Karakterisasi Sel Superkapasitor Menggunakan Elektroda Karbon Limbah Daun Jati
Karakterisasi Sel Superkapasitor Menggunakan Elektroda Karbon Limbah Daun Jati
Penelitian dalam pembuatan eletroda karbon superkapasitor berbasis limbah daun jati telah
berhasil dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
aktivator KOH terhadap nilai kapasitansi sel elektrokimia dari material karbon limbah daun
jati dan mengkarakterisasi sifat fisis dan elektrokimia. Proses pembuatan elektroda karbon
diawali dengan proses pra karbonisasi pada suhu 250o selama 2,5 jam, selanjutnya dilakukan
aktivasi kimia menggunakan aktivator KOH dengan konsentrasi sebesar 0,2 M, dan 0,4M.
Proses pembuatan elektroda menggunakan alat Hydraullic Press pada tekanan 8 ton,
kemudian diukur besar densitas sebelum karbonisasi. Kemudian sampel diaktivasi
menggunakan CO2 dengan suhu pembakaran 850oC. Pengaruh konsentrasi aktivator yang
berbeda ini berpengaruh terhadap densitas, sifat kristalinitas, luas permukaan, morfologi, dan
kandungan karbon serta kapasitansi spesifik. Densitas sebelum karbonisasi mengalami
peningkatan seiring bertambahnya konsentrasi aktivator, tinggi timbunan (L c) mengalami
penurunan seiring bertambah aktivator. Berdasarkan analisa BET luas permukaan karbon
bertambah seiring bertambahnya konsentrasi aktivator dan untuk analisa kandungan karbon
sering bertambahnya konsentrasi aktivator maka terjadi pengurangan persentase karbon, dan
diperoleh nilai kapasitansi spesifik dari masing-masing sampel berturut-turut adalah 135,3
F/gr, dan 243 F/gr.
Kebutuhan energi di Indonesia yang masih bergantung pada bahan bakar fosil seperti
minyak bumi, batubara, dan gas bumi sebagai sumber energi listrik telah berpengaruh pada
dampak terhadap pencemaran udara dan akan berdampak terhadap mutu kehidupan dan
kesehatan masyarakat (Slamet Chahaya, 2005). Selain itu, bahan bakar fosil tidak dapat
diperbaharui karena proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat panjang
dibandingkan eksploitasinya. Kebutuhan energi di Indonesia terus mengalami peningkatan
seiring dengan aktifitas ekonomi pada sektor industri, transportasi, komersial, dan rumah
tangga. Kebutuhan energi yang semakin besar tersebut, mendorong hadirnya berbagai energi
alternatif dalam memecahkan masalah krisis energi nasional.
Perangkat penyimpan energi menjadi salah satu pertimbangan solusi energi alternatif.
Penyimpanan energi listrik dapat dilakukan pada baterai, sel bahan bakar, dan kapasitor.
Baterai dan sel bahan bakar memiliki kemampuan untuk menyimpan energi yang tinggi
namun memiliki rapat daya yang kecil. Kapasitor memiliki rapat daya cukup besar namun
menyimpan energi yang sangat kecil. Permasalahan tersebut, kapasitor terobosan baru yakni
superkapasitor diciptakan untuk memperoleh kapasitansi dengan densitas energi dan daya
yang tinggi (Arepalli, dkk., 2005; Zhang, dkk., 2009). Kemampuan rapat daya yang besar
pada superkapasitor disebabkan oleh luas permukaan yang besar dari material elektroda (Liu,
dkk., 2011). Superkapasitor adalah alat penyimpanan energi yang dapat menyimpan dan
melepaskan energi dengan baik. Berbeda dengan kapasitor atau alat penyimpanan energi
lainnya, superkapasitor mempunyai keseimbangan antara energi yang besar dan daya yang
tinggi (Arepalli, et al. 2005).
Salah satu bahan elektoda superkapasitor yang saat ini cukup popular digunakan
adalah karbon aktif yang memiliki pori yang berukuran nanometer. Distribusi pori yang besar
pada karbon aktif akan menghasilkan elektroda dengan luas permukaan yang besar. Produksi
material karbon aktif khususnya dari bahan alam atau biomassa menarik banyak penelitian
material saat ini. Pembuatan dan pemanfaatan karbon aktif dari biomassa khususnya sebagai
aplikasi elektroda elektrokimia telah diperkenalkan untuk kepentingan biomassa, bioenergi,
dan pengembangan energi masa depan.
Daun jati merupakan salah satu limbah biomassa yang menarik diteliti sebagai bahan
baku pembuatan karbon aktif karena merupakan bagian terbesar dari pohon jati. Banyak
manfaat yang dihasilkan dari daun jati, pada saat sekarang ini kebanyakan daun jati
digunakan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat. Tanaman jati tergolong tanaman yang
menggugurkan daun pada saat musim kemarau, antara bulan november hingga januari.
Setelah gugur, daun jati akan tumbuh lagi pada bulan januari atau maret. Tumbuh daun ini
juga secara umum di tentukan oleh kondisi musim (Sumarna, 2004). Kandungan karbon (C)
jati yang jatuh dari berbagai tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 46,49-52,32%
(Supriyono, 2014).
Pembuatan elektroda dimulai dari pengumpulan bahan dasar limbah daun jati, sampel
dikeringkan mengunakan oven pada suhu 110°C selama 2 hari. Selanjutnya, proses pra
karbonisasi dilakukan pada suhu 250°C selama 2,5 jam untuk mendapatkan sampel yang
lebih rapur guna memudahkan proses penggilingan selanjutnya menggunakan ball milling
selama 20 jam untuk memperoleh partikel yang sangat halus, untuk keseragaman sampel ter-
prakarbonisasi diayak dengan ayakan berukuran 53 µm untuk memperoleh ukuran partikel
yang lebih kecil dari 53 µm. Proses aktivasi kimia dilakukan menggunakan aktivator KOH
dengan variasi 0,2 M dan 0,4 M untuk meningkatkan luas permukaan sampel. Sampel yang
telah diaktivasi kimia lalu dinetralkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 110°C selama 3
hari hingga kering. Sampel yang sudah kering lalu dihaluskan kembali dan ditimbang sebesar
0,7 g sebanyak 10 sampel dan selanjutnya dicetak menjadi pelet. Proses pencetakan
dilakukan menggunakan alat hydraulic press pada tekanan 8 ton. Proses karbonisasi
dilakukan dengan furnance pada suhu 600°C dalam lingkungan gas N2 lalu diikuti dengan
proses aktivasi fisika pada suhu 850°C dalam lingkungan gas CO2. Setelah dikarbonisasi
sampel di poles menggunakan kertas pasir (Hammer P1200) dan dipoles secara pelan-pelan
sampai ketebalan tertentu.
Pengukuran yang dilakukan pada sampel adalah pengukuran densitas, sifat kristalinitas,
bentuk morfologi, luas permukaan karbon, dan kandungan unsur pada karbon serta
kapasitansi spesifik. Massa diukur menggunakan timbangan digital sedangkan untuk diameter
dan tebal menggunakan jangka sorong digital Insize. Pengukuran massa, diameter, tebal
dilakukan setelah pencetakan pellet dan setelah karbonisasi untuk mengetahui perbedaan
densitas elektroda. Sifat kristalin (XRD) menggunakan alat X-pert powder panalitycal,
morfologi permukaan sampel (SEM) menggunakan SUPRA seri S-3400N, kandungan unsur
pada karbon menggunakan JEOL-JSM 6360LA, dan pengukuran luas permukaan karbon
(BET) Quantachrome Instrument Version 11,0. Pengukuran kapasitansi spesifik sel
superkapasitor dilakukan dengan metode Cyclic Voltammetry (CV) menggunakan alat
Physics CV UR Rad-Er 5841 yang dikontrol dengan software cyclic voltammetry CVv6
dengan lebar jendela potensial dari 0-0,5V pada laju scan 1mV/s. Hasil pengukuran
kemudian di olah dengan program sigma plot 8.0. Pengujian kapasitansi spesifik dilakukan
dalam elektrolit H2SO4 1 M.
Gambar 1 Pola difraksi sinar-X masing-masing sampel elekroda karbon dari limbah daun
jati.
Hasil karakterisasi difraksi sinar-X pada elektroda karbon dari limbah daun jati diplot
dengan menggunakan software sigmaplot 12,3. Hasil grafik berupa pola difraksi dengan
sudut 2 teta yaitu dengan rentang 10oC sampai 100 oC yaitu pada intensitas sinar-X dalam
rentang 10 oC sampai 100 oC. Gambar 4.4 menunjukkan kurva pola difraksi sinar-X untuk
sampel AM 0,2 M dan sampel AM 0,4 M yang memperlihatkan bentuk puncak kurva yang
lebar, mengidentifikasikan struktur amorf untuk material karbon dari biomassa.
A C E
B D F
Gambar 3 Morfologi karbon aktif (A) Sampel AM 0,2M dengan perbesaran 1000x (B)
Sampel AM 0,4M dengan perbesaran 1000x (C) Sampel AM 0,2M dengan
perbesaran 5000x (D) Sampel AM 0,4M dengan perbesaran 5000x (E) Sampel
AM 0,2M dengan perbesaran 20.000x (E) Sampel AM 0,4M dengan
perbesaran 20.000x.
Gambar 3 (A) (B) menampilkan Gambar hasil pengukuran SEM dengan perbesaran
1000x yang menggambarkan sebuah partikel dengan bentuk yang tidak beraturan, dengan ciri
partikel yang berbentuk gumpalan-gumpalan padat. Luas permukaan partikel tidak terlihat
begitu jelas karena tertutupi banyaknya pori pada permukaaan karbon. Gambar 3 (C)
menampilkan Gambar hasil pengukuran SEM dengan perbesaran 5000x untuk sampel AM
0,2M yang menggambarkan sebuah partikel dengan bentuk yang mulai beraturan, terlihat
beberapa partikel yang berbentuk ellips yang rata-rata berukuran 0,91 𝜇m – 1,32 𝜇m. Terlihat
juga semakin kabur dan jelas warna dari partikel menandakan banyaknya partikel yang
terdapat pada sampel. Gambar 3 (D) menampilkan Gambar hasil pengukuran SEM dengan
perbesaran 5000x untuk sampel AM 0,4M yang menggambarkan sebuah partikel dengan
bentuk yang tidak beraturan, akan tetapi terdapat gugus yang bergumpalan dimana gumpalan
tersebut dimana terlihat memanjang tetapi tidak beraturan. Gambar 3 (E) menampilkan
Gambar hasil pengukuran SEM dengan perbesaran 20.000x untuk sampel AM 0,2M yang
menggambarkan sebuah partikel dengan bentuk yang berbentuk ellips dimana besar diameter
partikelnya terbesar yaitu 1,15 𝜇m dan 1,18 𝜇m. Gambar 3 (F) menampilkan Gambar hasil
pengukuran SEM dengan perbesaran 20.000x untuk sampel AM 0,4M yang mana ellips yang
terlihat berbentuk kecil dan merata pada permukaan yang menandakan banyaknya partikel
pada permukaan sampel.
B
Gambar 4 Spektrum uji EDX (A) AM 0,2M (B) AM 0,4M
Gambar 4 (A) menjelaskan beberapa kandungan unsur yang terdapat pada karbon
aktif limbah daun jati dengan kode sampel AM 0,2M, unsur yang terdapat pada sampel yaitu
Karbon, Oksigen, Silika, Kalium, dan Kalsium. Unsur yang terkandung pada sampel di
dominasi oleh unsur Karbon sedangkan untuk unsur Oksigen menjadi unsur kedua yang
terbanyak pada sampel dimana unsur Karbon lebih mudah untuk berikatan dengan unsur
Oksigen. Unsur Karbon memiliki persentase berat sebesar 79.52% dan 86,49% untuk atomik
dan unsur Oksigen memiliki persentase berat 13,25% dan 10,82% untuk atomik. Unsur
Silika terdapat pada sampel karbon dengan berat 2,31% dan 1,08 unsur atomik. Unsur K dan
Ca juga terdapat pada sampel karbon yaitu unsur K masing-masing berat 0,87% dan 0,29%
atomik serta unsur Ca dengan berat 4,04 % dan 1,32% atomic. Gambar 4 (B) menjelaskan
beberapa kandungan unsur yang terdapat pada karbon aktif limbah daun jati dengan kode
sampel AM 0,4M dimana kandungan unsur yang terdapat pada sampel yaitu Karbon,
Oksigen, Silika, Magnesium, Kalium, dan Kalsium. Unsur Karbon memiliki persentase berat
sebesar 76.53% dan 84,20% atomik, dan unsur Oksigen memiliki persentase berat 15,49%
dan 12,79% diatomik. Unsur Silika terdapat pada sampel karbon dengan berat 2,32% dan
1,09 % atomik, dan unsur Magnesium dengan berat 0,20% dan 0,11% atomik. Unsur K dan
Ca juga terdapat pada sampel karbon yaitu unsur K masing-masing berat 1,04% dan 0,35%
atomik serta unsur Ca 4,43% dan 1,46% atomik. Semakin besar kandungan karbon artinya
semakin tinggi sifat konduktivitas karbon aktif. Konsentrasi KOH yang tinggi (0,4M)
menyebabkan unsur-unsur lain masih tertinggal yang mengakibatkan persentase massa dan
atomik unsur karbon menurun.
Gambar 5 terlihat jelas bahwa bentuk sama seperti empat persegi panjang. Bentuk
kurva CV ini merupakan bentuk yang ideal untuk elektroda superkapasitor dari bahan
biomassa (Gonzales et al, 2016) dan terlihat juga perbedaan pada kurva sampel dengan kode
AM 0,4M dimana terlihat berbentuk belah ketupat. Kasus ini menandakan bahwa arus masuk
Ic dan Id memiliki nilai yang besar, ini disebabkan keterbatasan kemampuan alat pengujian
dalam menerima arus yang dihasilkan elektroda. Semakin luas area yang dihasilkan maka
semakin besar nilai Csp yang dihasilkan. Peningkatan nilai kapasitansi spesifik terus
meningkat seiring dengan bertambahnya besar konsentrasi molaritas yang dipakai.
Gambar 6 Kurva Hubungan antara rapat arus (Acm-2) terhadap tegangan pada laju scan
1mV/s untuk sampel 0,2 M.
Tabel 4.3 Nilai kapasitansi masing-masing sampel elektroda karbon limbah daun jati
dengan laju scan 1mV/s
Kode sampel Ic(A) Id (A) Massa (g) Csp (F/g)
AM 0,2M 0,001212 -0,001092 0,017 135,3
AM 0,4M 0,002036 -0,001615 0,015 243
(I c −I d )
Nilai kapasitansi spesifik dapat dihitung menggunakan rumus C sp = , dimana Ic
s xm
merupakan arus charge, Id adalah arus discharge, s adalah laju pemindaian, dan m adalah massa rata-
rata. Semakin besar densitas dari suatu sampel maka porositasnya akan semakin besar.
Besarnya kapasitansi spesifik yang menunjukan kinerja tinggi superkapasitor elektroda dapat
dicapai dengan mengontrol porositas material yang digunakan (Song et al, 2017).
KESIMPULAN
Hasil karakterisasi sifat fisis dan sifat elektrokimia dari elektroda karbon menggunakan
analisa densitas, uji Termogravimetri analisis (TGA), Scanning Elektron microscopy (SEM),
Energy Dispersive Sinar-X (EDX), Serapan gas N2 (BET), dapat diambil beberapa
kesimpulan: Variasi KOH memperlihatkan semakin besar konsentrasi molaritas yang
diberikan, maka semakin besar densitas yang dihasilkan. Densitas terbesar pada konsentrasi
aktivator 0,4M yaitu 0,85 cm3/g. Luas permukaan pori karbon yang dihasilkan (S BET) yaitu
sebesar 444,336 m2/g untuk sampel dengan kode AM 0,2M sedangkan untuk sampel kode
AM 0,4M yaitu sebesar 489,406 m2/g. Analisa Scanning Electrone Microscopy (SEM)
perbesaran 5000x dan 20.000x banyak ditemui pori antar partikel pada sampel AM 0,2M
pada rentang 1,15 𝜇m - 1,18 𝜇m dan pengukuran XRD diperoleh nilai 2 theta untuk bidang
002 dan 100 berkisar pada rentang 25,097o sampai dengan 26,219o dan 42,646o sampai
dengan 44,345o yang menandakan bahwa sampel bersifat amorf. Hasil pengukuran EDX
memiliki kadar karbon tertinggi sebesar 76,53% pada sampel AM 0,4M. Sifat Elektrokimia
menggunakan metode Cyclic Voltametry (CV) dengan nilai kapasitansi spesifik tertinggi
sebesar 243 F/gr yaitu pada sampel AM 0,4M dengan variasi KOH 0,4 M untuk scan rate 1
mV/s. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa limbah daun jati memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai elektroda superkapasitor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DRPM Dikti melalui Projek Penelitian
Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) tahun 2018 dengan judul “Potensi Pemanfaatan
Limbah Padat Perkotaan sebagai Elektroda Superkapasitor”.
DAFTAR PUSTAKA
Arepalli, S., Fireman, H., Huffman, C., Moloney, P., Nikolaev, P., Yowell, L., Higgins, C.D.,
Kim, K., Kohl, P.A., Turano, S.P., 2005, Carbon-nanotube Based Electrochemical
Double Layer Capacitor Technologies for Space Flight Applications,J. Mater.,57, 26-
3.
Kienle, H.V. 1986. Carbon. Di dalam Campbell, P.T., Prefferkorn R., dan Roundsaville, J.F.
Ullman’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, 5th Completely Revised Edition,
Vol. A5. Weinheim.
Liu B, Wang T, Zhao HN, Yue WW, Yu HP, Liu CX, Yin J, Jia RY, Nie HW. 2011. The
Prevalence of Hyperuricemia in China: a Meta-Analysis. BMC Public Health. 11:
832.
Lu, W. Dan Chung, D.D.L., 2001, Preparation of Conductive carbons with high surface area.
Carbon 39: 39-44.
Supriyono, Haryono,. Prehaten, Daryono,. 2014. Kandungan Unsur Hara dalam Daun Jati
yang Jatuh pada Tapak yang Berbeda. Jurnal Ilmu Kehutanan.8:2.
Sumarna Surapranata. (2004). Analisis, Validitas, dan Intertrestasi Hasil Test. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sing KSW, Everett DH, Haul RA, Moscou L, Pierotti RA, Rouquerol J, Siemieniewska T.
1985. Reporting physisorption data for gas/solid systems with special reference to the
determination or surface area and porosity. Pure Applied Chemistry 57:603-619.
Slamet, J.S., Chahaya. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Song, K., Ni, H., Fan, L-J. Flexible Graphene-Based Composite Films for Supercapacitors
with Tunable Areal Capacitance, Electrochimica Acta. 2017.03.065.
Taer E., Deraman, M., Talib, I.A., Umar, A.A., Oyama, M., Yunus, R.M., 2011. Physical,
electrochemical and supercapacitive properties of activated carbon pellets from
precarbonized rubber wood sawdust by CO2 activation. Current Applied Physics 10,
1071–1075.
Taer, E., Desmawati., Sugianto., Taslim, R. 2015. Pembuata dan karakterisasi sifat fisika
green karbon paper tanpa menggunakan perekat menggunakan biomassa. Prosiding
seminar nasional fisika 15:1-5.
Tanaka, K. Aoki, H. Ago, H. Yamake, T. dan Okaahara, K., 1997, Interlayer Interaction of
Two Graphene Sheets As A Model of Double Layer Carbon Nanotubes. Carbon
35(1): 121-125.
Zhang, Y.Z., Z.J. Xing., Z.K. Duan., M. Li., Y. Wang. 2014. Effects of steam activation on
the pore structure and surfacechemistry of activated carbon derived from bamboo
waste. Applied Surface Science 315. 279–286.