwa waktu yang disediakan ternyata sudah mepet.

Untuk mensiasatinya adalah usahakan mengerjakan soal dengan waktu tepat 1 soal 1 menit,
bahkan kalau bisa lebih cepat lagi semisal 1 soal 50 detik. Untuk mengerjakan soal dengan
estimasi 1 menit 1 soal harus dengan membaca soal secara detail tapi tidak terlalu lambat.
Usahakan satu kali saja dalam membaca soal dan usahakan paham dengan maksud soal,
kalaupun belum paham ulangi 1x saja, jangan sampai 3x lebih, karena bila lebih dari 3x
dijamain waktu yang Anda perlukan akan lebih dari 1 menit. Baca soal dalam hati saja,
jangan dilafadzkan dengan gerak bibir. Ada beberapa teman yang membaca soal dengan
benar-benar dibaca sehingga hal ini akan banyak membuang waktu. Ingat… baca dalam hati
saja.

Tiap 5 soal berhasil dikerjakan, lihat jam dinding, berapa lama waktu yang telah kita
habiskan. Kalau 5 menit  berarti waktu anda sudah pas, bila kurang dari 5 menit berarti Anda
bisa lebih cepat dan masih punya banyak waktu untuk mengerjakan soal berikutnya, bila
lebih dari 5 menit, berarti Anda sudah kehilangan waktu sehingga di 5 soal berikutnya
usahakan selesai sebelum 5 menit. Lakukan latihan sendiri dengan contoh soal yang beredar
di internet, dengan menggunakan lembar jawab yang dibuat mirip. Latihan terus sampai bisa,
jangan putus asa.

Melihat jam dinding juga berfungsi untuk mengistiratkan mata sebentar, setelah 5 menitan
mata melihat dekat, maka butuh waktu rileks untuk melihat jauh. Melihat jauh akan 
membuat lensa mata mengatur cembung dan cekungnya, sehingga mata tidak menjadi
monoton. Juga tubuh kita bisa merasakan lebih rileks karena ada gerakan variasi.

Latihan mengerjakan soal

Latihan mengerjakan 1 soal 1 menit memerlukan 2 pekerjaan yaitu membaca soal dan
mengerjakan soal. Kalau dalam membaca soal sudah kita bahas di atas, gilirannya adalah
mengerjakan soal. Bila mengerjakan soal menggunakan komputer pasti lebih mudah karena
tinggal klik saja di lingkaran yang akan kita jawab. Klik satu kali saja karena kalau double
klik akan menghapus jawaban. Bila lembar jawaban menggunakan kertas dan pensil 2b
sebagai penanya, maka persiapkan alat tulis dengan kwalitas yang baik. Pensil, penghapus
dan rautan. Bagi yang kesulitan mengatur tebal tipisnya jawaban bisa menggunakan
penggaris UAS. Penggaris UAS dilengkapi dengan lobang yang besar dan bentuknya sesuai
dengan yang ada di lembar jawaban kertas komputer. Berbagai bentuk dari lingkaran kecil
sampai besar, elips, kotak, silan sampai contreng juga ada. Bila menggunakan cetakan
jawaban dari penggaris ini maka coretan tidak akan keluar dari garis.
penggaris UAS

Saat Ukom

Ukom yang ditunggu akhirnya tiba, saat yang menentukan kompeten tidaknya seorang
perawat. Jaga stamina dengan cukup makan bergizi dan istirahat seimbang. Dua hari sebelum
Ukom jangan bebani fisik dan psikis dengan hal yang berat. Belajar dengan yang ringan-
ringan saja.Alat-alat persiapkan dengan cermat, jauh-jauh hari sudah siap pakai.

Jangan lupa berdoa setiap habis sholat 5 waktu, mohon agar dipermudah dalam mengerjakan
soalnya. Jangan remehkan kekuatan sebuah doa, apalagi doa yang dibaca berulang-ulang,
jangan hanya berdoa ketika menjelang menjawab soal saja. Ingat, selalu sertakan Allah di
setiap aktifitasmu, yaitu dengan selalu berdoa kepada-Nya.

Jangan lupa sarapan secukupnya, jangan sampai kekenyangan. Minum juga secukupnya,
jangan terlalu banyak, karena kalau terlalu banyak minum akan merangsang terjadinya
prodoksi urine berlebih, apalagi ruang ujian biasanya ber-AC. Menahan miksi bisa
menimbulkan suasana kurang nyaman, konsentrasi kurang bagus, sehingga tidak khusuk
dalam mengerjakan ujian.

Pastikan BAB dan BAK sudah cukup di pagi hari, karena BAB dan BAK di saat ujian akan
menimbulkan kerugian yang membuat waktu terpotong beberapa saat. Saat ujian diijinkan
untuk BAB dan BAK, tapi itu bukan pilihan yang baik. Waktu begitu berarti, jangan
digunakan untuk hal yang tidak ada hubungannya dengan mengerjakan ujian.

Setelah semua siap, kerjakan soal seperti latihan-latihan kemarin, berusaha dengan sungguh-
sungguh dan yakinlah Ukom akan Anda lewati dengan mudah, selanjutnya Anda akan
memperoleh predikat kompeten tanpa mengulang di Ukom selanjutnya.

Semoga tips ini bermanfaat, semoga sukses untuk Anda semua

Anda mungkin juga menyukai