Anda di halaman 1dari 40

Robert

Venturi

Robert Venturi adalah arsitek postmodern yang lahir tahun 1925 dan
merupakan salah satu figur postmodern yang penting. Bersekolah di
American Academy di Roma. Sebelumnya pernah bekerja di kantor
milik Eero Saarinen Louis Kahn sampai tahun 1958. Karya-karyanya
antara lain : The Guild House in Philadelphia, Vanna Venturi House, Fire
Station Number 4 in Columbus, Episcopal Academy Chapel, Frist Campus
Center at Princeton University


Vanna Venturi House

Robert Venturi merancang rumah untuk ibunya di tahun 1950-an. Rumah tersebut merupakan rumah di
pinggiran kota Philadelphia dengan gaya arsitektur kontemporer, tepatnya bergaya postmodern.
Namun, pengaruhnya sungguh besar, hingga saat ini, rumah ini disebut sebagai
rumah bergaya Postmodern yang pertama.
Rumah ini menggabungkan banyak perangkat yang digunakan oleh arsitek modernis seperti Mies van
der Rohe dan Frank Lloyd Wright, mulai dari desain jendela horizontal ribbon hingga desain façade yang
sederhana. Venturi juga memasukkan ornamen postmodern dalam desainnya. Dengan
memperkenalkan kembali elemen tradisional yang banyak diaplikasikan pada rumah-rumah, ia banyak
mengubah elemen, misalnya dengan menghadirkan atap kubah ketimbang atap runcing pada area di
pintu masuk, yang meletakkan dasar bagi gerakan Postmodern secara keseluruhan.
Elemen tradisional pada rumah postmodern yang
sederhana tapi istimewa
Elemen tradisional pada rumah postmodern ini
diterapkan dengan cara yang tidak konvensional.
Pertama, atap gable memiliki bukaan vertikal di pusat,
dan terletak pada sisi panjang daripada sisi pendek
bangunan, sehingga mendistorsi skala sepenuhnya. Tidak
ada gable yang sesuai di bagian belakangnya, karena
elemen – elemen ini sepenuhnya dekoratif.
Bukaan persegi dijadikan sebuah pintu yang terlindung di pusat fasad, namun pintunya sendiri
berdiri di satu sisi. Ada juga sebuah lengkungan yang tampaknya tidak memiliki fungsi apa – apa.
Schwartz menggambarkan rumah postmodern ini sebagai rumah yang sederhana sekaligus
istimewa. Kesederhanaan pada tampilan depannya menjadi semacam topeng untuk menutupi
kompleksitas intelektual yang sebenarnya. Menurut Scott Brown, eksterior rumah postmodern ini
terinspirasi oleh Michelangelo Porta Pia di Roma, yakni sebuah bangunan yang bagian depan dan
belakang tidak terkait satu sama lain.
Tangga terletak di sekitar perapian sentral.
Bangunan ini awalnya dicat abu-abu, tapi kemudian
dicat hijau pucat untuk membuatnya terlihat lebih
merepresentasikan rumah ala pinggiran kota.
Di interior rumah postmodern ini, terdapat lima
kamar yang didirikan di sekitar perapian yang
menggabungkan dengan tangga. Ruang tamu
terletak di pusat rumah, dengan ruang makan dan
dapur terpisah di satu sisi. Ruang makan dihiasi
dengan lantai marmer. Kamar tidur utama dan
ruang peralatan di sisi lain, dan kamar tidur loteng
yang terletak di atas.

Denah rumah dijadikan acuan ideologi perencanaan tata kota


Tata letak ini banyak digunakan sebagai referensi ideologi perencanaan tata kota yang banyak
diajarkan di universitas – universitas saat itu.
Bob menciptakan sebuah jalan atau area mobilitas
yang masuk terus hingga ke dalam rumah. Jalan ini
menuju ke sebuah pintu, kemudian kita akan
menemukan bahwa jalan – jalan utama di dalam
rumah saling berpisah namun bertemu di titik – titik
dimana terjadi aktifitas yang signifikan. Tak heran,
konsep ini diadaptasi untuk perencanaan tata kota
dan wilayah.

Rumah postmodern sebagai ikon arsitektur Amerika


Rumah postmodern ini adalah ikon arsitektur Amerika dan masih bisa disaksikan dalam kondisi
aslinya. Tapi, desain postmodern tentu tidak bisa langsung diterapkan begitu saja di semua rumah
untuk semua orang, sebab kebanyakan klien tidak akan mengerti sebuah rumah dengan desain
yang nampaknya sangat sederhana, tapi ternyata begitu kompleks dari segi ideologi
Lantai marmer di ruang makan berperan layaknya sebuah
alun – alun, sementara pusat perapian besar menjadi
seperti sebuah Kapel. Kapel adalah suatu representasi
dari sisi emosi dan religius yang tinggi, dan merupakan
sesuatu yang sangat pribadi nan bermakna. Rumah-
rumah kolonial juga mengimplementasikan ide ini,
dengan perapian yang besar di tengah-tengah bangunan.
Kini, para arsitek sudah tidak diintimidasi oleh gaya
ortodoks modern yang banyak diterapkan pada arsitektur
jaman dahulu. Arsitektur lebih menonjolkan tingkatan
makna dan kombinasi fokus, di mana setiap ruang dan
unsur-unsurnya menjadi mudah dibaca dan dapat
dikerjakan dalam beberapa cara sekaligus.

Bob Venturi memahami pengertian hirarki, skala, yang diterapkan dekorasi untuk
menyampaikan bagaimana sebuah bangunan bisa diwujudkan menjadi sebuah hunian
yang memiliki nilai empati.

(image source by: www.dezeen.com)


Michael
Graves

Arsitek yang eksis tahun 1934-2015 merupakan tokoh dibalik karya


arsitektur yang terkenal. Sebelumnya ia menganut paham modernisme
kemudian berubah ke postmodern tahun 1982. Karyanya yang menganut
paham postmodern antara lain : Portland Building by Michael Graves
(1982), Humana Building in Louisville, Kentucky, (1982), Team Disney
building in Burbank, California, (1986), The Denver Public Library by
Michael Graves (1995)



Portland Building

Gedung Pelayanan Kota Portland yang berwarna merah muda dan indah karya Michael Graves di
Portland, Oregon, adalah salah satu struktur terpenting Postmodernisme - dan juga salah satu
yang paling memecah belah. Ketika musim kami didedikasikan untuk gerakan kontroversial
mendekati akhir, kami mengunjungi kembali gedung yang memulai perdebatan tentang
pelestarian arsitektur Postmodern
Postmodernisme telah menyebar sebagai gerakan reaksioner dalam arsitektur sejak akhir 1960-
an, Gedung Layanan Kota Portland, lebih dikenal sebagai Gedung Portland, adalah struktur sipil
besar yang dirancang untuk pekerja sehari-hari - sebuah penghargaan yang ceria dan
monumental untuk fungsi sehari-hari pemerintah kota.

Struktur 15 lantai terletak di sebelah Balai Kota
Portland dan berisi kantor-kantor untuk banyak
agen publik kota, dengan ruang kantor yang dapat
disewa di lantai atas dan sebuah food court di
pangkalan.

Bangunan berbatu didominasi oleh elemen-elemen klasik yang sangat abstrak - termasuk kolom,
pedimen, dan pita dekoratif seperti dekorasi - semua diatur di tengah kisi-kisi jendela persegi kecil.
Podium berwarna teal mencakup tingkat pintu masuk, dan menampilkan patung bergaya klasik
seorang wanita bernama Portlandia, karya seniman Raymond Kaskey, di atas pintu depan.
Dalam sebuah ceramah yang dia berikan untuk Liga Arsitektur New York pada bulan November
1982, tak lama setelah gedung dibuka, Graves mengatakan desain fasad mencerminkan pesanan
klasik, antropomorfik yang mewakili pangkalan, tubuh, dan kepala.


Frank
Gehry


Frank Gehry (lahir 1929) adalah tokoh utama dalam arsitektur postmodernis. Setelah kuliah di
University of Southern California di Los Angeles dan kemudian Sekolah Pascasarjana Desain
Harvard, ia membuka kantornya sendiri di Los Angeles pada tahun 1962. Mulai tahun 1970-an, ia
mulai menggunakan bahan-bahan industri prefabrikasi untuk membangun bentuk-bentuk yang
tidak biasa pada rumah-rumah pribadi di Los Angeles, termasuk, pada tahun 1978, rumahnya
sendiri di Santa Monica. Dia merusak desain tradisional mereka sehingga memberi mereka
tampilan yang belum selesai dan tidak stabil. Proyeknya yang paling menonjol adalah museum
Guggenheim Bilbao (1991-1997), dibalut kulit titanium bergelombang, bahan yang sampai saat itu
digunakan terutama dalam membangun pesawat, yang berubah warna tergantung pada cahaya.
Gehry sering digambarkan sebagai pendukung dekonstruktivisme.


Guggenheim Museum

Guggenheim Museum Bilbao dibangun di sepanjang Sungai Nervion. Hal yang sangat mengagumkan
dari Guggenheim Museum ini yaitu desainnya yang bergaya karya arsitektur kontemporer. Museum
yang berada di Spanyol tersebut memiliki pameran tetap dan mengunjungi karya-karya seniman
Spanyol dan internasional.
Guggenheim Museum ini merupakan pengembangan dari Guggenheim Museum New York (sebagai
pusatnya), dan disayembarakan secara kilat dan terbatas. Mengundang tiga arsitek ternama dunia,
yaitu Coop Himmelblau, arsitek Jerman yang mewakili benua Eropa, arsitek Jepang Arata Izosaki yang
mewakili Asia, dan Frank O' Gehry sendiri yang mewakili Amerika. Hasil sayembara dimenangkan oleh
Gehry dengan rancangannya yang sangat ekstrem, berkesan tidak serius alias main-main.
Pemandangan paling spektakuler adalah didalam atrium
setinggi 55 meter yang tersusun dari kepingan-kepingan
dinding masif dan transparan. Dinding itu yang meliuk-liuk
sehingga menciptakan ruang yang sangat plastis
dan sculptural. Dari atrium ini, pengunjung juga bisa menuju
ruang luar yang menghadap sungai dan kota tua Bilbao.

Ciri khas yang paling mencolok dari bangunan ini adalah
elemen penutup yang menyelimuti hampir seluruh
bangunan. Ternyata, elemen itu bukan dari pelat besi atau
aluminium seperti pada karya-karya Gehry sebelumnya,
melainkan terdiri dari lapisan bahan metal yang sangat kuat
dan tahan ratusan tahun, yaitu titanium yang biasanya
digunakan untuk membuat pesawat terbang.
Aldo
Rossi


adalah seorang arsitek dan desainer Italia yang meraih pengakuan internasional dalam empat
bidang berbeda: teori arsitektur, gambar dan desain serta desain produk. Ia adalah salah satu
eksponen terkemuka gerakan postmodern. Dia adalah orang Italia pertama yang menerima
Pritzker Prize untuk arsitektur.
Aldo Rossi dilahirkan di Milan, 3 Mei 1937. Besar dan berkarya di tanah kelahirannya. Sebagai
seorang arsitek yang juga ilmuwan, ia memiliki dasar yang kuat terhadap rationale architecture.
Rasionalisme dalam arsitektur yang berkembang pada dirinya merupakan sebuah pola yang
berkesinambungan mulai dari masa pencerahan sekitar abad ke 18.



The Torri Center

Terletak di Parma Italia, adalah salah satu hasil rancangan Aldo Rossi yang sangat kental dengan
pemahaman metafisika melalui paradoks dalam bangunan. Bangunan yang memiliki luas 18.000
m2 ini terdiri dari tiga bahagian utama yaitu: sarana lalulintas air (sole motor way), bangunan dan
galeri komersial. Bagian dalam sebagai fungsi utama terbagi atas brico cebter (2100 m2),
supermarket dan 14 ruang yang dipersewakan untuk rental office.
Kompleks bangunan ini memiliki 10 menara yang menjulang mulai dari pintu masuk utama yang
terlihat pada tampak bangunan dan memiliki bentuk simetris yang sangat kuat. Menara ini
memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Menggunakan konstruksi bangunan yang sama, enam
menara dengan ketinggian 24 meter sedangkan sisanya memiliki ketinggian 20 meter.
Kompleks bangunan ini terletak pada kawasan distrik San
Leonardo, sebuah kawasan pusat kota yang memiliki nilai
lahan yang sangat mahal, sehingga perancangannya
membutuhkan penanganan efektifitas penggunaan lahan
yang ada.

Menurut Papadakis (1990), Aldo Rossi memunculkan
pemikiran paradox pada bangunan tersebut. Pada saat itu
terjadi perubahan yang besar-besaran terhadap pemahaman
dan pengertian manusia mengenai materi.

Materi merupakan hal yang utama sehingga manusia dengan cepat mempunyai sifat yang
mementingkan material (materialistis). Sifat manusia yang materialistis dan memiliki hawa nafsu
yang serakat terlihat jelas pada karya The Torri Center ini dengan penampakan bentuk
bangunan yang simpel berbentuk persegi empat dan sangat sederhana dengan pemanfaatan
ruang yang sangat efektif yang berupa menara-menara yang terdapat pada bangunan ini.
Penggunaan material dari lapisan timah berprofil
pada krownis (bagian ujung atas menara) sebagai
bentuk dekorasi akhir, serta penggunaan material
tembaga dapat terlihat pada tampak depan
dari kompleks bangunan tersebut. Penggunaan
material ini menyiratkan pemikiran metafisika
Aldo Rossi yang mengganggap bahwa manusia
yang memiliki sifat materialis yang tinggi tak
ubahnya sama dengan material tersebut yang dapat
dibentuk dan ditempah sesuai keinginan
pembuatnya.
Penggunaan tembaga dan timah sebagai dekorasi akhir bangunan memperlihatkan sifat
manusia yang materialis tersebut. Melalui pemikiran metafisika, Aldo Rossi lebih menekankan
pada kehidupan manusia yang merupakan landasan pemikiran metafisika. Pemahaman
kehidupan manusia yang digambarkan Aldo Rossi pada bangunan ini adalah bahwa manusia
yang merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki nafsu dan keinginan untuk memiliki
material yang lebih, menyebabkan manusia tersebut terjerumus dalam sifat keserakah dan
meterialistis, terjebak dalam lingkungan yang lebih mementingkan material.
Arata
Isozaki
Arata Isozaki (磯崎 新, Isozaki Arata; lahir 23 Juli 1931) adalah arsitek yang berasal dari Ōita,
Jepang. Ia lulus dari Universitas Tokyo tahun 1954,[1] lalu bekerja sebagai asisten Kenzo Tange
sebelum membuka jasa sendiri pada tahun 1963.[1] Proyek-proyek pertamanya dipengaruhi oleh
desain Eropa dengan mencampurkan "Brutalisme Baru" dan "Arsitektur Metabolis" (Aula
Kedokteran Oita, 1959-1960). Perubahan gayanya terlihat dalam rancangan Fujimi Country Club
(1973–74) dan Perpustakaan Utama Kitakyushu (1973–74). Ia kemudian mengembangkan gaya
yang lebih modernistik seperti Art Tower of Mito (1986–90) dan Domus-Casa del Hombre
(1991-1995) di Galisia, Spanyol.


Art Tower Mito

Art Tower Mito (ATM), dilambangkan dengan menara logam setinggi 100 meter yang berdiri di plaza,
adalah fasilitas budaya yang komprehensif dibagi menjadi tiga bagian: aula konser, teater, dan galeri
untuk seni kontemporer. Dibuka pada tahun 1990 sebagai bagian dari perayaan seratus tahun
kotamadya Mito. Ada ruang konser yang memuat 680, teater hingga 636, galeri seni kontemporer, dan
menara landmark. Arata Isozaki adalah arsitek, dengan desain akustik oleh Nagata Acoustics.
Setelah dibuka pada tahun 1990 untuk memperingati ulang tahun ke-100 penunjukan Mito sebagai
kota resmi, kompleks ATM telah berfungsi sebagai tempat untuk berbagai acara yang direncanakan,
termasuk konser musik, produksi dramatis, dan pameran seni yang menampilkan seniman Jepang dan
asing. Selain itu, telah memperluas ruang lingkup misinya untuk bertindak sebagai basis untuk kegiatan
budaya yang diproduksi secara lokal. Di masa depan, ATM akan terus menjadi lokus kegiatan kreatif,
transmisi budaya seni dari Mito ke seluruh dunia.
Dibangun sebagai simbol ATM, menara geometris spiral yang
berdiri di tengah-tengah kompleks ATM memiliki ketinggian
setinggi 100 meter untuk memperingati ulang tahun ke-100
Mito menjadi kota resmi. Bagian dalam menara dilengkapi
dengan lift berpanel kaca melingkar yang membawa
pengunjung ke lantai observasi di tingkat 86 meter.
Dibimbing oleh pemimpin orkestra terkenal Seiji
Ozawa, ruang konser adalah tempat yang ideal untuk
pertunjukan musik klasik, yang dirancang untuk
mengelilingi penonton dengan suara indah yang dapat
dirasakan melalui seluruh indra seseorang. Selain
konser reguler oleh orkestra eksklusif ATM, Mito
Chamber Orchestra (MCO) yang terkenal di dunia,
musisi-musisi terkemuka dari Jepang dan di seluruh
dunia mengadakan berbagai konser di aula ini. Organ
pipa yang megah ditempatkan di aula masuk dengan
langit-langit yang menjulang tinggi layaknya sebuah
gereja menciptakan suara yang dalam dan indah, yang
dapat dinikmati selama konser gratis siang hari di akhir
pekan.
Pementasan yang fleksibel dari Teater ACM
menyatukan panggung dan penonton
Dari drama kontemporer hingga musikal dan seni
pertunjukan klasik, Teater ACM melayani berbagai
genre teater 12-sisi dengan sekitar 300 kursi. Selain
produksi karya-karya terkenal dari segala usia dan
budaya, fasilitas ini juga mendukung pertumbuhan
teater yang berakar secara lokal. Panggung ini
dilengkapi dengan sistem lift yang dapat secara bebas
diubah konfigurasinya, dan tanpa tirai panggung untuk
memisahkan panggung dari kursi penonton, penonton
dapat dengan intim fokus pada setiap gerakan halus
dan ekspresi wajah para aktor.

Anda mungkin juga menyukai