Anda di halaman 1dari 3

PERANCANGAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI - II

“Deteksi Sumber Pemborosan”

Oleh :
Muhammad Rifandi 170403074

Dosen Pengampu:
Ir. Dini Wahyuni, MT

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DETEKSI SUMBER PEMBOROSAN

1. Identifikasi UMKM
 Nama UMKM : UMKM Sepatu Budi Sukma
 Pendiri : Bapak H. SD. Bakri
 Tanggal : 10 September 1990
 Alamat : Jl. Utama No. 168, Kec. Medan Area Matsum II, Kota Medan,
Sumatera Utara
 Produk : Sepatu Kulit
 Harga : +/- Rp. 400.000
 Jumlah Karyawan : 11 Orang
 Daerah Pemasaran : Pulau Sumatera dan Jawa

2. Observasi Proses Produksi


Pada proses produksi sepatu kulit oleh UMKM Sepatu Budi Sukma terdiri dari
beberapa bahan baku berupa kulit sepatu, lem, benang, puring, kayu sepatu, sol, cat dan
busa. Proses produksi diawal yaitu dilakukan pen-design-an pola dengan pena perak, lalu
dilakukan pengguntingan pola dengan gunting, selanjutnya penyesetan kulit dengan
mesin seset, lalu dilakukan pelipatan antar kulit secara manual dan dilakukan perekatan
antar kulit dengan menggunakan lem. Selanjutnya dilakukan penjahitan antar kulit
dengan mesin jahit. Setelah itu dilakukan penyusunan dengan bena depan dan dilakukan
perekatan dengan puring.
Selanjutnya dilakukan pemberian kayu sepatu dan penghalusan bena depan, lalu
dilakukan perekatan antara hasil mukaan dan bawahan (sol sepatu) dan dilakukan
pengepresan hasil perekatan dengan mesin press. Selanjutnya dilakukan pembakaran kulit
sepatu dengan kompor dan dilakukan pembersihan bekas lem dengan meka, lalu
dilakukan pelepasan kerangka sepatu dengan pembuka kerangka dan dilakukan
pengecatan sepatu dan pengeringan sepatu dengan bantuan sinar matahari dan pembuatan
lemek. Selanjutnya dilakukan pembuatan merk dalam sepatu secara manual dan
pemasukan lemek secara manual. Terakhir dilakukan pembuatan merk luar sepatu secara
manual

3. Deteksi Pemborosan
Pemborosan pada lini produksi mengakibatkan hasil penjualan suatu produk
menurun. Jenis pemborosan yang diperhatikan pada konsep Lean Manufacturing (LM)
adalah transportasi, persediaan, gerakan yang tidak efektif, waktu tunggu, produksi yang
berlebihan, proses yang berlebihan, adanya produk cacat, dan kreativitas karyawan yang
tidak digunakan.
Lean Manufacturing merupakan pendekatan untuk mengefisienkan system
dengan mereduksi pemborosan. Pendekatan ini dilakukan dengan memahami
gambaran umum perusahaan melalui aliran informasi dan material di lantai produksi
dengan membuat value stream mapping. Aktivitas ini dikelompokkan dalam value
added, non value added, dan necessary non value added.
Penggambaran PAM bertujuan untuk mengetahui proporsi dari kegiatan yang
bernilai tambah maupun kegiatan yang tidak bernilai tambah. Peta ini juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi pada value stream dan
mengoptimalkan proses agar lebih efektif dan efisien dengan cara merancangnya lebih
sederhana.
Kegiatan Jumlah Waktu (detik) Persentase (%)
Operasi 259 3651.00 24.76%
Transportasi 71 1043.64 7.08%
Inspeksi 7 97.51 0.66%
Penyimpanan 37 9672.68 65.60%
Penundaan 20 280.73 1.90%
Total 394 14745.58 100%

Anda mungkin juga menyukai