Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN SEJARAH PANCASILA

Dalam rangka menumbuhkan kesadaran secara bersama-sama dan bersatu mempertahankan


keutuhan bangsa dan tanah air Indonesia maka perlulah disampaikan pendidikan sejarah Pancasila
dengan wujudnya berupa sejarah perjuangan bangsa yang dapat diartikan juga sebagai pelengkap
perkuliahan Pancasila.

Pemahaman Pancasila melalui aspek sejarah memang sangat berguna dalam perwujudan
kehidupan masyarakat berbangsa yang disadari dengan nilai kebersamaan, persatuan, dan kesatuan
dalam kebhinekaan bangsa Indonesia.

Pendididikan pancasila juga merupakan bagian dari proses sosialisasi budaya nasional yang
berasal dari kebhinekaan budaya daerah, yang telah dan diakui keksistensiannya dalam kehidupan
berbangsa melalui pengembangan proses kehidupan yang berbudaya,sedangkan fungsi pendidikan
sejarah pancasila, selain mempersiapkan kematangan pola pikir , sikap dan perilaku para mahasiswa
calon sarjana sebagai kalangan intelektual dalam mengembangkan tugas-tugas bangsa pada masa kini
maupun masa mendatang juga dalam rangka mengupayakan agar program pendidikan Pancasila dapat
disosialisasikan secara benar oleh para mahasiswa.

Dengan Pancasila sebagai dasar negara yang melandasi kehidupan berbangsa dan bernegara,
dalam perkembangannya juga menjadi ideologi negara maka bangsa Indonesia akan terus berjuang,
baik melalui pembangunan di bidang politik kenegaraan, maupun dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat sampai kepada tahap mengahadapi gelombang sejarah perubahan yang sangat mendasar
dan cepat pada era globaliasasi abad ke-21 dewasa ini.

a. Sejarah Nama Indonesia

Semenjak berdirinya Kerajaan kutai (Kalimantan Timur) sampai dengan Tarumanegara (Jawa
Barat) yang merupakan kerajaan kuno bersifat lokal wilayah setempat dengan pengaruh
kebudayaan Hindu dan selanjutnya dikemukakan pengenalan kerajaan nasional Sriwijaya dan
Majapahit maka telah ada nama bagi wilayah kepulauan yang merupakan tanah air bangsa
Indonesia, yaitu Nusantara sebelum kedatangan bangsa Barat di Indonesia, yang terletak di sekitar
khatulistiwa, tepatnya berada di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta di anatara
Benua Asia dan Benua Australia. Nama Nusantara diebrikan oelh pujangga Majapahit, sedang
bangsa india memberikan nama pada Indonesia dengan Dwipantara. Kemudian, pada masa
penjajahan Belanda, Indonesia diberi nama Hindia Belanda atau Nederlands Indie oleh
pemerintah penjajah Belanda.

Nama Indonesia berasal dari bahasa Latin, Indos dan Nesos yang artinya India dan pulau-
pulau. Nama Indonesia yang dimaksud adalah pulau-pulau yang ada di Samudera India dan itulah
yang dimaksud sebagai satuan pulau yang kemudian disebut dengan Indonesia.

b. Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sejak zaman purba, kepuluan Nusantara kita sudah dihuni oleh manusia. Jaman peradaban
batu terjadi dua golongan perpindahan bangsa dari daratan Asia menyeberang ke kepuluan di
Samudera India, kemudian menyeberang ke Madagaskar sampai ke Filipina dan Melanesia, yang
akhirnya hidup menyatu dengan penduduk asli setempat. Inilah yang disebut sebagai nenek moyang
bangsa Indonesia.

Penduduk asli inilah yang diakui sebagai nenek moyang bangsa Indonesia dan mereka telah
memiliki suatu nilai kehidupan yang berbudaya tinggi menurut kondisi pada saat itu, jauh dari waktu-
waktu datangnya pengaruh asing atau bangsa-bangsa yang lain.

Pada kebudayaan asli Indonesia asli telah dinilai memiliki unsur-unsur budaya yang luhur,
berupa antara lain sifat religius suatu kepercayaan terhadap zat yang gaib (bisa dinamakan Hyang
Widhi, Hyang Tunggal, ataupun Tuhan), juga sikap menghormati terhadap roh para orang tua dan roh
nenek moyang sebelumnya, rasa peri kemnusiaan yang ikhlas tanpa membedakan sumber dan warna
kulit, rasa persatuan dan kesatuan yang terbina sangat erat dalam bentuk kekeluargaan maupun sikap
luwes dalam pergaulan melalui bentuk musyawarah dan kegotongroyongan yang tinggi dalam lingkup
keluarga, masyarakat dan bentuk negari, sikap ramah tamah, suka bekerja keras tanpa pamrih, serta
rasa keadilan yang merata dalam lingkungannya.

c. Masa Kerajaan Nasional di Indonesia

Nenek moyang kita secara jelas sejak zaman dahulu telah menjalani hidup dalam tata
masyarakat yang teratur, bahkan sudah dalam bentuk kerajaan kecil kuno, seperti Kutai yang lahir
pada abad V di Kalmantan Timur, dengan rajanya yang terkenal, seperti Mulawarman. Hal ini tercatat
berdasarkan berita tertua Cina yang bertalian dengan zaman itu, yaitu dari dinasti T’ang tahun 618-
906.

Berikutnya, kerajaan Tarumanegara lahir juga pada abad ke V, berada di daerah Jawa Barat
(Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon). Rajanya Purnawarman, sedangkan menurut dugaan sementara,
kerajaan Cirebon telah ada sebelunya, yaitu sekitar abad II.

Sebelum terkenalnya kerajaan nasional pertama Sriwijaya dan kerajaan nasional kedua
Majapahit, di kedua kerajaan kuno tersebut di atas telah berkembang agama Hindu dan pengaruhnya
menyatu dengan baik bersama kepribadian asli setempat.

1. Kerajaan Sriwijaya

Pada abad ke VII, muncullah di Sumatera (Palembang) sebuah kerajaan bernama Sriwijaya
sebagai kerajaan pertama di Indonesia di bawah dinasti Syailendra dengan rajanya yang terkenal
Balaputradewa. Sebagai negara maritim, Sriwijaya mempersatukan seluruh nusantara sampai abad
XII. Sriwijaya memiliki pengaruh daerah yang luas, meliputi Jambi, Aceh, Malaya bagian timur, dan
lain-lain. Wilayah kekuasaannya pun cukup luas di antara Semenanjung Malaya dan Filipina bagian
selatan. Selain itu, telah menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan Tiongkok . selama enam
abad Sriwijaya mancatat banyak peninggalan sejarah di nusantara, salah satunya adalah Candi
Borobudur menunjukan sebagai pusat kegiatan agama Buddha di Asia Tenggara.

Namun, pada tahap berikutnya, menjelang abad ke XII, situasi dan kondisi di Sriwijaya
semakin memburuk disebabkan antara lain, adanya perpecahan melalui perang saudara diantara
keluarga dinasti Syailendra. Bahkan, dengan adanya serangan dari luar, seperti dari Chola (India),
sriwijaya menjadi semakin lemah, bahkan setelah Melayu mengambil ahli pusat kekuasaan Sriwijaya
Palembang yang tanpa kepemimpinan maka Sriwijaya menjadi jatuh dan runtuh.
Dengan surutnya Kerajaan Sriwijaya, muncullah kerajaan kecil dimana-mana seperti di Jawa
Timur antara lain Darmawangsa, Airlangga, Kediri, dan Singasari. Di Jawa Tengah muncul kerajaan
Kalingga, Senjaya dan Syailendra. Di samping itu, sebagai refleksi puncak budaya tercatat lahir dan
didirikannya Candi Borobudur dan Prambanan yang megah.

Di Jawa Timur, dalam perang yang terjadi antara Kediri dan Singasari serta kedatangan
tentara ekspedisi Cina ke tanah Jawa, Raden Wijaya menjadi pemenangnya dan mendirikan Kerajaan
Majapahit pada abad XIII, tahun 1293

2. Kerajaan Majapahit (1293-1520)

Negara baru sebuah kerajaan atau Kemahaprabuan Majapahit dengan pendiri R. Wijaya
mencapai puncak kemegahannya dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang didampingi oleh
Mahapatih Gajah Mada yang terkenal.

Majapahit dengan Mahapatih Gadjah Mada yang terkenal dapat mempersatukan seluruh
Nusantara berkat “Sumpah Palapa” nya, sila kedua Pancasila. Sumpah nya tersebut berbunyi “Saya
baru akan berhenti berpuasa makan palapa jikalau Nusantara sudah takluk dibawah kekuasaan negara
majapahit” (Purwadi, 2004 : 159)

Pada masa kerajaan Majapahit, agama Hindu dan Buddha dapat hidup berdampingan secara
tertib, tanpa benturan, hal ini menunjukkan toleransi diantara umat beragama dijunjung tinggi, bahkan
salah satu daerah kekuasaan pada waktu itu ialah Pasai telah memeluk agama islam.

Majapahit memepersatukan kembali seluruh Nusantara yang terpecah-pecah selama kurang


waktu lebih dari tiga abad dari tahun 1293 sampai dengan tuhan 1520. Namun, akibat benyaknya
permasalahan yang timbul di dalam waktu yang bersamaan pada menjelang abad ke XV dan juga
sebagai akibat wafatnya mahapatih Gadjah Mada, Majapahit semakin mundur. Bahkan, dengan
terjadinya perang saudara dalam perebutan tahta kerajaan, Majapahit pun hancur dan runtuh.

Jatuhnya Majapahit, yang disebabkan perpecahan yang mendalam, juga merosotnya


pertahanan keamanan di Indonesia, telah menimbulkan munculnya banyak kerajaan kecil (Demak,
Pajang, Mataram dan lainnya) yang memisahkan diri dari Majapahit. Hal ini memudahkan masuknya
bangsa Barat ke Indonesia (Portugis, Spanyol dan Belanda). Bahkan, sebelum jatuhnya Majapahit,
islam telah masuk indonesia.

Kerajaan Islam tertua di Indonesia berada di Sumatra, yaitu kerajaan Samudera Pasai
didirikan oleh raja I nya bernama Sultan Malik Al Saleh, yang akhirnya ditundukkan oleh Portugis
tahun 1522. Berikutnya pada abad XIV berdiri kerajaan Aceh dengan raja yang pertama Sultan Ali
Mugahayat tahun 1530, sedang raja yang terkenal dalam pemerintahan Aceh pada saat itu adalah
Sultan Iskandar Muda.

Pada tahun 1500 di pantai utara Jawa berdiri kerajaan Demak, dengan raja pertamanya Raden
Fatah. Demak pernah jaya saat kekuasaannya dipegang oleh Sultan Trenggono dengan Panglima
Fatahillah dan Sunan Gunung Jati. Fatahillah mengusasi Banten dan Jayakarta, kemudian Banten
berkembang menjadi kerajaan Islam yang berwibawa. Seorang sultan yang terkenal politik tegas
terhadap dan anti Belanda adalah Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1651-1681. Setelah Demak jatuh,
Demak pindah ke Pajang dengan Sultan Hadiwijaya sebagai pemegang kekuasaannya. Kerajaaan
kemudian pindah lagi ke Mataram dengan ibukotanya Kota Gede dibawah pimpinan Sutowijoyo. Raja
terkenal di Mataram yang membawa kejayaan adalah Sultan Agung pada sekitar 1613-1645, yang
berhaluan politik keras dalam menentang penjajahan Belanda.

Beberapa kerajaan Islam yang lain di Indonesia, diantaranya Ternate, Tidore, bacan, Jailolo
dan Goa. Goa beribukota di Makassar dan raja islam pertama bernama Alaudin, kemudian
penggantinya bernama Sultan Hasanudin yang terkenal sangat keras terhadap penjajah belanda, tetapi
dapat ditundukkan Belanda.

d. Masa Penjajahan Belanda di Indonesia

Semenjak jatuhnya Majapahit, Islam yang sudah masuk di Indonesia sekitar abad XII/1292
telah berkembang dengan pesat tanpa benturan dengan agama yang sudah ada sebelumnya, seperti
Hindu dan Buddha.

Setelah masuknya Islam di Indonesia dan berakhirnya kejayaan Majapahit, masuklah bangsa
Barat ke Indonesia, seperti Portugis dan Spanyol. Kemudian, menyusul bangsa Belanda pada abad ke
XVI/1596 menginjakkan kakinya melalui Banten di bawah pimpinan Cornelius e Houtman.

Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia. Kemudian mengembangkan diri dengan


mendirikan perkumpulan dagang yang bernama VOC atau Verenigde Oost Indische Compagnie.
Keberuntungan yang diperoleh Belanda dengan cara mengeruk kekayaan alam Indonesia berupa
pabrik-pabrik dan perkebunan.

Kondisi yang semakin parah dengan penekanan-penekanan yang tak kunjung padam
mengakibatkan perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh para tokoh perjuangan terkemuka
diantaranya Sultan Ageng Tirtiyasa Banten, Cik Di Tiro, Teuku Umar, Sultan Hasanudin, Imam
Bonjol, Panglima Polim dan Pengeran Diponegoro. Namun perlawanan ini mengalami kegagalan
karena masalah kesadaran nasional belum terpupuk dan perjuangan serta perlawanan masih bersifat
kedaerahan, kekurangan alat-alat perang/senjata dan tidak adanya koordinasi dan komunikasi,serta
tiadanya alat transportasi yang mendukung operasi dan lain-lain.

Dalam beberapa tahap berikutnya dinyatakan bahwa kondisi VOC semakin menurun dan rugi
terus, akhirnya dibubarkan pada tahun 1798, tugasnya dioperkan kepada pemerintah Hindia Belanda.

Perlu dikemukakan dan dicatat bahwa pada saat Nederland dalam jajahan Perancis, Hindia
Belanda dikuasi Inggris dan pada tahun 1816 Hindia Belanda dikembalikan kepada Nederland.
Belanda kemudian kembali memperkuat kedudukannya ke seluruh Indonesia walaupun mendapat
perlawanan berupa peperangan yang berkepanjangan. Akhirnya, penghisapan ekonomi telah mencapai
puncaknya saat pemerintah Belanda menerapkan sistem monopoli lewat tanam paksa, dibawah
pemerintahan Gubernur Jendral Van den Bosch.

Mengenai sistem Tanam Paksa /(Cultur Stelsel) dijelaskan lebih lanjut bahwa hal tersebut
dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengingat beberapa hal, antara lain sebagai
berikut.

1. Sistem pajak tanah/sewa tanah yang diterapkan selama ini mengalami kegagalan
2. Diperlukan hasil tanaman ekspor untuk dijual di pasaran Eropa dengan keuntungan yang
tinggi
3. Belanda masih mencari banyak dana penutup utang perang
Ciri-ciri utama Tanam Paksa adalah :

1. Adanya keharusan bagi rakyat untuk menanam jenis tanaman yang laku di Eropa
2. Keharusan membayar pajak bentuk hasil bumi
3. Tanaman jenis ekspor tersebut dikirim ke Eropa untuk mendapatkan keuntungan pasar

Hal tersebut diatas telah mengakibatkan terjadinya puncak penderitaan bagi bangsa Indonesia
sehingga mengalami penderitaan dalam bentuk kemiskinan, kemelarutan, kelaparan dan kebodohan.

Setalah dihapusnya Tanam Paksa maka pada tahun 1870 pemerintahan Hindia Belanda
mengeluarkan undang-undang agraria dan membuka kesempatan masuknya modal asing swasta
dengan manggali keuntungan yang berlimpah ruah melalui bentuk tindakan penghisapan mulai dari
perkebunan sampai kepada pertambangan.

Melihat kenyataan tersebut maka timbullah reaksi dari kalangan orang Belanda sendiri,
diantaranya Eduard Douwes Dokker (Multatuli) dan Baron Van Hoevell yang kemudian ditegaskan
kembali oelh Mr. Theodore C. Van Deventer suatu usulan politik etis dengan menganjurkan kepada
pemerintah Belanda untuk memajukan dan memperbaiki nasib bangsa Indonesia berupa pemberian
balas budi kepada rakyat terjajah melalui perbaikan pendidikan (edukasi), perbaikan pengairan
(irigasi) dan emigrasi (transmigrasi).

Pelaksanaan politik balas budi tidak selalu seperti yang diharapkan, bahkan banyak
menguntungkan pihak perkebunan dalam masalah irigasi(pengairan) dan emigrasi(perpindahan
penduduk) dalam hal tenaga kerja. Namun, pantas dicatat bahwa dari segi edukasi ternyata melahirkan
tokoh-tokoh pimpinan pergerakan kemerdekaan nasional (seperti Bung Karno, Bung Hatta, dr. Tjipto
Mangunkusumo).

Setelah kita menyadari dan melihat perkembangan kondisi dan situasi yang memengaruhi
dunia, khususnya di negara-negara Asia-Afrika terdapat banyak faktor yang memengaruhi serta
mendorong akan lahirnya suatu pergerakan nasional di Indonesia.

a. Faktor Intern
1. Tidak puas dari bangsa Indonesia atas sikap, penindasan, perlakuan tidak wajar, da
sifat angkuh dari pemerintah Belanda menimbulkan reaksi perlawanan bersenjata oleh
Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Cik Ditiro, dan lain-
lain,walaupun mengalami kegagalan
2. Kesadaran golongan pelajar, melihat kenyataan terjadinya penindasan yang berjalan
cukup lama dengan korban harta benda cukup besar, yang mengakibatkan kebodohan
bagi bangsa Indonesia
3. Adanya gerakan-gerakan keturunan Tionghoa dengan mendirikan lembaga
pendidikan bagi golongan mereka sendiri

b. Faktor Ekstern
1. Kekalahan Rusia oleh Jepang, tahun 1905 Jepang sebagai bangsa Asia mampu
mengalahkan Rusia sebagai bangsa pada saat itu derajatnya dianggap lebih tinggi
sehingga menimbulkan kesan serta kesadaran bahwa ternyata bangsa Asia dapat
mengalahkan bangsa Barat (Eropah Timur)
2. Pergerakan bangsa India di bawah Mahatma Gandhi lepas dari kekuasaan Inggris
3. Kemerdekaan Republik Rakyat Tiongkok tahun 1911 dibawah pimpinan dr.Sun Yat
Sen membukikan bahwa bangsa Asia dapat mengurus dan melaksanakan
pemerintahan sendiri tanpa campur tangan dari pihak asing.
4. Lahirnya Republik Filipina dengan tokohnya Jose Rizal yang dapat melepaskan diri
dari jajahan Spanyol walaupun akhirnya jatuh ke tangan Amerika

Dengan didorong oleh faktor-faktor tersebut diatas maka pada tanggal 20 Mei 1908, di
Jakarta berdirilah Boedi Oetomo yang didirikan oleh dr. Soetomo dan kawan-kawan dengan ketuanya
Dr. Wahidin Sudiro Husodo

Gerakan Boedi Oetomo tahun 1908, (melalui pendidikannya) disebutkan sebagai


lahirnya kebangkitan Nasional Generasi `08. Kemudian, dilanjutkan dengan lahirnya Serikat Dagang
Islam pada tahun 1909 pimpinann H. Samanhudi. Tahun 1915 berubah menjadi Serikat Islam di
bawah HOS Tjokroaminoto. Tahun 1915 lahirlah Indische Party terdiri atas 3 serangkai dr. Tjipto
Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan Douwes Dekker.

Kemdian, tahun 1920 Indische Social Demokratische Partij atau ISDP dan mantan
Serikat Islam berubah menjadi partai Kemunis Indonesia (PKI). Berikutnya, tahun 1927 berdirilah
Partai Nasional Indonesia (PNI) dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan tujuan yang tegas, yaitu Indonesia
merdeka.

Tahun 1928 lahirlah Sumpah Pemuda, golongan pemuda yang menghendaki persatuan,
bertujuan memancangkan cita-cita kemerdekaan dan memperjuangkan Indonesia merdeka. Melalui
kongresnya yang ke-2 tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta, yang dihadiri 750 orang yang
mewakili organisasi PPPI, Jong Java, Jong Islamiten Bond, Jong Sumatranen Bond, Pemuda
Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon dan Pemuda Kaum Betawi lahirlah Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda yang bunyi nya sebagai berikut :

1. Kami Putera puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2. Kami Putera puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia
3. Kami Putera puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia

Pencetus Sumpah Pemuda adalah Perhimpunan Indonesia Nederland, Partai Nasional


Indonesia, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda sangat berperan dalam mendorong perjuangan
kemerdekaan Indonesia dengan semakin tegas meperkuat persatuan nasional sebagai bekal yang
makin kuat dalam alam pikiran bangsa Indonesia.

e. Penjajahan Jepang di Indonesia


Perang Dunia II yang berkecambuk telah membuat Nederland takluk kepada Jerman
walaupun hanya selama 5 hari. Ratu belanda Wilhelmina pada tanggal 6 Desember 1941
menjanjikan kepada bangsa Indonesia sebagai jajahannya, bilamana sekutu dan Belanda
menang, Belanda akam memberikan hal sendiri yang sejajar dengan

1. Dasar hukum mengapa pancasila diajarkan secara wajib di perkuliahan tinggi?

= 1) UUD tentang Bela Negara

Pasal 27 ayat 3

" Tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara"
Pasal 30 ayat 1

" Tiap - tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan kemanan negara"

2) UU No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara

3) UU No. 12 tahun 2012 pasal 35 ayat 3

4) instruksi presiden No. 23 tahun 2012 tentang pergerakan nasional

5) peraturan menteri riset teknologi dan pendidikan tinggi No.44 tahun 2012 tentang standar nasional
pendidikan tinggi

2. Tujuan pendidikan pancasila di perguruan tinggi adalah

= Agar generasi bangsa indonesia berkarakter tangguh, cinta tanah air, memiliki semangat yg tinggi
untuk membela negara, serta mampu meningkatkan jati diri bangsa sehingga generasi muda indonesia
siap menghadapi tantangan globalisasi, memiliki sifat toleran, tanggap terhadap lingkungan,
memahami wawasan kebangsaan, dan bertanggung jawab dalam keutuhan negara kesatuan republik
indonesia. Dengan demikian, mahasiswa lulusan perguruan tinggi kelak menjadi intelektual atau
menjadi ilmuwan maupun menjadi profesional memiliki sifat, jiwa, dan karakter yang berbudaya dan
kreatif, toleran, demokratif, berkarakter ampuh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan
bangsa

3. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang / sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-cita kan. Oleh karena itu, filsafat pancasila
adalah HASIL dari pemikiran yang paling dalam yang dianggap, di percaya, dan sangat diyakini
sebagai sesuatu norma-norma ataupun nilai-nilai yang paling di anggap benar, paling adil, paling
bijaksana, paling baik, dan paling sesuai untuk bangsa indonesia.

4. Dasar negara adalah landasan kehidupan bernegara atau berbangsa yang mana setiap negara pasti
memiliki dasar negara sebagai dasar untuk menyelenggarakan negara tersebut. Fungsinya adalah
sebagai dasar berdiri dan tegaknya suatu negara dan menjadi dasar pergaulan antara rakyat didalam
negara itu.

5. Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan bentuk
geografi nya yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang dalam pelaksanaannya mengutamakan
kesatuan wilayah serta menghargai kebhinekkaan untuk mencapai tujuan nasional.
6. Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai dengan kecintaannya kepada
negara, kesatuan RI yng berdasarkan pancasila UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara seutuhnya.

7. Etika adalah sebuah atau sesuatu dan bagaimana serta dimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang mengenai studi tentang standar dan penilaian moral etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tangguh. Dengan etika
kita akan mempelajari ideologi.

8. Ideologi adalah sebuah ide atau gagasan untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran
yang normatif.

Anda mungkin juga menyukai