Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

PERAN KELUARGA PADA PASIEN PENDERITA WAHAM


DI POLIKLINIK RS. ERNALDI BAHAR SUMATERA SELATAN

DISUSUN OLEH:
Rini Diantika, S.Kep
Dela Nuraini, S.Kep
Tri Anggraini, S.Kep
 

Pembimbing Akademik: Sri Maryatun,S.Kep., Ns., M.Kep.

Pembimbing Klinik: Julianita Sembiring,S.Kep., Ns..

Pembimbing Penkes:IwanAndhyantoro,AMF.,SKM.,M.Kes.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan dalam cara berfikir

dam dalam pola hidup masyarakat luas. Sejalan dengan modernisasi dan kemajuan

teknologi, manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang akan membawa

konsekwensi di bidang kesehatan fisik dan jiwa. Perubahan-perubahan dalam

kehidupan seseorang, baik perubahan nilai budaya, perubahan sistem kemasyarakatan,

perkerjaan serta adanya ketegangan antara idealisme dan realitas, mengakibatkan

timbulnya stress. Bertambahnya stress dalam kehidupan tidak menyebabkan kematian

secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut menganggu produktivitas hidup

seseorang dan dapat menghambat pembangunan. Adannya perubahan dalam

kehidupan seseorang, membuat orang tersebut harus mengadakan adaptasi dan

menanggulangi stressor tersebut. Tetapi tidak semua orang mampu untuk menghadapi

dan menanggulangi stressor tersebut hal ini dapat menjadi sumber tekanan, frustasi

dan konflik yang akhirnya dapat menjadi stress baik fisik maupun mental.

Kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut sangat tergantung pada kemampuan

dan ketahanan individu tersebut, sehingga tidak jarang pada beberapa individu akan

timbul stress yang memuncak bahkan mengarah pada gangguan jiwa.

Salah satu penyakit gangguan jiwa yang menyebabkan klien mengalami gangguan

isi pikir : waham. Penyembuhan klien tidak saja dengan pemberian obat, tetapi lebih

penting adalah bagaimana perawatan yang diberikan dalam suasana lingkungan yang

terapeutik. Untuk itu perawat dituntut memiliki ketrampilan yang khusus agar dapat

memberikan asuhan keperawatan secara optimal dengan menitik beratkan pada

keadaan psikososial tanpa mengabaikan fisiknya. Peran perawat dalam perawatan


klien dengan gangguan jiwa sangat penting terutama dalam memenuhi dan berupaya

seoptimal mungkin mengorentasikan klien ke dalam realita, dengan cara menciptakan

lingkungan yang terapeutik, melibatkan keluarga, menjelaskan pola perilaku klien

(untuk diskusi membagi pengalaman, mengatasi masalah klien), menganjurkan

kunjungan keluarga secara teratur.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan

peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan peserta

penyuluhan mampu : 

a. Menjelaskan pengertian waham

b. Menyebutkan penyebab waham

c. Menyebutkan macam-macam waham

d. Menyebutkan tanda dan gejala waham

e. Menyebutkan rentang respon waham

f. Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,

tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2009).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi

dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini

berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).

Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh

dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan

realita normal (Stuart dan Sundeen, 2006).

B. Penyebab

1. Faktor Predisposisi

Menurut Direja (2011), faktor predisposisi dari gangguan isi pikir, yaitu:

a) Faktor perkembangan

Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal seseorang.

Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan

persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual

dan emosi tidak efektif.

b) Faktor sosial budaya

Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan

timbulnya waham.
c) Faktor psikologis

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan, dapat

menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.

d) Faktor biologis

Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran vertikel di

otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.

e) Faktor genetik

2. Faktor Presipitasi

Menurut Direja (2011) faktor presipitasi dari gangguan isi pikir: waham, yaitu :

a) Faktor sosial budaya

Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau

diasingkan dari kelompok.

b) Faktor biokimia

Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi

penyebab waham pada seseorang.

c) Faktor psikologis

Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi

masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan

yang menyenangkan.

C. Tanda dan Gejala

1.  Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran,kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak

sesuai kenyataan)

2. Curiga

3. Bermusuhan
4. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)

5. Takut, sangat waspada

6. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

7. Ekspresi wajah tegang

8. Mudah tersinggung

D. Rentang Respon

Respon Adaptif <----------------------------------------------> Respon Maladaptif

Pikiran Logis     Distorsi Pikiran     Gangguan Pikiran     

1. Persepsi Kuat                 1. Ilusi                                   1. Sulit Berespon

2. Emosi Konsisten            2. Reaksi Emosi                     2. Emosi

Dengan Pengalaman          3. Berlebihan                          3. Perilaku kacau

3. Perilaku Sesuai

4. Berhubungan Sesuai

E. Macam- Macam Waham

Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :

1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau

kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.

Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya

tambang emas.”

2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang

berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak

sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin

menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”


3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama

secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih

setiap hari.”

4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu

atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan

laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan

bahwa ia sakit kanker).

5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di

dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.

Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.

6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan

kedalam pikirannya.

7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia

pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut.

8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan

di luar dirinya.

F. Peran Keluarga pada Penderita Waham

1. Hindari mendebat pasien dengan wahamnya

2. Hindari mendukung waham

3. Jika waham timbul, kontak dengan pasien singkat tapi sering

4. Membantu aktivitas menjadi mandiri

5. Terapi obat
BAB III

KEGIATAN PENYULUHAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang gangguan proses pikir : waham 1 x 35 menit

keluarga pasien dapat memahami cara merawat anggota keluarga yang memiliki

masalah gangguan proses pikir : waham di rumah

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan tentang gangguan proses pikir : waham 1 x 35 menit

a) Keluarga pasien mampu menyebutkan pengertian waham

b) Keluarga pasien mampu menyebutkan tentang penyebab waham

c) Keluarga pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala

d) Keluarga pasien mampu menyebutkan proses terjadinya waham

e) Keluarga pasien mampu menyebutkan jenis waham

f) Keluarga pasien mampu menyebutkan sikap dan tindakan merawat anggota

keluarga yang memiliki masalah gangguan proses pikir : waham

g) Menyebutkan 5 prinsip benar penggunaan obat

3. Topik

Gangguan proses pikir : waham

Subtopik : strategi pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga pasien waham (SP

keluarga waham)

4. Sasaran

Keluarga pasien pengunjung Poiklinik RS. Ernaldi Bahar Sumatera Selatan

5. Metode

Diskusi dan Tanya Jawab


6. Media

Leaflet

7. Waktu dan Tempat

Pada hari Senin, 2 Juli 2018 pada pukul 07.30 WIB di Ruang Tunggu pengunjung

Poliklinik RS. Ernaldi Bahar

8. Setting Tempat

Di ruang tunggu poliklinik jiwa RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.

a. Peserta duduk di ruangan tunggu poliklinik jiwa dan siap mendengarkan

penyuluhan

b. Lingkungan nyaman dan tenang

9. Setting Tempat

Penyuluh

10. Organisasi

a. Waktu Pelaksanaan

Nama Kegaiatan : Penyuluhan “Gangguan Proses Pikir : Waham”

Hari/Tanggal : Senin/2Juli 2018

Waktu : 07.30 WIB s.d selesai

Tempat : Diruangan tunggu poloklinik jiwa RS. Ernaldi Bahar

Sumsel
b. Tim Penyuluhan dan Tugasnya

1) Tim Penyuluhan

Penyaji : Rini Diantika, S.Kep

Fasilitator : Tri Anggraini, S.Kep

Observer : Dela Nuraini, S.Kep

2) Tugas Tim Penyuluhan

a) Penyaji

 Bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang

pengertian, jenis, tanda dan gejala, proses terjadinya waham,

cara merawat anggota keluarga yang memiliki masalah waham,

dan 5 benar pengggunaan obat

 Menyusun rencana pembuatan proposal

 Membuka acara

 Memperkenalkan mahasiswa

 Menjelaskan tujuan dan topik

 Menjelaskan kontrak waktu

 Memimpin dan mengarahkan jalannya penyuluhan

 Menutup acara

b) Fasilitator

 Ikut serta secara aktif dalam berlangsungnya penyuluhan

 Memfasilitasi peserta dalam penyuluhan

 Bertanggung jawab dengan peserta di sebelah kiri dan kanan

 Memotivasi peserta agar berperan aktif

 Membuat absensi
 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan

c) Observer

 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

 Melakukan pendokumentasian

Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Waktu


1 Pembukaan 5 menit
1. Membuka salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Mengdengarkan dengan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan seksama
tujuan
2 Pelaksanaan 20 menit
1. Mengkaji pengetahuan sasaran Mengungkapkan
mengenai gangguan proses pikir pendapat
waham
2. Menjelaskan tentang pengertian Mendengarkan dan
waham memperhatikan
3. Menjelaskan tentang tanda dan penjelasan dengan
gejala serta proses terjadinya waham seksama
4. Menjelaskan jenis-kjenis waham
5. Menjelaskan cara merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah
waham
6. Menjelaskan tentang 5 prinsip benar
penggunaan obat
3 Penutup 10 menit
1. Menyimpulkan yeng telah Mendengarkan
disampaikan Mengajukan pertanyaan
2. Tanya jawab Menjawab salam
3. Menyampaikan maaf dan
mengucapkan salam penutup
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Stuart G.W. and Sundeen (2006). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5


          th ed). St. Louis Mosby Year Book.

Departemen Kesehatan RI. (2000) Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan. Jakarta: Depkes
RI.

Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medikal Book.
LAPORAN HASIL PENYULUHAN DI POLIKLINIK RS.ERNALDI BAHAR

SUMATERA SELATAN

I. Topik
a. Pokok Bahasan : Peran keluarga pada pasien penderita waham
b. Sasaran : Pengunjung di poliklinik jiwa RS Ernaldi Bahar Palembang
c. Waktu : Pukul 07.30 WIB
d. Hari/tanggal : Senin, 2Juli 2018

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 35 menit diharapkan
80% peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham dan peran keluarga
pada penderita waham.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 35 menit diharapkan 80%
peserta penyuluhan mampu : 
a. Menjelaskan pengertian waham
b. Menyebutkan penyebab waham
c. Menyebutkan macam-macam waham
d. Menyebutkan tanda dan gejala waham
e. Menyebutkan rentang respon waham
f. Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham

III. Metode Penyuluhan


Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya
jawab.

IV. Media
Leaflet

V. Pelaksanaan Kegiatan
a. Evaluasi Proses
 Kegiatan penyuluhan kesehatan dimulai dengan persiapan yaitu membuat
satuan acara penyuluhan (SAP) dan media yang digunakan yaitu leaflet yang
kemudian dikonsumsi kepada pembimbing sebelum dilakukannya penyuluhan
serta meminta izin kepada ruangan untuk melakukan penyuluhan di poli rawat
jalan
 Pada saat pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui 3 fase yaitu :
1) Fase orientasi yaitu memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan
dilakukan penyuluhan
2) Fase kerja diawali dengan pembagian leaflet kepada peserta kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan kepada pesarta penyuluhan mengenai
pengertian waham, penyebab waham, tanda dan gejala waham, rentang
respon waham, macam-macam waham, peran keluarga merawat pasien
waham.
Ada tiga pertanyaan yang dilakukan oleh moderator yaitu sebagai berikut :
 Apa yang dimaksud dengan waham?
 Apa saja tanda dan gejala waham?
 Bagaimana peran keluarga dalam merawat pasien waham?
3) Pada fase terminasi, diakhiri dengan evaluasi serta mengucapkan terima
kasih

b. Evaluasi Struktur
Peserta penyuluhan tampak memperhatikan ketika diberi penjelasan dan
antusias untuk bertanya.

c. Evaluasi Hasil
1) Peserta penyuluhan dapat menyebutkan pengertian waham
2) Peserta penyuluhan dapat menyebutkan penyebab waham
3) Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala
4) Peserta penyuluhan dapat menyebutkan rentang respon waham
5) Peserta penyuluhan dapat menyebutkan macam-macam waham
6) Peserta penyuluhan dapat menyebutkan peran keluarga merawat pasien
waham
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai