Disusun Oleh :
1. Amanda Puspita Sari 212105030024
2. Wilya Ainun Azizah 212105030004
3. Nur Hidayanti 212105030015
4. Nur Ismi Romadhoni 212105030034
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
1.4. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................3
2. 1. Analisis kesalahan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia...........................4
2.2. Memilih kata...............................................................................................26
2.3. Menyusun kalimat efektif...........................................................................29
BAB III..................................................................................................................32
3.1. Kesimpulan.................................................................................................32
3.2. Saran............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Salawat serta salam semoga terlimpa curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya di akirat
nanti
Syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya baik berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
Jember, 4 November
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis kesalahan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia
a. Mengetahui Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia mulai dr Sebelum
Kemerdekaan sampai dengan sekarang
b. Mengetahui Pedoman Tata Bahasa Indonesia
c. Mengetahui EYD
d. Mengetahui Pedoman ejaan Bahasa Indonesia Terbaru
e. Mengetahui Analisis Kesalahan penggunaan Ejaa
2. Memilih kata
a. Memahami Defiinisi Diksi
b. Memahami Cara memilih Diksi
c. Memahami Kriteria diksi untuk KTI
3. Menyusun kalimat efektif.
a. Memahami Definisi Kalimat Efektif
b. Memahami Tujuan Kalimat Efektif
c. Memahami Unsur kalimat Efektif
d. Memahami Contok Kalimat Efektif
e. Memahami Kalimat Tidak Efektif
f. Mengetahui Contoh Kalimat Tidak Efektif
1.4. Manfaat
Menambah ilmu dan pengetahuan tentang cara menggunakan ejaan ,
memilih kata dan menyusun kalimat efektif dengan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
Hal yang sama juga ditemukan dalam kata-kata seperti ‘adik’ dan ‘pacar’
sebagai contoh. Untuk menentukan jenis kelamin, kata sifat harus ditambahkan,
‘adik’ sebagai contohnya.
Untuk memodifikasi kata benda jamak menjadi yang digunakan reduplikasi
(pengulangan kata-kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks.
Sebagai contoh ‘seribu orang' dipakai, bukan ‘seribu’. Kata kekambuhan juga
memiliki banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda. Indonesia
menggunakan jamak pertama dua jenis, yaitu ‘kami’ dan ‘kita’. ‘Kami’ adalah arti
dari kata ganti eksklusif, termasuk pembicara, sedangkan ‘kita’ adalah kata ganti
inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut, termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek ‘Predikat’ Obyek (SPO), walaupun susunan kata
lain yang mungkin. Verba dalam merefleksikan bahasa untuk orang atau jumlah
subjek dan objek. Indonesia juga tidak tahu kapan (tegang). Waktu dinyatakan
dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, ‘kemarin’ atau ‘besok’),
atau petunjuk lain seperti ‘itu’ atau ‘belum’.
*Ciri Umum*
Gambaran umum dari tata bahasa, antara lain:
1 . pembentukan kata dilihat dari afikasi (pengimbuhan) dan reduplikasi
(pengulangan)
2. Sarana tingkat leksikal juga akan tingkat dapat digunakan untuk
mengekspresikan makna gramatikal
3. Unit sintaksis memiliki sifat senyawa
4. Tingkat gramatikal dan leksikal jalinan yang perlu dipertimbangkan
c. EYD
Ejaan yang Disempurnakan (disingkat EyD) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini digantikan oleh Ejaan Bahasa
Indonesia sejak tahun 2015.
Sejarah EYD
Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat
Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru
pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia
Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK,
juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu
konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas
dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67, pada
tanggal 19 September 1967.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh
Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung
persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari
kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan yang Disempurnakan. Pada tanggal
16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972,
berlakulah
sistem ejaan Latin bagi bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa
Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di Malaysia, ejaan baru bersama ini
dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Pada waktu pidato kenegaraan untuk
memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke
XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaian ejaan baru untuk
bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden
No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh
kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta
penyempurnaan daripada Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak
bulan Maret 1947.
Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada
contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-"
pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
a) Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b) Penulisan kata.
c) Penulisan tanda baca.
d) Penulisan singkatan dan akronim.
e) Penulisan angka dan lambang bilangan.
f) Penulisan unsur serapan.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan
Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
Untuk penjelasan lanjutan tentang penulisan tanda baca, dapat dilihat pada
Penulisan tanda baca sesuai EYD
Dalam penggunaannya pada nama, sering kali masih menggunakan ejaan
lama, misalnya Soekarno, yang sudah lebih dulu terkenal, dan terkadang dalam
nama modern dicampur dengan ejaan baru, seperti nama belakang Megawati
Soekarnoputri (bukan Sukarnoputri maupun Soekarnopoetri).
Dalam penggunaannya di luar Indonesia, beberapa orang dapat memilih untuk
mengejanya dengan ejaan asing (bukan Belanda / Ejaan Lama). Misalnya, musisi
Stephanie Poetri mengeja nama keduanya (nama tengahnya) mirip kata bahasa
Inggris poetry (puisi), alih-alih putri.
Aa A Jj je Ss Es
Bb Be Kk ka Tt Te
Cc Ce Ll el Uu U
Dd De Mm em Vv Fe
Ee E Nn en Ww we
Ff ef Oo o Xx eks
Gg ge Pp pe Yy Ye
b. Huruf Vokal
Hh ha Qq ki Zz zet Huruf yang
melambangkan
vokal Ii I Rr er dalam bahasa
Indonesia terdiri
atas huruf a, e, i, o, dan u.
Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan. Misalnya : Anak-anak bermain di teras (téras). Upacara
itu dihadiri pejabat teras pemerintah.Kami menonton film seri (séri). Pertandingan
itu berakhir seri.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
C cakap kaca –
D dua ada abad
F fakir kafir maaf
G guna tiga balig
H hari saham tuah
J jalan manja mikraj
K kami paksa sesak
– rakyat* bapak*
L lekas alas kesal
M maka kami diam
N nama anak daun
P pasang apa siap
q** Quran Furqan –
S raih bara putar
S sampai asli lemas
T tali mata rapat
V varia lava –
W wanita hawa –
x** xenon – –
Y yakin payung –
Z zeni lazim juz
Akhiran -i tidak dipenggal.
b.
(Lihat keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E,
Ayat 1.)
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata
dilakukan sebagai berikut.
Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan kata dapat
dilakukan
Misalnya:
bio-grafi, bi-o-gra-fi
foto-grafi, fo-to-gra-fi
intro-speksi, in-tro-spek-si
kilo-gram, ki-lo-gram
kilo-meter, ki-lo-me-ter
pasca-panen, pas-ca-pa-nen
II. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3.1 Kesimpulan
Ejaan pada dasarnya adalah aturan melambangkan bunyi bahasa menjadi
huruf, kata, ataupun kalimat. Secara umum ejaan dapat diartikan sebagai
seperangkat aturan yang mengatur penulisan bunyi bahasa menjadi huruf, huruf
menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Pada KBBI kalimat memiliki arti sepatah
kata atau sekelompok kata yang merupakan satuan yang mengutarakan suatu
pikiran atau perasaan. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi dalam
pemakaian bahasa agar tercipta keteraturan bentuk dalam bahasa tulis. Apabila
sudah teratur, maka makna yang ingin disampaikan akan jelas dan tidak akan
terjadi kesalahan dalam memahami makna tersebut. Ejaan yang benar harus selalu
dipelajari, dimengerti, dan diterapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia agar
bahas. Indonesia dapat digunakan dengan benar. Penggunaan bahasa yang benar
menurut kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ( PUEBI ) merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat
(subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan;serta cara
memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-
kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Kalimat tidak efektif adalah susunan kalimat yang penggunannya terlalu
berlebihan. Kalimat tidak efektif selalu berbelit-belit dalam penyampaian
pesannya. Dalam susunan kalimat tidak efektif, sering ditemui penggunaan ejaan
dan struktur bahasa yang salah. Inti atau makna dari kalimat tidak efektif
sebenarnya bisa langsung disampaikan, hanya saja karena penyusunannya tidak
sesuai struktur kalimat, jadi susah menemukan maknanya. Kalimat tidak efektif
akan membuat pembaca bingung dan tidak mengerti isinya.
3.2 Saran
Ejaan pada dasarnya sesuatu yang melambangkan huruf dan alangkah
baiknya kita menggunakan huruf yang baik dan benar.
Dan ketika membuat kalimat efektif hindari menggunakan kata yang susah
untuk di mengerti. Terus belajar dan jangan putus asa, Jadikan kegagalan sebagai
loncatan kesuksesan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata
https://www.kemhan.go.id/badiklat/2012/07/31/sejarah-singkat-ejaan-bahasa-
indonesia.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Diksi
https://blog.sweek.com/id/dari-sweek-keeper-memilih-diksi-yang-tepat/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Diksi
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/09/28/pengertian-kalimat-efektif-
berikut-ciri-ciri-syarat-unsur-dan-contohnya
https://bahasa.foresteract.com/kalimat-efektif/
https://www.suara.com/news/2020/12/13/140058/contoh-kalimat-efektif-dan-ciri-
ciri-serta-syaratnya
https://www.bola.com/ragam/read/4665020/ciri-ciri-kalimat-efektif-unsur-dan-
contohnya-yang-perlu-dipahami
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/23/133000769/perbedaan-kalimat-
efektif-dan-tidak-efektif